Anda di halaman 1dari 18

A.

Model Konseptual Keperawatan Keluarga


Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja
konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model
konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor
yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya
menolong orang tersebut, mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme
koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik.
Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga
perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep
ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal.
Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor
penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk
lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap
ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem
perilaku atau aspek komplementer. Teori keperawatan dan model konseptual adalah sebagai
berikut:
a. Orientasi sistem: sistem periaku dari Johnson. Model konseptual syitem dari Neuman
b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem
c. Orientasi interaksi dan sistem: model adaptasi dari Roy, model sistem terbuka dari King
d. Orientasi sistem dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.

B. Model Sistem Perawatan Kesehatan dari Betty Neuman.


Pada publikasi Neuman taun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak membahas
keluarga. Dalam komplikasi akhir dari bab tentang model ini Neuman, disunting oleh Neuman
(1982) model terwsebut diperluas yang berhubungan dengan keluarga sehingga penerima asuhan
kepeerawatan termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini menerapkan model dari
Neuman untuk sistem keluarga (Reed, 1982) dan terapi keluarga (Goldblum-Graff dan Greff,
1982). Dalam bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang tepat baik untuk pegkajian dan
intervensi perimer, sekunder dan tersier. Proses keperawatan digunakan sebagai penghubung
antara teori keluarga dan praaktik. Keperawatan (Faw Cett, 1984). Belakangan ini Mischke-
Berkey dkk (1989) dengan tekun mengadaptasi model dari Neuman untuk digunakan dalam
pengkajian dan intervensi keluarga. Model dari Neuma karena konsep keluarga telah diidentifikasi
dan diterapkan, tampak agak bermanfaat untuk membimbing praktik keperawatan keluarga.
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care system” yaitu model
konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan
stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan
dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara
utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka. Faktor yang perlu
di perhatikan adalah: fisiologi individu, psikologi individu,sosial cultural, perkembangan individu
1. Asumsi Teori Model Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap tekanan yaitu:
a. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan
satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
b. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar klien atau
sistem klien.
c. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan keseimbangan
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
2. Pernyataan Teori Sistem Model Neuman
Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan tingkatan
yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat tekanan atau stress.
Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat keputusan
yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4 faktor yang merupakan
konsep mental klien yaitu: individu atau pasien itu sendiri, lingkungan sekitarnya, kesehatan,
pelayanan
3. Bentuk Logika Teori Model Neuman
Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori
modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya
dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan
pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan.
4. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan
tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
a. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang
berupa: pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang
dapat dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
1) Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll.
2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pra nikah
c. Intervensi yang bersifat kuratif, dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
d. Intervensi yang bersifat rehabilitative, dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis
pertahanan resisten yang terganggu.

Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama : komunitas yang
merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5
tahapan :pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

C. Model Perawatan Diri dari Orem.


Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe
Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada
tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja
sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta
perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota
subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan
perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam
“Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir
di tahun 1995.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini
pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun
1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas).
1. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu
sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan
mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
2. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari
teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
a. Self Care (Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri
sendiri merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung
secara berkelanjutan sesuai dengan keadaan dan keberadaannya, keadaan kesehatan dan
kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care
dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori /
persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan
kesehatan. Penekanan teori self care secara umum :
1) Pemeliharaan intake udara
2) Pemeliharaan intake air
3) Pemeliharaan intake makanan
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensinya.
b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi
kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan bukan
hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain dengan menerapkan
lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu, mengajarkan, mendukung dan
menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi
tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang.
c. Nursing system (Sistem Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan
"Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol
dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena
sakit atau kecelakaan.
3) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari,
agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4) Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui metode bantuan yang meliputi:
akting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien, mengarahkan klien, mensupport
klien.
3. Keyakinan dan Nilai - Nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self
care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
b. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhankeperluan self care dan
perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang
mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
4. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai keperluan
self care (self care requisite), yaitu :
a. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan
berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan
dasar manusia.
1) Pemeliharaan kecukupan intake udara
2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
3) Pemeliharaan kecukupan makanan
4) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat
5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia
6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi
7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan individu
dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang
atau tingkat siklus kehidupan.
c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan
kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan
perubahan dalam perilaku self care.
5. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga
adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik.
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan
secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan pada
praktek keperawtan keluaga adalah sebagai berikut:
a. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya
c. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
d. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah,
misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari, system perawatan berorientasi
pada individu.individu (klien) dianggap sebagai penerimaan asuhan kepaerawatan yang utama.
Keluarga dipandang sebagai faktor syarat dasar bagi anggota keluarga (klien) atau sebagai kontek
utama di mana individu berfungsi. Perawat juga membantu memberi perawatan yang tidak
mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu yang tidak mandiri) dan dalam
melaksanakan tugas ini mereka diaggap sebagai individu dari pada keluarga atau subsistem
keluarga (Orem, 1983).
Orem tidak mengungkapkan bagaimana konsep teori keluarga dapat di gabungkan ke dalam model
praktik perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan tetapi, melaksanakan tugas untuk menguraikan
bagaimana struktur, fungsi dan perkembangan keluarga dapat diartikulasika dengan model dari
Orem. Karena unit analisis membedakan antara dua teori tersebut, artikulasi yang diuraikan
Tadych tersebut bersifat pelengkap meskipun filosofi perawatan diri cukup relevan dengan
keperawatan keluarga, konsep saat ini dari Orem tidak memberikan konsep mendasar untuk
bekerja dengan keluarga sebagai klien. Chin,1985. mengatakan bahwa satu alasan mengapa
terdapat kekurangan dari kemampuan penerapan model dari orem pada keluarga sebagai sebuah
unit adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga berbeda dengan untuk individu. Hal
ini tentunya merupakan suatu kemajuan dalam upaya untuk menggunakan syarat-syarat perawatan
diri yang berorientasi pada individu dari Orem untuk mengkaji keluarga. Upaya-upaya selanjutnya
seperti ini sangat diperlukan, seingga teori Orem akan lebih bermanfaat untuk beerja dengan
keluarga sebagai klien.

D. Model Pencapaian Tujuan dari Imogene King.


King memandang keluarga sebagai system social dan konsep utama dalam modelnya.
Keluarga diperlukan baik sebagai kontek maupun klien. King menjelaskan bahwa teori pencapaian
tujuan bermanfaat bagi perawat bila terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara
kesehatan mereka atau mengatasi masalah atau keadaan sakit (1983 hal. 1982). King terus
menguraikan modelnya sebagai perawat untuk membantu anggaota keluarga menyusun tujuan
untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan, karena model tersebut beroriantasi
padasistemdan intervensi dengan perluasan isi keluarga yang lebih jauh, model tersebut cukup
bermanfaat dalam keperawatan keluarga.
1. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-
personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan .
Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama berhubungan dengan
individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena menekankan
pada interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena
mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang lebih besar
(King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-
klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system
sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa
karakteristik teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995):
a. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system terbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Individu merupakan anggota
masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon yang dimilikinya
serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan
memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini
dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi,
stress, koping.
c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan.
Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,
kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
2. Konsep Interaksi Imogene M. King
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya
( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional,
reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang
human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat
– klien:
a. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
e. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.
f. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
g. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan
konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek
keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
a. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan komunikasi
antara individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan lingkungan yang
dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
b. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan
pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.
c. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang
lain secara langsung maupun tidak langsung.
d. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian
tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan
lingkungannya.
e. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem
sosial. Tolak ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.
f. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan
lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh kembang
mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu individu
mencapai kematangan.
h. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu adalah
perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari
setiap manusia.
i. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami atau
mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan
klien untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan respon
individu.
c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat dan
klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan dalam
rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).
3. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King
a. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan perawatyang
selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai.
b. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok (sistem
interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi
dengan lingkungan.
c. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk melakukanaktivitas
kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam
penyesuaian terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber yang
optimum.
d. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalammasyarakat ;
sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan
kesehatan, seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.

Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) secara implicit: klien ingin berpartisipasi aktif
dalam proses perawatan dan klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan. Secara explicit:
a. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan dengan tujuan kesehatan
untuk manusia.
b. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan kemampuan dalam
bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.
C. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan, kebutuhan, dan nilai-nilai
antara perawat - klien.
d. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien
juga berhak untuk menolaknya.
e. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individumencakup semua aspek
termasuk dalam keputusan memberi informasi.
f. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
4. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan
a. Pengkajian
1) Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa pengetahuan
khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah
yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
2) Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah : Tingkat
tumbuh kembang, Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan
dan interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi
keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. dan Sosialisasi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Dibuat setelah melakukan pengkajian.
2) Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
3) Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan
1) Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2) Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan.
3) Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan membuat
keputusan.
4) Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam
pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
d. Implementasi
1) Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktualuntuk mencapai tujuan.
2) Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
e. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas tentang
pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan (Perry & Potter, 2005).
5. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan
Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem. Kekuatan pada
model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil
keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada
kolaborasi antara tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu,
keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep
interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis, 1997):
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungankerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.
Kesimpulan model dari Imogene King:
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka
kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori
pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan berorientasi pada pencapaian
tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran,
stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang.
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada
pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan
dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru
dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial,ekonomi dan politik.

E. Model Adaptasi dari Roy.


Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi, sosial, serta
komunitas dapat dijadikan unit analisis dan fokus praktik keperawatan, karena para perawat
mengkaji orang sebagai system yang adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila keluarga
merupakan fokus perawatan..Intervensi keperawatan mempertinggi stimulasi (fokal, konstektual
dan residual) untuk meningkatkan adaptasi dari sistem keluarga (Roy 1983,hal 275). Perbaikan
dan perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat diperlukan, tetapi terdapat kongruensi dan
aplikabilitas yang mendasar dari model ini keperawatan keluarga, karena itu teori adaptasi dari
Roy tampaknya juga tetap menjanjikan dalam batasan menguraikan atau menjelaskan fenomena
keperawatan keluarga,padahal Roy mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan
mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon yang tidak efektif, merusak
integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat diperluas hingga keunit keluarga dimana pola
koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan masalah-masalah yag berubungan dengan fungsi
keluarga (Mc Cubbin dan Figley, 1983). Masalah teori ini menekankan promosi kesehatan dan
pentingnya membantu klien dalam menipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut
memiliki arti yang penting daam kesehatan.

F. Model Proses Kehidupan dari Roger.


Dalam teori Roger, fokus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan umat mausia.
Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan interaksi simfonis anatara manusia
dan lingkungannya (Meleis 1985). Dalam-dalam tulisan yang terdahulunya dari tahun 1970
hingga 1980, roger tidak berbicara tentang keluarga. Tetapi pada tahun1983 Roger menegaskan
bahwa model konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada induvidu. Bagi
Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi keluarga yang tidak bisa
dikurangi, bersifat empat dimensi, negentropik, yang menjadi fokus studi dalam keperawatan.
Wall (1981) secara jelas memperlihatkan kongruensi dan aplikabilasi teori Roger untuk
pengkajian keluarga yang mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan konsep Roger tentang
saing melengkapi, resonansi dan helicy untuk meguraikan sistem keluarga. Peninggalan Roger ini
secara jelas dikaitkan dengan teori sistem umum dan karena orientasi ini maka ada suatu
kesesuaian antara teori keperawatan dari Roger dan keperawatan keluarga.

G. Model Lingkungan dari F. Nightingale


Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan,
terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan sosial.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur
pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan
dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya
sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien
untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan
dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress
fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien
menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas
manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan
emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien
yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik
bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh
memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-data
yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan
dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada
umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi
lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep
1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
a. Individu / manusia
b. Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit.
c. Keperawatan
Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan
melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
d. Sehat / sakit
e. Fokus pada perbaikan untuk sehat.
f. Masyarakaat / lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus
pada ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya.
2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik,
psikhis dan sosial). Analisa data: data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan
mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
Masalah difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya : Kurangnya informasi
tentang kebersihan lingkungan, ventilasi, pembuangan sampah, pencemaran lingkungan,
komunikasi sosial,
b. Diagnosa keperawatan
Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain: : Faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan, Penyesuaian terhadap lingkungan, Pengaruh
stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
c. Implementasi
Upaya dasar merubah/ mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi
lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
d. Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:
1. Definisi keperawatan adalah profesi yang bertujuan menemukan dan menggunakan hukum alam
dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale menegaskan bahwa
keperawatan adalah ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang
sakit.
2. Tujuan tindakan keperawatan meliputi memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan
dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan
3. Alasan tindakan keperawatan yaitu menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara
alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.
4. Konsep individu merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang
lengkap dan berpotensi.
5. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara
penuh.
6. Konsep lingkungan adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya
seseorang.

Deskripsi Konsep Sentral


1. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Walaupun
memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale
tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada mereka
yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologik dari manusia
2. Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi
proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam
mempertahankan kesehatan individu yang meliputi: udara bersih, air yang bersih, pemeliharaan
yang efisien, kebersihan, serta penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis
yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat
jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus
dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji
fisik/tubuhnya.

3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal
mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari
faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi :kebersihan,
minuman, nutrisi, kelembaban, jalan udara, saluran air , yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi
lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh berusaha untuk memperbaiki masalah.
Juga merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu
Nightingale sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan
rumah sakit tetapi juga komunitas.
4. Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan
sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan
menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan
tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau
membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya bertujuan untuk
mencegah penyakit.

H. Model Pengkajian Keluarga Friedman


Model pengkajian keluarga Friedman merupakan pendekatan terpadu dengan menggunakan
teori sistem umum, teori perkembangan keluarga, teori structural-fungsional dan teori lintas
budaya sebagai landasan teoritis primer model dan alat pengkajian keluarga. Teori pertengahan
lainnya juga dipadukan ke dalam berbagai dimensi structural dan fungsional yang dikaji, seperti
teori komunikasi, teori peran, dan teori stress keluarga. Diagnosis keperawatan keluarga dan
strategi intervensinya akan dibahas terkait setiap data meliputi identifikasi, sosiokultural,
perkembangan, structural, fungsional dan bidang kajian stress serta kopingnya.

Anda mungkin juga menyukai