“KOLCABA’S THEORY”
OLEH :
Kelompok 1 (B12A)
i
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kolcaba’s Theory”. Adapun pembuatan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat keperawatan.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan
dari semua pihak yang telah member kami bantuan dukungan kjuga semangat, buku
dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui
media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN …………………………………….…………………... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Latar Belakang Teori Kolcaba…...………………………………… 3
B. Pernyataan Teoritis Teori Kolcaba..….……………………………. 3
C. Format LogisTeori Kolcaba…………..…………………………….. 4
D. Konsep Mayor Teori Kolcaba……………………………………… 5
E. Bagan Model Konsep Teori Kolcaba………………………………. 8
F. Asumsi Mayor Terkait Paradigma Keperawatan ………………….. 9
G. Penerimaan Oleh Keperawatan ……………………………………. 10
BAB III APLIKASI ROLE PLAY ……………………………………...... 13
BAB IV PENUTUP …………………………………….………………… 23
A. Simpulan …………………………………………………………… 23
B. Saran ……………………………………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….………………… 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori membantu pengetahuan untuk memperbaiki praktik dengan
cara menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan
fenomena. Teori keperawatan merupakan produk kreatif dari para perawat
yang mencari dengan penuh pertimbangan untuk menggambarkan banyak
aspek dari keperawatan dalam cara yang bisa dipelajari, dievaluasi dan
digunakan oleh perawat-perawat lainnya. Teori akan memberikan struktur
dan paduan dalam meningkatkan praktik profesional keperawatan, aktifitas
pendidikan dan pengajaran serta riset keperawatan yang menuntun kearah
perkembangan ilmu keperawatan itu sendiri (Keamey-Nunnery, 2008).
Para ahli telah mengembangkan teori dari tingkat phylosophical
theory, grand theory,middle range theory dan practice theory. Setiap teori
ini menjelaskan suatu fenomena mulai dari bersifat abstrak sampai kongkrit.
Pemahaman perawat tentang teori keperawatan menjadi pedoman dalam
pemberian pelayanan yang profesional dan terarah. Salah satu diantara yaitu
teori comfort oleh Katharine kolcaba. Penyediaan kenyamanan telah
menjadi bagian integral profesi keperawatan sejak awal. Kenyamanan sudah
dilihat secara holistik, diakui sebagai keadaan fisik dan mental yang
bergantung pada interaksi antara dua aspek (K. Kolcaba, 2003 dalam
Moriber, N. A, 2009), bahkan Florence Nightingale telah menegaskan
bahwa pentingnya kenyamanan untuk keperawatan sejak tahun 1859 dan
menulis tujuan observasi bukanlah untuk mencatat fakta menarik atau
informasi yang tidak berguna namun untuk menyelamatkan hidup dan
meningkatkan kesehatan dan kenyamanan pasien (Nightingale, 1859 dalam
Moriber, N. A, 2009).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kelompok tertarik untuk
membahas teori kenyaman dari Katharine Kolcaba yang dianalisa
berdasarkan lingkup teori, konteks teori dan konten teori.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis bermaksud ingin mengetahiui lebih
dalam mengenai teori Kolcaba dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan teori Kolcaba ?
2. Apa yang melatar belakangi munculnya teori Kolcaba ?
3. Apa konsep mayor dari teori Kolcaba ?
4. Bagaimana penerimaan teori Kolcaba oleh keperawatan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teori kenyamanan oleh
Katharine Kolcaba dengan menganalisa secara sistematis meliputi
lingkup teori, konteks teori dan konten teori.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa konsep teori
kenyamanan dari Katharine Kolcaba berdasakan ruang lingkup
teori.
b. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa konsep teori
kenyamanan dari Katharine Kolcaba berdasarkan konteks teori.
c. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa konsep teori
kenyamanan dari Katharine Kolcaba berdasarkan konten teori.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Pernyataan Teoritis
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat
dari pasien, desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan,
dan untuk mencari peningkatan kenyamanan pasien mereka, di mana
hasil tersebut diinginkan dengan segera.
2. Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan
dengan penerapan di dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan
sebelumnya.
3
3. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan
secara penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program
penyembuhan atau cara hidup, integritas institusi juga sangat
mendukung.
C. Format Logis
Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran
logis antara lain :
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian
yang diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-
sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan
keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan
konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung
praktek mereka. Ketika perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta
untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut
sangatlah mudah.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan
spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya
dari yang umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan
teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan
konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori
keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh
karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja
secara bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan,
ketentraman dan hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir
suatu yang abstrak dan kerangka konseptual umum yang sama dengan
kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.
4
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide.
Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan
lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang
di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat
ini memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil
dan berhubungan pada pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis,
institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori
keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian
keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk
mendisain intervensi yang sama dan selaras dengan hasil yang
diinginkan.
5
(transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman
yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki
pemenuhan kebutuhan yang spesifik
b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai
diatas masalahnya.
Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi
beberapa hal berikut :
a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang
meliputi harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga
hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari
luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
hubungan sosial
3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan
yang didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik
dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial,
psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan
sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :
a. Standart comfort intervention yaitu teknis pengukuran homeostasis
dan mengontrol nyeri yang ada seperti memantau tanda-tanda vital,
hasil kimia darah, juga termasuk pengobatan nyeri. Tehnis tindakan
ini didesain untuk membantu mempertahankan atau mengembalikan
fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
6
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk
menurunkan kecemasan atau kegelisahan, memberikan
informasi, harapan, mendengarkan dan membantu
perencanaan pemulihan dan integrasi secara realistis atau dalam
menghadapi kematian dengan cara yang sesuai dengan
budayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu dijadwalkan untuk
kesiapan pasien dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort food for the soul, meliputi intervensi yang menjadikan
penguatan dalam sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan.
Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi pemijatan, adaptasi
lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan, guided
imagery, terapi musik, mengenang, dan lain lain. Saat ini perawat
umumnya tidak memiliki waktu untuk memberikan comfort
food untuk jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis), akan tetapi
tipe intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah
komitmen oleh institusi terhadap perawatan kenyamanan.
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan
pada pelayanan keperawatan, mengacu pada teori comfort ini.
5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai variabel-variabel yang tidak dapat dimodifikasi
oleh perawat. Variabel ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap,
status emosional, support system, prognosis, financial atau ekonomi,
dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang
berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh
resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari
eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal
(penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity
7
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan
dari organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan
nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai
pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.
8
keluarga dan pasien diperkuat dengan tindakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh perawat dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood,
2006).
Peningkatan kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang
merupakan bagian penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi
kenyamanan dikirimkan secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka
secara teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah
kenyamanan yang ditingkatkan setiap saat, dan dengan sendirinya klien
akan mencapai kesehatan yang diinginkan dalam mencari kesembuhan
(HSBS).
Evolusi dari teori Kolcaba, kerangka konseptual dari teori comfort Kolcaba
2011.
9
secara objektif, misalnya observasi terhadap penyembuhan luka,
perubahan nilai laboratorium, atau perubahan perilaku. Penilaian juga
dapat dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar
pertanyaan (kuesioner), yang mana keduanya telah dikembangkan oleh
Kolcaba.
2. Pasien
Pasien merupakan penerima perawatan seperti individu, keluarga,
institusi, atau masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat
dimanipulasi oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan
kenyamanan.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien
atau kelompok, dari pasien, keluarga, atau masyarakat.
10
G. Penerimaan oleh Keperawatan
1. Praktek
Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para
siswa yang memilih teori ini untuk kerangka studi mereka, seperti di
dalam keperawatan kebidanan, katheterisasi jantung, perawatan kritis,
pekerja rumah sakit, ketidaksuburan / kemandulan, terapi radiasi,
keperawatan bedah tulang, keperawatan perioperatif, keperawatan
lanjut usia, dan infeksi saluran kemih. Area studi yang tak diterbitkan,
tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website nya, meliputi unit luka
bakar, klinik keperawatan, perawatan rumah, nyeri kronis, terapi pijatan,
pediatrik, oncology, dan perioperative. Untuk praktek klinik colkaba
menanyakan skala kenyamanan pada pasien dengan skor 0 – 10 yang
mana 10 adalah nilai tertinggi dari kenyamanan. Skala kenyamanan ini
bias diterapkan untuk pengkajian nyeri atau untuk tujuan
pendokumentasian, harus diterapkan dan komunikatif.
Comfort teori telah dimasukkan oleh perawat anestesi kedalam praktek
klinik mereka untuk pedoman manajemen kenyamanan pasien. Spesifik
manajemen :
a. Pengkajian kebutuhan kenyamanan pasien selama pembedahan, nyeri
akut, kesakitan
b. Menciptakan kenyamanan dengan meminta persetujuan pasien
sebelum dilakukan pembedahan, intervensi yang spesifik
c. Memfasilitasi yang nyaman, temperature tubuh dan factor-
factor yang dihubungkan dengan kenyamanan selama pembedahan.
d. Melanjutkan dengan manajemen kenyamanan dan pengukuran
periode setelah operasi.
2. Pendidikan
Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana
keperawatan, teori kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan
terhadap pasien yang mendapatkan terapi radiasi yang dilaporkan oleh
11
Cox pada tahun 1998. Teori ini sangat mudah untuk dipahami dan
diterapkan pada mahasiswa perawat yang menyajikan suatu metode
efektif untuk menilai kebutuhan kenyamanan holistik pada orang tua
yang membutuhkan perawatan akut. Teori ini tidak terbatas pada
gerontologikal atau pendidikan praktik lanjutan. Teori ini cocok
digunakan mahasiswa yang praktek klinik dan aplikasikanya dapat di
vasilitasi dengan menggunakan web colcaba tentang care plan
kenyamanan. Teori ini juga memberikan jalan untuk mahasiswa dalam
memperoleh kemudahan mereka ( by Knowing) dan untuk memelihara
ease dengan kurikulum mereka (melalui kepercayaan anggota fakultas
mereka), dan untuk mencapai trancendentce dari stressor mereka
dengan menggunakan teknik self comforting.
3. Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya
mengukur kenyamanan sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat
memberikan bukti untuk mempengaruhi keputusan institusi,
masyarakat, dan tingkatan legislatif yang hanya sampai pada studi
kenyamanan yang menunjukkan efektivitas keperawatan yang
holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran kenyamanan di rumah
sakit besar dan perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk
menambah literatur untuk tujuan riset.
Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan sebagai panduan yang
dapat digunakan untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara
umum untuk mengukur kenyamanan secara holistic dalam sampel
rumah sakit dan partisipan komunitas. Untuk dapat melakukan hal ini
item positif dan negatif harus dikembangkan secara berimbang pada tiap
sel dalam kotak yang tersedia. 24 hal positif dan 24 hal negatif sudah
lengkap dengan suatu format skala Likert yang berkisar dari sangat
setuju sampai sangat tidak setuju. Skor yang tinggi menandakan
tingginya kenyamanan. Pada studi akhir instrumentasi dengan 206
12
orang pada suatu waktu peserta dari semua jenis unit di dua rumah sakit
dan 50 orang dari masyarakat, dengan menggunakan kuesioner
kenyamanan umum menunjukkan hasil suatu Cronbach alfa 0,88.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk desain penelitian dengan
mendiskripsikan kenyamanan dari strategi hasil perspektif holistic
diruang emergensi, orthopedic, area post operasi, port partum,
perawatan kritis dan invertilitas.
13
Tipe dari Kenyamanan
1. Relief : Keadaan seorang pasien yang menemukan kebutuhan spesifiknya
2. Ease : Keadaan tenang atau senang
3. Transcendence : Keadaan dimana satu kenaikan di atas satu masalah atau nyeri
Unitary
Alpha Press Beta Press
Trend
Health
Comfort Intervening Perception
Interventions What Next? Seeking
Needs Variables of Comfort
Behaviors
14
Environmental Supporting
Socialcultural
15
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
2. KelebihanTeori
Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh kolkaba mudah di
mengerti dan dipahami, selainitu teori ini kembali kepada keperawatan dasar.
b. Simplicity
Teori comfort ini sangat sederhana karena didasari oleh asuhan keperawatan
dari awal ilmu keperawatan dikembangkan. Bahasa dan aplikasi dari teori
comfort ini sedikit menggunakan teknologi, tetapi juga dapat
aplikasikan dalam setting yang menggunakan teknologi tingkat tinggi.
Hanya sedikit variable didalam teorinya yang dipilih dalam riset dan
pendidikan. Inti dari teori ini mengembalikan perawat untuk kembali kepada
praktik yang berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan secara holistic dari
pasien. Kesederhanaan teori ini memudahkan mahasiswa dan perawat dalam
memperlajari dan mempraktekkan teori comfort.
16
c. Generality
Teori Kolcaba ini telah di aplikasi di beberapa setting penelitian budaya dan
beberapa kelompok usia. Beberapa faktor yang membatasi penggunaan teori
ini adalah mengetahui tentang kebutuhan kenyamanan dari pasien. Jika
perawat, institusi, komunitas secara konsisten menggunakan teori ini maka
teori ini sangat efisien, indivualis, dan dapat memenuhi kebutuhan manusia
secara holistic. Toksonomi struktur dari teori Comfort dapat memfasilitasi
para peneliti untuk membangun instrument instrument Comfort dalam
berbagai setting baru.
d. Empirical Precision
Penggunaan teori ini berawal dari pemberian intervensi kenyamanan terhadap
wanita dengan penyakit cancer, seorang lansia di hospice, dan mahasiswa
yang stress terhadap tugas kuliah. Pada study terhadap lansia didapatkan
peningkatan HSBs, yang mendukung terhadap teori Comort selanjutnya.
Beberapa instrument tentang confortini di berbagai setting keperawatan bias
didapatkan di website Kolcaba.
e. Derivable Consequenses
Teori Comfort ini menjelaskan tentang dimana pasien sebagai sentral dalam
pelayan dan menjelaskan bagaimana mengukur tingkat kenyaman pasien,
status pasien dan kekuatan institusi. Teori ini dapat membuktikan
keuntuungan teori secara efektifitas untuk meningkatkan kenyaman dan
HSBs. Teori Comfort ini mendedikasikan untuk mengembalikan teori
keperawatan kepada akarnya (Alligood &Tomey, 2010)
17
BAB III
APLIKASI ROLE PLAY
Narrator: Desny
Perawat:Putri (P)
Pasien : Eka (E)
Dokter:Oka (O)
NARASI
Seorang pasien bernama ibu E tampak terbaring lemas dalam sebuah ruangan
perawatan, pasien mengalami patah tulang femur sebelah kanan, pasien mengalami
kecelakaan tgl 6/10/2019 dan dari hasil pemeriksaan dinyatakan pasien akan
dilakukan operasi pemasangan pen, tgl 7/10/2019.pasien tampak sendirian dan
cemas.
Identitas ibu E beralamat di jalan diponogoro denpasar,pasien adalah seorang
tenaga pengajar, pasien berumur 40 th, pendidikan sarjana , beragama
hindu,jaminan kesehatan bpjs, penanggung jawab adalah suaminya,pasien memiliki
3 orang anak yang masih sekolah.
DIALOG
Perawat mendatangi ruangan pasien bersama dokter dpjp yang akan melakukan
tindakan operasi. Tampak pasien sendiri tanpa ditemani keluarga
18
E : selamat pagi suster, nama saya E, tgl lahir 23 maret 1985, suami saya
sdg pulang kerumah karena ngurus anak2sekolah
P: ohh baiklah,, bagaimana perasaan Ibu hari ini?
E : Saya merasa lebih baik dari kemarin karena sudah mendapat infuse dan
bisa sedikit beristirahat
P: baiklah bpk hari ini dokter o akan memberikan penjelasan ttg penyakit
bapak dan tindakan apa saja yang akan dilakukan, selama 15 mnt
kedepaan dan nantinya apabila ibu ada pertanyaan silakan bs bertanya
langsung.
Lalu dokter memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakit pasien, dan
tindakan apa saja yang akan dilakukan.(Pintu dan sampiran ditutup)
19
Suster lalu memeriksa vital sign pasien sambil memperbaiki posisi pasien agar
nyaman
P : ibu dari hasil pemeriksaan vital sign ibu td semuanya stabil , ibu siap
dengan operasi besok?
E : sebenarnya kalo boleh saya curhat sus saya takut, di operasi.. (sambil
menangis)
E :Saya takut ga bs jalan setelah opersi anak saya masih kecil kecil suss.
P : tenang ibuu kami segenap tim medis akan melakukan yang terbaik untuk
kesembuhan ibu, ibu tenang dan berdoa agar semua lancer
P : Rasa nyeri pasti ada bu, tapi itu semua bisa kita atasi dengan pemberian
obat analgetik dan teknik relaksaasi nafas dalam apabila nyeri muncul.
E : apa itu relaksasi nafas dalam sus? Apakah itu akan membantu saya untuk
menghilangkan nyeri selain pemberian obat?
20
E :sus apa saya bisa berjalan dg baik lg setelah operasi ini?
P : pastibisa bu,setelah opersai ibu akan dilatih oleh tim fisioterapy untuk
rehabilitasi paska operasi, asal ibu giat berlatih saya yakin ibu bs kembali
spt sedia kala(sambil menegelus bahu pasien)
E : maaf sus,, kalo untuk masalah biaya gmn?
P : ibu tenang saja semua biaya perwatan ibu ini ditanggung olej jaminan
kesehatan ibu krn sudah sesuai hak perawatan. Ada lg yang ibu
khawatirkan?
E: suster bisa tidak suami saya datang mengunjungi saya setelah operasi,
apakah saya akan dirawat diruang intensif ?
P: tentu saja bu, saya akan menghubungi suami ibu untuk menemani ibu
sebelum dan setelah operasi, ibu tenang saja (sambil tersenyum), apa ibu
butuh bimbingan rohaniawan sbelum operasi dimulai ?
E : Iya sus, saya pikir itu akan sangat menbantu saya, terimaksih suster saya
merasa tenang dan nyaman setelah ngobrol sama suster, suster sangat
baik semoga tuhan mebalas semua budi baik suster (sambil tersenyum
penuh semangat)
P: sama sama bu, tetep semangat yaa (tersenyum dan memeluk pasien)
21
psikososial kecemasan Ketidakpastian Kebutuhan
keberhasilan dukungan spiritual
pembedahan dan ketentraman
hati dari tim
kesehatan
lingkungan Keadaaan ruang Kekurangan Kebutuhan untuk
perawatan yang privasi ketenangan
gaduh, lingkungan
kepanasan
sosiokultural Keluarga tidak Keterbatasan Kebutuhan
hadir komunikasi dukungan
keluarga dan
teman, kebutuhan
informasi
22
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Teori Kolcaba pada middle range sebenarnya merupakan turunan
philosophy Teory dari Florence Nightingale. Teori Kenyamanan Kolcaba
masuk kedalam middle-range teori dikarenakan tidak abstrak dan berisi
aplikasi secara terinci, mengembangkan bukti hasil praktik keperawatan,
merupakan karakteristik praktik keperawatan dan atau situasi keperawatan.
Teori middle range merupakan level ketiga dari teori keperawatan. Teori
middle range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik,
cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama.
Sebagai petunjuk riset dan praktik, middle range teori lebih banyak
digunkan dari pada grand teori, dan dapat diuji secara empiris
pemikirannya. Teori comfort dapat diaplikasikan terutama pada pasien yang
mengalami nyeri dengan peningkatan skala nyeri yang dipengaruhi
kecemasan, contoh cardiac chest pain with anxiety.
B. Saran
Perkembangan ilmu keperawatan selalu mengalami perubahan dan Teori
Comfort dari Katharine Kolcaba cukup spesifik untuk memberikan petunjuk
riset dan praktik dalam keperawatan , tetapi belum bias dipraktikkan secara
langsung karena cakupan kenyamanan sangat luas meski sudah spesifik
diperlukan teori praktik keperawatan supaya bisa di aplikasikan secara
langsung.
23
DAFTAR PUSTAKA
Kolbaca Katharine. 2003. Comfort theory and practice: a vision for holistic helath
care and research. New York : Springer Publishing Company
Sitzman, Katheleen L., Eichelberger, Lisa Wrigh. 2011. Understanding the work of
nurse theorist : a creative beginning. Ed 2nd. Ontario: Jones and Bartlett
Publisher
Alligood, Tomey. (2010). Nursing Theorist and Their Work, sixth edition. Toronto
: The CV Mosby Company St. Louis
Ann, Marriner. (2001). alih bahasa Ekawijaya : Teori keperawatan para Ahli dan
berbagai Pandangannya.
McEwen, Melanie; Wills Evelin M. 2011. Theoritical Basis For Nursing. Lippincott
Willians & Wilkins
24