Anda di halaman 1dari 22

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS II

MOORE’S THEORY PEACEFUL END OF LIFE

OLEH

DEWA AYU LILIK SARASWATI (183222906)

GEK FITRINA DWI SARIASIH (183222907)

LUH PUTU RATIH ARTASARI (183222919)

NI KETUT ARI PRATIWI (183222925)

NI MADE YUNI ANTARI (183222938)

NI PUTU EKA PRADNYA KARTINI (183222940)

NI PUTU YUVI GITAYANI (183222946)

PUTU RIAS ANDREANI (183222951)

PUTU SRI UTAMI DEVI (183222952)

KELAS B11-A

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2018/2019
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi
Wasa atas berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Aplikasi Teori Keperawatan Pada Situasi Klinis II, Moore’s
Theory Peaceful End Of Life” pada mata kuliah Falsafah Dan Teori Keperawatan di Stikes
Wira Medika ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak
sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga kami dapat
menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih
baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 1 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER JUDUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………...2
1.3. Tujuan Masalah……………………………………………………………...2
1.4. Manfaat Penulisan…………………………………………………………...3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................4

2.1. Peaceful End Of Life………………………………………………………...4

A. Riwayat Hidup Ahli Teori Peaceful End of life (EOL)……………………...4

B. Pengertian End Of Life………………………………………………………7

C. Sumber Teori…………………………………………………………………8

D. Penggunaan Bukti Empiris…………………………………………………...9

E. Konsep Utama Dan Kegunaan………………………………………………10

F. Asumsi Mayor End Of Life ..………………………………………………..11

G. Prinsip-Prinsip End Of Life………………………………………………….13

H. Frame Peaceful End Of Life…………………………………………………15

BAB III PENUTUP....................................................................................................16

iii
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………..16

3.2. Saran………………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori Peaceful End Of Life dikembangkan dari standar dengan tujuan dapat
hidup tenang sebelum kehidupan berakhir. Standar dari kekhawatiran
dikembangkan oleh satu group berpengalaman dari perawat yang berasal dari
Norwegia. Perawat tersebut berada pada satu unit gastroenterological dimana
setengah dari pasien didiagnose dengan cancer dan dihadapkan pada pasien
terminal dalam setiap harinya (Ruland dan Moore 1998). Dengan pasien
terminal dokter tidak memfokuskan pada mereka, sehingga perawat harus
memiliki pengetahuan untuk merawat pasien dalam kondisi terminal dan
management gejalanya. Menurut salah satu ahli teori keperawatan Shirley M.
Moore, teori Peaceful End Of Life, menyatakan bahwa perawat integral akhir
dari ketenangan hidup meliputi, kebebasan dari sakit, dukungan emosional,
kedekatan dan keikutsertaan pada kenyataan lain yang berpengaruh, dan
perlakuan dengan empati dan hormat (Alligood, 2014). Berdasarkan situasi
diatas menunjukkan bahwa seorang perawat perlu untuk mengetahui secara
kompleks perawatan pasien yang mengalami penyakit terminal dan bagaimana
perawat dapat berkontribusi dalam memberikan ketenangan akhir dari hidup
pasien. Kondisi ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan pasien
dan memberikan bimbingan klinis dalam perawatan dan memberikan mereka
pelayanan yang berkualitas. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penerapan
yang dilakukan oleh perawat tersebut merupakan hasil pengembangan dari teori
Peaceful End Of life (Ruland dan Moore 1998). Teori ini tidak hanya berfokus
pada kematian dari pasien, melainkan ketenangan dan arti dari kehidupan selama
akhir dari hidup yang bisa diingat oleh pasien, kenyataan lain dan anggota
keluarga. Teori dikembangkan dari satu standar kekhawatiran yang diciptakan
oleh pakar keperawatan untuk mengatur pasien dengan penyakit terminal

1
(Ruland dan Moore 1998). Suatu hal yang sangat menarik tentunya, ketika
seorang perawat mampu menterjemahkan bagaimana mengembangkan teori ini
menjadi lebih mudah untuk dapat diterapkan pada pasien. Untuk itu Penulis
sangat tertarik mengangkat teori ini agar dapat difahami bersama bagaimana
teori peaceful end of life ini bisa diterapkan dalam asuhan keperawatan
khususnya pada pasien terminal.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana riwayat hidup ahli teori Peaceful End of life (EOL)

1.2.2 Menjelaskan pengertian dari End of Life (EOL)

1.2.3 Bagaimana sumber teori dari End of Life (EOL)

1.2.4 Bagaimana penggunaan empiris dari teori End of Life (EOL)

1.2.5 Bagaimana konsep dan penggunaan dari teori End of Life (EOL)

1.2.6 Bagaimana asumsi mayor teori End of Life (EOL)

1.2.7 Apa saja prinsip prinsip dari teori End of Life (EOL)

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui riwayat hidup ahli teori End of Life (EOL)

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari teori End of Life (EOL)

1.3.3 Untuk mengetahui sumber dari teori End of Life (EOL)

1.3.4 Untuk mengetahui penggunaan empiris dari teori End of Life (EOL)

1.3.5 Untuk mengetahui konsep dan penggunaan dari teori End of Life (EOL)

1.3.6 Untuk mengetahui asumsi mayor dari teori End of Life (EOL)

1.3.7 Untuk mengetahui prinsip dari teori End of Life (EOL)

2
1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan


manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa keperawatan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teori End of Life
(EOL)

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan


sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya
ilmu tersebut dapat dipahami dalam pembelajaran Falsafah keperawatan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peaceful End Of Life


A. Riwayat Hidup Ahli Teori Peaceful End of life (EOL)
1. Cornelia M. Ruland

Cornelia M. Ruland lahir di Norwegia tahun 1954. Lulus sarjana


keperawatan (B.Sn ) pada tahun 1974 dari Universitas Bergen, Norwegia.
Pada tahun 1979, Ruland mengambil Registered Nurse (RN) selanjutnya
bekerja menjadi perawat klinik spesialis anak di tahun 1983. Tahun 1994 ia
mengambil Master dan tahun 1998 mendapatkan gelar doktornya dari
Universitas Case Western Reserve, Cleveland, Ohio.

Karir keperawatannya dimulai sejak tahun 1979 sampai tahun 1980 dengan
menjadi staf keperawatan di unit anak di Rumah Sakit Bergen, Norwegia.
Dilanjutkan dengan menjadi staf perawat di unit anak dan onkologi di Oslo
tahun 1980-1983. Tahun 1983-1988, Ruland menjadi perawat klinik spesialis
anak di Oslo, dilanjutkan dengan menjadi kepala unit anak tahun 1988-1990.
Tahun 1990-1994, ia menjabat sebagai direktur keperawatan di Rumah Sakit
Aker University. Pada tahun 1994-1997, Ruland mendapat beasiswa untuk

4
mengambil doctor di USA dilanjutkan dengan menjadi asisten professor post
doctoral di Oslo tahun 1998-1999. Tahun 2000-2001 ia menjadi asisten
professor di Hanover dan tahun 2001-2002 menjadi asisten professor di New
York. Tahun 2006 mendapat gelar professor di department of clinical
medicine, University of Oslo. Ruland memulai karir penelitian mulai tahun
1994 sebagai asisten peneliti.Lalu menjabat sebagai direktur proyek riset
bersama Shirley Moore tahun 1995 sampai 1997. Saat ini (Juni 2002–
sekarang) Ruland menjabat sebagai Direktur Center for shared Decision
Making and Nursing Research di RS Universitas Rikshospitalet Oslo
Norwegia dan menjadi asisten professor di Dartmouth Medical School,
Hanover, New Hampshire juga di Nursing College Universitas Iowa, Amerika
Serikat.

Aktifitas professional dan akademik umum Cornelia M. Ruland meliputi:

a) Sebagai manuscript reviewer dari: JAMIA ( Journal of the American


Medical Informatics Association), AMIA ( American Medical Informatics
Association), Society for medical Decision Making, Medical Care, Patient
education and counseling, Computer in nursing, Health services research,
Expert review of pharmaco-economics and outcomes research, Vardi
Norden, dan Nursing informatics di tahun 2003.
b) Menerima hibah penelitian nasional dan internasional: pada presentasi
doctoral dari Konsil riset Norwegia tahun 1994-1997
c) Memperoleh penghargaan professional: dari AMIA, Sigma Theta Tau,
Paper nursing Informatics. Aktif di riset dan kongres internasional.
d) Melakukan publikasi: tesis, paper di jurnal,konferensi dan
menerbitkan buku tentang nursing informatics.
e) Menjadi pembicara di tingkat nasional dan internasional

f) Menjadi peneliti utama pada sejumlah penelitian

g) Mengajar

5
Ruland mengembangkan program riset untuk menerapkan
pengambilan keputusan dan hubungan pasien-pemberi pelayanan di institusi
kesehatan serta mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi system
informasi untuk mendukung program tersebut. Penelitiannya berfokus pada
aspek-aspek instrument/alat pengambilan keputusan bersama dalam situasi
klinik yang menantang, seperti:
a) Saat pasien dihadapkan dengan tindakan yang sulit atau keputusan
skrining. Situasi ini membuat pasien sangat membutuhkan bantuan untuk
mengerti keuntungan dan kerugian alternative pilihan dan memperoleh
nilai-nilai serta pilihan/preferensi mereka
b) Pilihan/preferensi disesuaikan dengan manajemen penyakit kronis atau
penyakit serius yang lama.

2. Shirley M. Moore

Shirley M. Moore lahir pada tahun 1948. Lulus diploma keperawatan


tahun 1969 di Youngtown Hospital Association School of nursing. Tahun 1974
mengambil Bachelor of Nursing di Kent State University, kemudian
mengambil gelar Master di bidang mental psikiatri (1990) dan Doktornya di
bidang Nursing Science pada tahun 1993 di Case Western Reverse University.
Moore tertarik di bidang epistemology dan teori-teori keperawatan, model-
model asuhan tim interdisiplin serta peningkatan kualitas berkesinambungan
(Continuous Quality Improvement). Ia menjadi peneliti utama di beberapa
riset dan melakukan riset dibidang:

a) Recovery following cardiac events

b) Health behavior change

c) Exercise following cardiac events

d) Obesity

6
e) Quality and safety

Proyek pelatihan yang dilakukan Moore adalah menjadi sponsor mentor


dan menjadi anggota dari komite kepemimpinan.Publikasi yang telah
dilakukan mencakup tesis, jurnal dan paper. Saat ini Moore menjabat sebagai
wakil dekan untuk penelitian di School of nursing, Case Western Reserve
University. Fokus pemikirannya adalah penerapan teori keperawatan dan
sains keperawatan di semua level mahasiswa keperawatan dan pusat
perhatiannya pada program pengembangan riset dan teori pada kondisi
pemulihan setelah cardio.

Di awal studi doktoralnya, Moore bersama beberapa ahli teori seperti


Joyce J. Fitzpatrick, Jean Johnson dan Elizabeth Lenz tidak hanya
menggunakan teori tetapi juga mengembangkannya. Selama beberapa tahun,
Moore diberi kesempatan untuk menjelaskan teori yang digunakan pada tools
praktik untuk para praktisi, peneliti dan dosen pada konferensi yang selalu
diadakan setiap tahun di Universitas Case Western Reserve. Dalam hal ini
Moore telah dibantu untuk mengembangkan dan mempublikasikan beberapa
teori (Good and Moore, 1996) dan telah menerapkan bentuk teori menjadi
sebuah keterampilan yang penting bagi mahasiswa doktoral.

B. Pengertian End Of Life


End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan
kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End of life
care adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang berada di bulan
atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice, 2015). End of life akan
membantu pasien meninggal dengan bermartabat. Pasien yang berada dalam fase
tersebut biasanya menginginkan perawatan yang maksimal dan dapat meningkatkan
kenyamanan pasien tersebut. End of life merupakan bagian penting dari
keperawatan paliatif yang diperuntukkan bagi pasien yang mendekati akhir
kehidupan.

7
End of life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik-
baiknya dan meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life care adalah
salah satu kegiatan membantu memberikan dukungan psikososial dan spiritual
(Putranto, 2015). Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life care merupaka salah
satu tindakan keperawatanyang difokuskan pada orang yang telah berada di akhir
hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat orang hidup dengan sebaik-
baiknya selama sisa hidupnya dan meninggal dengan bermartabat.

C. Sumber Teori
Peaceful End of life dikembangkan dari beberapa kerangka teori, secara primer
berdasarkan model klasik Donabedian baik struktur, proses dan outcomes (Ruland
dan Moore, 1998) yang sebagiannya berkembang dari teori system umum grand
teori. Pengaruh teori sistem umum dapat menembus semua teori keperawatan, dari
model konsep hingga teori middle dan microrange, sebagai indikator kegunaanya
dalam menjelaskan kompleksitas interaksi antara kesehatan dan organisasi (Higgins
dalam buku Tomey dan Alligood, 2002). Dalam teori EOL, setting struktur adalah
sistem keluarga (pasien penyakit terminal dan orang-orang terdekat) yang
menerima asuhan dari tenaga professional di unit akut rumah sakit, dan prosesnya
dijelaskan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang didesain untuk
meningkatkan hasil positif terkait dengan:

1) Bebas dari rasa nyeri

2) Mengalami rasa nyaman

3) Mengalami perhargaan dan bermartabat

4) Menjadi lebih tenang

5) Mengalami kedekatan dengan orang-orang terdekat dan pemberi asuhan.


Landasan teoritis kedua dari teori ini adalah teori preferensi atau pilihan
(Brandt, 1979), digunakan oleh para ahli filosofi untuk menjelaskan dan
mendefinisikan kualitas kehidupan (Sandoe, 1999). Ini merupakan suatu konsep
yang sangat penting dalam riset dan praktik EOL. Di dalam teori preferensi,

8
definisi kehidupan yang baik adalah mendapatkan apa yang diinginkan, pendekatan
ini terlihat sangat tepat pada asuhan EOL. Hal ini dapat diaplikasikan untuk orang
sadar maupun orang yang tak berdaya yang sudah ada dokumentasinya untuk
pengabilan keputusan EOL. Kualitas kehidupan dapat dievaluasi sebagai
manifestasi kepuasan melalui penilaian empiris seperti berkurangnya gejala dan
kepuasan dalam hubungan interpersonal. Pilihan pasien menggabungkan keputusan
asuhan dianggap baik dan sesuai dengan teori ini (Ruland & Bakken, 2001; Ruland,
Kresevic & Lorensen, 1997) dan penting untuk kesuksesan proses dan hasil
(Ruland & Moore, 2001).
Teori EOL diturunkan dalam berbagai cara pragmatis. Hal ini terjadi saat
Ruland mengambil doktoral dan Moore sebagai orang fakultas. Teori-teori middle
range saat ini baru muncul dan ada beberapa definisi dan contoh yang baik. Kelas
ditantang untuk memikirkan kegunaan dan pengembangan teori mid range dalam
ilmu keperawatan dan praktiknya di masa depan. Selanjutnya mahasiswa berdiskusi
tentang sumber-sumber ilmu teori mid range tersebut diperoleh seperti ilmu
empiris, ilmu praktik klinik dan ilmu sintesa. Setiap mahasiswa bertanya darimana
teori-teori middle range itu berasal. Ruland saat itu baru saja menyelesaikan proyek
utamanya yaitu mengembangkan standar praktik klinik untuk peaceful EOL dengan
sekelompok perawat kanker di Norwegia. Standar tersebut disintesa ke dalam teori
peaceful EOL oleh Ruland dan selanjutnya diperhalus dengan bantuan Moore. Teori
ini menjadi contoh awal penggunaan standar praktik sebagai sumber
pengembangan teori middle range.

D. Penggunaan Bukti Empiris


Teori ini berdasarkan bukti empiris yang berasal dari pengalaman langsung
perawat-perawat ahli dan tinjauan menyeluruh dari literature beberapa komponen
teori berasal. Kelompok praktisi ahli yang mengembangkan standar asuhan
peaceful EOL ini mempunyai pengalaman klinik sekurang-kurangnya 5 tahun
dalam merawat pasien penyakit terminal. Standar asuhan terdiri dari praktik-
praktik terbaik berdasarkan bukti penelitian dalam area manajemen nyeri, rasa

9
nyaman, nutrisi dan relaksasi. Di dalam teori preferensi terdapat usulan
pernyataan yang berhubungan dengan bukti empiris yang dibutuhkan dan dari
pernyataan ini hipotesis dapat diturunkan dengan mudah untuk dites kegunaannya.

E. Konsep utama dan kegunaannya


a) Tidak mengalami nyeri
Bebas dari penderitaaan ataupun distress adalah bagian utama dari
banyaknya pengalaman EOL pasien. Nyeri dianggap sebagai pegalaman
sensoris atau emosi yang tidak menyenangkan dikaitkan dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial (Lenz, Suppe, Gift, Pugh & Milligan, 1995;
Pain term, 1979)
b) Mengalami rasa nyaman
Rasa nyaman didefinisikan secara inklusif, menggunakan Kolcaba dan
Kolcaba’s work (1991) sebagai bebas dari rasa tidak nyaman, kondisi sentosa
dan damai/puas dan apapun yang membuat hidup lebih mudah dan
menyenangkan (Ruland & Moore, 1998, p.172)
c) Merasa bermartabat dan dihargai
Setiap pasien penyakit terminal dihargai dan dinilai sebagai seorang
manusia (Ruland & Moore, 1998. P.172). Konsep ini menyatukan pendapat
tentang nilai pribadi, yang diekspresikan oleh prinsip etik (otonomi) atau
menghargai orang lain yang menyatakan bahwa indivisu seharusnya
diperlakukan sebagai agen otonomi dan orang-orang yang otonominya
berkurang mempunyai hak atas perlindungan (United State, 1978). Munn, et
al 2008 mengatakan dalam penelitiannya bahwa merasa dihargai (contoh:
perhatian perawat terhadap inkontinen) merupakan hal yang penting dalam
EOL.
d) Menjadi damai
Damai adalah perasaan tenang, harmonis dan puas, bebas dari kecemasan,
kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan (Ruland & Moore, 1998,
p.172).keadaan penuh damai meliputi dimensi fisik, psikologis dan spiritual.
e) Kedekatan dengan orang-orang terdekat

10
Kedekatan adaah perasaan terhubung dengan manusia-manusia yang peduli
(Ruland & Moore, 1998, p.172). hal ini meliputi kedekatan fisik atau emosi
yang diekspresikan melalui kehangatan dan hubungan yang dekat/intim.
Munn etal, 2008 dalam penelitiannya mengatakan bahwa ada peran yang
signifikan dalam hubungan kedekatan perawat-pasien saat memberikan
asuhan EOL.

F. Asumsi Mayor EOL (Keperawatan, Individu, Kesehatan,Dan Lingkungan)

Seperti halnya teori Middle-range lainnya focus teori EOL ini yaitu akhir
kehidupan klien dengan penuh damai (peaceful end of life) tidak begitu
membahas masing-masing konsep metaparadigma. Teori ini berasal dari standart
perawatan yang ditulis oleh perawat ahli yang berpengalaman di praktek. Oleh
karena itu, konsep paradigm yang secara eksplisit ditujukan kepada keperawatan
dan individu. Teori ini berfokus kepada fenomena keperawatan yang komplek,
perawatan secara holistic untuk mendukung individu dalam menghadapi kematian
secara damai.
Ada dua asumsi Roland and Moore (1998) identifikasi teori sebagai berikut:

1) Pengalaman kejadian dan perasaan pada masa akhir hidup merupakan bersifat
pribadi dan individual.
2) Asuhan Keperawatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menciptakan pengalaman untuk menghadapi kematian dengan damai
(peaceful end of life). Perawat melakukan pengkajian dan
menginterpretasikan isyarat yang mereflesikan pengalaman seseorang dalam
menghadapi kematian dan mengintervensi dengan tepat untuk memperoleh
atau mempertahankan pengalaman yang damai. Bahkan sekalipun pasien
yang akan menghadapi kematian dengan keadaan tidak dapat komunikasi
verbal.
Ada dua tambahan asumsi yang tersirat, yaitu:

a) Keluarga, sebuah istilah yang mencangkup orang lain yang berate bagi

11
pasien merupakan bagian penting dalam perawatan klien dengan keadaan
menjelang kematian.
b) Tujuan pelayanan end of life adalah bukan mengoptimalkan pelayanan
dengan cara teknologi terbaik melainkan untuk memaksimalkan
pelayanan demi mencapai kualitas hidup dan kematian yang penuh
kedamaian.

Ruland and Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan hubungan


eksplisit dalam teori mereka yaitu :

1. Memantau dan memberikan obat penghilang nyeri dan intervensi


farmakoterapi – nonfarmakoterapi untuk memberikan pengalaman hidup
tanpa nyeri

2. Mencegah, memantau dan memberi kenyamanan fisik, membantu istirahat,


relaksasi dan mencegah komplikasi yang berkontribusi pada pengalaman
merasa nyaman
3. Mengikutsertakan pasien dan orang terdekat dalam proses pengambilan
keputusan terkait pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien,
memberlakukan pasien dengan martabat, empati dan hormat, dan bersikap
atentif terhadap kebutuhan pasien, harapan untuk membuat pasien merasa
bermartabat dan dihormati
4. Mendukung emosi, memantau dan memenuhi kebutuhan pasien akan obat-
obatan anti cemas, memenuhi keinginan percaya untuk membuat pasien
merasa damai
5. Memfasilitasi partisipasi orang-orang terdekat dalam pelayanan
keperawatan pasien, menerima rasa berduka keluarga, kekhawatiran,
pertanyaan-pertanyaan dan memberi kesempatan pada keluarga untuk
mengalami kedekatan pada orang yang dirawat
6. Kesemua lima point diatas dapat berkontribusi terhadap akhir kehidupan
yang penuh kedamaian

12
G. Prinsip-Prinsip End Of Life
Menurut NSW Health (2005) Prinsip End Of Life antara lain :
a. Menghargai kehidupan dan perawatan dalam kematian
Tujuan utama dari perawatan adalah menpertahankan kehidupan, namun
ketika hidup tidak dapat dipertahankan, tugas perawatan adalah untuk
memberikan kenyamanan dan martabat kepada pasien yang sekarat, dan
untuk mendukung orang lain dalam melakukannya.
b. Hak untuk mengetahui dan memilih
Semua orang yang menerima perawatan kesehatan memiliki hak untuk
diberitahu tentang kondisi mereka dan pilihan pengobatan mereka.Mereka
memiliki hak untuk menerima atau menolak pengobatan dalam
memperpanjang hidup.Pemberi perawatan memiliki kewajiban etika dan
hukum untuk mengakui dan menghormati pilihan-pilihan sesuai dengan
pedoman.
c. Menahan dan menghentikan pengobatan dalam mempertahankan hidup
Perawatan end of life yang tepat harus bertujuan untuk memberikan
pengobatan yang terbaik untuk individu. Ini berarti bahwa tujuan utama
perawatan untuk mengakomodasi kenyamanan dan martabat, maka menahan
atau menarik intervensi untuk mempertahankan hidup mungkin
diperbolehkan dalam kepentingan terbaik dari pasien yang sekarat.
d. Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan
Keluarga dan tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk bekerja sama
untuk membuat keputusan bagi pasien yang kurang bisa dalam pengambilan
keputusan, dengan mempertimbangkan keinginan pasien.
e. Transparansi dan akuntabilitas
Dalam rangka menjaga kepercayaan dari penerima perawatan, dan
untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat dibuat, maka proses
pengambilan keputusan dan hasilnya harus dijelaskan kepada para pasien dan
akurat didokumentasikan.
f. Perawatan non diskriminatif
Keputusan pengobatan pada akhir hidup harus non-diskriminatif dan
harus bergantung hanya pada faktor-faktor yang relevan dengan kondisi
medis, nilai-nilai dan keinginan pasien.

13
g. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan tidak berkewajiban untuk memberikan perawatan
yang tidak rasional, khususnya, pengobatan yang tidak bermanfaat bagi
pasien.Pasien memiliki hak untuk menerima perawatan yang sesuai, dan
tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pengobatan
yang sesuai dengan norma-norma profesional dan standar hukum.
h. Perbaikan terus-menerus
Tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk berusaha dalam
memperbaiki intervensi yang diberikan pada standar perawatan end of life
baik kepada pasien maupun kepada keluarga.

H. Framework Peaceful End Of Life

14
BAB III

15
3.1 Simpulan
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan
kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup. End of life care adalah
perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang berada di bulan atau tahun
terakhir kehidupan mereka, untuk membantu orang hidup dengan sebaik-baiknya
dan meninggal dengan bermartabat. Peaceful End of life dikembangkan dari
beberapa kerangka teori, secara primer berdasarkan model klasik Donabedian baik
struktur, proses dan outcomes (Ruland dan Moore, 1998) yang sebagiannya
berkembang dari teori system umum grand teori. Teori ini berdasarkan bukti
empiris yang berasal dari pengalaman langsung perawat-perawat ahli dan tinjauan
menyeluruh dari literature beberapa komponen teori berasal. Menurut NSW Health
(2005) Prinsip End Of Life antara lain menghargai kehidupan dan perawatan dalam
kematian, hak untuk mengetahui dan memilih, hak untuk mengetahui dan memilih,
hak untuk mengetahui dan memilih, pendekatan kolaboratif dalam perawatan,
transparansi dan akuntabilitas, Perawatan non diskriminatif, hak dan kewajiban
tenaga kesehatan
3.2 Saran
Adapun saran yang penulis dapat berikan antara lain :
3.2.1 Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan diharapkan mampu
mengetahui, dan memahami mengenai teori End of Life (EOL) meliputi
riwayat hidup ali teori EOL, pengertian, sumber, penggunaan empiris,
konsep dan penggunaan teori, asumsi mayor dan prinsip dari teori EOL,
sehingga dapat mengaplikasikan teori ini dalam praktik keperawatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R. 2014. Nursing theorists and their work eighth edition. USA: Mosby
Elseiver.701-709.

Brandt, R. B. 1979. A theory of the good and the right. Oxford: Clarendon Press

Curie. M. 2014. What are palliative care and end of life care ?. Marie Curie Support

Ichikyo, K. 2016. End Of Life : Helping With Comfort And Care. National institute
of aging

Lenz, E.R.., Suppe, F.,Gift, A.G.,Pugh,L., C., & Milligan, R.A. 1995. Collaborative
development of middle range nursing theories: toward a theory of
unpleasant symptoms. Advances in nursing science, 17(3), 1-13.

Munn, JC, Dobbs, D, et.al. 2008. The end of life experience in long term care:

five themes identified from focus groups with residents, family members, and
staff. The Gerontologist 48.4

NSW Health. 2015.Guidelines for end-of-life care.Sidney: NSW Departmentof


Health.

Pain terms: A list with defenitions and notes on usage. Recommended by the IASP
subcommitte on taxonomy. 1979. Pain 6(3), 249

Putranto, R. 2015.Modul Paliatif . Jakarta : Rumah Sakit DR Cipto Mangunkusumo

Ruland, C. M., & Moore, S. M. 1998. Theory construction based on standards of


care: A proposed theory of the peaceful end of life. Nursing Outlook. Vol 46
(4). 169-175

17
Rulland,C. M., & Bakhen,S. 2001. Representing patient preference related concepts
for inclution in electronic health records. Journal of biomedical Informatics,
34(6), 415-422

Rulland, C.M., Kreservic, D., & Lorensen, M. 1997. Including patient preferences
in nurses’ assesment of older

Ruland, C. M., & Moore, S. M. 2001. Eliciting exercise preferences in cardiac


rehabilitation : initial evaluation of a new strategy. Patient education and
counseling, 44 (3), 283-291

Sandoe, P. 1999. Quality of life-three competing views. Ethical theory and moral
Practice, 2(1), 11-23

18

Anda mungkin juga menyukai