Anda di halaman 1dari 38

43

B. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 25 April 2016 pukul 09.30

Witadi Ruang Kunti RSJ Provinsi Bali, dengan tehnik pengumpulan data,

wawancara/anamnesa klien, perawat dan keluarga, observasi, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang dan dokumentasi rekam medis.

Dari pengkajian tersebut di dapatkan hasil sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

1) Identitas Klien Penanggung

Nama : MP : NB

Umur : 44 th : 40 th

Jenis Kelamin : Perempuan : Laki-laki

Status :Menikah : Menikah

Suku Bangsa : Indonesia : Indonesia

Agama : Hindu : Hindu

Pendidikan : SD : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tanga : Petani

Hubungan dgn klien : - : Suami

Alamat : Br. Susut, Desa Buahan, Payangan, Gianyar

No CM : 0076xx
44

2) Alasan Masuk Rumah Sakit


a) Keluhan Utama Saat MRS
Pada tanggal 07 April 2016 pukul 13.00 Wita klien di bawa ke

RSJ di karenakan klien bertengkar dengan iparnya.

b) Keluhan utama saat pengkajian

Klien mengatakan tidak ada keluhan apa-apa dengan dirinya,

namun klien mengatakan jika saat rahinan kliwon klien sering

kambuh dan melihat bayangan-bayangan. Klien juga sempat

mengatakan bahwa pernah melihat banyak semut, kecoa, yang

berputa-utar di tembok kamar klien.

c) Riwayat Penyakit

Klien mengatakan sudah sering masuk rumah sakit jiwa,

saat ditanya sudah berapa kali pernah di rawat klien

mengatankan sudah lupa berapa kali pernah di rawat di RSJ,

namun klien mengatakan dulu sering kontrol ke rumah sakit

jiwa diantar oleh ayahnya sebelum klien menikah. Klien juga

mengatakan pernah di rawat di RSJ dalam keadaan hamil. Dari

hasil pengkajian keluarga, keluarga mengatakan sebelum klien

menikah ayah klien yang sering mengatar klien untuk kontrol

ke rumah sakit jiwa. Dari pemeriksaan rekam medik, ini yang

ke tiga kalinya klien masuk rumah sakit jiwa, yang pertama

klien masuk RSJ pada tahun 2014 karena klien mengamuk di

rumah. Diduga klien mengalami gangguan jiwa karena ibu


45

klien meninggal dunia dan klien tidak pernah menceritakan

apa permasalahan yang di alami oleh klien. Semenjak itu klien

mulai stres dan mengalami gangguan jiwa.

Pada tanggal 28-04-2014 klien sebelumnya sudah di

perbolehkan pulang namun pada tanggal 28-10-2014 klien di

bawa ke RSJ kembali oleh keluarganya karena klien

mengamuk dan melihat bayangan putih seperti hanoman. Pada

tanggal 24-11-2014 klien sudah diperbolehkan pulang namun

pada tanggal 07-04-2016 klien di bawa kembali ke RSJ oleh

keluarganya di karenakan klien mengamuk, berkata-kata kasar

dan keluarga klien juga mengatakan klien sempat melihat

iparnya di ikuti oleh bayangan seperti kain putih. klien

mengatakan semenjak meikah klien sudah tidak lagi untuk

minum obat dan jika klien berada di rumah klien tidak mau

menceritakan permasalahan yang sedang di hadapinya dan

klien lebih senang untuk memendamnya sendiri. Klien di bawa

ke RSJ dan di terima di IGD, di IGD klien mendapatkan terapi:

- Zyprexa 1 x 10 mg ( Injeksi IM)

- Clozapin 1 x 50 mg (Tab)

- Depakote 2 x 500 mg (Tab)

Setelah di IGD klien sempat di observasi di Ruang PICU

terlebih dahulu dan baru di pindahkan keesokan harinya. klien


46

di terima di Ruangan Kunti pada tanggal 08-04-2016. Di

ruangan Kunti klien mendapatkan terapi:

- Clozapin 1 x 50 mg (Tab)

- Depakote 2 x 500 mg (Tab)

- Pemeriksaan darah lengkap (pada tanggal 08-04-

2016 terlampir di lampiran)

Pada saat klien di rawat di ruang Kunti, klien tampak biasa

bergaul dengan petugas di ruangandan teman-temannya, Klien

tampak senang menyani dan senang mengobrol.Klien mengatkan

jika saat rahinan kliwon klien sering kambuh dan melihat

bayangan-bayangan. Klien juga sempat mengatakan bahwa

pernah melihat banyak semut, kecoa, yang berputa-putar di

tembok kamar klien tetapi seketika menghilang kembali. Saat di

ruang Kunti klien mau teratur untuk minum obat yang di berikan

oleh perawat ruangan.

3) Faktor predisposisi
Keluarga klien mengatakan klien mulai sakit dari lama sebelum

klien menikah dan sempat di rawat di RSJ sebelumnya. Sebelum

menika ayah klien yang mengawasi klien untuk minum obat.

Pengobatan klien sebelumya kurang berhasil karena setelah

menikah keluarga klien mengatakan klien sering tidak mau untuk

minum obat. Keluarga klien mengatakan klien kesehariannya

seorang yang periang tetapi saat rahinan Kajeng Kliwon klien


47

sempat kambuh dan bekata-kata kasar serta mengatakan bahwa

kakak iparnya ada yang mengikuti seperti kain putih. Keluarga

mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang menderita

gangguan jiwa. Klien mengatakan mempunyai pengalaman yang

tidak menyenangkan yaitu dimana ibu klien yang telah meninggal

dunia. Keluarga klien mengatakan jika klien di rumah klien

menolak untuk minum obat.

4) Faktor presipitasi

Keluarga klien mengatakan kurang tahu kenapa klien mengalami

gangguan jiwa sebelumya, keluarga klien menduga karena klien

kehilangan ibunya yang sudah meninggal dan keluarga klien juga

mengatakan jika klien memiliki masalah tidak mau untuk

mengatakannya. Sebelum di bawa ke RSJ keluarga klien juga

mengatakan klien sempat bertengkar dengan iparnya.

5) Pemeriksaan Fisik

a) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36,5⁰C

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

b) Ukuran-ukuran

Berat badan : 65 kg,Tinggi badan : 166,5 cm


48

c) Keluhan Fisik

Klien mengatakan tidak mengalami keluhan fisik pada

tubuhnya.

d) Pemeriksaan kepala – kaki

(1) Kepala

Rambut berwarna hitam dan terdapat sedikit uban,

penyebaran rambut merata, lesi tidak ada, kebersihan

cukup.

(2) Mata

Bentuk simetris, pergerakan bola mata baik, sklera

agak keruh, sekret tidak ada.

(3) Hidung

Bentuk simetris, lesi tidak ada, tidak tampak

pernafasan nafas cuping hidung, kebersihan cukup.

(4) Telinga

Bentuk simetris, kebersihan cukup.

(5) Mulut

Mukosa bibir lembab, lesi tidak ada peradangan gusi

tidak ada, kebersihan cukup.

(6) Leher

Pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid tidak

ada,pergerakan terkoordinasi.
49

(7) Thoraks

Bentuk dada dan pergerakan otot dada simetris,

tampak terlihat penggunaan otot bantu nafas.

(8) Abdomen

Distensi abdomen tidak ada, lesi tidak ada,cyanosis

tidak ada.

(9) Ekstremitas

(a) Atas : Pergerakan terkoordinasi, cyanosis tidak

ada,edema tidak ada, jari – jari kuku terawatt

(b) Bawah : Pergerakan terkoordinasi, cyanosistidak

ada, edema tidak ada, jari – jari kuku terawat.

(10) Genetalia

Tidak ada keluhan.

(11) Anus

Tidak ada keluhan.


50

6) Psikososial

a) Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki --------- : Tinggal Serumah

: Perempuan : Klien

: Meninggal ( Laki - Laki) : Orang Terdekat

: Meninggal (Perempuan)

Penjelasan :

Klien merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Ibu klen sudah

meninggal sebelum klien menikah. Setelah klien menikah, klien

tinggal dengan suami dan tigakakak dari suami klien yang juga
51

sudah berkeluarga. klien mimiliki anak laki-laki yang sudah

berumur tiga tahun.

a) Konsep Diri

(1) Citra Diri

Saat pengkajian klien mengatakantidak merasa malu dengan

anggota tubuhnya, klien tampak senang berhias seperti

menggunakan lipstick dan gelang tangan.

(2) Identitas

Saat pengkajian klien mampu menyebutkan nama, alamat serta

statusnya sebagai seorang istri dan klien menyadari bahwa dirinya

seorang perempuan dan sudah menikah menikah.

(3) Peran
Klien mengatakan dalam keluarga berperan sebagai istri dan ibu

rumah tangga. Klien tidak mempunyai peran tertentu di

masyarakat.

(4) Ideal diri

Klien mengatakan ingin cepat pulang dan tinggal di rumah. Klien

ingin bertemu dengan suami dan anaknya.

(5) Harga diri

Saat pengkajian klien mengatakan biasa berinteraksi dengan teman

– temanya dan perawat yang ada diruangan. Klien biasa mengobrol

dengan perawat di ruangan.


52

b) Hubungan sosial

(1) Orang yang berarti

Klien mengatakan orang yang dekat dalam hidupnya adalah

ibunya, karena sebelum menikah klien biasa bercerita dengan

ibunya. Namun ibu klien sudah meninggal dan orang yang terdekat

sekarang adalah suami dan anaknya.

(2) Peran serta dalam masyarakat

Klien mengatakan bahwa dirinya biasa ikut dalam kegiatan sosial

di lingkungannya, saatklien masuk rumah sakit jiwa klien tampak

aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada di ruangan. Klien tampak

lebih suka mengobrol dan menyani sendiri.

(3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien mengatakan biasa berinteraksi dengan masyarakat sekitar

rumahnya. Setelah klien masuk rumah sakit jiwa klien juga biasa

berinteraksi dengan teman-temannya di ruangan. Namun klien juga

mengatakan klien tidak senang dengan salah satu temannya di

ruangan karena klien tidak suka dengan sikapnya.

c) Spiritual

(1) Nilai dan keyakinan

Klien beragama hindu. Keluarga klien yakin kalau

penyebabpenyakit klien bukan penyakit gaib krena klien sempat di


53

bawa kedukun dan di berikan tirta tetapi klien tidak sembuh. Maka

dari ituklien di bawa ke RSJ Provinsi Bali.

(2) Kegiatan Ibadah

Sebelum sakit klien rutin untuk bersembahyang. Dan setelah sakit

klien tetap bersembhyang pada hari – hari suci.

7) Status mental

a) Penampilan

Saat pengkajian penampilan klien secara umum cukup rapi.

Klien menggunakan baju RSJ yang berwarna hijau namun klien

juga biasa menggunakan baju kaos biasa. Klien menggunakan

celana berwarna hitam dan biasa menggunakan alas kaki.

b) Pembicaraan

Saat pengkajian klienterliat aktif dalam pembicaraan, pada saat

berbicara klien tampak senang berbicara akan tetapi jika

perkataannya di bantah klien tampak marah.

c) Aktivitas motorik

Klien tampak aktif sekali. Klien tampak lebih sering

berinteraksi dengan perawat di ruangan.

d) Perasaan

Klien mengatakan perasaannya biasa –biasa saja, namun kllien

ingin pulang untuk melihat suami dan anknya.

e) Afek

Saat pengkajian afek klien tampak sesuai dengan stimulus

dimana ketika ditanya oleh petugas klien tampak senang.


54

f) Interaksi selama wawancara

Klien cukup kooperatif selama wawancara, klien mampu

menjawab pertanyaan yang diajukan, kontak mata klien

kurang. Klien sesekali terlihat bengong sendiri.

g) Persepsi

Klien mengatakan melihat banyak semut, kecoa yang berputar

– putar di kamarnya, namun selang bebrapa menit hal yang di

lihat klien menghilang, Klien mengatakan jika klien sedang

bengong sendiri halusinasi klien sesekali datang, terutama jika

akan ada rahinan Kejang Kliwon.

h) Arus pikir

Saat pengkajian klien mampu menjawab pertanyaan yang di

berikan. Terkadang klien tiba-tiba berhenti saat di ajak bicara

(blocking) namun klien melanjutkan lagi pembicaraannya.

i) Isi pikir
Saat pengkajian klien tidak mempunyai pikiran-pikiran di luar

kemampuannya. Klien tidak mengalami waham.

j) Bentuk pikir

Saat pengkajian klien menjawab pertanyaan secara realistis

tanpa ada yang di lebih – lebihkan.


55

k) Tingkat kesadaran
Klien tampak mengenali semua orang – orang yang ada di

ruangan Kunti dan mengetahui beberapa nama perawat di

ruangan Kunti.

l) Memori
Klien masih bisa mengingat kejadian yang pernah dialaminya

kejadian di masa lalu yang sudah berlangsung beberapa tahun

dan yang sekarang.

m)Tingkat konsentrasi dan berhitung


Perhatian klien terkadang beralih dari satu objek ke objek lain

jika melihat hal yang di sukanya. Klien mampu menjawab

perhitungan sederhana, seperti ketika ditanya 50 + 20+ 30 =

100.

n) Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana, Seperti

mencuci tangan dulu baru makan.

o) Daya tilik diri


Klien tidak menyakini bahwa dirinya mengalami gangguan
jiwa.
8) Kebutuhan Persiapan Pulang
a) Makan
Klien makan 3x sehari sesuai dengan porsi yang disediakan oleh

rumah sakit, klien dapat menghabiskan porsi yang disediakan


56

ditambah snack 1 kali sehari, klien makan sendiri tanpa bantuan

dan membersihkan piring sendiri dan ditaruh di tempatnya. Klien

mengatakan menyukai menu yang disediakan di RSJ.

b) BAB/BAK
Klien buang air besar dan buang air keciltanpa bantuan perawat.

Klien buang air besar 1 kali sehari dan buang air kecil> 3X sehari

di WC klien ingat menyiram agar tidak bau.

c) Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari pagi hari dan sore hari, klien

mandi diawali dengan membuka pakaiannya, klien biasa

menggosok gigi, membasahi tubuhnya kemudian menggunakan

sabun, setelah selesai mandi badan dikeringkan dengan handuk

dan mengenakan kembali pakaiannya, klien mengaku biasa

keramas dua kali dalam seminggu.

d) Berpakaian
Klien memakai pakaian yang telah disediakan oleh rumah sakit,

klien mengatakan merasa nyaman menggunakan baju kaos dan

celana pendek. Namun klien tampak cukup rapi dengan pakaian

yang digunakan. Klien mengatakan biasa mengganti pakaian 1x

dalam sehari.
57

e) Istirahat tidur
Klien mengatakan pada malam hari biasa tidur dari jam 20.00-

06.00 Wita, klien mengatakan tidurnya nyenyak, klien

mengatakan terbiasa tidur siang dari jam 14.00-16.00 Wita.

f) Penggunaan Obat
Klien mengatakan minum obat secara teratur. Klien mengatakan

minum obat sendiri dan minum obat 2 kali sehari setelah makan.

Klien mengetahui fungsi obat tersebut, diantaranya klien

mengatakan salah satu obat yang di munum klien membuat klien

terkantuk. Klien memiliki riwayat putus obat sebelumnya.

g) Pemeliharaan Kesehatan
Klien memerlukan perawatan lanjutan untuk meneruskan terapi

dan memerlukan dukungan dari keluarga dalam pengobatan.

h) Aktivitas dalam rumah


Klien mengatakan di rumah biasa melakukan aktivitas di dalam

rumah. Dan klien juga tampak pernah mengikuti kegiatan -

kegiatan yang ada di ruang Kunti seperti mengikuti rehabilitasi.

i) Aktivitas di luar rumah


Klien mengatakan sbiasa mengikuti kegiatan di luar rumah,

seperti mengikuti persembahyangan di pura.

j) Mekanisme koping
Klien mengatakan bila memiliki masalah klien

menceritakanmasalahnya kepada ibu klien. Namun setelah ibu

klien meningal klien tidak ingin menceritakan masalahnya dengan


58

siapapun, klien mengatakan lebih baik memendam masalahnya

sendiri.

k) Masalah psikososial dan lingkungan


Klien mengatakan saat ini biasa berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya. Di saat klien sendiri klien lebih senang bernyani agar

tidak melamun, klien juga tampak lebih sering menyendiri dan

klien juga tampak acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar.

l) Pengetahuan
Klien mengatakan mengetahui dirinya menderita gangguan jiwa

dan klien mengetahui sedang di rawat di Rumah Sakit Jiwa.

m) Aspek medik
Diagnosa medis :Skizofrenia Hebefrenik

Terapi Saat MRS tanggal 07 April 2016

- Zyprexa 1 x 10 mg ( Injeksi IM)

- Clozapin 1 x 50 mg (Tab)

- Depakote 2 x 500 mg (Tab)

Terapi yang di dapat saat pengkajian pada tanggal 25 April 2016

- Clozapin 1 x 50 mg (Tab)

- Depakote 2 x 500 mg (Tab)


59

b. Analisa Data

TABEL 3
ANALISA DATA KEPERAWATAN KLIEN MP
DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG KUNTI RSJ PROPINSI BALI
TANGGAL 25APRIL 2016

No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


1 2 3 4
1 Klien mengatakan jika klien Terkadang klien tiba- Perubahan
sedang bengong sendiri tiba berhenti saat di Persepsi
halusinasi klien sesekali ajak bicara (blocking) Sensori
datang, terutama jika akan ada namun klien :Halusinasi
rahinan Kajeng Kliwon. klien melanjutkan lagi Penglihatan.
mengatakan melihat banyak pembicaraannya.
semut, kecoa yang berputar –
putar di kamrnya, namun Kontak mata klien
selang bebrapa menit hal yang kurang.
di lihat klien menghilang.
Klien sesekali terlihat
bengong sendiri
Keluarga klien mengatakan
klien kesehariannya seorang
yang periang tetapi saat
rahinan Kajeng Kliwon klien
sempat kambuh dan berkata-
kata kasar serta mengatakan
bahwa kakak iparnya ada yang
mengikuti seperti kain putih
2 Keluarga klien mengatakan - Ada riwayat mengamuk Risiko
klien sempat bertengkar Saat pengkajian klien mencederai
dengan iparnya. terliat aktif dalam diri sendiri
pembicaraan, pada saat dan orang
Klien mengatakan klien tidak berbicara klien tampak lain
senang dengan salah satu senang berbicara akan
temannya di ruangan karena tetapi jika perkataannya
klien tidak suka dengan di bantah klien tampak
sikapnya. marah.
- Klien ada riwayat
masuk RSJ beberapa
kali dengan keluhan
yang
-

dilanjutkan
60

lanjutan
1 2 3 4

hampir sama yaitu


mengamuk.

3- Klien mengatakan bila - Klien tampak acuh tak Koping


memiliki masalah klien acuh dengan lingkungan individu tidak
menceritakan masalahnya di sekitar. efektif.
kepada ibu klien. Namun
setelah ibu klien meningal klien- Klien tampak lebih
tidak ingin menceritakan sering menyendiri.
masalahnya dengan siapapun,
klien mengatakan lebih baik
memndam masalahnya sendiri.

4 - Klien mengatakan semenjak - Klien ada riwayat masuk Regimen


menikah klien sudah tidak lagi RSJ beberapa kali therapi tidak
minum obat. efektif
- Klienmempunyai
- Keluarga klien mengatakan riwayat putus obat.
klien sering tidak mau untuk
minum obat.
61

c. Rumusan Masalah:

1) Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan

2) Risiko mencederai Diri Sendiri dan Orang lain

3) Koping individu tidak efektif

4) Regimen Terapi Tidak Efektif


62

d. Pohon Masalah

Risiko Mencederai Diri Sendiri / Orang lainAkibat

Perubahan Persepsi Sensori:


Regimen Terapi Halusinasi Penglihatan Masalah
Tidak Efektif Utama

koping individui tidak efektif Penyebab

Gambar 4 . Pohon Masalah

e. Diagnosa Keperawatan

1) Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan

2) Risiko mencederai Diri Sendiri dan Orang lain

3) Koping individu tidak efektif

4) Regimen Terapi Tidak Efektif

2. Perencanaan

a. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah utama

yang di peroleh dari pengkajian dan akibat dari masalah utama

sebagai berikut:

1) Perubahan persepsi sensori: halusinasi penglihatan


63

TABEL 4
RENCANA KEPERAWATAN KLIEN MP DENGAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG KUNTI RSJ PROPINSI BALI
TANGGAL 25 - 30 APRIL 2016

No Hari / Diagnosa
tanggal / Keperawatan Rencana Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Jam
1 2 3 4 5 6 7
1 Selasa, 26 Perubahan TUM : Setelah diberi askep 6 x
April 2016 Persepsi Klien tidak pertemuan masing –
Pukul Sensori: mengalami masing 15menit selama
09.00 Wita Halusinasi halusinasi 5 hari pertemuan 1.1.1 Bina hubungan - Hubungan
Penglihatan. TUK : diharapkan: saling percaya saling percaya
1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah dengan klien sebagai dasar
membina bersahabat, klien dengan interaksi
hubungan saling tampak tenang, mau menggunakan perawat dan
percaya. berjabat tangan, komunikasi klien.
membalas salam terapiutik, yaitu
perawat dan mau sapa klien dengan
duduk dekat ramah, baik
perawat. secara

dilanjutkan
64

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7
verbal maupun
non verbal,
perkenalkan
nama.
1.1.2 Dorong klien - Mengetahui
mengungkapkan masalah yang
perasaannya. dialami
1.1.3 Dengarkan klien olehklien.
dengan penuh - Agar klien
perhatian dan merasa
empati. diperhatikan.

2. Klien dapat 2.1 Klien dapat 2.1.1 Adakan kontak - Menghindari


mengenal membedakan antara sering dan waktu kosong
halusinasinya. nyata dan tidak singkat. yang dapat
nyata. menyebabkan
timbulnya
halusinasi.
2.1.2 Observasi segala - Halusinasi
prilaku klien harus dikenal
verbal dan terlebih
nonverbal yang dahulu agar
berhubungan intervensi
efektif.

dilanjutkan
65

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7
dengan
halusinasi.
2.1.3 Terima halusinasi - Meningkatkan
klien sebagai hal realita klien
yang nyata bagi dan rasa
klien tapi tidak percaya klien.
nyata bagi
perawat.

2.2 Klien dapat 2.2.1 Diskusikan - Peran serta


menyebutkan dengan klien aktif klien
situasi yang situasi yang membantu
menimbulkan menimbulkan dalam
halusinasi. dan tidak melakukan
menimbulkan intervensi
halusinasi. keperawatan.
2.2.2 Diskusikan - Dengan
dengan klien diketahui
faktor faktor
predisposisi predispossisi
terjadinya membantu
halusinasi. dalam
mengontrol
halusinasi.

dilanjutkan
66

lanjutan
1 2 3 4 5 6 7
3. Klien dapat 3.1 Klien dapat 3.1.1 Diskusikan - Mengetahui
mengontrol menyebutkan dengan klien tindakan yang
halusinasinya. tindakan yang dapat tentang tindakan dilakukan
dilakukan yang dalam
apabilahalusinasiny dilaksanakan mengontrol
a timbul. bila halusinasinya.
halusinasinya
timbul.

3.2 Klien dapat 3.2.1 Diskusikan - Meningkatkan


menyebutkan cara dengan klien pengetahuan
memutuskanhalusin tentang cara klien tentang
asinya dengan memutuskan cara
melawan semua halusinasinya. memutuskan
suara itu dengan halusinasi
mengatakan tidak 3.2.2 Dorong klien - Hasil diskusi
mau mendengar, menyebutkan sebagai bukti
melakukan kegiatan kembali cara sebagai
menyapu, memutuskan perhatian klien
mengepel, minum halusinasi. atas apa yang
obat, secara teratur, dijelaskan.
dan lapor kepada
perawat saat timbul
halusinasi.

dilanjutkan
67

lanjutan
1 2 3 4 6 7
3.2.3 Beri - Meningkatkan
reinforcement harga diri klien.
positif atas
keberhasilan
klien
menyebutkan
kembali cara
memutuskan
halusinasinya.

4. Klien mendapat 4.1 Klien dapat sistem 4.1.1 Diskusikan - meningkatkan


dukungan dari pendukung dengan keluarga pengetahuan
keluarga dalam keluarga. tentang cara keluarga
mengontrol merawat klien tentang cara
halusinasinya. yaitu jangan merawat klien.
biarkan klien
menyendiri,
selalu
berinteraksi
dengan klien,
anjurkan pada
klien untuk rajin
minum obat
setelah.

dilanjutkan
68

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7
pulang dan rajin
kontrol ke RSJ.

4.1.2 Diskusikan
dengan keluarga - meningkatkan
tentang cara pengetahuan
merawat klien keluarga
yaitu jangan tentang cara
biarkan klien merawat klien.
menyendiri,
selalu
berinteraksi
dengan klien,
anjurkan pada
klien untuk rajin
minum obat
setelah pulang
dan rajin kontrol
ke RSJ.

dilanjutkan
69

lanjutan
1 2 3 4 5 7
5. Klien dapat 5.1 Klien mau minum 5.1.1 Diskusikan - Meningkatkan
memanfaatkan obat dengan teratur. dengan klien pengetahuan
obat dalam tentang obat klien tentang
mengontrol untuk fungsi obat
halusinasinya. mengontrol yang diminum.
halusinasinya.
70

TABEL 5
PELAKSANAAN KEPERAWATAN KLIEN MPDENGAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI :HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG KUNTIRSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 25 – 30 April 2016

Hari / Tgl / DX Pelaksanan Evaluasi paraf


Jam
1 2 4 5 6
Senin, 1 Melakukan BHSP Gangguan S : Klien mengatakan “selamat pagi” “nama saya MP, Yogi
25 April Gangguan persepsi sensori: Halusinasi biasa di panggil mami , asal mami dari payangan
2016, persepsi penglihatan buahan”
Pukul sensori:
09.30Wita Halusinasi 1) Menyapa klien dengan O : Ekspresi wajah tampak bersahabat, klien mau
Penglihatan. ramah, baik verbal maupun berjabat tangan, klien mau membalas salam, dan
non verbal. klien mau duduk dekat perawat
2) Memperkenalkan diri
dengan sopan. A : SP BHSP tercapai
3) Menanyakan nama lengkap
klien dan panggilan yang P:
disukai klien. Perawat: lanjutkan SP1P pada tanggal 26 April 2016,
4) Menjelaskan tujuan pukul 09.30Wita
pertemuan. Klien: memotivasi klien menganalisa halusinasi dengan
cara mengidentifikasi halusinasi klien.

lanjutan

1 2 3 4 5
dilanjutkan
71

5) Menunjukkan sikap empati


dan menerima klien apa
adanya.
6) Memberikan perhatian
kepada klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien.

Selasa , 26 1 Melakukan SP1P Gangguan S : Klien mengatakan melihat semut dan kecoa yang Yogi
April 2016 Persepsi Sensori: Halusinasi banyak di kamarnya sampai ketembok luar kamar
Pukul 09.00 Penglihatan yang berputar – putar. Klien mengatakan melihat
Wita 1) Mengidentifikasi jenis semut pada saat sendiri dan mengong di kamar.
halusinasi klien. Klien mengatakan saat klien bengong, sesekali
2) Mengidentifikasi isi klien melihat semut dan kecoa tersebut. Klien
halusinasi klien. mengatakan saat melihat semut dan kecoa tersebut
3) Mengidentifikasi waktu klien langsung menutup mata, membacakan doa
halusinasi klien. dan menyanyi agar tidak ketakutan.
4) Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi klien. O :Klien tampak tenang saat diskusi, kontak mata
5) Mengidentifikasi situasi klien kurang, klien mampu menyebutkan apa yang
yang dapat menimbulkan di alami.
halusinasi klien.

1 2 3 4 5
6) Mengidentifikasi respon A : SP1 P point 7, 8 belum tercapai, lanjutkan point 7,
klien terhadap halusinasi. 8 pada pukul 11.30Wita
7) Mengajarkan klien untuk P:
menghadrik halusinasi. Perawat: Lanjutkan point 7 dan 8 pada pertemuan ke 2
lanjutan
lanjutan

72

8) Menganjurkan klien pada pukul 11.30 Wita di Ruang perawatan


memasukkan cara klien.
menghardik ke dalam Klien : Memotivasi klien cara untuk menghardik
kegiatan harian. halusinasinya.
Pukul 11.30 1 Melakukan SP1P Gangguan S: Klien mengatakan tidak melihat semut dan kecoa Yogi
Wita Persepsi Sensori: Halusinasi itu lagi setelah diskusi.
Penglihatan untuk point 7 dan 8 O: Klien dapat melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik, klien dapat memasukkan
1) Mengajarkan klien untuk latihan menghardik kedalam jadwal hariannya
menghadrik halusinasi. yaitu pada pukul 15.00 dan 17.00 Wita.
2) Menganjurkan klien A: SP1P tercapai
memasukkan cara P:
menghardik ke dalam Perawat: Lanjutkan SP2P Gangguan Persepsi Sensori:
kegiatan harian. Halusinasi Pengelihatan pada pertemuan ke
3 pada hari Rabu, 27 April 2016, pukul
09.30 Wita di Ruang perawatan klien.

lanjutan
1 2 3 4 dilanjutkan
5
Kien : memotivasi klien mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik dan melatih sesuai
jadwal.
Rabu, 27 1 Melakukan SP2P Gangguan S: Klien mengatakan bangun jam 06.00 pagi, mandi Yogi
April 2016 Persepsi Sensori: Halusinasi dan merapikan tempat tidur. Klien mengatakan
Pukul 09.00 Penglihatan. melakukan latihan menghardik kemarin pukul
Wita 1) Mengevaluasi jadwal 15.00 Wita dan 17.00 Wita dengan cara
73

kwgiatan harian klen. memejamkan mata dan meyakinkan bahwa apa


2) Melatih klien yang di lihat oleh klien itu tidak nyata. Klien juga
mengendalikan halusinasi mengobrol dengan teman di ruangan dan menyanyi
dengan cara bercakap – sebelum tidur. Klien mengatakan ingin mengobrol
cakap dengan orang lain. dengan perawat.
3) Menganjurkan klien O:Klienmampu menyebutkan kegiatan hariannya,
memasukkan kedalam Klien tampak kooperaif,Klien dapat melakukan
jadwal kegiatan harian cara mengontrol halusinasi dengan cara
klien. menghardik, Klien dapat melakukan cara
mengontrol halusinasi dengan cara mengobrol
dengan temannya.
A: SP 2 P tercapai
P:
Perawat: Lanjutkan SP3P Halusinasi penglihatan pada
pertemuan ke 4 pada hari Rabu, 28 April
2016, pukul 09.00 Wita di Ruangan
Perawatan klien.
lanjutan
1 2 3 4 5
Klien :Memotivasi klien mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap – cakap.
Kamis, 28 1 Melaksanakan SP3P Gangguan S: Klien mengatakan bangun jam 06.00 pagi, mandi Yogi
April 2016, persepsi sensori: Halusinasi dan merapikan tempat tidur. Klien mengatakan
pukul 09.00 Penglihatan. sudah melakuka kegiatan menghardik dan bercakap
Wita 1) Mengevaluasi jadwal – cakap kemarin pukul 15.00 Wita. Klien
kegiatan harian klien. mengatakan sudah tidak lagi melihat semut dan
2) Melatih klien mengntrol binatang – binatang lain sejak tadi pagi.
halusinasi dengan O: klien mampu menyebutkan kegiatan hariannya yaitu
melakukan kegiatan. merapikan tempat tidur, klien tampak kooperatif
74

3) Menganjurkan klien saat bercakap – cakap, kontak mata dengan perawat


memasukkan ke dalam baik, interaksi klien baik saat bercakap – cakap.
jadwal kegiatan harian. A: SP3P tercapai
P:
Perawat: Lanjutkan SP4P Gangguan persepsi sensori:
Halusinasi pengelihatan pada pertemuan ke
5 pada hari Kamis, 29 April 2016, Pukul
09.30 Wita di Ruang perawatan klien.
Klien :Memotivasi klien mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal harian.
lanjutan

1 2 3 4 5
Jumat, 29 1 Melaksanakan SP4P Gangguan S: klien mengatakan sudah melakukan kegiatan
April 2016 Persepsi Sensori: Halusinasi menghardik dan bercakap – cakap kemarin jam
Pukul 09.30 penglihatan. 15.00 Wita. Klien mengatakan mengetahui obat
Wita 1) Mengevaluasi jadwal yang di minumnya, diantaranya klien mengatakan
kegiatan harian klien. salah satu obat yang di munum klien membuat
2) Memberikan pendidikan klien terkantuk. Klien mengatakan minum obat 2
kesehatan tentang kali sehari setelah makan pagi dan sore hari. klien
penggunaan obat secara mengatakan mengetahui warna obat yang di
teratur. minumnya, diantaranya 1 obat berwarna kuning
3) Menganjurkan klien dan 1 berwarna orange.
memasukkan ke dalam O: klien mampu melakukan jadwal harian yang sudah
jadwal kegiatan harian. dibuat, klien mampu menyebutkan warna obat dan
fungsi salah satu obat yang di minum klien, klien
tampzk kooperatif.
A: SP4P tercpai.
P:
75

Perawat: Lanjutkan SP1K Gangguan Persepsi Sensori:


halusinasi penglihatan pada hari Sabtu, 30
April 2016, Pukul 15.00 Wita untuk
kunjungan rumah klien.
Klien: motivasi klien untuk mengontorl halusinasi
dengan cara minum obat secara teratur.

lanjutan

1 2 3 4 5
Sabtu, 30 1 Melaksanakan SP1K Gangguan S: Keluarga mengatakan bahwa klien susah untuk di Yogi
April 2016 Persepsi Sensori: Halusinasi beri tahu untuk minum obat. Keluarga mengatakan
Pukul 15.00 penglihatan. di saat klien tidak kambuh, klien sangat baik dan
Wita 1) Mendiskusikan masalah rajin dalam melaksanakan tugas rumah, keluarga
yang dirasakan keluarga mengatakan mengerti tentang dan paham tentang
dalam merawat klien. hal yang dijelaskan perawat seperti cara merawat
2) Memberikan pendidikan klien d rumah.
kesehatan tentang O: Keluarga klien tampak kooperatif tentang
pengertian Halusinasi, jenis penjelasan yang di berikan oleh perawat seperti:
Halusinasi yang dialami menjelaskan tentang hal yang dialami oleh klien
klien, tanda dan gejala dan cara perawatan klien di rumah.Keluaraga
Halusinasi, serta proses menerima kedatangan perawat dengan senang
terjadinya halusinasi. hati.
3) Menjelaskan caramerawat A: SP1K tercapai.
klien dengan halusinasi. P:
Perawat:lanjutkan SP2K dan SP3K.
Keluarga: sarankan keluarga untuk memotivasi klien
untuk meminum obat secara teratur di rumah.
76

TABEL 6
EVALUASI KEPERAWATAN KLIEN MP DENGAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI:HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG KUNTI RSJ PROPINSI BALI
TANGGAL 30 APRIL 2016

Hari/Tanggal/ Diagnosa Evaluasi keperawatan Paraf


Jam Keperawatan
1 2 3 4
Sabtu, 30 Gangguan Persepsi Subyektif: Yogi
April 2016 Sensori: Halusinasi - SP BHSP: Klien mengatakan “selamat pagi” “nama saya MP,
Pukul 16.00 Penglihatan. biasa di panggil mami, asal mami dari payangan buahan”.
Wita - SP1P: Klien mengatakan melihat semut yang banyak di
kamarnya sampai ketembok luar kamar yang berputar – putar.
Klien mengatakan melihat semut pada saat sendiri dan
mengong di kamar. Klien mengatakan saat klien bengong,
sesekali klien melihat semut dan kecoa tersebut. Klien
mengatakan saat melihat semut dan kecoa tersebut klien
langsung menutup mata, membacakan doa dan menyanyi agar
tidak ketakutan.
- SP2P: Klien mengatakan bangun jam 06.00 pagi, mandi dan
merapikan tempat tidur. Klien mengatakan melakukan latihan

dilanjutkan
77

menghardik kemarin pukul 15.00 Wita dan 17.00 Wita


dengan cara memejamkan mata dan meyakinkan bahwa apa
lanjutan yang di lihat oleh klien itu tidak nyata.

1 2 3 4
Klien juga mengobrol dengan teman di ruangan dan
menyanyi sebelum tidur. Klien mengatakan ingin mengobrol
dengan perawat.
- SP3P: Klien mengatakan bangun jam 06.00 pagi, mandi dan
merapikan tempat tidur. Klien mengatakan sudah melakuka
kegiatan menghardik dan bercakap – cakap kemarin pukul
15.00 Wita. Klien mengatakan sudah tidak lagi melihat semut
dan binatang – binatang lain sejak tadi pagi.
- SP4P: Klien mengatakan sudah melakukan kegiatan
menghardik dan bercakap – cakap kemarin jam 15.00 Wita.
Klien mengatakan mengetahui obat yang di minumnya,
diantaranya klien mengatakan salah satu obat yang di munum
klien membuat klien terkantuk. Klien mengatakan minum
obat 2 kali sehari setelah makan pagi dan sore hari. klien
mengatakan mengetahui warna obat yang di minumnya,
diantaranya 1 obat berwarna kuning dan 1 berwarna orange.
- SP1K: Keluarga mengatakan bahwa klien susah untuk di beri
tahu untuk minum obat. Keluarga mengatakan di saat klien
tidak kambuh, klien sangat baik dan rajin dalam
melaksanakan tugas rumah, keluarga mengatakan mengerti
tentang dan paham tentang hal yang dijelaskan perawat
seperti cara merawat klien d rumah.

1 2 3 4

dilanjutkan
lanjutan
78

Obyektif:
- SPBHSP: Ekspresi wajah tampak bersahabat, klien mau
berjabat tangan, klien mau membalas salam, dan klien mau
duduk dekat perawat
- SP1P: Klien dapat melakukan caramengontrol halusinasi
dengan cara menghardik, klien dapat memasukkan latihan
menghardik kedalam jadwal hariannya yaitu pada pukul
15.00 dan 17.00 Wita.
- SP2P: Klien mampu menyebutkan kegiatan hariannya, Klien
tampak kooperaif, Klien dapat melakukan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik, Klien dapat melakukan
cara mengontorl halusinasi dengan cara mengobrol dengan
temannya.
- SP3P: klien mampu menyebutkan kegiatan hariannya yaitu
merapikan tempat tidur, klien tampak kooperatif saat
bercakap – cakap, kontak mata dengan perawat baik, interaksi
klien baik saat bercakap – cakap.
- SP4P: klien mampu melakukan jadwal harian yang sudah
dibuat, klien mampu menyebutkan warna obat dan fungsi
salah satu obat yang di minum klien, klien tampak kooperatif.

dilanjutkan

lanjutan

1 2 3 4
- SP1K: Keluarga klien tampak kooperatif tentang penjelasan
yang di berikan oleh perawat seperti: menjelaskan tentang hal
79

yang dialami oleh klien dan cara perawatan klien di rumah.


Keluaraga menerima kedatangan perawat dengan senang hati.
Analisa:
- SP BHSP, SP1P, SP2P, SP3P, SP4P, dan SP1K tercapai

Planing:
- Pertahankan SP BHSP, SP1P, SP2P, SP3P, SP4P, dan SP1K.
- Delegatifkan kepada staf pelaksana perawatan di Ruang Kunti
untuk melanjutkan pelaksanaan keperawatan SP2K dan SP3K
saat kunjungan rumah atau pada saat keluarga mengunjungi
klien ke RSJ.
- Untuk klien dianjurkan untuk mempertahankan kondisi yang
telah dicapai selama ini dan melakukan tindakan yang di
sarankan jika halusinasi klien muncul kembali.
- Untuk keluarag disarankan agar selalu memotivasi klien
dalam usaha mmbantu klien mecapai kondisi yang seoptimal
mungkin dalam proses penyembuhan klien.
80

Anda mungkin juga menyukai