PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Refleksi adalah mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki, tangan dan telinga
dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan. Refleksologi adalah teknik penyembuhan
alternative untuk mengurangi ketengan, ,meningkatkan sirkulasi, dan mempromosikan fungsi
alami dari tubuh melalui penerapan tekanan pada berbagai titik-titk tertentu di kaki, tangan
dan bagian tubuh lainnya. Selain itu refleksologi juga didefinisikan sebagai cara pengobatan
dengan merangsang berbagai refleks (atau zona atau mikrosistem) di kaki, tangan , damn
telinnga yang ada hubungannya dengan ( atau mewakili) berbagai kelenjar, organ dan bagian
tubuh lainnnya.
2.2 Konsep refleksi
Konsep pijat refleksi pada dasarnya adalah manipulasi titik pusat simpul sarap atau
pengendali reflek di titik meridian. Bila energy di jalur meridian berjalan lancer artinya tubuh
dengan kondisi sehat. Sebaliknya ada gangguan kerja organ tubuh akan pincang dan bereaksi
dalam bentuk gejala sakit . dalam terapi pemijatan, rasa sakit ini biasanya timbul karena titik-
titik refleksi tersebut menjadi sangat sensitive terhadap rangsangan saat dilakukan
pemeriksaan atau diagnosa. Setelah terdiagnosa pemijatan suatu organ tubuh bisa dilakukan
melalui kaki atau tangan. Jika dilakukan dengan benar dan tepat pada titik pusat simpul saraf
yang mengalami gangguan bukan gejala sakit saja yang hilang tetapi juga penyebabnya.
Refleksologi menggunakan tehnik urutan pada 62 titik utama yang ada pada telapak kaki
seseorang. Titik titik refleksi mempunyai hubungan dengan organ utama pada tubuh
antaranya jantung, paru-paru, ginjal, organ seks dan otak.
1. Titik refleksi pada kaki bagian bawah (telapak), titik-titik refleksi pada telapak kaki
berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Titik- titik refleksi dibagi menjadi bagian
bawah jari-jari, telapak bagian depan. Telapak bagian tengah, dan telapak bagian
belakang. Titik refleksi pada bagian bawah jari-jari kaki berhubungan dengan organ otak,
dahi, hidung, leher, mata dan telinga. Titik refleksi pada telapak bagian depan
2
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
berhubungan dengan bahu, pundak (otot trapezius) , kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid,
dan paru-paru. Titik refleksi pada telapak bagian tengah berhubungan dengan lambung,
usus 12 jari, pankreas , kelenjar andrenalin, ginjal, jantung, usus besar, dan limpa. Titik
refleksi pada telapak bagian belakang berhubungan dengan ureter ( saluran kencing ),
usus halus, kandung kemih, rectum, anus, lutut, insomnia, dan kelenjar reproduksi.
2. Titik refleksi pada punggung kaki. Titik-titik refleksi pada punggung kaki bagian depan
berhubungan dengan kelenjar getah bening, organ keseimbangan, dada, sekat rongga
dada, perut, amandel, rahang, dan saluran pernafasan. Titik refleksi pada punggung kaki
bagian belakang dan samping berhubungan dengan bahu, lutut, indung telur atau testis,
sendi panggul, tulang belakang, tulang belikat, sendi siku, tulang rusuk dan pinggul.
3. Titik refleksi pada kaki bagian samping dalam, titik refleksi pada bagian depan b
erhubungan dengan hidung, leher, kelenjar paratiroid, dan punggung. Titik refleksi pada
kaki bagian belakang berhubungan dengan pinggang, kandung kemih, kelangkang, tulang
paha, kelenjar getah bening, rahim, prostat, tulang rusuk, dan dubur.
Terapi pijat refleksi kaki harus dilakukan secara menyeluruh. Artinya, pemijatan tidak
hanya pada satu titik saraf telapak kaki tertentu saja. Contohnya, pada proses penanganan
kasus telinga bergeming, tidak hanya menekan titik saraf kaki yang berhubungan dengan
telinga. Pemijatan titik saraf telapak kaki yang berhubungan dengan kepala, ginjal, dan
kelenjar getah bening juga harus dilakukan. Hal ini disebabkan semua organ tersebut
berkaitan dengan organ telinga.
3
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Telah dibuktikan oleh banyak orang bahwa pijat refleksi sanggup mengatasi stres;
kekuatan tubuh, kelenturan pikiran, dan emosi bisa diwujudkan; tidur bisa lebih
berkualitas; restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat dibantu; cedera baru ataupun
lama bisa disembuhkan; konsentrasi dapat ditingkatkan; bahkan rasa percaya diri juga
bisa didapatkan dengan baik melalui pijat refleksi.
Selain beberapa manfaat di atas, pijat refleksi juga dapat mengatasi berbagai hal yang
berkaitan erat dengan kesehatan yang lain, di antaranya sebagai berikut:
a. Melancarkan sirkkulasi darah sehingga tubuh senantiasa dalam kebugaran dan
kesehatan optimal
b. Membantu mengurangi berbagai keluhan dan kelelahan tubuh serta pikiran
sesudah sekian hari bekerja
c. Merangsang produksi hormon endorfin yang mampu memberikan relaksasi bagi
tubuh
d. Membebaskan toksin yang merupakan sumber penyakit potensial dari dalam tubuh
e. Memperkuat fungsi sistem limfatik sehingga mampu mengusir racun dan zat
berbahaya lain dari dalam tubuh
f. Mengembalikan keseimbangan kimiawi serta meningkatkan imunitas di dalam
tubuh
g. Memperbaiki keseimbangan potensi elektrikal pada berbagai bagian tubuh melalui
perbaikan kondisi zona yang berhubungan
h. Menyehatkan dan menyembuhkan kerja seluruh organ tubuh
1. Perkembangan Pijat Refleksi
Saat ini, ilmu pemijatan sudah diakui di kalangan para pakar kesehatan, antara lain Dr.
Wiliam Pitzgerald(alumni Universitas Vermont), Dr. Edwin Bowers, dan Dr. Joseph Selbey
Riley. Bahkan, mereka telah membuat peta kaki dan memperkenalkan ilmu pemijatan kepada
dunia kedokteran. Sosialisasi tersebut tentu tidak lepas dari manfaat yang diberikan oleh pijat
refleksi.
Secara praktik, dapat dibuktikan bahwa terapi pijat memiliki efektivitas cukup tinggi.
Tidak hanya melancarkan sirkulasi darah, tetapi juga menambah energi yang secara mekanis
berkemampuan melatih saraf dan otot, sehingga tubuh mampu menangkal berbagai penyakit.
Bagi orang-orang yang belum pernah melakukan pijat refleksi, biasanya tubuh mereka akan
4
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
merasa kelelahan dan perut terasa mual. Namun, hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab bilA
nantinya telah teRbiasa melakukan pijat refleksi, pengaruh tersebut tidak akan dirasakan lagi.
Pemijat refleksi akan manjur jika dilakukan pada titik yanng tepat dan dengan teknik yang
benar. Apabila titik yang dipijat meleset, efek yang didapatkan akan berbeda.
e. Migraen
7
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Brendstrup & Launse (1997) melakukan penelitian di mana 78 reflexologists dirawat 220
pasien, yang sebagian besar di antaranya memiliki gejala sedang sampai sakit kepala
parah. Tiga bulan setelah menyelesaikan sesi refleksologi, 65% pasien melaporkan bahwa
refleksologi membantu dengan gejala, 19% berhenti minum obat sakit kepala, dan 16%
menyatakan bahwa reflexology adalah obat.
f. Testa (2000) melakukan blind,
Percobaan acak, di mana 32 pasien dengan sakit kepala dievaluasi setelah sesi dengan
refleksi kaki dan pada 3 bulan follow-up. Hasil penelitian menunjukkan bahwa refleksi
kaki setidaknya sama efektifnya dengan terapi obat (Flunarizin).
g. Fungsi Ginjal
Sudmeier et al. (1999) melakukan penelitian dengan 32 subyek sehat. Aliran darah dari
tiga kapal ginjal diukur sebelum, selama, dan setelah refleksi kaki dengan menggunakan
Doppler sonografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organ-asosiasi kaki refleksologi
efektif dalam meningkatkan aliran darah ginjal selama terapi (yang membantu
transportasi nutrisi ke sel-sel tubuh dan menghilangkan limbah).
h. Penelitian Pediatric
Gordon dkk. (2010) membandingkan efektivitas refleksi kaki, pijat kaki, dan pengobatan
yang teratur (kelompok kontrol) pada anak-anak (1-12 tahun) dengan sembelit idiopatik
kronis selama 12 minggu. Desain penelitian adalah uji coba terkontrol secara acak. Para
penulis melaporkan bahwa kelompok refleksologi memiliki peningkatan terbesar dalam
jumlah buang air besar dan penurunan terbesar dalam skor gejala sembelit. Ada perbedaan
yang signifikan antara refleksologi dan kelompok kontrol, namun tidak ada perbedaan
yang signifikan antara refleksi dan pijat untuk frekuensi buang air besar, dan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kontrol dan kelompok pijat untuk frekuensi buang air
besar atau sembelit skor gejala keseluruhan.
i. Penelitian Fisiologis
Dr Yesus Manzanares, seorang dokter dari Spanyol, telah bertahun-tahun mempelajari
dasar neurofisiologis untuk pijat refleksi. Penelitian Dr Manzanares telah diidentifikasi
dan dibiopsi deposito (yang reflexologists secara tradisional disebut sebagai kristal)
yang terletak di daerah refleks kaki. Deposito tersebut berhubungan dengan nyeri,
mengandung serat saraf, dan memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan tingkat
8
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
mereka ketajaman atau kronisitas (Manzanares, 2007). Sebuah gambaran singkat dari
pekerjaan yang tidak dipublikasikan itu dapat ditemukan di website-nya
(www.manzanaresmethod.com)
Menggunakan gambar thermographic dari telapak kaki sebelum dan sesudah
reflexotherapy, bersama dengan gambar yang sama dari kolom tulang belakang, Dr
Piquemal mampu menunjukkan perubahan dalam pola termal pada telapak kaki yang
tercermin pada kulit bagian belakang untuk setiap lima yang dipilih [kulit] zona (2005).
Pentingnya penelitian ini adalah bahwa hal itu mengikat pijat refleksi bekerja pada kaki
ke aliran darah organ dalam (paru-paru, hati, perut, pankreas, dan usus kecil), baik
melalui vasokonstriksi atau vasodilatasi melalui sistem saraf otonom. Tampaknya bahwa
refleksologi mungkin dapat memainkan peran dalam mengatur gangguan aliran darah,
setidaknya untuk organ-organ ini.
j. Gejala pascaoperasi
Dari penelitian mereka di India, Choudhary, Kumar, dan Singh (2006) melaporkan dua
kelompok yang menerima intervensi pasca operasi. Kelompok I menerima refleksi kaki
selama 15-20 menit di transfer ke Recovery Room, 2 jam pasca operasi. Kelompok II
menerima obat nyeri konvensional (NSAID dan opiods). Hasilnya cukup signifikan secara
statistik pada keempat interval waktu untuk kelompok refleksologi menunjukkan
penurunan penggunaan obat atas kelompok konvensional. Penurunan signifikan dalam
nyeri juga mencatat dalam kelompok refleksi pada semua interval waktu. Ketika skor
nyeri dibandingkan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok refleksologi,
signifikansi statistik terlihat pada 2 dan 6 jam pasca operasi.
Menggunakan dua kelompok untuk perbandingan, Choudhary dan Singh (nd) juga
menambahkan refleksi tangan untuk obat konvensional untuk mual dan muntah pasca
operasi. Mereka menemukan penurunan yang signifikan dalam kelompok yang memiliki
refleksologi ditambah obat-obatan konvensional.
k. Premenstrual Syndrome (PMS)
Oleson & Flocco (1993) melakukan studi terkontrol acak dengan 35 wanita dengan 38
gejala pramenstruasi. Para wanita mencatat gejala mereka pada skala 4-titik dalam catatan
harian. Gejala direkam selama dua bulan sebelum terapi pijat refleksi, dua bulan selama,
dan dua bulan setelah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46% wanita memiliki gejala
9
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
peningkatan (seperti kurang kecemasan, depresi, kelelahan, atau sulit tidur) dengan pijat
refleksi saja.
2. Issue Refleksi
Secara ilmiahnya, mitos tidak selamanya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berikut adalah beberapa mitos yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah kaitannya dengan
pijat refleksi.
a. Pijat refleksi tidak aman bagi bayi
Mitos ini sama sekali tidak benar. Pijat refleksi justru dapat merangsang saraf bayi yang
masih sensitif menjadi lancar. Pijat refleksi dengan tekanan ringan dapat membebaskan
rasa sakit dideritanya. Secara umum, bayi pun menyengangi pijat refleksi.
b. Pijat refleksi tidak baik bagi wanita hamil
Klaim yang berdasarkan alasan ketakutan akan keguguran ini tidak sepenuhnya benar.
Sebab, pijat refleksi hanya membantu tubuh wanita hamil untuk menemukan kondisi
keseimbangannya. Hanya saja, pemijatan bagi orang hamil memang membutuhkan
pengalaman empiris yang cukup. Di samping itu, pemijatan sebaiknya dilakukan ketika
umur kandungan di bawah 4(empat) bulan. Jika umur kandungan di atas 4 bulan, maka
pemijatan yang berfungsi membantu pencapaian relaksasi seyogyanya dilakukan secara
lembut.
c. Pijat refleksi sangat berbahaya bagi penderita diabetes
Jika dikaji secara ilmiah, pandangan ini tidak benar. Sebab, pijat refleksi justru mampu
meringankan, bahkan dapat menyembuhkan penyakit diabetes pada stadium tertentu.
Selain itu, bukti di lapangan juga telah menunjukkan bahwa pijat refleksi sanggup
menyembuhkan penderita diabetes. Pendek kata, pijat refleksi merupakan salah satu
perawatan yang tepat dan sangat dibutuhkan oleh penderita penyakit diabetes.
d. Pijat refleksi merupakan penyebab serangan jantung
Dakwaan mitos ini tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, mengingat
penyakit jantung cenderung disebabkan oleh ketidaklancaran sirkulasi darah dan
penyumbatan sistem saraf ke arah organ. Pada kondisi-kondisi tertentu, pijat refleksi
mampu menyembuhkan penyakit jantung, asalkan tidak terdapat faktor lain yang
mengikuti, seperti infeksi, bakteri, dan kelainan sejak kecil. Secara umum, perawatan pijat
refleksi aman bagi penderita serangan jantung.
10
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Refleksi merupakan gerakan saraf yang berada diluar kendali kesadaran manusia.
Dengan demikian, ilmu pijat refleksi yang lazim dikenal refleksiologi dapat diartikan sebagai
terapi dengan menggerakan saraf tanpa pengendalian kesadaran pasien. Pengertian ini sejalan
dengan pemahaman orang-orang Tiongkok Kuno.
Kunz dan Kunz (2008) telah mengembangkan ringkasan dari 168 studi penelitian dan
abstrak dari jurnal dan pertemuan dari seluruh dunia. Banyak dari studi ini berasal dari jurnal
peer-review di Cina dan Korea. Semua studi memiliki informasi tentang frekuensi dan durasi
dari aplikasi refleksologi.
Berdasarkan studi mereka terakhir, Kunz dan Kunz mengidentifikasi empat efek utama
yang reflexology menunjukkan:
e. Reflexology berdampak pada organ tertentu (misalnya, pembacaan fMRI menunjukkan
peningkatan aliran darah ke ginjal dan usus)
f. Reflexology dapat menunjukkan perbaikan gejala (misalnya, perubahan positif yang
dicatat dalam ginjal berfungsi dengan pasien dialisis ginjal)
g. Reflexoogy menciptakan efek relaksasi (misalnya, EEG mengukur alpha dan theta
gelombang, tekanan darah menurun, dan kecemasan diturunkan)
h. Bantu Reflexology dalam pengurangan nyeri (27 studi menunjukkan hasil yang positif
bagi pengurangan rasa sakit, misalnya, AIDS, nyeri dada, neuropati perifer diabetes
mellitus, batu ginjal, dan osteoarthritis)
B. Saran
Tuhan menciptakan organ tubuh yang beragam dengan fungsi yang beragam pula dan
tentunya kita sebagai manusia patut untuk menjaga dan merawat organ-organ dalam tubuh
kita. Dengan mengetahui fungsi dan cara kerja dari organ tersebut, akan membantu kita untuk
lebih paham bagaimana cara menjaga dan merawat organ-organ tersebut sehingga kita
mampu menciptakan keadaan yang sehat bagi tubuh kita.
11
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI