Anda di halaman 1dari 35

MAKALAHFALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS II


(LEVINE’S THEORY OF CONSERVATION ENERGY)“

OLEH :
KELOMPOK 3
(KELAS B11-A)

NI NENGAH JUNIARTI (183222921)


NI KADEK YOPI ANITA (183222924)
NI LUH SUTAMIYANTI (183222933)
NI MADE SRI DAMAYANTI (183222936)
NI PUTU ITA MARTARIANI (183222941)
NI PUTU RITA LAKSMI (183222944)
NI WAYAN NIA ARDITYA SARI (183222948)
NI WAYAN SUMARNI (183222949)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Pujisyukur kami panjatkankepadaTuhan Yang


MahaEsakarenaberkatrahmatdankarunia Beliaulah kami
mampumenyelesaikanmakalah yang berjudul “Levine’s Theory Of Conservation
Energy” initepatpadawaktunya.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih untuk semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
kami Kami menyadaribahwa makalah
inimasihbanyakkekurangandanjauhdarikesempurnaankarenaketerbatasankemampuan
danilmupengetahuan yang kami miliki. Makaitu kami darisangatmengharapkan saran
dankritik yang membangun demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 03 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iiii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Konsep Levine’s Theory..................................................................................4
2.1.1 Biografi Myra Estrin Levine’s................................................................4
2.1.2 Model Konservasi Teori Levine’s...........................................................5
2.1.3 Filosofi Teori Levine’s............................................................................6
2.1.4 Konsep Utama Teori Levine’s................................................................7
2.1.5 ParadigmaTeoriKonservasiLevine’s..................................................14
2.1.6 Kelemahan dan Kelebihan Dari Teori Levine’s....................................17
2.1.7 Aplikasi Teori Levine’s.........................................................................19
2.1.8 Proses Keperawatan Pada Teori Levine’s.............................................20
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................22
3.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
LAMPIRAN (Naskah Role Play Levine’s Theory of Conservation Energy)

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar terhadap manusia secara utuh
yang menjadi kerangka dasar praktik keperawatan sehingga dibutuhkan pemahaman
mendalam tentang falsafah dan paradigma yang sangat dibutuhkan dalam
peningkatan profesionalisme dalam dunia keperawatan.Falsafah keperawatan
meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta falsafah pada institusi
pelayanan kesehatan berperan sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan
keperawatan.Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan,
pendidik, pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah
keperawatan melalui pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti
konsep sehat-sakit, kesehatan, penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika
keperawatan (Creasia, 2007).
Dunia keperawatan saat ini sangat berkembang dengan pesatnya.Banyak teori-
teori keperawatan yang hingga saat ini masih digunakan dan diaplikasikan didalam
praktik keperawatan baik di lingkungan akademisi maupun lingkungan rumah
sakit.Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui bidang
keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat
layanannya.Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada
perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik keperawatan yang
terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmu
keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan di antara beberapa
teori guna mengembangkan model konseptual dan teori – teori keperawatan sebagai
kerangka kerja pemberian layanan keperawatan secara komprehensif. Teori
keperawatan menunjukkan fenomena yang menarik yang di kemukakan, mengikuti
banyak pertimbangan, sehingga logis, konsisten dan disesuaikan dengan penemuan
empiris dan didefinisikan secara operasional (Artinian, 2011).

1
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi
yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal
finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada
dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan
profesi – profesi lain. Tugas ini akan terasa berat bila perawat-perawat Indonesia
tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan
kerja keras perawat itu sendiri untuk menunjukkan profesionalismenya dalam
memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada
individu, keluarga maupun masyarakat dari berbagai tingkatan usia (Kalman, 2008).
Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Levine’s di Rumah Sakit telah
banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami
bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan
asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada
klien adalah penerapan konsep teori Levine’s. Oleh karena itu, kelompok memandang
perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang penerapan model
keperawatan yang sesuai dengan teori Levine’s diilapangan atau rumah sakit,
sehingga dapat diketahui apakah teori Levine’s dapat diaplikasikan dengan baik dalam
pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan.
Dalam teori Levine’s, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga
kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data,
perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan.Klien
membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan
kesehatannya.Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya kemampuan
partisipasi klien dalam perawatan.Levine’s juga menekankan kebutuhan dalam
memandang individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu sebagai
makhluk yang kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan pada
ketergantungan/ hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini
membuatnya merencanakan empat prinsip konservasi yakni kebutuhan energi dan
pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur, integritas personal(Sitzman,
2009).

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah iniyaitu sebagai berikut :

a. Bagaimanakah Biografi Myra Estrin Levine’s?


b. Bagaimanakah Model Konservasi Teori Levine’s ?
c. Bagaimanakah Filosofi TeoriLevine’s ?
d. Apa Sajakah Konsep Utama Teori Levine’s ?
e. Bagaimankah ParadigmaTeoriKonservasiLevine’s ?
f. Apa Sajakah Kelemahan dan Kelebihan Dari Teori Levine’s ?
g. Bagaimanakah Aplikasi Teori Levine’s ?
h. Bagaimanakah Proses Keperawatan Pada Teori Levine’s ?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pada makalah ini yaitusebagai berikut :

a. Untuk mengetahui biografi Myra Estrin Levine’s


b. Untuk mengetahuimodel konservasi teori Levine’s
c. Untuk mengetahuifilosofi teori Levine’s
d. Untuk mengetahuikonsep utama teori Levine’s
e. Untuk mengetahuiparadigmateorikonservasiLevine’s
f. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari teori Levine’s
g. Untuk mengetahuiaplikasi teori Levine’s
h. Untuk mengetahui proses keperawatan pada teori Levine’s

1.4 MANFAAT
Adapun manfaat pada makalah ini yaitusebagai berikut :

a. Dapat mengetahui biografi Myra Estrin Levine’s


b. Dapat mengetahuimodel konservasi teori Levine’s
c. Dapat mengetahui filosofi teori Levine’s
d. Dapat mengetahuikonsep utama teori Levine’s
e. Dapat mengetahui paradigmateorikonservasiLevine’s

3
f. Dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari teori Levine’s
g. Dapat mengetahui proses keperawatan pada teori Levine’s
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Levine’s Theory


2.1.1 Biografi Myra Estrin Levine’s

Myra Estrin Levine lahir di Chicago pada tahun 1920.Beliau merupakan


anak pertama dari 3 bersaudara.Levine mengembangkan minat dalam
keperawatan karena ayahnya (yang memiliki masalah pencernaan) sering sakit
dan perawatan yang diperlukan pada banyak kesempatan. Latar belakang
pendidikannya adalah : tamat Diploma Keperawatan tahun 1944, SB di Chicago
University tahun 1949, kemudian menyandang Master Ilmu Keperawatan dari
Wayne State Unversity, menjadi Professor dalam Keperawatan Medical Bedah
tahun 1987. Dalam karirnya sebagai perawat, Levine menjalani pekerjaan
bervariasi antara lain, perawat pribadi (1944), perawat di ketentaraan Amerika
Serikat (1945), instruktur praklinik di physical sciences Cook Country (1947-
1950), direktur Keperawatan di Drexel Home Chicago (1950-1951), Surgical
Supervaisor pada 2 rumah sakit yaitu klinik Universitas Chicago (1951-1952)
dan Rumah Sakit Hendry Ford Detroit (1956-1962). Levinejuga mendapat

4
banyak tanda jasa meliputi, Charter Fellow of American Academy of Nursing,
gelar kehormatan menjadi anggota bantuan kesehatan mental Amerika untuk
Israil (1976), penghargaan Elizabeth Russell Belford (1977), American Journal
of Nursing Book of the year, Levinepensiun pada tahun 1987. Dia meninggal
pada tanggal 20 Maret 1996, pada usia 75 tahun(Tomey & Alligood, 2006;
Alligood, 2010).
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk
mengembangkan “teori keperawatan”, tetapi ingin menemukan cara untuk
mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal bedah dan
berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam
kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan
pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada
pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien(Tomey & Alligood, 2006
; Alligood, 2010).

2.1.2 Model Konservasi Teori Levine’s

Inti, atau konsep sentral, teori Levine adalah konservasi (Levine,


1989). Ketika seseorang dalam keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon

5
adaptif individu sesuai perubahan secara produktif, dan dengan pengeluaran
sedikit usaha, sambil menjaga fungsi optimal dan identitas. Konservasi dicapai
melalui aktivasi jalur sukses adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai
tanggapan yang dibutuhkan oleh fungsi manusia.Levine menekankan kebutuhan
dalam memandang individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu
sebagai makhluk yang kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan
pada ketergantungan/ hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya
ketergantungan ini membuatnya merencanakan empat prinsip konservasi yakni
:kebutuhan energi dan pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur,
integritas pribadi.Manusia tergantung pada yang lain pada semua aspek
kehidupan, makanan, keamanan, rekreasi dan penghargaan. Levine
mengharapkan seorang perawat mengetahui kekomplekan interaksi dan
mendukung dalam mempertahankan atau memulihkan hubungan saat klien
mengalami gangguan kesehatan.
Keseimbangan yang normal berubah saat sakit dan klien akan berusaha
mengatasi stress nya dan mungkin menunjukkan perubahan pola tingkah laku
dan fungsi. Seorang perawat harus mempersepsikan pertanggung jawaban dalam
membantu klien untuk mengadaptasi perubahan kearah cara pemeliharaan
kesehatan yang positif.Pengaruh masyarakat atau lingkungn dalam teori Levine
sangat penting. Inti dari definisi teori Levine bahwa perawatan adalah interaksi
antara manusia, ia menggunakan konsep adaptasi dan peningkatan respon tubuh
melalui pendekatan sistem.

2.1.3 Filosofi Teori Levine’s

Dalam mengembangkan teorinya Levine menggunakan dasar pemikiran


yaitu perjalanan penyakit dan pandangan individu terhadap perubahan penyakit.
Teori-teori yang dipakai sebagai sumber teori Levine adalah :
 Teori Beland (1971) ; theory of spesifik causation and multiple factors,
 Gibson’s (1966), definition of perceptual system,
 Erikson’s (1964); different between total and whole
 Selye’s (1956); stress theory
 Bate’s (1967); model of external environment

6
 Rogess (1970), dan nigtinggale
Disamping itu Levine dalam mengembangkan teorinya dipengaruhi oleh
teori Goldstein (1963), Hall (1966), Sherrington (1960), dan Dubos (1961-
1965).Teori Levine keperawatan dibangun atas dasar humaniora dan ilmu
pengetahuan. Dalam teori-teori tertentu mempengaruhi psikologisKurt
Goldstein dan teori Erik Erikson Hans Selye dan pola lingkungan eksternal M.
Bates.Teori keperawatan Levine terdiri dari serangkaian intervensi mendukung
dan terapi berdasarkan pengetahuan ilmiah dan teknik kemampuan. Interaksi
manusia adalahesensi dari keperawatan,dimanakeperawatan dikatakan
sebagaisuatu individu disiplin yang didasarkan pada saling ketergantungan
hubungan antara orang lain. Levine memiliki pandangan holistik yang
berasal dari orang lain, yang tidak lain adalah pasien.Salah satu teorinya yang
sangat penting adalah konsep lingkungan.

2.1.4 Konsep Utama Teori Levine’s

Teori Myra Estrin Levine dikenal dengan Konservasi Model.Model


Konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan adaptasi dan
pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi.Model ini
memandu perawat untuk berfokus pada pengaruh-pengaruh dan respon-respon di
tingkatan yang organismik. Model Levine didasari 3 konsep utama, yaitu
Keutuhan (wholeness),adaptasi (adaptation), dan konservasi (conservation)
(Levine dalam Parker, 2001).
1) Keutuhan (Wholeness)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem
terbuka: “Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality
between diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of
which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik,
mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam
keseluruhan, batas-batas yang terbuka)” Levine (1973, hal 11) menyatakan
bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya
merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan,

7
terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan
kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis
dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.

2) Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan
mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan
internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi.Beberapa adaptasi
dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.Levine mengemukakan 3 karakter
adaptasi yakni: historitas, spesificity, redundancy.
a. Historitas
Mengacu pada gagasan bahwa respon adaptif sebagian didasarkan pada
sejarah masa lalu pribadi dan genetik.Setiap individu terdiri dari
kombinasi sejarah pribadi dan genetik, tanggapan adaktif adalah hasil dari
keduanya.
b. Spesificity
Mengacu pada fakta bahwa setiap sistem yang membuat manusia memiliki
keunikan stimulus dan respon. Tanggapan dirangsang oleh stres yang
spesifik dan berorientasi pada tugas, tanggapan yang dirangsang
dibeberapa jalur cenderung akan disinkronkan dan terjadi kerugian dalam
beberapa kasus
c. Redundancy
Menggambarkan gagasan bahwa jika salah satu sistem atau jalur tidak
dapat memastikan adaptasi, maka jalur yang lain mungkin dapat
mengambil alih dan menyelesaikan pekerjaan. Ini mungkin membantu
ketika respon korektif (misalnya, penggunaan suntikan alergi selama
periode waktu yang panjang untuk mengurangi efek dari alergi parah
secara bertahap sistem kekebalan tubuh).Namun, redundansi dapat
merugikan seperti ketika tanggapan sebelumnya yang gagal dibangun
kembali (misalnya, ketika kondisi autoimun menyebabkan sistem
kekebalan seseorang menyerang jaringan yang sebelumnya sehat
dalamtubuh).

8
Levine menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu
untuk menjamin keberhasilan dalam aktivitas kehidupannya yang menunjukkan
adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan
dalam kode genetik individu.Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan
yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi.Kehilangan
redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi
lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
1. Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik
lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan
lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan
lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual.
2. Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi,
respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi. (Levine dalam Tomey &
Alligood, 2006 dan Parker, 2001):
 Fight or Flight
Merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman diterima individu
baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakunan melalui
menyerang atau menghindar dan merupakan reaksi yang tiba-tiba.Respon
yang disampaikan adalah kewaspadaan mencari informasi untuk rasa aman
dan sejahtera.
 Respon terhadap peradangan
Merupakan mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari lingkungan
yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri. Respon individu
adalah menggunakan energy sistemik yang ada dalam dirinya untuk
membuang iritan yang merugikan.
 Respon terhadap stress
Merupakan respon defensive dalam bentuk perubahan yang tidak spesifik
pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energy untuk
beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi atau sampai
dengan klien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan
 Kewaspadaan perceptual

9
Informasi dan pengalaman hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara
utuh oleh individu, semua pertukaran energy terjadi dari individu ke
lingkungan dan sebaliknya.Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah
laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual
individu, hanya terjadi saat individu menghadapi lingkungan baru di
sekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal
ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya.

3) Konservasi
Konservasi berasal dari bahasa latin conservation yang berarti “menjaga
bersama-sama”. Konservasi adalah menggambarkan
suatusistemyangkompleksagarmampumelanjutkanfungsiketika terdapat
beberapa ancaman.Dengan konservasi, manusia mampu
melawanrintangandanberadaptasiyangsesuaidenganpertahanan mereka yang
unik.Tujuan dari konservasi adalah sehat dan kuat melawan
ketidakmampuan.Peran perawat adalah untuk mempertahankan konservasi
dan integritas pada smua situasi.Model interaksi danintervensi keperawatan
ditujukan untuk peningkatan kemampuan adaptasi dan
mempertahankankesehatan secarakeseluruhan(wholism)
(Tomey&Alligood,2006;Alligood, 2010).
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya.
Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan
fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk.Dalam pengertian Konservasi juga,
bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi
mempertahankan keunikan mereka.Konservasi terdiri dari empat prinsip
konservasi yaitu : konservasi
energi,konservasiintegritasstruktur,konservasiintegritaspersonal dan
konservasi integritas sosial. Intervensi ditujukan agar klien mencapai keempat
prinsip konservasi ini (Tomey & Alligood, 2006;Alligood,2010).
1) Konservasi Energy
Individu sangat membutuhkan keseimbangan energi agar dapat
mempertahankan aktivitas kehidupan.Sakit dan penuaan menyebabkan

10
perubahan energi.Kemampuan individu
tergantungpadaketersediaanperawatanyangdapatmembantu menurunkan
tingkat kebutuhan energi.Disinilah peran dari intervensi keperawatan.
Konservasi energi mengacu pada masukan menyeimbangakan energi dan
output untuk menghindari kelelahan yang berlebihan ini mencakup istirahat
yang cukup, nutrisi dan olahraga (gambar 2.1, 2.2 dan 2.3)

Nutrisi yang cukup (gambar 2.3)


Olahraga yang cukup(gambar2.1) Istirahat yang cukup (gambar 2.2)

11
2) Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan adalah proses perbaikan struktur dan fungsi
integritasmelaluikonservasiuntukmempertahankankesehatan secara
menyeluruh. Ketidakmampuan merupakan pertanda perlunya
peningkatan adaptasi yang baru.Konservasi integritas struktur mengacu
untuk memelihara atau memulihkan struktur tubuh mencegah kerusakan
fisik dan mempromosikan penyembuhan.Contoh membantu pasien dalam
latihan berjalan, pemeliharaan kebersihan pribadi pasien (gambar 2.4 dan
2.5).

Kebersihan pasien(gambar2.4) Membantu pasien berjalan (gambar2.5)


3) Konservasi Integritas Personal
Harga diri dan identitas personal merupakan hal yang penting bagi
manusia. Menjadi klien akan menyebabkan perubahan pada nilai diri.

12
Hal ini diawali dengan kehilangan privasi dan perasaan cemas. Perawat
dapat memperlihatkan penghargaan terhadap diri klien dengan
memanggil namanya, peduli terhadap harapan dan keinginan klien,
memperhatikan nilai personal, menyediakan privasi selama prosedur
tindakan, mendukung pertahanan diri individu dan mengajarkanmereka
tentang mekanisme koping. Peran perawat adalah meningkatkan
kekuatan individu untuk dapat hidup mandiri,
tidaklamamenjadipasiendantidakmembutuhkanwaktuyang
lamauntuktergantungdenganoranglain(Alligood,2010).Konservasi
integritas personal mengakui individu sebagai salah satu yang berusaha
untuk penentuan, pengakuan, penghormatan, kesadaran diri, kepribadian dan
self, Contoh : melindungi ruangan pasien dan memberi kenyamana kepada
klien (gambar 2.6 dan 2.7)

Melindungi kamar pasien (gambar2.6) Memberi kenyamanan kepada klien (gambar2.7)

4) Konservasi Integritas Sosial


Hidup menjadi lebih berarti jika dapat diterima dalam komunitas sosial
dan kesehatan akan dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Perawat
memiliki peran untuk menghadirkan anggota keluarga, membantu
kebutuhan religius, dan menggunakan hubungan interpersonal untuk
konservasi integritas sosial (Alligood. 2010).Seorang individu diakui
sebagai beberapa orang yang tinggal bersama dalam sebuah keluarga,
komunitas, kelompok agama, kelompok etnis, sistem politik dan bangsa.
Contohnya membantu individu unutk mempertahankan tempatnya dalam
keluarga, komunitas dan masyarakat (gambar2.8)

13
Individu dalam mempertahankan tempatnya di dalam keluarga (gambar 2.8)

2.1.5 ParadigmaTeoriKonservasiLevine’s

Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah


mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari
disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat
konsep pusat : manusia, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini,
Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau menjadi
kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.
1. Manusia
Manusia digambarkan sebagai sesuatu yang holistik, wholism yang
terintegritas.Manusia yang terintegrasi berarti bebas dalam memilih dan
bergerak, memiliki rasa identitas diri dan memiliki harga
diri.Levinejugamenggambarkanmanusiasebagaisistemdarisistemyang
secara keseluruhan terorganisasi diantara semua bagian yang
berkontribusi.Pengalaman hidup manusia selalu berubah, kemudian
manusia berusaha untuk beradaptasi agar mampu konservasi. Sesuai
dengan ungkapan Levine bahwa proses hidup adalah proses berubah
(Tomey&Alligood).

14
2. Lingkungan
Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkungan terbagi menjadi 2
bagian yaitu lingkungan internal dan eksternal :
a) Lingkungan internal
Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi
dari individu dan konstan ditantang oleh lingkungan
eksternal.Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh
yang menyerupai homeorhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap
tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk
energi.

b) Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan persepsi, operasional
dan konseptual, yaitu :
1) Lingkunganpersepsi
Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan ekternal yang
individunya menanggapi dengan organ-organ indera, contohnya
cahaya, suara, sentuhan, suhu, perubahan iklim yang terasa dan
posisikeseimbangan.

2) Lingkunganoperasional
Lingkungan operasional adalah lingkungan yang beriteraksi dengan
jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ sensorik yang
dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk
radiasi, mikroorganisme dan polutan. Dengan kata lain, elemen-
elemen ini secara fisik dapat mempengaruhi individu tetapi tidak
dirasakan oleh kedua contohnya: misalnya gotong royong.

3) Lingkungankonseptual
Lingkungan konseptual adalah lingkungan yang terdiri dari bahasa,
ide, simbol dan konsep-konsep, penemuan mencakup pertukaran
bahasa, kemampuan untuk berpikir, pengalaman emosi, sistem nilai,

15
keyakinan agama, tradisi etnis dan budaya dan individu psikologis pola
yang berdasarkan pengalaman hidup.
3. Kesehatan
Sehat dipengaruhi secara sosial dengan kemampuan untuk berfungsi
secaranormaldengancarayanglayak.Kelompoksosialadalahfaktor
yangikutmenentukan(predeterminan)kesehatanmanusia.Sehattidak hanya
bebas dari kondisi patologis.Sehat berarti juga kembali pada diri sendiri,
individu bebas dan mampu untuk mengejar hal yang diinginkan dalam
konteks yang bersumber dari diri sendiri. Menurut Levine, hal penting
untuk diingat bahwa sehat juga dipengaruhi oleh kultural. Secara individu,
tingkat kesehatannya akanberubah
sepanjangwaktu(Tomey&Alligood,2006).
4. Keperawatan
Praktik keperawatan didasarkan pada keilmuan yang unik dan
keilmuanyangberdasarkanpadapendekatanilmiahdaridisiplinilmu lain
sebagai tambahan keilmuan dalam bidang keperawatan. Levine
mengungkapkan bahwa tugas perawat adalah mengupayakan agar dapat
mengambil keputusan pada situasi yang tepat dalam menghadapi klien
berdasarkan ilmu dan pendekatan ilmiah, bersifat selektif dalam
mengobservasi dan menseleksi data yang relevanyang didapatkan dari
hasil pengkajian.Perawat berpartisipasi secara aktif pada setiap lingkungan
klien dan memberikan dukungan dalam penyesuaian diri klien terhadap
kondisi yang sulit akibat penyakit.Intervensi keperawatan adalah
mendorong adaptasi yang baik dari
klienataumenjadilebihbaiksecarasosial,kemudianperawatberaksi
melakukan tindakan terapeutik ketika respon klien kurang baik, perawat
menyediakan dukungan bagi klien (Tomey & Alligood, 2006).

2.1.6 Kelemahan dan Kelebihan Dari Teori Levine’s

a. Kelemahan atau Keterbatasan Teori Levine’s


Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan
tanpa batasan.Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada

16
penyakit yang bertentangan dengan kesehatan; demikian, intervensi
keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian
individu.Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine
adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung
prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini
adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini.
Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu
dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya,
perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien
untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan
pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan
tidak cocok, ketidakcocokan ini akan menjadi daerah konflik.

Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat


prinsip Conservational Model diterapkan:

1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari


penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur
dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus di
mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien
mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-
anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori
Levine itu tidak berlaku.
2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk
melestarikan struktur anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan
struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasus-
kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa
diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik,
prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions;
integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien
mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke
pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan.

17
3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan
pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan
privasi, didorong dan psikologis didukung. Keterbatasan di sini akan
berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu dan lumpuh dan
tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu,
individu atau klien bunuh diri.
4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan
pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain
yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan
khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang
signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak
mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar,
fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang
terlibat dalam perawatan kesehatannya.

b. Kelebihan Teori Levine’s


Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan
klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu
dalam penjadwalan keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti
keadaan dan integritas klien secara penuh.Dengan didukung dari klien
yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.

2.1.7 Aplikasi Teori Levine’s


Praktisi keperawatan dalam melaksanakan fungsinya perlu menerapkan
teori atau model yang sesuai dengan situasi tertentu. Teori Levine ini dapat
diaplikasikan sebagai berikut:

a. Perawatan penelitian
Prinsip-prinsip konservasi telah digunakan untuk pengumpulan data dalam
berbagai penelitian. Model Conservational digunakan oleh Hanson et al.in
studi mereka insidensi dan prevalensi ulkus tekanan pada pasien rumah sakit.
Newport (nd) digunakan prinsip konservasi energi dan integritas sosial untuk

18
membandingkan suhu tubuh bayi yang telah ditempatkan di dada ibu segera
setelah lahir dengan mereka yang ditempatkan di hangat.

b. Pendidikan keperawatan
Model Conservational digunakan sebagai pedoman untuk pengembangan
kurikulum.Itu digunakan untuk mengembangkan program sarjana di
Allentown keperawatan perguruan St Fransiskus de Sales, Pennsylvania,
Digunakan dalam program pendidikan keperawatan disponsori oleh Kapat
Holim di Israel.

c. Perawatan administrasi
Taylor (nd) dijelaskan panduan penilaian untuk pengumpulan data pasien
neurologis yang merupakan dasar untuk pengembangan rencana asuhan
keperawatan yang komprehensif dan dengan demikian mengevaluasi asuhan
keperawatan.McCall (nd) mengembangkan alat penilaian untuk pengumpulan
data atas dasar empat prinsip conservational untuk mengidentifikasi
kebutuhan perawatan pasien epilepsy.Keluarga alat penilaian dirancang oleh
Lynn-McHale dan Smith (nd) untuk keluarga pasien dalam pengaturan
perawatan kritis.

d. Praktik keperawatan
Model Conservational telah digunakan untuk praktik keperawatan dalam
pengaturan yang berbeda.Bayley (nd) membahas perawatan seorang remaja
parah dibakar di dasar empat prinsip conservational dan dibahas pasien
lingkungan persepsi, operasional dan konseptual.Kolam (nd) menggunakan
model konservasi untuk membimbing asuhan keperawatan tunawisma di
klinik, tempat penampungan atau jalan-jalan.

2.1.8 Proses Keperawatan Pada Teori Levine’s


a. Pengkajian
Pada model teori konservasi Levine, pengkajian meliputi empat
konservasi yaitu konservasi energi, konservasi integritas struktur,

19
integritas personal dan integritas sosial (Tomey & Alligood, 2006;
Alligood, 2010).
b. Tropikognosis danJustifikasi
Penegakan diagnosa keperawatan dalam konsep teori konservasi
Levine dirumuskan dalam rumusan pernyataan atau justifikasi yang
disebut tropikognosis (Tomey & Alligood, 2006 ; Alligood, 2010).
Tropikognosismerupakanrumusanmasalahkeperawatanyangdibuat
berdasarkankemampuanklienberadaptasimempertahankanintegritas
dankonservasi.
c. Hipotesis
Hipotesis keperawatan didasarkan pada rumusan masalah
yangsudah
ditentukansebelumnya,perawatberusahamencarivalidasipadaklien
tentang masalah yang diasuh.Perawat melakukan hipotesis
terhadap masalah dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut
(Alligood, 2010).Hipotesismerupakanintidarirencanakeperawatan
d. Intervensi dan ImplementasiKeperawatan

Dalam teori Konservasi Levine rancangan intervensi dibuat


berdasarkanpadaprinsipkonservasiyaitukonservasienergi,integri
tas struktur, integritas personal dan integritas sosial.Tujuan dari
intervensi adalah untuk mempertahankan wholeness dan
membantu memfasilitasi adaptasi (Alligood, 2010).Rencana
tindakan kemudian diimplementasikan berdasarkan konsep
konservasi energi, integritas
struktur,integritaspersonaldanintegritassosialtersebut.
Istilah implementasi keperawatan tidak diungkapkan dengan
jelas pada teori Konservasi Levine.Implementasi keperawatan
sekaligus dibicarakan dalm konsep intervensi.Garis besar
rencana tindakan keperawatan tergambar dalam pernyataan
hipotesis keperawatan. Secara teknis hipotesis digunakan untuk
memandu perawat dalam

20
membuatrincianrencanatindakankeperawatanyangakandilakuka
n. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada dasarnya
bertujuan untuk menguji hipotesis yang sudah dibuat oleh
perawat (hypothesis testing) (Alligood, 2010).
e. Evaluasi
Evaluasi berdasarkan teori Konservasi Levine adalah observasi
pada respon organismik klien terhadap intervensi dan
implementasi keperawatan yang telah dilakukan.Tes hipotesa
dievaluasi dengan mengkaji respon organismik yang dapat
mendukung atau tidak mendukung hipotesis
keperawatan.Tindakan keperawatan yang dilakukan dapat
bersifat terapeutik maupun suportif.Tindakan yang sifatnya
terapeutik meningkatkan derajat kesehatan klien, sedangkan
yang bersifat suportif dapat menimbulkan kenyamanan bagi
klien.Jika hipotesis yang dibuat tidak dapat mendukung
penyembuhan dan
perbaikankondisiklienmakarencanadapatdirevisidenganmembu
at hipotesisyangbaru(Alligood,2010).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa terhadap teori Levine’s, maka kelompok menganalisa
bahwa Myra Estrin Levine adalah seorang ahli yang memberikan penjelasan berbeda
dari disiplin ilmu keperawatan.Dalam teori Levine’s ini terdapat empat konsep

21
konversi utama yaitu konversi energy, integritas struktur, integritas personal dan
integritas sosial. Semua teori yang beliau bagi menjadi empat bagian utama antara
lain orang, lingkungan , kesehatan, keperawatan. Selain itu, Levine’s juga membahas
orang dan lingkungan yang tergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke
waktu.Menurutnya seorang perawat harus selalu mengobservasi, memberikan
intervensi yang tepat sesuai perencanaan dan mengevaluasi. Hal tersebut untuk
membantu klien, sehingga hubungan kerja sama antara perawat dengan klien harus
baik agar terwujudnya tujuan kedua belah pihak
Selain itu dalamteoriLevine’s,klien juga sangat
dipandangdalamposisiketergantungan,sehingga kemampuanklienterbatasuntuk
berpartisipasidalampengumpulandata, perencanaan, implementasi atausemua fase dari
posisi ketergantungan.Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi
terhadap gangguan
kesehatannya.Perawatbertanggungjawabdalammenentukanbesarnya kemampuan
partisipasi kliendalam perawatan.Mutu menjadisangatpenting diaplikasikan dalam
teori Levine’s untuk mencapai tujuan klinis karena dasar dari pendapat ini adalah
posisi ketergantungan dari klien sebagai akibat dari sakit atau bantuan kesehatan yang
membutuhkan bantuan perawatan.

3.2 Saran
Sebagai seorang perawat yang memiliki peran penting dalam pelayanan
kesehatan,pemahaman dan tujuan keperawatan seperti dalam teori dan model
keperawatan olehMyra Levine ini, dimana perawat harus mampu dalam memenuhi
tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan, agar proses keperawatan benar-benar
mampu menunjang proses pemulihan klien dan memenuhi tujuan dari keperawatan
sesuai dengan teori Levine’s yaitu klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Lervine percaya bahwa
intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi, dengan konservasi energy
sebagai pertimbangan utama.Dalam hal ini dituntut peranan perawat dalam
mewujudkan tindakan yang mencakup konversi-konversi tersebut dan mengobservasi

22
klien dan memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan
mengevaluasi.Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai
kesehatan yang seutuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha, R., Tomey, Ann, M. (2010). Nursing Theorist and Their
Works,Seventh Edition. St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier.

23
Artinian, B.M., Katharine S. West, M.P.H.M.S.N.R.N.C.N.S., & Margaret Conger,
E.D. (2011).The Artinian Intersystem Model: Integrating Theory and Practice
for the Professional Nurse, Second Edition: Springer Publishing Company.

Creasia, J.L., & Parker, B.J. (2007). Conceptual Foundations The Bridge to
Professional Nursing Practice, Fourth Edition St. Louis. Missouri: Mosby
Elsivier.

Fawcett, J., & DeSanto-Madeya, S. (2012). Contemporary Nursing Knowledge:


Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories: F. A.
DavisCompany.

Kalman, M. (2008).The Clinical Nurse Specialist Role : Could it be for you.American


Journal of Nursing, Vol 108.

Levine, M. E. (1973). Introduction to clinical nursing. F. A. Davis Company:


Philadelphia, PA.Online : http://www.google.com/.(diakses 27 September
2018

Parker, M. E. (2001).Nursing theories and nursing practice. F. A. Davis Company:


Philadelphia, PA.Online : http://www.google.com/.(diakses 27 September
2018

Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006).Nursing theorists and their work. (6th ed.).
Elsevier Health Sciences.Online : http://www.google.com/.(diakses 27
September 2018

LAMPIRAN

NASKAH ROLE PLAY

24
“PASIEN PADA GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DALAM
LEVINE’S THEORY OF CONSERVATION ENERGY”

Kelompok kami akanmembawakan role play tentang bagaimana seorang


perawat berkomunikasi dalam asuhan keperawatan pada kebutuhan nutrisi dengan
memasangkan selang NGT kepada pasien yang mengalami gangguan kebutuhan
nutrisi setelah pasca operasi tonsil kronis. Dimana role play ini akan diperankan oleh
anggota kami, yaitu :

Perawat 1 : Ni Wayan Nia Arditya Sari


Perawat 2 : Ni Wayan Sumarni
Perawat 3 : Ni Putu Ita Martariani
Dokter : Ni Luh Sutamiyanti
Pasien : Ni Made Sri Damayanti
Keluarga Pasien I : Ni Putu Rita Laksmi
Keluarga Pasien II : Ni Kadek Juniarti
Moderator : Ni Kadek Yopi Anita

Pada pagi hari di ruang X sebuah Rumah Sakit W di daerah Denpasar dirawat
seorang pasien bernama Ny. S berusia 21 tahun, pasien tersebut mengalami kesulitan
makan pasca operasi tonsil kronis dengan kondisi sangat lemah dan berat badan
menurun. Pada saat itu perawat 1 (perawat Nia) datang untuk memeriksa tanda tanda
vital Ny. S.
Perawat 1 : Selamat pagi ibu ..
Pasien : Selamat pagi sus ..
Perawat 1 : Apa benar dengan Ibu. S ?
Pasien : Iya benar sus ..
Perawat 1 : Boleh saya lihat gelang ibu ? (sambil mengecek identitas
pasien)
Perawat 1 : Bagaimana keadaan ibu pagi ini? Perkenalan saya perawat
Nia, saya perawat yang bertugas pada pagi hari ini yang akan
merawat ibu dari jam 7 sampai jam 2 siang nanti. Jadi jika ibu

25
membutuhkan saya,salah satu keluarga bisa panggil saya di
ruang perawat. Baiklah bu, kali ini saya akan melakukan
tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital atau mengecek kondisi
ibu saat ini, yang bertujuan untuk melengkapi dokumentasi dan
mengetahui rencana tidakan apa yang tepat untuk ibu. Apa ibu
bersedia?
Pasien : Iya sus boleh silahkan saja diperiksa
Perawat 1 : Baik kalau ibu bersedia saya akan mempersiapkan
peralatannya, nanti sekitar 10 menit lagi saya akan kembali.
(pasien mengangguk, perawat Nia pun bergegas keluar untuk
mengambil peralatan yang dia butuhkan untuk pemeriksaan).

(Perawat Nia kembali ke ruang perawat untuk mengambil alat-alat, setelah


beberapa menit, perawat Nia kembali ke ruang pasien untuk melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan sebelumnya)

Perawat 1 : Baik ibu, saya kembali membawa alat-alat untuk pemeriksaan


tanda-tanda vital, bagaimana apakah ibu sudah siap untu
diperiksa?
Pasien : Iya suster silahkan saya sudah siap (pasien menjawab dengan
nada lemas)

(Tindakanpun dimulai, akan tetapi dari awal perawat Nia melihat keadaan
pasien itu sangat tidak baik, pasien terlihat lemas, lesu, dan makanan untuk
makan pagi Ny. S masih terlihat utuh. Ketika perawat Nia sedang melakukan
pemeriksaan kepada Ny. S, perawat Nia melakukan komunikasi kepada pasien)

Perawat 1 : Baik ibu sekarang saya mulai yah, pertama saya akan
mengukur suhu badan ibu, setelah itu tekanan darah dan nadi
ibu.
Pasien : Iya sus silahkan (pasien mengangguk)

26
Perawat 1 : Ibu terlihat sangat lemas sekali pagi ini, bagaimana dengan
makan ibu ? Apakah habis makanannya bu ?tapi kelihatannya
makanan ibu tidak dimakan dan masih terlihat utuh (sambil
mengecek TTV pasien)
Pasien : Iya sus, saya mengalami sulit makan sus, karena tenggorokan
saya masih terasa sangat sakit pasca operasi kemarin (pasien
menjawab dengan suara pelan dan lemas)
Perawat 1 : Oh begitu, pantas saja ibu terlihat sangat pucat
Keluarga Pasien I : Iya sus tenggorokan ibu saya masih sakit jika digunakan
menelan dan badan Ibu saya masih sangat lemas, sampai-
sampai ibu saya tidak kuat untuk bangun.
Perawat 1 : Baik ibu sepertinya ibuanda mengalami gangguan dalam
makan, nanti saya akan berkonsultasi dengan perawat lainnya
dan dokter untuk merencanakan tindakan apa yang akan
dilakukan untuk ibu anda
Keluarga Pasien I : Iya sus, terimakasih..

(Tindakan pemeriksaan TTV pun sudah selesai dan perawat Nia pun
melakukan komunikasi pengkajian Fase terminasi)

Perawat 1 : Baiklah ibu saya sudah melakukan pemeriksaaan pada ibu


dan hasil yang saya dapatkan adalah TD : 100/60 mmhg, N :
140 X/menit, RR: 24 X/menit, dan S : 37◦c. Kalau begitu saya
permisi untuk kembali lagi keruang perawat unuk
membereskan alat-alatnya, jika ibu membutuhkan saya, ibu
atau keluarga bisa panggil saya diruang perawat. Terimakasih
ibu, selamat pagi...
Pasien : Iya sama-sama sus, selamat pagi …

(Perawat pun kembali ke ruang perawat dengan membawa peralatannya.


Berdasarkan hasil tanda-tanda vital yang sudah diperiksa dapat disimpulkan

27
bahwa Ny. S mengalami gangguan kebutuhan nutrisi, dari data yang telah
diperoleh)

DS pasien :
1. Pasien mengeluh lemas

2. Pasien mengeluh sakit pada tenggorokannya

3. Pasien mengeluh tidak nafsu makan

4. Pasien mengeluh susah makan karena sulit menelan

5. Pasien mengeluh tidak mampu bangun dari tempat tidurnya

DO pasien :
1. Pasien tampak lemah dan lesu

2. Tonus kurang

3. Berat badan menurun.

4. Tekanan darah menurun

(Waktupun menunjukan pukul 14.00 WIB, perawat Nia pun akan segera
digantikan oleh perawat Suma yang bertugas dinas siang di ruang X no 2).

(Perawat Nia dan perawat Suma mengunjungi pasien untuk memberitahui


bahwa sudah ganti perawat. Setelah itu perawat Suma masuk ke ruang X no 2
untuk mengecek kondisi pasien dan mengetahui tindakan yang akan dilakukan
setelah melihat data-data yang diperoleh dari pemeriksaan oleh perawat yang
bertugas sebelumnya)

(Setelah melihat tanda-tanda tersebut dan setelah konsultasi dengan dokter,


Ny.S mendapat diagnosis “Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi” kemudian
perawat dan dokter menentukan tindakan yang akan dilakukan)

28
Perawat 2 : Selamat siang ibu …
Pasien : Selamat siang sus …
Keluarga Pasien 2 : Selamat siang sus …
Perawat 2 : Apakah benar ini dengan Ibu. S ?
Pasien : Iya benar sus …
Perawat 2 : Perkenalkan ibu saya perawat Suma yang bertugas merawat
Ibu pada sianghari ini dari pukul 14.00 sampai pukul 20.00
wita. Jadi jika ibu membutuhkan saya ibu atau keluarga bisa
panggil saya di ruang perawat atau bisa tekan bel yang ada di
sebalah kiri ibu ya.
Pasien : Oh iya baik sus terimakasih
Perawat 2 : Apa ibu tadi pagi sudah diperiksa oleh perawat Nia ?
Pasien : Iya sus sudah
Perawat 2 : Baik ibu, setelah saya lihat data-data dan laporan dari perawat
yang bertugas sebelum saya, katanya ibu mengeluh susah
makanya ?
Pasien : Iya sus, tenggorokan saya masih terasa sakit karena operasi
kemarin jadi susah untu menelan makanan.
Perawat 2 : Oh iya ibu, baiklah sebelumnya perkenalkan ini dr. Amik,dr
ini akan melakukan penjelasan agar ibu bisa lebih paham
dengan tindakan apa yang akan kami lakukan selanjutnya.
Dokter : Selamat siang ibu, perkenalkan saya dr. Amik, sesuai dengan
masalah penyakit yang diderita ibu dan diagnosis yang saya
terima, kami akan memberikan tindakan pemasangan NGT
yang akan dilakukan oleh perawat, pemasangan NGT ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu agar ibu
mendapat asupan energi atau nutrisi sehinggaibu tidak merasa
lemas lagi. Bagaiman ibu, apakah ibu menyetujui dengan
rencana tindakan yang akan kami lakukan ?

29
Keluarga Pasien II : Mohon maaf dokter, sebelumnya pemasangan NGT itu
seperti apa ya dok ?
Dokter : Baik ibu saya jelaskan dulu ya, jadi pemasangan NGT itu
yaitu memasang selang yang akan dimasukan kedalam
lambung Ny. S melewati hidung untuk memasukan makanan
karena Ny. S saat ini sangat sulit untuk menelan makanan
setelah pasca operasi kemarin.
Perawat 2 : Jadi begitu ibu, bagaimana apa ibu dan keluarga bersedia
dilakukan pemasangan NGT untu pemenuhan nutrisi ibu ?
Keluarga Pasien II : Baiklah jika tindakan tersebut menurut dokter dan perawat
yang terbaik bagi ibu saya, saya akan menyetujuinya.

(Pasien dan keluarga pasien pun menyetujui tindakan dan kemudian pasien
menandatangani surat persetujuan tindakan)

Perawat 2 : Baiklah bu, kalau begitu saya akan keruang perawat dulu
untuk mempersiapkan peralatannya. Nanti sekitar 10-15 menit
saya akan kembali lagi ya bu. Saya permisi ibu, selamat siang.
Pasien : Iya sus …

(Sesuai dengan kontrak yang telah dilakukan sebelumnya, perawat Suma


melakukan implementasi atas rencana tindakan yang akan diberikan kepada
Ny. S pada pukul 15.00 WIB, setelah beberapa menit perawat Suma serta
perawat lainnya yaitu perawat Ita kembali ke ruang pasien dengan membawa
peralatan untuk memasang NGT).

Perawat 2 : Baik ibu, sesuai dengan kesepakan kita tadi maka saya akan
melakukan tindakan pemasangan NGT, disini saya bersama
perawat Ita yang akan membantu saya dalam melakukan
tindakan pemasangan NGT. Apakah ibu sudah siap ?danapakah
ada yang ingin ditanyakan lagi bu ?
Pasien : Tidak sus langsung saja saya sudah siap sus.

30
(Kemudian perawat Suma dan perawat Ita mempersiapkan peralatan untuk
melakukan tindakan pemasangan NGT tersebut)

Perawat 2 : Baiklah ibu saya dan perawat Itaakan melakukan pemasangan


NGT nya, maaf ya bu jika agak sedikit kurang nyaman
sebelumnya, ibu cukup rileks saja ya saat akan dilakukan
tindakan.
Pasien : Suster, apakah saya bisa normal kembali seperti biasa ?saya
takut sebab saya merasa lemas dan tenggorokan saya masih
terasa sakit pasca operasi.
Perawat 3 : Saya mengerti apa yang ibu rasakan, betapa khawatirnya ibu
ini. Ibu tidak usah khawatir.kami tim kesehatan akan berusaha
semaksimal mungkin untuk proses penyembuhan ibu dan akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin, tidak lupa juga ibu
dan keluarga banyak-banyak berdo’a kita serahkan semuanya
kepada TYME ya bu.
Pasien : Ya sus, kalau begitu saya optimis untuk sembuh
Perawat 3 : Bagus ibu dengan bersikap optimis maka ibu akan cepat lekas
sembuh

(Kemudian tak lama setelah itu, perawat Suma dan perawat Ita pun sudah
selesaimemasang selang NGT)

Perawat 3 : Nah sekarang pemasangan NGTnya sudah selesai bagaimana


perasaan ibu setelah saya pasangkanNGT ?
Pasien : Kurang nyaman sus, rasanya seperti mual dan menganjal
didaerah tenggorokan saya.
Perawat 3 : Iya itu pasti bu, tapi lama kelamaan akan terbiasa dan ini pun
untuk kesembuhan ibu dan juga untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu agar ibu bisa cepat lekas sembuh.

31
(Pemasangan selang NGT pun sudah selesai, perawatpun bergegas
membereskan alat-alat dan melakukan terminasi)

Perawat 3 : Baiklah ibu kalau begitu saya dan perawat Suma akan
kembali ke ruang perawat, nanti sekitar 20-30 menit, saya akan
kembali lagi untuk memberikan obat melalui selang NGT-nya
ya bu, jika ibu membutuhkan bantuan, ibu bisa tekan bel
sebelah kiri ibu atau keluarga bisa panggil saya di ruang
perawat.
Keluarga Pasien II : Iya sus ..
Perawat 3 : Saya permisi dulu ya bu, selamat sore
Pasien+Kel : Iya silahkan sus, terimakasih banyak sus ..
Perawat 2 + 3 : Sama-sama ibu ...

(Setelah itu, perawat Suma dan perawat Ita pun kembali menuju ruang perawat
untuk melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien lainnya, dan Ny. S
pun sudah terpasang NGT sehingga nutrisinya dapat terpenuhi dengan
adekuat)

Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan dari role play kelompok kami bahwa seorang perawat harus
mampu dalam memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan, agar proses
keperawatan benar-benar mampu menunjang proses pemulihan klien/pasien serta
mampu memenuhi tujuan dari keperawatan sesuai dengan teori Levine’sdan juga inti
dari tema role play kami yaitu levine’s theory of conservation energi atau teori
levine’s pada konservasi energidimana individu dikatakan sangat membutuhkan
keseimbangan energi agar dapat mempertahankan aktivitas kehidupannya. Sakit
dan penuaan dapat menyebabkan perubahan energi sesorang maka dari itu
konservasi energi pada teori Levine’stelah mengacu pada masukan dalam
menyeimbangakan kebutuhan energi.

SEKIAN & TERIMAKASIH

32

Anda mungkin juga menyukai