Anda di halaman 1dari 17

Lembar Pernyataan

Dengan ini kami menyatakan bahwa:

Kami mempunyai salinan atau kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali
yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah
ini untuk kami.

Jika di kemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik,


kami bersedia mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang
berlaku.

Mojokerto, 11 September 2018

NAMA NIM TANDA TANGAN

Dewi Fatimatus Syahro 0118010

Fitrotin Nisak 0118017

Putri Diah Ningtyas 0118032

Vida Khumaidah 0118042

1
DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan.....................................................................................................................1

Daftar Isi....................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................3

1.2 TUJUAN..................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

2.1 SUMBER TEORI.....................................................................................................4

2.2 TAHAPAN INTERPERSONAL..............................................................................6

2.3 HUBUNGAN ANTAR FASE..................................................................................8

2.4 TEORI PEPLAU DAN KEEMPAT SUMBER BESAR..........................................9

2.5 KONSEP MAYOR DARI TEORI PEPLAU...........................................................9

2.6 PENERIMAAN TEORI ........................................................................................10

2.7 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI PEPLAU......................................10

BAB III PENUTUP.................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12

3.2 Saran........................................................................................................................12

Daftar Pustaka...........................................................................................................................13

Lembar Penilaian Makalah dan Presentasi Kelompok.............................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manu
sia mulai dari bilogis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan kebutuhan tersebut diterapk
an dalam pemberian asuhan keperawatan dan praktik keperawatan professional.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan professional. Pelayanan kesehatan


professional yaitu bentuk pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperaw
atan. Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayan kesehatan ikut menentukan mutu dari
pelayanan kesehatan.

Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang digunakan, salah s
atunya adalah Hildegard E. Peplau. Model konsep dan teori keperawatan oleh Peplau menjela
skan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan das
ar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit sumber kesulitan dan proses interpersonal.

Keperawatan professional didasarkan pada adanya pendekatan yang disebut “Proses Kepe
rawatan” dan “Dokumentasi Keperawatan”. Sebagai pedoman dalam setiap praktik keperawat
an, diperlukan berbagai teori yang digunakan untuk menjalankan tugas keperawatan. Pada ma
kalah ini, akan dibahas model dan konsep teori keperawatan menurut Hildegard E. Peplau

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui teori keperawatan peplau
2. Untuk mengerti pengertian teori peplau
3. Mengetahui tahapan interpersonal
4. Mengetahui kelebihan teori peplau

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Teori Hildegard E Peplau


Peplau memasukkan pengetahuan ke dalam kerangka konseptualnya yang pada
akhirnya berkembang menjadi model keperawatan berbasis teori. Peplau menggunakan
pengetahuan yang dikutip dari ilmu perilaku dan model psikologikal untuk mengembangkan
teori hubungan interpersonal. Kutipan dari model psikologikal menyatakan bahwa “
memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari orientasi terhadap penyakit ke
salah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta perilaku yang dapat di keluarkan dan
dimasukkan ke dalam intervensi keperawatan.
Hal ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengajari pasien bagaimana
cara mengungkapkan perasaan serta bagaimana cara menunjukkan perasaan tersebut. Hary
Stack Sullivan, Percival Symonds, Abraham Maslow, Bella Mittleman dan Neal Elgar Miller
adalah merupakan tokoh – tokoh sumber utama Peplau didalam mengembangkan kerangka
konseptualnya. Bahkan beberapa konsep terapeutik ia dapatkan secara langsung dari tokohnya
sendiri yakni Freud dan Fromm (Tomey & Alligood, 1998)

Pengertian Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau


Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan spikodinamik
(Psychodynamyc Nursing). Teori ini dipengaruhi oleh model hubungan interpesonal yang
bersifat terapeutik (significant therapeutic interpersonal process). Hildegard E. Peplau
mendefenisikan teori keperawatan psikodinamikanya sebagai berikut:
“Perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami perilaku seseorang
untuk membantu mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dan untuk
mengaplikasikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-masalah
yang muncul dari semua hal atau kejadian yang telah dialami.”
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu,perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) ; yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986 ;
Marriner-Tomey, 1994).

4
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk
mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan
kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor,
dan wali.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan
menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat
dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan
penyelesaian masalahnya.
Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan
kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori Peplau merupakan teori
yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu “kekuatan
mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan
kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990).
Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan
interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti
berikut ini : orientasi, identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs, 1995).
Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada tahun 1952
Artikel-artikel di majalah-majalah profesional dan topik konsep-konsep interpersonal sampai
pada isu-isu keperawatan yang terbaru. Dan selanjutnya Peplau mengembangkan teori
keperawatan yang dikenal dengan Psychodynamic Nursing.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral :
1. Pasien
2. Perawat
3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
4. Proses interpersonal
Penjabarannya sebagai berikut:

5
1) Pasien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh
adanya proses interpersonal.
2) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini
berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
3) Masalah Kecemasan yang terjadi akibat sakit / Sumber Kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan
orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau
ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi
sakit.
4) Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas pasien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase. Peplau
mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan yaitu: (1)
orientasi, (2) identifikasi, (3) eksploitasi, (4) resolusi (pemecahan masalah). Setiap tahap
saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian masalah.

2.2 Tahapan Inter Personal Menurut Peplau dalam Keperawatan


Untuk mencapai tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus melalui
penggunaan step-step atau fase-fase sebagai berikut:
1). Fase Orientasi
Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing. Pertemuan diawali
oleh pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat dan klien malakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. Pada fase ini yang
paling penting adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya
6
dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas dan
menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil keputusan bersama untuk
menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat sebagai fasilitator dapat merujuk
klien ke ahli yang lain sesuai dengan kebutuhan
2). Fase Identifikasi
Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini pasien
merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap pasien
mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.
Respons pasien terhadap perawat:
a. Berpartisipasi dan interpendent dengan perawat
b. Anatomy dan independent
c. Pasif dan dependent
3). Fase Eksploitasi
Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk alternatif
pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan dari pasien.
Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien
mulai menerima informasi-informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhannya,
mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat, mendengarkan
penjelasan-penjelasan dari perawat dan sebagainya.
4). Fase Resolusi
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus pada
fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk
mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha untuk melepaskan rasa
ketergantungan kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar
mampu menjalankan secara sendiri.

Tabel 2.1 Fase-FasePeplaudenganFokusnya

Fase Fokus

Orientasi perawat bekerja sama dengan pasien dalam menganalisismasalah


Identifikasi Pemilihan bantuan profesional yang tepat
Eksploitasi Penggunaan bantuan profesional untuk pemecahan masalah
Resolusi Pemutusan hubungan profesional pasien dengan perawat

7
2.3 Hubungan Antara Fase-Fase Peplau dan Proses Keperawatan
Kontinum Peplau pada empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi dapat
dibandingkan dengan proses keperawatan seperti yang dibahas dalam (Tabel 2.1). Proses
keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas intelektual’’ yang disengaja dimana praktek
keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada banyak kesamaan antara proses keperawatan dan fase interpersonal Peplau.Fase
Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik.Keduanya bila
menemui “stress” harus menggunakan tehnik problem solving secara kolaboratif, dengan
tujuan akhir adalah menemukan kebutuhan pasien.. Keduanya menggunakan observasi,
komunikasi, dan recording sebagai alat dasar untuk praktekperawat.
Ada perbedaan juga antara fase Peplau dan proses keperawatan. Keperawatan
profesional saat ini memiliki pengertian tujuan yang lebih jelas dan memiliki area praktek
yang spesifik. Keperawatan beranjak dari peran physician’s helper ke arah consumer advocay.
Tabel 3.1 Hubungan Fase-Fase Peplau dengan Proses Keperawatan

PROSES KEPERAWATAN FASE-FASE PEPLAU


Pengkajian Orientasi
Pengumpulan data dan analisis Perawat dan pasien sebagai orang yang asing,
Tidak perlu selalu berarti "kebutuhan pertemuan diawali oleh pasien yang
yang dirasakan" mungkin perawat mengekspresikan perasaan butuh, bekerja
dimulai. sama mengenali dan menentukan masalah
DiaDiagnosa keperawatan (Catatan: pengumpulan data kontinu.)
Ringkasan pernyataan berdasarkan Pasien menjelaskan "kebutuhan yang
analisis. dirasakan."
Perencanaan Identifikasi.
Saling menetapkan tujuan. Meletakkan tujuan yang sama, pasien
mempunyai perasaan memiliki dan merespons
secara selektif untuk memenuhi
kebutuhannya.
Pelaksanaan Eksploitasi
Rencana memulai ke arah pencapaian Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat
tujuan yang saling ditetapkan.Dapat dan kebutuhan dari pasien. Pada fase ini

8
dicapai dengan perawatan pasien, pasien mulai menerima informasi-informasi
kesehatan profesional, atau keluarga yang diberikan padanya tentang
pasien. penyembuhannya
Evaluasi Resolusi
Berdasarkan perilaku akhir yang Terjadi setelah fase-fase yang lain sukses
diharapkan.Dapat menyebabkan secara lengkap kemudian dilakukan
penghentian atau inisiasi rencana baru. pengakhiran hubungan pasien dengan perawat

2.4 Teori Peplau dan Konsep Empat Besar


Teori keperawatan biasanya berkembang menjadi empat konsep individu, kesehatan,
masyarakat, dan keperawatan. Peplau mendefinisikan manusia sebagai organisme kesehatan,
didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju kepribadian dan proses-
proses manusia lainnya yang sedang berlangsung di arah yang produktif, kreatif,
konstruktif berusaha dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan
oleh kebutuhan "pribadi, dan komunitas yang hidup".

2.5 Konsep Mayor Dari Teori Peplau


Empat konsep mayor dari teori Peplau:
1. Manusia
Manusia adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil.
dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi
ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik,
mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses
interpersonal.
2. Lingkungan
Peplau mendefenisikan lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam konteks
kebudayaan, dari sini kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan. budaya dan adat istiadat
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan
3. Keperawatan
Keperawatan adalah alat pendidikan untuk kekuatannya bertujuan untuk mendukung
kekuatan seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas, dan sikap individual dari
kehidupan masyarakat. sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang
berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
4. Kesehatan
9
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif individu dan proses makhluk
lain secara terus menerus dalam kelangsungan kreativitas, produktivitas dan sikap individual
dari kehidupan masyarakat. Sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal
merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien.
Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk
memahami klien dan mencapai resolusi masalah.

2.6 Penerimaan Teori oleh Komunitas Keperawatan


1. Praktek Keperawatan
Grace Sills menyatakan bahwa, Peplau memberikan perspektif baru, arahan baru, teori
– teori yang dijadikan dasar praktek keperawatan untuk tindakan terapeutik dengan pasien.
Ide Peplau menjelaskan desain untuk praktek keperawatan jiwa dengan lengkap (Tomey &
Alligood, 1998).
2. Pendidikan Keperawatan
Buku Peplau yang berjudul “Interpersonal Relation in Nursing” ditulis khusus untuk
membantu lulusan perawat dan mahasiswa keperawatan. Tulisan – tulisan Peplau berampak
pada tokoh – tokoh keperawatan lain yang juga menulis buku. Mereka menyatakan bahwa ide
Teori Peplau, terutama definisi terhadap keperawatan dan proses keperawatan, pengembangan
dari teori kecemasan dan pembelajaran, serta metode psikoterapeutik, menjadi bagian dari
seleksi alam dari disiplin ilmu keperawatan (Tomey & Alligood, 1998)
3. Penelitian Keperawatan
Statement Sills mengenai hasil kerja Peplau dipengaruhi oleh pekerjaannya di klinik
dan hasil studi, dimana hasil tersebut digunakan dalam penlitian sebagai alat untuk
meningkatkan batang tubuh pengetahuan keperawatan. Pada penelitian – penelitian awal
mengikuti asumsi bahwa masalah pasien terjadi pada fenomena individu dan dieksplorasi
dalam hubungan perawat – pasien. Thomas, Baker dan Estes menggunakan konsep
kecemasan Peplau sebagai suatu makna untuk memecahkan perasaan marah secara
konstruktif melalui proses pembelajaran pada hubungan perawat – pasien (Tomey &
Alligood, 1998).

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau


Kelebihan :
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
10
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
d. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri
Kekurangan :
a. Kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan:
dinamika intra keluarga, pertimbangan ruang individu, serta layanan
sumberdaya sosial komunitas/masyarakat juga kurang diperhatikan.
b. Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan
kebutuhannya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Peplau menggunakan pengetahuan yang dikutip dari ilmu perilaku dan model
psikologikal untuk mengembangkan teori hubungan interpersonal
b. Teori Peplau adalah keperawatan spikodinamik (Psychodynamyc Nursing). Teori ini
dipengaruhi oleh model hubungan interpesonal yang bersifat terapeutik (significant
therapeutic interpersonal process).
c. Fase Orientasi, Fase Identifikasi, Fase Eksploitasi, Fase Resolusi
d. Kelebihan :
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
d. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri

3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandangsebagai sistem holistic yang terdiri
dari bio-psiko-sosial-spiritual. Pada Teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih
menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau
yang di kembangkan pada pemantapan perkembangan kepribadian.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://febyanadwicahyanti.blogspot.com/2014/03/teori-keperawatan-hildegard-e-
peplau_8.html

13
Lembar Penilaian makalah dan presentasi kelompok

FORMAT PENILAIAN MAKALAH:

No Aspek yang Bobot NilaiM Kriteriapenilaian


dinilai aks

1 Pendahuluan 2% 2 Menjelaskantopik, tujuan,


dandeskripsisingkatmakalah

Supervisial, Sangatspesifi
tidakspesifik kdanrelevan

2 Laporananalisis 5% 5 Laporanlugasdanringkassertalengkap
masalah

Intervensikepera 16% 16 Penjelasanteorikonsepdasarkeperawatan


watan yang /fisiologi/patofisiologiterkait
diusulkan
Analisisperanperawatdalamintervensisertakaitaninter
vensidengan proses keperawatan

Pengalamanataurealita di klinikdan gap

Literature review

Ide logisdanringkas

Menunjukkankemampuananalisis

Argument logisdanrasional

Analisakritisrencanaaplikasi ide
atauhasilpembahasan

Literatur yang digunakanterkinidanberkualitasserta


14
extensive

Kesimpulan 2% 2 Menyimpulkanmakalahdanmenuliskanrefleksiataskri
tikjurnal

Penguranganilai -7.5% -7.5 Nilaiakanmendapatkanpenguranganjikakriteriaberiku


ttidakterpenuhi:

Jumlahhalaman< 10 ataulebihdari 20 halaman


(batastoleransi 5%)

Tidakmengikutiaturanpenulisanreferensidenganbenar

Penulisanbahasa Indonesia yang baikdanbenar,


termasuktandabaca.

NILAI MAKSIMAL 25

Komentar Fasilitator:

.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...............................................................................................................................

15
Presentasi Kelompok (5%)

No ASPEK YANG DINILAI PROSENTASE

1 Kemampuanmengemukakanintisarimakalah 1

2 Kemampuanmenggunakan media & IT 1

3 Kontribusi yang bermanfaat bagi kelompok 1

4 Kemampuanberdiskusi (responsive, analitis) 2

TOTAL NILAI MAKSIMUM 5

Soft skill yang dinilai selama diskusi: team work, berpikir kritis, komunikasi

Komentar Fasilitator:

.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.................................................................................................................................

16
Penilaian mahasiswa lain: (nilai maksimum 10)

POINT PROSENTAS
NO. ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN E

Aktifbertanya 10%

Aktif memberikan ide/pendapat 10%


Selama proses
Inovatif dan kreatif dalam
1 diskusi
memberikan pendapat.
(50%) 30%
Kemampuan analitik dalam
mengajukan pertanyaan dan
memberikan solusi

Ringkasdanpadat 20%
Resume
3 Isi resume 20 %
(50%)
Simpulan & saran 10%

TOTAL NILAI MAKSIMUM 10

17

Anda mungkin juga menyukai