Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

TEKNIK BODY MANIPULASI

OLEH :
KELOMPOK 4
B11-A

DEWA AYU LILIK SARASWATI (183222905)


GEK FITRINA DWI SARIASIH (183222907)
LUH PUTU RATIH ARTASARI (183222919)
NI KETUT ARI PRATIWI (183222925)
NI PUTU EKA PRADNYA KARTINI (183222940)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Teknik Body Manipulasi” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pedoman bagi
mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam dan mampu menjelaskan tentang “Teknik Body
Manipulasi” serta dalam memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer.
Disamping itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sebuah
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam
penulisan makalah ini. Demikian pula halnya, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih
baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan.
Sebagai akhir kata, dengan selesainya makalah ini maka seluruh isi makalah ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami dan seberapapun sederhana makalah ini, kami
harapkan mempunyai suatu manfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 25 November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manipulative Based Therapy .......................................................................... 4
2.2 Jenis Manipulative Based Therapy ................................................................................... 4
2.3 Indikasi Manipulative Based Therapy .............................................................................. 9
2.4 Kontraindikasi Manipulative Based Therapy ................................................................... 9
2.5 Hal yang perlu diperhatikan dalam Body Manipulative ................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ........................................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan
banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternative menjadi bagian
penting dalam pelayanan kesehatan. Klien yang menggunakan terapi
komplementer memiliki beberapa alas an. Salah satunya filosofi holistik pada
terapi komplementer yaitu, adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan
dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien terlibat untuk
pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup
dibandingkan sebelumnya (Widyastuti, 2008). Terapi non farmakolohis dapat
digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan
farmakologis yang lebih baik (Dalimartha, 2008).
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern ke
pengobatan komplementer, meskipun pengobatan modern juga sangat popular
di perbincangan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat
yang memilih mengobati keluarga mereka yang sakit ke pelayanan non medis
daripada pengobatan di rumah sakit pada ahli tulang. Sakit adalah salah satu
alas an yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh
kesembuhan. Hal ini menyebabkan salah satu negara modern dimana dalam
sebuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer untuk
pengobatan seperti nyeri, pegal-pegal, tekanan darah tinggi, asam urat,
kolesterol dan lainnya.
Salah satu terapi komplementer yang banyak diminati yaitu body
manipulating yang merupakan sebuah metode manipulasi tubuh dengan
menekan titik-titik tertentu pada tubuh dalam memperbaiki kesehatan, salah
satu aplikasi body manipulating yaitu massage. Massage berkembang
dibanyak negara seperti Cina, India, Yunani, Mesir dan negara lainnya. Dalam
perkembangannya tidak hanya berfungsi sebagai sarana pemeliharaan tubuh
saja tetapi juga sebagai terapi pengobatan.

1
Pertama kali massage diperkenalkan dan diaplikasikan untuk para
olahragawan adalah negara Yunani dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat
kebugaran para olahragawan. Di Cina sekitar tahun 3000 SM khususnya dunia
kedokteran tradisional, sport massage bertujuan untuk mengaktifkan sirkulasi
darah dan hormonal, sebagai alat penenang, perangsang persyarafan dan
sebagai sarana pengobatan berbagai macam penyakit. Pada sejarah peradaban
Mesir Kuno tercatat bahwa massage merupakan metode pengoabatan penyakit
atau luka akibat kecelakaan atau peperangan.
Banyaknya penelitian mengenai pengaruh massage terhadap sistem
fisiologi tubuh seperti pada pasien luksasi atau keseleo, fraktur atau patah
tulang dan pasien lainnya serta massage yang dapat memperlancar peredaran
darah dan menggerakan persendian yang kaku, sehingga penulis tertarik untuk
membahas mengenai konsep body manipulating khususnya massage.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian body manipulasi?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis body manipulasi?
1.2.3 Apa saja indikasi body manipulasi ?
1.2.4 Apa saja kontraindikasi body manipulasi ?
1.2.5 Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan pada body manipulasi?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian body manipulasi
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis body manipulasi
1.3.3 Untuk mengetahui indikasi body manipulasi
1.3.4 Untuk mengetahui kontraindikasi body manipulasi
1.3.5 Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan pada body
manipulasi

2
1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat teoritis


Agar mahasiswa memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat
mengembangkan wawasan mengenai teknik body manipulasi.
1.4.2 Manfaat praktis
Agar para pembaca mengetahui dan dapat menerapkan terapi
komplementer khususnya mengenai teknik body manipulasi dalam
melakukan tindakan keperawatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manipulative Based Therapy


Manipulative based therapy yaitu teraoi dengan cara memberikan
perangsangan pada tubuh untuk mengembalikan fungsi normal tubuh.
Perangsangan dapat berupa senruhan, tekanan, maupun menggerakkan
anggota tubuh. Contoh terapi yaitu masase, akupresur, dan yoga. (Zahrawani,
2010).
Merangsang atau menggerakkan anggota tubuh untuk mengenbalikan
fungsinya yang normal, misalnya chiropractic, osteopathic manipulation, dan
pijat (massage). Termasuk gerak dan latihan pernapasan seperti yoga,
Alexander tecjnique, pilates. Teknik buteyko, eucapanic breathing.

2.2 Jenis-jenis Manipulative Based Therapy


a. Chiropractic
Bentuk terapi manual yang berfokus pada hubungan antara struktur
dan fungsi, khususnya pada tulang belakang untuk mengurangi rasa sakit.
Chiropractic berasal dari bahasa Yunani yaitu “cherio” dan “praktikos”
yang berarti dilakukan dengan tangan.

b. Massage Terapi dengan memanipulasi otot dan jaringan ikat untuk


meningkatkan fungsi jaringan dan relaksasi.
Massage adalah salah satu manipulasi sederhana yang pertama-
tama ditemukan oleh manusia untuk mengusap bagian badan yang sakit.
Meletakkan tangan dengan lurus pada daerah sakit atau mengusap dahi
yang panas dari tubuh yang sakit, adalah permulaan sikap atau gerak
spontan yang menghasilkan efek enak.
Menurut Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode
refleksiologi yang bertujuan untuk memperlancar kembali aliran darah,

4
yakni dengan genjotan-genjotan atau pijatan-pijatan kembali aliran darah
pada titik-titik sentra refleks.
Hal senada diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage adalah
manipulasi jaringan lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi
sistem saraf, otot, pernafasan, sirkulasi darah, dan limfa secara lokal
maupun umum. Massage menghasilkan suatu stimulus pada jaringan tubuh
dengan cara menekan dan meregangkan. Penekanan menyebabkan
kompresi jaringan lunak dan mengubah ujung-ujung saraf yang berupa
jaringan reseptor, sedangkan peregangan memberikan ketegangan pada
jaringan-jaringan lunak.
Menurut Mumford (2001: 10) massage adalah rangkaian yang
terstruktur dari tekanan atau sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain
seperti lengan bawah dan siku dapat digunakan untuk melakukan
manipulasi di atas kulit, terutama pada bagian otot dengan gerakan
mengurut, menggosok, memukul, dan menekan.
Menurut Harrold (1992: 8) massage adalah teknik pengobatan yang
tertua dari model pengobatan ortodoks atau pengobatan-pengobatan
lainnya. Massage merupakan gabungan dari teknik pengobatan dan
tindakan instingtif.
Menurut Harrold (1992: 16) massage merupakan tindakan
instingtif dan pengobatan yang berdasarkan intuisi (gerak hati). Pada
perkembangan selanjutnya teknik mengurut dan teknik-teknik yang
lainnya berkembang dan memiliki pengaruh yang spesifik pada
pemberiannya.
Menurut Katsusuke (1996: 61) massage atau pijat didasarkan pada
ide bahwa jantung ialah pusat pertumbuhan. Karena itu, cara
pengobatannya mengikuti sistem peredaran darah, terutama nadi-nadi
arteri, dan bergerak masuk ke dalam dari ujung tubuh menuju jantung.
Pijat atau Massage untuk kesehatan sudah diakui oleh dunia medis,
orang yang memperkenalkan teori penyembuhan pijat tersebut kepada
dunia kedokteran antara lain Dr William Fitzgerald, Dr Edwin Bowers dan
Dr Joseph Selbey Riley dari Unieversitas Vermont.

5
Seiring dengan perkembangan ilmu dan berbagai metode serta alat
bantu yang digunakan, jenis pijat ini sudah beraneka ragam, mulai dari
pijatan yang lembut, pijatan keras, dan lain-lain. Jenis pijat yang paling
terkenal diantaranya, Pijat Tradisional, Refleksi (Reflexology), Akupresur,
Deep tissue, Shiatsu, Thai massage, Swedish massage, Hot Stone
massage, Hawaian massage, French massage serta jenis pijat unik. Pada
dasarnya pijat ini bisa menyembuhkan hampir semua penyakit,
namun tujuan utama dari pemijatan bukanlah untuk penyembuhan, tetapi
untuk kebugaran tubuh sehingga secara tidak langsung dapat mencegah
berbagai jenis penyakit.
Manfaat Chiropractic antara lain :
a. Meningkatkan sisten kekebalan tubuh: penelitian menunjukkan bahwa
orang yang melakukan terapi chiropractic secara teratur jarang
mengalami pilek atau flu dan ketika mengalaminya tidak terlalu parah.
b. Membantu mengelola nyeri: chiropractic dapat membantu mengelola
dan mengontrol rasa sakit serta memperkuat otot-otot setelah
mengalami cedera.
c. Mendapatkan penanganan kesehatan tepat waktu: karena chiropractic
merupakan penanganan yang holistic, saat melakukan pemeriksaan,
seseorang chiropractor mungkinn menemukan kondisi atau penyakit
yang belum terdeteksi sebelumnya.
Manfaat Massage Dewasa yaitu :
a. Meningkatkan fungsi kulit: Peredaran darah dalam tubuh yang
meningkat akan membantu proses untuk menghasilkan kelenjar
minyak yang akan lebih efektif memproduksi keringat, sehingga akan
membuang zat yang tidak berguna. Lapisan epidermis yang paling
luar akan larut sehingga kondisi kulit akan lebih baik. Fungsi kulit
sebagai daya penyerap akan lebih meningkat dan kulit menjadi lebih
halus.
b. Melarutkan lemak: Gerakan pengurutan yang sifatnya menekan dan
menghentak seperti meremas/ memijat, menepuk, memukul dapat
membantu melarutkan lemak sehingga terjadi pembakaran tubuh.

6
c. Meningkatkan refleksi pada pencernaaan: Pengurutan perut dengan
gerakan-gerakan tertentu akan lebih merangsang gerak refleksi
(Peristaltik), dengan demikian akan lebih memperlancar sistem
pencernaan.
d. Meningkatkan fungsi jaringan otot: Meningkatnya sirkulasi peredaran
darah dapat meningkatkan nutrisi (sari makanan) ke dalam jaringan
otot sehingga kekenyalan dan elastisitas akan lebih bertahan.
e. Meningkatkanya peredaran darah: Meningkatnya peredaran darah
yang ditimbulkan oleh gerak pengurutan akan meningkat pula nutrisi
sehingga dapat memberi makanan pada sel-sel tulang. Dengan
demikian meningkat pula pertumbuhan gerak persendian.
f. Meningkatkan fungsi jaringan syaraf: Gerakan vibrace dan friction
dapat merangsang pada fungsi syaraf di seluruh tubuh.
g. Sistem Getah Bening: Luka akibat pukulan akan menyebabkan
terjadinya pembengkakan yang masuk ke dalam sirkulasi getah
bening. Pijat dapat mengosongkan saluran getah bening dan
menyembuhkan bengkak tersebut. Jika cairan yang membuat bengkak
tidak disingkirkan, maka akan mengeras sehingga tidak dapat
melewati saluran getah bening. Akibatnya gumpalan cairan yang
mengeras tersebut akan menyumpal di sekeliling jaringan: otot,
tulang, urat, ikatan sendi tulang (ligament) dan kemudian terbentuk
“pelekatan” (adhesion).
h. Sistem Kandung Kemih: Pijat di bagian punggung dan perut akan
meningkatkan aktivitas ginjal yang mendorong pembuangan produk
sisa metabolisme dan mengurangi penumpukkan cairan.
i. Sistem Reproduksi: Sistem reproduksi juga dapat ditingkatkan. Pijat
pada bagian perut dan punggung dapat membantu meredakan masalah
haid, seperti rasa sakit, pra menstruasi, haid tidak teratur, dan lain-lain.
Efek Massage Dewasa
a. Efek Fisiologis Massage
1. Stimulasi mekanik jaringan oleh penerapan tekanan & stretching
scr ritmik.

7
2. Efek massage : reflektif, mekanis.
3. Reflektif: efek saraf sensoris & motoris secara lokal & beberapa
respon saraf pusat.
4. Mekanis: membuat perubahan mekanis atau histologis pada
struktur myofascial melalui sentuhan langsung.

b. Efek Reflektif
1. Efek yg diperoleh melalui kulit & jaringan ikat superfisial.
2. Kontak langsung menstimulasi reseptor kulit
3. Mekanisme refleks dipercaya mrp fenomena sistem saraf otonom.
4. Stimulus refleks menyebabkan sedasi, mengendorkan ketegangan,
& melancarkan aliran darah.
5. Efek terhadap nyeri: pelepasan β-endorfin.
6. Efek terhadap sirkulasi: meningkatkan aliran darah & limfe.
7. Efek terhadap metabolisme: membantu membersihkan asam
laktat.

c. Efek Mekanis
1. Teknik meregangkan otot, memperpanjang fascia atau
memobilisasi jaringan lunak yg mengalami adhesi atau restriksi.
2. Diarahkan pd jaringan yg lebih dalam, spt adhesi atau restriksi
otot, tendon, & fascia.

a) Efek Terhadap Otot:


1) Stretching mekanis jaringan ikat intramuscular
2) Untuk menghilangkan nyeri & rasa tidak nyaman terkait dg
trigger point myofascial.
3) Untuk memperlambat atrofi otot akibat cedera.
4) Meningkatkan aliran darah ke otot skelet.
5) Meningkatkan ROM
6) Tidak meningkatkan kekuatan maupun tonus otot.

8
b) Efek Mekanis: Terhadap Kulit
1) Meningkatkan suhu kulit
2) Meningkatkan kemampuan berkeringat
3) Menghilangkan adhesi (perlekatan) dan melunakkan scar
4) Meregangkan & merusak jaringan scar fibrosa
5) Menghilangkan perlekatan antara kulit & jaringan bawah kulit.

2.3 Indikasi Body Manipulasi


a. Chiropractic
1. Osteoporosis
2. Gejala neuropati (mislanya kehilangan sensasi atau kekuatan pada
satu atau lebih tungkai)
3. Sebelumnya pernah operasi tulang belakang
4. Stroke
5. Gangguan pembuluh darah

b. Massage
1. Meringankan rasa sakit, seperti yang disebabkan oleh luka
punggung, nyeri otot, fibromyalgia, dan kegelisahan.
2. Mebgobati kelelahan, nyeri, mual, dan muntah pada penderita
kanker
3. Membantu otak, saraf, dan perilaku bayi yang berta lahirnya
renadh agar berkembang secara normal.
4. Menghilangkan sembelit kronis.
5. Mengontrol asma

2.4 Kontra Indikasi Body Manipulasi


1. Luka terbuka karena akan menyakitkan apabila dipijat
2. Luka bakar
3. Adanya tumor, dikhawatirkan sel-sel tumor akan menyebar

9
4. Orang yang memiliki jumlah trombosit rendah atau kelainan darah
(pijat dapat menyebabkan pembekuan darah maka bisa terjadi
perdarahan internal)
5. Demam tinggi

2.5 Hal yang perlu diperhatikan dalam body manipulation


Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :
a. Sebelum massage harus yakin bahwa pasien boleh di massage.
b. Harus diketahui kondisi bagian tubuh yang akan di massage.
c. Harus ditentukan untuk tujuan apa massage dilakukan, apakah
perawatan, pemanasan atau pemulihan.
d. Pegangan atau manipulasi harus benar, dilakukan dengan teratur,
berirama dan kontinu serta tidak sering diangkat dari permukaan tubuh
pasien.
e. Manipulasi yang sifatnya mendorong, menekan dan memeras harus
menuju ke centripetal.
f. Tekanan pijitan maupun pukulan harus dikerjakan dengan keyakinan
bahwa hal tersebut tidak terlalu menyakitkan sehingga pasien
seringkali mengeluh.
g. Keadaan kulit, misalnya kulit yang kasar, suhu (dingin/panas) atau
warna kemerah-merahan (bengkak).
h. Keadaan abnormal pada jaringan di bawah kulit, misalnya
pembengkakan (haematome), pengerasan atau penebalan
(miogelosen), jaringan yang lunak, otot kaku atau kejang-kejang.
i. Pergeseran pada sendi atau perubahan dalam luas gerak persendian.
j. Tanda-tanda kelelahan, kesulitan dalam pernafasan dan lain-lain.

1. Menyusun manipulasi massage


Susunan manipulasi untuk pemulihan ( reconditioning ) pada
tungkai bawah:
a. Touch dan superficial stroking untuk kontak pertama dan
memberikan alat pelicin, secukupnya.

10
b. Effleurage secukupnya kira – kira 5 menit
c. Tiga macam manipulasi compression masing-masing 2 kali.
d. Stroking penyelang 3 kali
e. Friction spiral dan circulary
f. Stroking penyelang 3 kali
g. Tapotement halus 3 macam secukupnya
h. Vibration dan shaking secukupnya.
i. Superfisial strokinb untuk menyelesaikan massage

2. Posisi Pasien
Seorang pasien yang akan dimasase hendaknya mengambil posisi
serileks mungkin, agar bagian yang akan dimasase tidak mengalami
ketegangan (kendor).
Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi
yang diberikan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu
keadaan rileks akan memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini
diperlukan mengingat banyak orang yang mengalami kesibukan,
ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang
jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia justru
menimbulkan ketegangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul
karena ada perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan
sekitarnya.
Untuk melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks
selama perawatan diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan
manipulasi dengan sedikit gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu
anggota badan ke atas dan kemudian dibiarkan jatuh. Jika masih ada
ketegangan, maka pasien diminta berbaring lagi seakan-akan tidak
bertenaga sama sekali.
Pasien harus dalam keadaan hangat selama dimassage, dan
diharapkan tidak terhembus oleh angin, meskipun di dalam ruangan
terdapat banyak ventilasi. Selain itu selama di masase, bagian tubuh
yang tidak di masase harus ditutup atau diselimuti.

11
Hal tersebut perlu diperhatikan agar pasien tetap dalam kondisi
nyaman dan efek massage dapat dirasakan secara maksimal.
Beberapa posisi yang dianjurkan selama kegiatan masase antara lain :
a. Posisi Tidur Telungkup
Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus
ke bawah di samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan
diletakkan diatas bantal yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak
ada bantal dapat melibatkan kedua tangan yang diletakkan di
bawah dagu. Jika terdapat bangku masase yang lebih modern,
biasanya posisi kepala diletakkan pada bagian yang berlubang
dengan hiasan dibawah sebagai penyegar pandangan (misalnya :
bunga segar yang diletakkan di baskom).
Posisi lengan yang di samping badan hendaknya jangan
sampai terkulai ke bawah, karena akan banyak darah yang
mengalir ke lengan sehingga terjadilah pembendungan. Oleh
karena itu lengan diletakkan di samping badan, dengan jari-jari
serta telapak tangan menghadap ke atas.
Untuk menjaga agar kaki bawah (sendi pergelangan kaki :
engkel) tidak terlalu bengkok yang menyebabkan rasa sakit
berilah alas dengan guling di bawah kura-kura kaki. Jika ada
pasien yang bentuk badannya tinggi dapat digunakan cara yaitu
meletakkan kakinya pada tepi bangku masase dengan diberi alas
bantal tipis atau handuk yang dilipat, dan apabila pada posisi
telungkup ada pasien yang merasa sakit pada daerah lutut, berilah
alas berupa handuk atau bahan lain, sehingga tempurung lutut
akan terlindungi.

b. Posisi Tidur Telentang


Untuk memasase tubuh bagian depan, maka posisi pasien
harus tidur telentang dan lengan diletakkan di samping badan.
Letakkan bantal yang tidak terlalu tinggi di bawah kepala dan
guling atau gulungan handuk di bawah lutut untuk menghindari

12
rasa sakit pada saat melakukan tekanan pada paha bagian
depan (quadriceps).

c. Posisi Duduk
Posisi duduk yang lebih baik adalah pantat diletakkan
pada alas kursi, sedangkan pinggang-punggung pada kondisi
bersandar. Kaki, tangan, leher dan kepala dalam keadaan rileks,
dan tidak ada bagian tubuh yang kontraksi sedikitpun. Tempat
duduk yang baik adalah bangku masase, tetapi jika tidak ada
dapat memakai kursi biasa yang kerangkanya memenuhi syarat
secara otomatis, dan sikap masseur/masseuse pada saat memasase
dalam posisi berdiri.

3. Penggunaan Bahan Pelicin


Beberapa macam bahan pelican yang dapat digunakan dalam
melakukan masase, antara lain :
1) Berupa minyak cair : baby oil, minyak zaitun, minyak aroma
terapi (almond,
2) lavender dll), minyak kelapa (ikan dorang), dll.
3) Berupa bedak : baby talk, salycil talk, dll.
4) Berupa bahan cair beraroma : hand body, citra, dll.
5) Berupa vaselin : balsem, vicks, avitson, dll.
6) Berupa cream : counterpain, stop-x, rheumason cream, dll.
7) Berupa sabun : sabun mandi, sabun cuci, dll.
Dari berbagai persyaratan bahan pelican yang dikemukakan di
atas, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1) Tidak mengganggu kulit pasien, misalkan yang tidak tahan
rheumason karena
2) panasnya, tidak perlu diberikan karena akan menimbulkan panas
yang berlebihan
3) dan rasa tidak nyaman.Tidak berbau terlalu tajam sehingga
mengganggu pasien.

13
4) Tidak terlalu cepat menguap.
5) Selesai masase hendaknya di bersihkan dengan handuk, jangan
sampai banyak pelicin yang tertinggal pada kulit.
Catatan :
Sebagai terapi (pengobatan), masase dapat digunakan dalam
membantu reposisi dalam kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah
sendi) atau dislokasi (lepas sendi) tetapi dengan syarat harus sangat
hati-hati dan membutuhkan pengalaman yang cukup lama.
4. Penggunaan alat-alat massage
1. Ruangan massage, dilengkapi dengan ventilasi yang baik tapi
tidak terlalu berangin. Dilengkapi dengan :
a. Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar
dan kecil serta sprei.
b. Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti
septic dan handuk.
c. Gunting kuku, alat P3K dan obat lain yang diperlukan.
d. Bahan pelicin : parafine oil, cfream massage atau bedak
higienis.
2. Perlengkapan untuk pasien.
a. Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak di
massage.
b. Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.
3. Tata tertib massage.
a. Sebelum massage, sprei dilipat ke bawah kasur, pasien di
tidurkan di bangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu
dll. Massaeur mencuci tangan, dikeribgkan dan dihangatkan,
kuku harus pendek dan tanpa perhiasan di tangan.
b. Selama massage, Bagian badan yang tidak dimassage harus
ditutup dengan handuk besar
c. Selesai massage, Badan pasien dibersihkan dengan handuk
kecil, setelah massage general
d. pasien diberi waktu istirahat 10 - 15 menit.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan diatas, maka dapat ditarik
beberapa simpulan diantaranya adalah :
3.1.1 Manipulative based therapy yaitu terapi dengan cara memberikan
perangsangan pada tubuh untuk mengembalikan fungsi normal tubuh.
3.1.2 Jenis-jenis Manipulative Based Therapy adalah chiropatic dan
massage. Manfaat chiropatic yaitu Meningkatkan sisten kekebalan
tubuh, membantu mengelola nyeri, mendapatkan penanganan
kesehatan tepat waktu. Sedangkan manfaat massage adalah
meningkatkan fungsi kulit, melarutkan lemak, meningkatkan refleksi
pada pencernaan, meningkatkan fungsi jaringan otot, meningkatnya
peredaran darah, meningkatkan fungsi jaringan syaraf, sistem getah
bening, sistem kandung kemih, dan sistem reproduksi. Efek massage
dewasa ada tiga yaitu efek fisiologis massage, efek reflektif dan efek
mekanis yang terdiri dari efek mekanis terhadap otot dan efek mekanis
terhadap kulit.
3.1.3 Indikasi dari Chiropractic adalah osteoporosis, gejala neuropati
(mislanya kehilangan sensasi atau kekuatan pada satu atau lebih
tungkai), sebelumnya pernah operasi tulang belakang, stroke,
gangguan pembuluh darah. Indikasi dari massage yaitu meringankan
rasa sakit, seperti yang disebabkan oleh luka punggung, nyeri otot,
fibromyalgia, dan kegelisahan, mengobati kelelahan, nyeri, mual, dan
muntah pada penderita kanker, membantu otak, saraf, dan perilaku
bayi yang berta lahirnya renadh agar berkembang secara normal, dan
menghilangkan sembelit kronis serta mengontrol asma.
3.1.4 Dengan kontraindikasi yaitu luka terbuka karena akan menyakitkan
apabila dipijat, luka bakar, adanya tumor, dikhawatirkan sel-sel tumor
akan menyebar, orang yang memiliki jumlah trombosit rendah atau

15
kelainan darah (pijat dapat menyebabkan pembekuan darah maka bisa
terjadi perdarahan internal), dan demam tinggi.
3.1.5 Hal yang perlu diperhatikan dalam body manipulation antara lain
sebelum massage harus yakin bahwa pasien boleh di massage, harus
diketahui kondisi bagian tubuh yang akan di massage, harus ditentukan
untuk tujuan apa massage dilakukan, apakah perawatan, pemanasan
atau pemulihan, pegangan atau manipulasi harus benar, manipulasi
yang sifatnya mendorong, menekan dan memeras harus menuju ke
centripetal, tekanan pijitan maupun pukulan harus dikerjakan dengan
keyakinan, keadaan kulit, keadaan abnormal pada jaringan di bawah
kulit, pergeseran pada sendi atau perubahan dalam luas gerak
persendian, tanda-tanda kelelahan, kesulitan dalam pernafasan dan
lain-lain.

3.2 Saran

Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak


kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalah asuhan keperawatan anak dengan talasemia ini dan penulisan
makalah ini dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga parapembaca pada umumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ambardini, Rachmah Laksmi. 2002. Terapi Manipulative : Massage.


Yogyakarta : FIK Universitas Negeri Yogyakarta.
Arif, Randy G. 2013. Massage.
http://randyarif.blogspot.com/2013/05/massage_1.html?m=1. Diakses pada
25 November 2018
Bull, Eleanor dan Grahan Archard. 2007. Simple guide : Nyeri Punggung. Jakarta:
Erlangga.

Gusti. 2016. Prinsip Keperawatan Holistik dalam Terapi Komplementer.


http://gustinerz.com/prinsip-keperawatan-holistik-dalam-terapi-
komplementer/. Diakses pada: 06 Oktober 2018.

Rahmawati, Herlena. 2012. Massase Olahraga.


http://herlenarahmawati.blogspot.com/2012/02/massase-olahraga.html?m=1.
Diakses pada 25 November 2018

Sudarsini. 2015. Teori dan Praktik Massage untuk Kesegaran Jasmani. Malang:
Gunung Samudra.

17

Anda mungkin juga menyukai