Anda di halaman 1dari 25

TERAPI KOMPLEMENTER BEKAM

MATA KULIAH KEPERAWATAN HOLISTIK II


Dosen Pembimbing: Madya Sulisno. S.Kep., M.Kes.

Disusun oleh

Sherlynce Natonis : 22020121183233

B21

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dapat terlaksana


bila manusia mempunyai kondisi fisik dan mental yang sehat. Oleh karena itu
kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting bagi manusia. Orang tidak dapat
beraktivitas dengan baik jika kondisi kesehatannya terganggu. Pada umumnya
kesehatan manusia terganggu dengan adanya penyakit. Sekarang ini bermunculan
berbagai jenis penyakit, baik penyakit ringan maupun penyakit berat.
Ilmu pengobatan termasuk ilmu-ilmu yang paling tinggi segi kehati-
hatiannya dalam kedetailannya, sehingga adakalanya seseorang yang sakit
memerlukan jenis obat dalam suatu saat, lalu sesaat berikutnya obat itu tidak lagi
tepat karena suatu kondisi, misalnya karena perubahan iklim atau cuaca. Jika
terjadi kesembuhan dengan sesuatu pada suatu kondisi seseorang, ini tidak berarti
sebagai penyembuh untuk semua kondisi dan bagi semua orang pada jenis penyakit
yang sama. Para tabib sepakat bahwa suatu penyakit bisa berbeda-beda cara
pengobatannya sesuai kondisi.
Semua jenis pengobatan dan obat-obatan terhadap suatu penyakit hanya akan
terasa khasiatnya bila disertai dengan sugesti dan keyakinan. Islam mengenal istilah
doa dan keyakinan. Dengan pengobatan yang tepat, dosis yang sesuai disertai doa
dan keyakinan, tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati, kecuali penyakit yang
membawa pada kematian. Alquran sebagai syifâ‟dan rahmat,yang hanya berlaku
bagi orang beriman dan yang mengamalkannya, sebagaimana Firman Allah swt.
Untuk pembinaan lebih lanjut terhadap kesehatan rohani dan jasmani,
Rasulullah saw. mengajarkan berbagai teknik pengobatan atau terapi. Salah satu
yang Rasul ajarkan adalah dengan Ḥijâmah atau yang lebih dikenal dengan istilah
bekam
Bekam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mengeluarkan
(memantik) darah dari badan orang (dengan menelungkupkan mangkuk panas pada
kulit sehingga kulit menjadi bengkak, kemudian digores dengan benda tajam
supaya darahnya keluar).
Kata ḥijâmah berasal dari bahasa Arab, Al-Ḥajjam berarti ahli bekam. Al Ḥijmu
berarti menghisap atau menyedot. Al-Ḥajjam sama dengan al-Maṣṣu, yaitu tukang
menghisap atau tukang menyedot. Sedangkan al-Miḥjam atau al- Miḥjamah
merupakan alat untuk bekam yang berupa tabung gelas untuk menampung darah
yang dikeluarkan dari kulit.

Ḥijâmah berasal dari bahasa Arab yang juga artinya pelepasan darah kotor.
Terapi ini merupakan suatu metode pembersihan darah dan angin, dengan
mengeluarkan sisa toksid dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan cara
menyedot.

Jadi ḥijâmah menurut bahasa adalah ungkapan tentang menghisap darah


dan mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam
gelas mihjamah, yang menyebabkan pemusatan dan penarikan darah di sana, lalu
dilakukan penyayatan permukaan kulit dengan pisau bedah, guna untuk
mengeluarkan darah. Hijamah berbeda dengan qaṭ’ul-irqi (memotong urat).
Qaṭ’‟ul-irqi adalah memasukkan jarum suntik untuk mengambil darah dari urat
nadi seperti halnya aksi menyumbang darah, yang disebut al-faṣdu.

Pada dasarnya praktik bekam adalah sederhana, yaitu pengeluaran darah dari
kulit melalui hisapan kemudian penyayatan ringan pada bagian luar kulit, kemudian
penghisapan sekali lagi, sehingga darah keluar.
Dalam ilmu kedokteran Islam, bekam tidak boleh sembarang dilakukan.
Bekam hanya boleh dilakukan pada pembekuan atau penyumbatan dalam
pembuluh darah, karena fungsi bekam yang sesungguhnya adalah untuk
mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh.
Bekam juga dianjurkan agar tidak dilakukan di awal bulan karena darah
belum bergejolak. Tidak pula di akhir bulan karena pada waktu itu darah telah
berkurang dan semakin sedikit. Bekam baik dilakukan pada pertengahan bulan yang
sudah bergejolak dan bertambah.
Bekam ini adalah metode terapi klasik yang kini kembali muncul dan
menjadi tren. Pelatihan bekam dan praktiknya dapat kita temukan dengan mudah.
Hal tersebut juga menarik minat banyak dokter setelah kajian-kajian ilmiah
diberbagai negara di dunia membuktikan efektifitas metode terapi klasik ini dalam
mengobati dan meringankan berbagai keluhan penyakit. Khususnya karena bekam
memiliki kedudukan istimewa dalam tradisi at-Ṭibbu an-Nabawi hingga beliau
memeberi keistimewaan dalam banyak hadis.
Mengobati penyakit dengan bekam sudah dikenal manusia sejak lama. Kertas
papirus yang telah digunakan orang-orang Mesir kuno menjadi buktinya. Cara
pengobatan bekam tertulis di situ. Bangsa Yunani kuno pun pernah
mempraktikkannya. Cara ini pun dipakai oleh bangsa Arab dan Rasulullah saw. juga
menganjurkannya. Metode pengobatan ini pun menyebar ke penjuru dunia termasuk
Eropa. Oleh karena itu, bekam merupakan metode yang lazim dimanapun.
Dalam sejarah pengobatan di dunia, bekam adalah bentuk pengobatan tertua
yang jika ditelusuri lebih mendalam sulit sekali menemukannya karena tidak ada
data yang pasti asal muasal datangnya bekam, siapa atau bangsa apa yang pertama
melakukan bekam dan dimana bekam itu dilakukan dan bagaimana alat dan cara
melakukan bekam. Namun, dalam prakteknya kegiatan bekam hanya digunakan di
negeri timur tengah dan barat, konon pertama kali dilakukan oleh Bangsa Mesir di
mana dalam the Ebers Papirus dituliskan sekitar 1550 SM. Dalam pandangan lain,
bekam juga dilakukan oleh bangsa Sumeria sekitar 4000 SM yang kemudian
berkembang ke Babilonia, Saba, Persia dan termasuk ke Mesir.
Tentunya, praktiknya berbeda dari masa ke masa. Metode yang digunakan
dengan cara pembuangan darah kotor secara langsung dari pembuluh darah, sebab
itu tidak jarang banyak pasien pingsan karena tidak kuat menahan sakit dan terlalu
banyak darah yang keluar. Cara seperti ini populer bagi orang Romawi, Yunani,
Byzantium dan Itali yang menurut para rahib dianggap memiliki khasiat nyata.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah bekam dapat mengatasi beberapa permasalahan
kesehatan?
2. Bagaimana penerapan bekam pada tingkatan fasilitas kesehatan dan
pada tahap manusia?
3. Apa saja manfaat bekam?

4. Bagaimana prosedur dalam melaksanakan bekam?


C. TUJUAN
1. Mampu menjelaskan bagaimana proses therapi bekam sehingga dapat
mengatasi beberapa masalah kesehatan.

2. Mampu menjelaskan penerapan bekam pada tingkatan fasilitas


kesehatan dan pada tahapanusia.
3. Mampu mengetahui manfaat dari bekam.

4. Mampu melaksanakan terapi bekam sesuai prosedur yang telah


ditetapkan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sejarah
Bekam merupakan pengobatan yang usianya kurang lebih mencapai hitungan
abad bahkan sudah terjadi dijaman para nabi. Berdasarkan awal penggunaannya Yasin
(2007) menyebutkan bahwa bekam sudah digunakan oleh kaum Nabi Luth, dengan
cara dilempari batu agar darah keluar dari tubuh pasien. Gambaran yang diberikan
masih menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi, walaupun ketika itu metode
tersebut masih dianggap wajar. Pendapat lain menyebutkan (As sufi, 2006) bahwa
bekam sudah digunakan sejak jaman Nabi Musa, tanpa menjelaskan metode ini
pertama kali ditemukan atau sebuah metode warisan dari masa sebelumnya.
Sementara itu melihat penyebarannya hingga sampai ke indonesia, Arixs (2005)
dijelaskan bahwa bekam dimulai pada jaman Babylonia, berkembang di cina,
kemudian ke India, menyebar ke Arab, dan sampai di Indonesia. Versi berbeda
(Dharmananda, n.d, paragraf 6) menyebutkan bahwa awal perkembangan bekam
terjadi di negara Cina pada tahun 281-341 Masehi. Ketika itu bekam masih
menggunakan tanduk, bambu, atau tembikar. Cara mereka melakukan pengobatan
dengan merebus gelas-gelas tersebut kedalam air dengan berbagai macam rempah-
rempah kemudian memadukannya dengan teknik akupunktur. Cara lain yaitu dengan
membakar gelas-gelas sebelum diletakkan pada titik tubuh yang sudah ditentukan.
Seiring perkembangannya alat dan cara dalam melakukan pengobatan ini semakin
berubah. Tanduk, bambu, tembikar yang dijadikan sebagai cup untuk membekam
tidak dipergunakan lagi. Dilihat dari efektifitasnya alat-alat yang digunakan
sebelumnya dengan cara direbus atau dibakar justru akan merusak alat- alat tersebut,
sehingga tidak dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu
pada akhir abad ke-20 diciptakannya alat yang terbuat dari plastik dan lebih
mempermudah pembekam tanpa harus menggunakan api. Kemudian dari cara
melakukan pembekaman mulai dari yang sebelumnya dengan merebus gelas-gelas
atau membakarnya, sekarang tidak dilakukan kembali. Gelas-gelas atau cup tersebut
sudah dirancang sedemikian rupa sehingga pembekam dapat menggunakan dan
melakukan pengobatan bekam dengan mudah, hanya dengan melakukan penghisapan
dengan alat penghisap.
Bekam adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan tabung atau gelas yang
ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan lokal. Hal ini
disebabkan oleh tekanan negatif dalam tabung , agar terjadi pengumpulan darah lokal.
Kemudian darah tersebut dikeluarkan dari kulit dengan dihisap, dengan tujuan
meningkatkan sirkulasi energi chi dan darah, menimbulkan efek analgetik (menghilangkan
nyeri), mengurangi pembengkakan, serta mengusir pathogen angin baik dingin maupun
lembab.(Umar,2008)
Menurut Majid (2009), secara garis besar bekam dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Bekam kering
Terapi bekam kering dilakukan dengan penghisapan pada permukaan kulit
dibagian tubuh tertentu (khususnya daerah punggung) dengan menggunakan
piranti kop vakum selama 3-4 menit. Terapi bekam kering dilakukan pada mereka
yang menderita kesulitan bergerak,mengalami mimisan, gangguan buang air, haid
tidak lancar, dan rasa mual (Majid, 2009). Bekam kering baik bagi orang yang
tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Terdapat dua teknik bekam
kering yaitu (Kasmui, 2008) :
a. Bekam luncur
Cara penggunaan bekam luncur yaitu dengan mengkop permukaan kulit pada
bagian tubuh tertentu dan meluncurkan ke arah bagian tubuh yang lain.
Teknik bekam ini berfungsi untuk melancarkan peredaran darah, pelemasan
otot dan menyehatkan kulit.
b. Bekam tarik
Cara penggunaan bekam tarik yaitu dengan mengkop permukaan kulit pada
bagian tubuh tertentu kemudian dilakukan penarikan dan setelah penarikan
ditempelkan kembali hingga kulit yang dibekam menjadi merah.
2. Bekam basah (Hijamah Rothbah)
Terapi bekam basah merupakan prosedur ekskresi bedah minor dengan
melakukan perlukaan pada permukaan kulit untuk mengeluarkan cairan yang
mengadung toksik (Sayed, et al., 2013). Cairan yang keluar berupa darah merah
pekat dan berbuih. Bekam basah bermanfaat untuk berbagai penyakit, terutama
penyakit yang terkait dengan terganggunya sistem peredaran darah di dalam
tubuh. Bekam basah dapat menyembuhkan penyakit seperti darah tinggi, kanker,
asam urat, DM (kencing manis), kolesterol, dan osteoporosis (Kasmui,2008).
Titik Bekam
1. Di bagian atas kepala (ummu mughits), caranya dengan mencukur rambut pada
bagian yang akan dibekam. Bekam di kepala sangat efektif untukterapi penakit
migrain, vertigo, sakit kepala menahun, darah tinggi, stroke, suka mengantuk, sakit
gigi, sakit mata, melancarkan peredaran darah, perbaikan sistem kekebalan tubuh,
dan lain-lain.
2. Di sekitar urat leher (al akhda’iin) titik ini untuk mengobati penyakit seperti: sakit
kepala, wajah, kedua telinga, mata, polip (hidung) dan tenggorokan, gigi seri lidah,
kanker darah, melancarkan peredaran darah.
3. Di bawah kepala (An Naqrah), sekitar empat jari di bawah (tulang tengkorak paling
bawah), bermanfaat menyembuhkan radang mata (pada anak-anak), tumor pada
telinga, berat kepala, bintik-bintik di wajah, jerawat.
4. Daerah antara dua pundak (al kaahil), merupakan titik paling sentral untuk
mengatasi berbagai macam penyakit.
5. Daerah sekitar pundak kiri dan kanan (Naa ‘is), yaitu daging lembut di pundak yang
tegang ketika merasa takut. Bekam pada titik ini dapat bermanfaaat untuk
menetralisir keracunan dan penyakit liver.
6. Daerah punggung (di bawah tulang belikat), bekam di daerah ini banyak memiliki
keistimewaan dan kahsiatnya.
7. Daerah punggung bagian bawah dan tulang ekor untuk penyakit pegal/nyeri di
pinggang dan wasir.
8. Pangkal telapak kaki (iltiwa’ – di bawah mata kaki) untuk penyakit nyeri di kaki,
asam urat, kaku, dan pegal-pegal.
9. Di tempat-tempat yang dirasakan sakit.

B. Konsep teori keperawatan Medeleine Leininger


Konsep keperawatan medeleine leininger adalah pemberian asuhan transkultural,
yang mengakui adanya perbedaan (diversitas), dan persamaan (universalitas) dalam
pemberian asuhan di budaya yang berbeda. Beberapa inti dari model teorinya adalah :
1. Asuhan
Asuhan berarti membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang
memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
2. Budaya
Budaya dapat diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai nilai kelompok tertentu,
berdasarkan cara hidup dan pemberian asuhan yang di putuskan, dikembangkan , dan
dipertahankan, oleh anggota kelompok tersebut.
3. Asuhan transkultural
Dalam pemberian asuhan transkultural, perawat secara sadar mempelajari norma-
norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan
dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat
kesejahteraannya, memperbaiki cara hidup atau kondisinya, dan belajar menerima
batasan-batasan.
4. Diversitas asuhan kultural
Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya variasi dan rentang kemungkinan
tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan. Keanekaragaman ini terjadi
berdasarkan nilai-nilai, norma-norma, dan cara hidup kultur atau subkultur tertentu.
Dalam hal ini berbagai kebiasaan dan ritual dapat muncul dari nilai- nilai, norma-
norma, dan cara hidup kultur atau sumber kultur tertentu. Dalam hal ini berbagai
kebiasaan dan ritual dapat muncul dari nilai-nilai dan norma-norma budaya tertentu
tentang kematian, kesehatan, seksualitas, dan lain sebagainya
5. Universalitas asuhan kultural
Bertentangan dengan konsep sebelumnya, universalitas asuhan kultural merujuk pada
persamaan atau karakteristik universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.
Menurut Leininger, karakteristik universal ini dapat berupa tindakan-tindakan seperti
tersenyum, dan memberikan bantuan berkaitan dengan kebutuhan primer.

Dalam konsepnya medeleine leiniger menilai perbedaan budaya dapat


dipertimbangkan dengan cara adaptasi (Adaptasi Asuhan Kultural), yaitu melibatkan
negosiasi dengan pasien dan kerabatnya dalam rangka menyesuaikan pandangan dan ritual
tertentu yang berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan. Preservasi asuhan kultural berarti
bahwa keperawatan melibatkan penghargaan yang penuh terhadap pandangan budaya dan
ritual pasien serta kerabatnya. Rekonstruksi asuhan kultural melibatkan kerjasama dengan
pasien dan kerabatnya dalam rangka membawa perubahan terhadap perilaku mereka yang
berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan dengan cara yang bermakna bagi mereka.

Bekam merupakan bentuk praktek penyembuhan holistik secara tradisional, yang


awalnya dikembangkan dari pengobatan konvensional, berdasarkan konsep leiniger ketika
pengobatan konvensional menjadi pilihan pasien perawat perlu mempertimbangkannya
sebagai adaptasi asuhan transkultural atau bahkan preservasi asuhan transkultural sehingga
memberi kesempatan klien untuk memilih upaya kesembuhan terbaik yang dipercaya,
kemudian perawat juga perlu mempelajari budaya pengobatan konvensional bekam untuk
dapat memahami manfaat bekam dalam penyembuhan klien.

C. Bekam dalam taksonomi NIC (Nursing Intervension Classification)


Dengan adanya Permenkes 37 tahun 2017 tentang pelayanan kesehatan tradisional
terintegrasi dan UU RI no 38 tahun 2014 tentang keperawatan membuat legalitas terhadap
terapi komplementer/alternatif dapat di lakukan difaskes dan oleh perawat, hal ini
memberi kekuatan bagi tenaga kesehatan khususnya bagi perawat untuk dapat melakukan
praktik tersebut bagi masyarakat. NIC sendiri dalam penyusunannya memasukkan
beberapa model terapi alternatif menjadi terapi komplementer yang dapat dilaksanakan
perawat ketika mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien seperti aroma terapi,
biofeedback, hipnosis, terapi relaksasi, reiki, meditasi, dan sentuhan terapeutik.
Intervensi dalam bekam:
 Observasi :
- Periksa riwayat kesehatan
- Identifikasi kontra indikasi terapi bekam (misalnya konsumsi pengencer darah
[asparin, aspilet]
- Lakukan pemeriksaan fisik
 Terapeutik :
- Tentukan titik pembekaman
- Tentukan jenis bekam yang akan dilakukan (misalnya bekam kering atau basah)
- Baringkan pasien senyaman mungkin
- Buka pakaian yang akan dilakukan daeah pembekaman
- Pasang sarung tangan dan alat pelindung lainya
- Desinfeksi area yang akan dibekam dengan kapas alkohol atau alkohol swab
- Olesi kulit dengan minyak herbal untuk meningkatkaan peredaran darah (misalnya
minyak zaitun)
- Lakukan pengekopan dengan tekhnik secukupnya
- Lakukan penyayatan pada area yang telah dilakukan bekam kering
- Lakukan pengekopankembalisetelahdilakukanpenyayatan
- Lakukan pembekaman tidak lebih dari 5 menit untuk menghindari hipoksia
jaringan
- Buka kop dan bersihkan darah yang tertampung
- Bersihkan area yang telah dilakukan pembekaman
- Hindari pembekaman pada area mata, hidung, mulut, areola mamae, kelamin,
dekat pembuluh darah besar, varises, dan jaringan luka
- Lakukan sterilisasi pada alat-alat bekam yang telah digunakan
 Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi bekam
- Anjurkan berpuasa sebelum pembekaman jika perlu
- Anjurkan tidak mandi 2-3 jam pasca pembekaman

D. Penerapan Terapi Bekam


Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam mengembangkan
terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu
fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Hal ini didukung dalam catatan
keperawatan Florence Nigtingale yang telah menekankan pentingnya mengembangkan
lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam proses
penyembuhan. Selain itu, terapi komplementer rmeningkatkan kesempatan perawat dalam
menunjukkan caring pada klien (Snyder &Lindquis, 2002).
Terapi komplementer dengan demikian dapat diterapkan dalam berbagai level
pencegahan penyakit. Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan
penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya
hidup dengan menggunakan terapi nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat,
seimbang, mengandung berbagai unsur akan meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi
komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat
dilakukan di tingkat individu maupun kelompok misalnya untuk strategi stimulasi
imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999).
Dalam penerapan terapi komplementer di fasilitas kesehatan secara hukum sudah
terakomodir dalam UU RI no 38 tahun 2014 tentang keperawatan dan permenkes 37
tahun 2017 tentang pelayanan kesehatan tradisional terintergrasi bahwa bentuk pelayanan
pengobatan komplementer dapat dilakukan pada semua level faskes baik rumah sakit
maupun puskesmas dengan penegasan pada pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
efektif, sesuai standar, dan memiliki kriteria tertentu (terbukti secara ilmiah, sesuai
kebutuhan klien, dan bisa mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan
mewajibkan pelaksananya memiliki SIP, SOP, serta tim kredensia, untuk penerapan
bekam pada faskes sendiri, berdasarkan regulasi seharus sudah dapat diterapkan pada
faskes, hanya sejauh ini belum banyak yang melakukannya, baru beberapa klinik swasta
seperti klinik latuhusada didenpasar bali.

E. Terapi Becam Dalam Aspek Agama


Pada abad keenam Masehi, Islam datang sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang
menganjurkan kebajikan dan melarang kemungkaran dalam kepercayaan atau aqidah,
ibadah, etika, muamalah, adab, dan semua masalah kehidupan. Rasulullah saw. datang
untuk memperkenalkan pengobatan yang secara umum telah diketahui orang Arab, dan
menerapkannya.
Ketika Rasulullah saw. hadir dengan membawa syariat Islam, bekam sudah menjadi tradisi
pengobatan bangsa Arab saat itu. Sebagai pengobatan peninggalan nenek moyang, para
sahabat khawatir bahwa bekam termasuk pengobatan yang dilarang dalam Islam. Tetapi
Rasulullah saw. tidak melarangnya, justru beliau menyampaikan bahwa diantara
pengobatan-pengobatan yang ada pada saat itu, bekam adalah yang paling utama dan
Rasulullah saw. merekomendasikan umatnya agar berbekam (Susiyanto, Azib. 2013)
Dengan itu mulailah muncul masa baru dalam ilmu kedokteran, yang kemudian
dikenal sebagai at-Ṭibbu an-Nabawi. Dengan perkembangan ini, bekam mencapai puncak
perkembangannya setelah Rasulullah saw. menyetujuinya maupun dilihat dari segi ilmiah.
Hal tersebut disebutdengan al-Ḥijâmah an-Nabawiyah atau Bekam Nabi. Adapun hadis-
hadis Rasulullah saw. menyebutkan bahwa bekam itu baik (Taufiqurrahman, 2017)
Pada masa Rasulullah saw., alat bekam yang digunakan tidak lagi berupa tanduk
hewan, akan tetapi pada masa itu beliau menggunakan kaca yang berupa cawan atau
mangkok tinggi. Di masa perkembangan Islam sekitar tahun 300 hijriyah, di Baghdad,
bekam merupakan pengobatan yang paling maju saat itu. Mereka menggunakan bekam
bersama kay dan faṣdu. Para juru bekamnya pun bermacam-macam, dari yang hanya
belajar karena turun temurun, bekam jalanan, hingga ahli bekam yang berpendidikan
seperti di lembaga kedoteran tinggi Jundi Syahpur, Harran, Syam, maupun
Iskandariyah.Diketahui pula bahwa kedokteran Islam telah mengambil pendekatan baru,
dan merubah pada kebiasaan sebelumnya, dan ijtihad dalam metode eksperimen
merupakan dasar dalam studi dan praktik ilmu kedokteran (Thalbah, Hisham. 2013).

F. Indikasi Bekam

1. Kelainan darah seperti anemia dan hemofilia.


2. Penyakit rematik seperti arthritis dan fibromyalgia
3. Fertilitas
4. Masalah kulit seperti eksim dan jerawat
5. Tekanan darah yang tinggi seperti hipertensi
6. Migrain
7. Kegelisahan dan depresi
8. Sesak napas seperti yang disebabkan oleh alergi dan asma.
9. Varises

G. Kontra Indikasi Becam


1. Harus dihindari pembekaman terhadap pasien yang mengalami tekanan darah
sangat rendah, menderita vertigo, atau lemah fisiknya.
2. Harus dihindari pembekaman langsung selepas makan, hingga setidaknya dua atau
tiga jam kemudian.
3. Pendonor darah hendaknya menghindari terapi bekam setidaknya selama sepekan.
4. Pasien yang menggunakan alat bantu pengatur detak jantung hendaknya dihindari
dari terapi bekam langsung pada kawasan sekitar organ jantung.
5. Jangan lakukan pembekaman pada bagian yang mengalami robek otot dan urat,
hingga berlalu satu bulan setelah terjadinya cedera.
6. Bagi anak-anak dan orang-orang berusia lanjut, bekam dilakukan dengan hisapan
yang ringan.
7. Pasien dilarang mengkonsumsi obat perangsang, alkohol, dan rokok, sebelem
melakukan terapi terapi bekam.
8. Ketika dilakukan terapi bekam, tekanan darah harus diukur terlebihdahulu. Jika
tekanan darah rendah, terapi bekam dilakukan dengan berbaring miring atau
tengkurap.
Hindari pembekaman dengan duduk terhadap penderita tekanan darah rendah.
Hindarkan pula pembekaman di titik-titik punggung selain kahil. Pasien bisa
mengambil posisi terlentang dengan kaki diangkat ke atas setelah menyelesaikan
terapi bekam sehingga hal itu bisa membantunya meningkatkan tekanan darahnya
secara relatif. Jangan membekam penderita tekanan darah rendah lebih dari dua
titik.
9. Wanita hamil pada tiga bulan pertama hendaknya menghindari terapi bekam secara
umum, kecuali di wajah, telapak tangan, dan telapak kaki.
10. Jangan langsung makan atau mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna setelah
berbekam. Dianjurkan untuk minumjus.
11. Jangan menyakiti pasien dengan tarikan gelas bekam yang terlalukuat.
12. Tarikan gelas bekam jangan terlalu kuat pada kawasan mulut lambung agar
pasien tidak muntah disebabkan oleh tarikan yang terlalukuat.
13. Hindari pembekaman terhadap pasien kanker yang sedang menjalani terapi
dengan obat kimia atau sinar-X kecuali setelah dilakukan analisis darah secara
keseluruhan, untuk mengetahui jumlah sel darah putih. Karena, jika jumlahnya
terlalu sedikit, maka pasien sangat mudah tertular penyakit dari luar.
14. Jika pasien mengalami pusing atau pingsan, seluruh gelas bekam dilepas, pasien
dibaringkan, kemudian diinjeksi dengan cairan glukosa atau diberi minuman
manis.
15. Gelas bekam jangan dibiarkan lebih dari 10 menit, karena bisa menyebabkan
pelepuhan kulit yang mirip luka bakar pada pasien. Jika hal itu terjadi,gunakan
salep antibiotik. Lubang kulit yang melepuh tersebut, tapi jangan dibuang.
Kemudian, oleskan salep dan pasang pembalut medis di bagian yang melepuh.
16. Pembekaman di wajah, jika dilakukan lebih dari 2 menit kadang-kadang
menyebabkan timbulnya warna ungu pada kulit yang bersentuhan dengan tepi
gelas. Perlu waktu agak lama hingga warna tersebut hilang.
17. Pembekaman di kepala jangan dilakukan lebih dari 3 titik. Hendaknyahisapan alat
bekam juga tidak terlalu kuat.
18. Jangan lakukan pembekaman terhadap pasien yang ketakutan, kecuali setelah ia
merasa tenang. Hormon adrenalin yang dilepaskan pada saat ketakutan bisa
mnyempitkan pembuluh darah dan menyebabkan darah tidak keluar.
19. Dianjurkan untuk mandi setelah berbekam dan tidak melakukan pekerjaan berat.
20. Kadang-kadang, timbul beberapa gejala normal setelah bekam, seperti pusing,
turunnya tekanan darah, sedikit kenaikan suhu badan, dan muntah. Gejala- gejala
ini akan segera hilang, oleh karena itu tidak perlu panik.

H. SOP BECAM
JUDUL SOP:

BEKAM

1. PENGERTIAN Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara


mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin
atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan
kulit ari.
2. TUJUAN Untuk mengeluarkan oksidan dari dalam tubuh
sehingga penyumbatan aliran darah ke organ-organ
tertentu dalam tubuh dapat diatasi, sehingga fungsi-
fungsi fisiologis tubuh kembali normal.
3. INDIKASI 1. Untuk melancarkan peredaran darah.
2. Penyakit rematik
3. Hypertensi
4. Migrain
5. Varises
4. KONTRAINDIKASI 1. Orang yang dalam kondisi lemah.
2. Harus dihindari pembekaman terhadap
pasien yang mengalami tekanan darah
sangat rendah, menderita vertigo, atau
lemah fisiknya.
3. Pasien dilarang mengkonsumsi obat
perangsang, alkohol, dan rokok, sebelem
melakukan terapi terapi bekam.
4. Jangan langsung makan atau mengkonsumsi
makanan yang sulit dicerna setelah
berbekam. Dianjurkan untuk minumjus.
5. Jangan menyakiti pasien dengan tarikan
gelas bekam yang terlalukuat.
6. Tarikan gelas bekam jangan terlalu kuat
pada kawasan mulut lambung agar pasien
tidak muntah disebabkan oleh tarikan yang
terlalukuat.
7. Jika pasien mengalami pusing atau pingsan,
seluruh gelas bekam dilepas, pasien
dibaringkan, kemudian diinjeksi dengan
cairan glukosa atau diberi minumanmanis.

5. PERSIAPAN PASIEN 1. Pasien dijelaskan tentang bekam, efek yang


terjadi, proses kesembuhan dll
2. Pasien disiapkan mentalnya agar tidak gelisah
dan takut, bimbinglah berdoa dan berwudlu
3. Bagi pasien yang belum pernah dibekam cukup
dibekam 1 - 2 gelas
4. Pasien dipersiapkan makanan, minuman,
kebersihan tubuh dan kebersihan tempat yang
akan dibekam

6. PERSIAPAN ALAT 1. Alat yang dipersiapkan: set kop/tabung


penghisap, skapel, jarum, lancet pen, pisau
bedah, duk kain, sarung tangan, masker,
mangkok/cawan, tempat sampah, meja dan
kursi
2. Bahan yang disiapkan: kassa, kapas/tissue,
betadin, detol, sabun, zalf, alkohol, spiritus,
minyak zaitun, minyak habbatussauda, al
qusthul hindi, minyak urut hangat (misalnya:
gandapura), minuman hangat, baik kalau
disediakan madu dan susu.
3. Mensterilkan alat agar bebas kuman dan tidak
menyebarkan penyakit, dengan cara: merebus
tabung kop paling sedikit selama 30 menit
setelah air mendidih terus menerus (karet
dilepas dulu). Sarung tangan, karet dan duk kain
disterilkan dengan tablet formalin.
4. Jarum, pinset, pisau, silet, hanya boleh sekali
pakai saja. Selesai satu pasien, langsung buang
5. Ruangan harus bersih, terang dan cukup aliran
udara dan tidak pengap
7. CARA BEKERJA :
IDENTIFIKASI PASIEN
A. Mencatat Identitas Umum: Nama, alamat, usia, jenis kelamin, status
B. Mencatat Identitas Keluarga: Kedudukan dan status dalam keluarga

MEWAWANCARAI PASIEN
A. Keluhan pasien, keluhan utama, keluhan tambahan/lain, riwayat penyakit
B. Keluhan dari masing-masing organ tubuh
MEMERIKSA FISIK PASIEN
A. Pemeriksaan Umum: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, lidah, iris,
telapak tangan, dll
B. Pengamatan, pendengaran, dan penciuman dari daerah keluhan, dan dari
masing-masing organ
C. Perabaan sekitar keluhan dan perabaan pada sekitar organ lain
D. Pengetukan daerah sekitar keluhan dan pada organ lain

PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN


A. Pemeriksaan khusus: iris mata (iridologi), lidah, telinga, telapak tangan dll
B. Pemeriksaan penunjang: laboratorium, radiologi, CT-Scan, MRI dll

PENYIMPULAN DAN PENENTUAN DIAGNOSA PENYAKIT


A. Menentukan jenis keluhan
B. Menentukan jenis penyakit
C. Menentukan letak penyakit
D. Menentukan penyebab penyakit
E. Menentukan jenis pengobatan
MENENTUKAN DAERAH DAN TITIK YANG DIBEKAM
A. Titik yang sesuai dengan yang dikeluhkan
B. Titik lain yang satu jurusan/meridian dengan titik yang dikeluhkan
C. Titik lain yang berlawanan dengan titik yang dikeluhkan
D. Titik lain yang berpasangan dengan titik yang dikeluhkan
E. Titik-titik istimewa
F. Titik-titik khusus
MELAKUKAN PEMBEKAMAN
A. Bekam tanpa mengeluarkan darah (hijamah jaffah = bekam kering)
B. Bekam dengan mengeluarkan darah (hijamah damamiyah = bekam basah)

MEMBERIKAN TERAPI LAIN


A. Memberikan terapi tindakan, operasi dll
B. Memberikan "food suplement" obat-obatan dan bahan berkhasiat
C. Memberikan nasehat, tausiyah dan doa.

CARA MEMBEKAM
1. Siapkan gelas ukuran sedang yang telah dipasang alat pemantiknya, dalam
keadaan steril yang sebelumnya dapat direndam dalam alkohol kemudian
dikeringkan dan dibersihkan dengan tissue/kapas.
2. Bersihkan daerah akhda' dengan kapas/kain kassa yang telah diberi
betadine. Juru bekam dan pasien dalam keadaan suci dari hadas dengan
wudlu. Juru bekam dapat membaca/berdoa (sir atau jahr) dengan bacaan
ruqyah untuk orang sakit yang dicontohkan Nabi SAW. dan ingatkan pasien
untuk selalu berdzikir dengan membaca minimal: "Allahu huwa asysyifa"
atau "Allahu Huwasysyafi'" (Allah Yang Maha Menyembuhkan), selama
proses pembekaman supaya yaqin bahwa hanya Allah SWT. yang dapat
menyembuhkan penyakit. Juru bekam juga harus selalu membaca dzikir ini.
3. Letakkan alat bekam di daerah akhda' dan ucapkan Basmalah (dengan sir
atau jahr)
4. Kokang secukupnya 2-3 kali, tidak terlalu kuat atau lemah, kemudian
geserkan gelas bekam ke seluruh tubuh bagian punggung, tanpa melepas
penyedotnya. Jika terlalu lemah sedotannya maka gelas bekam akan lepas,
sedot lagi secukupnya. Cara ini disebut "Bekam Luncur", untuk
mendapatkan kelenturan kulit dan daging sebelum bekam kering, serta
memberikan efek nyaman pada pasien.
5. Setelah bekam luncur selesai, pijat-pijatlah daerah yang akan dibekam,
seperti halnya pijat refleksi. Pijat ini akan memberikan kelenturan kulit dan
daging juga dan memberikan rasa nyaman.
6. Letakkan lagi alat bekam di daerah akhda' dan ucapkan Basmalah (dengan
sir atau jahr)
7. Kokang atau sedot secukupnya 8-10 kali sehingga gelas menempel kokoh
berada di daerah akhda', kemudian tunggu 5-7 menit.
8. Bukalah penutup gelas bagian atas agar udara dapat masuk, sehingga gelas
bekam mudah diambil.
9. Ambil silet/pisau/jarum/lancet pen lalu sayatkan/tusukkan ke daerah akhda'
secukupnya (jangan terlalu dalam dan banyak sayatan) dan arah sayatan
harus searah dematom kulit (jangan berlawanan karena bisa terputus syaraf
dan pembuluh darahnya)
10. Ambil gelas dan pemantiknya, arahkan ke tempat semula, lalu kita kokang
secukupnya sambil mengucapkan Basmalah. Kemudian tunggu sampai
darah kotor (rusak) keluar 5-7 menit. Gelas mulai kelihatan terisi darah
kotor akibat adanya tekanan udara dalam gelas tersebut. Perhatikan betul
bagi penderita diabetes agar waktu bekam tidak terlalu lama untuk
menghindari terkelupasnya kulit yang dapat menimbulkan luka.
11. Ambil tissue dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri, lalu perlahan
buka penutup udara bagian atas gelas dan segera buka, ditekan lalu arahkan
agar darah masuk semua ke dalam gelas bekam dengan tangan kanan. Tahan
tissue dengan tangan kiri sampai sisa darah habis dan bersihkan ke seluruh
daerah akhda' dengan tissue tersebut sampai bersih.
12. Bersihkan gelas bekam yang berisi darah kotor dengan tissue. Semakin
parah penyakit seseorang, maka semakin merah kehitaman darah yang ada
di gelas. Bersihkan gelas sampai jernih kembali.
13. Lakukan lagi proses penyedotan sekurang-kurangnya 2 kali maksimal 5
kali. Setelah selesai, gelas bekam ditaruh di cawan untuk dibersihkan.
14. Tutup luka sayatan/tusukan dengan membersihkan sisa darah dengan
betadine, lalu oleskan minyak habbatussauda/ zaitun/ al-qisthul hindi, lalu
tutup dengan kapas/tissue agar minyak tidak mengenai pakaian dan dagu.
15. Dengan pemakain minyak di atas, Insya Allah luka sayatan akan tertutup
kembali/normal seperti semula.
8. HASIL :
Bekam dapat berpengaruh terhadap kulit, otot, tulang, system pencernaan, darah,
dan system saraf.
9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
1. Bekam tidak dianjurkan terhadap:
a. Penderita diabetes (kencing manis) atau pendarahan, kecuali juru bekam
yang benar-benar ahli.
b. Pasien yang fisiknya sangat lemah
c. Penderita infeksi kulit yang merata
d. Orang tua, jika mereka tidak sangat membutuhkannya, karena lemahnya
fisik mereka
e. Anak-anak penderita dehidrasi (kekurangan cairan) (bekam basah).
f. Penderita penyakit kanker darah
g. Penderita yang sering mengalami keguguran kandungan
h. Penderita penyakit gila dan ketidakstabilan emosi
i. Penderita Hepatitis A dan B apabila sedang dalam kondisi parah. Adapun
bila kondisi sudah tidak parah atau penyakit tersebut merupakan penyakit
menahun, maka tidak mengapa untuk diobati dengan bekam
j. Pengidap penyakit kuning karena hepatitis
k. Pasien yang melakukan cuci darah
l. Pasien yang mengalami kelainan klep jantng, kecuali di bawah
pengawasan dokter dan orang yang benar-benar ahli bekam
m. Penderita kedinginan, sementara suhu badannya sangat tinggi atau
penderta flu dan semisalnya, kecuali setelah ia tidak lagi merasa
kedinginan
n. Wanita hamil pada 3 bulan pertama
o. Terhadap orang yang kesurupan, terkena sihir, guna-guna, dan
sebagainya, kecuali juru bekam yang telah mampu menghadapi kasus-
kasus semacam ini.
p. Pada orang yang baru pertama kali melakukannya, kecuali setelah
dilakukan persiapan mental baginya. Yang paling baik adalah hendaknya
ia melihat orang lain yang berbekam di hadapannya. Selain itu, ia perlu
mendengar tentang keutamaan-keutamaan dan manfaat bekam
q. Pasien yang masih mengkonsumsi obat pelancar darah, kecuali dengan
sangat hati-hati. Demikian pula terhadap orang yang kelelahan, sehingga
ia beristirahat
r. Pasien penyakit jantung, tidak boleh dilakukan terhadap pasien yang
menggunakan peralatan bantu untuk mengatur detak jantung.
s. Terhadap orang yang baru memberikan donor darah kecuali setelah
berlalu beberapa hari, tergantung kondisi kesehatannya. Demikian pula
terhadap penderita vertigo, sampai keadaan dirinya rileks.
t. Pengguna obat-obat perangsang tidak dianjurkan untuk dibekam, kecuali
setelah meninggalkannya. Penderita ketakutan juga sebaiknya menunggu
sampai kondisi kejiwaannya tenang.
2. Seyogyanya dihindari pembekaman setelah pasien mengalami muntah
3. Dianjurkan tidak langsung makan sesudah berbekam, tetapi boleh minum
madu atau minuman yang memulihkan kebugaran
4. Pada penderita dengan kelainan cairan lutut, dalam pembekaman jangan
sampai gelas bekam dipasang pada daerah yang sakit, melainkan di
sekitarnya.
5. Varises yang terjadi di betis, maka pembekaman dilakukan di kanan kiri
varises secara hati-hati
6. Pembekaman terhadap pasien yang mengidap penyakit liver (hati) harus
dilakukan secara sangat hati-hati
7. Penyakit perdarahan atau diabetes (kencing manis) jika dilakukan
pembekaman, maka tidak dengan sayatan, melainkan dengan tusukan ringan
dengan jarum akupuntur
8. Untuk penderita tekanan darah rendah hendaklah daerah punggung bagian
bawah tidak dibekam. Pembekaman hendaknya juga dilakukan satu demi
satu, jangan dilakukan pembekaman sekaligus di dua tempat atau lebih
secara bersamaan
9. Untuk penderita anemia, pembekaman dilakukan satu demi satu, sesuai
dengan kesiapan kondisi tubuhnya. Jika pasien mengalami pingsan, maka
gelas bekam harus segera dicabut dan pasien diberi minuman yang
mengandung gula (air manis).
10. Jangan melakukan bekam kecuali setelah bertanya kepada pasien, apakah
aliran darahnya deras, apakah ia mengidap diabetes, penyakit-penyakit hati
(hepatitis), kanker, urat yang robek, dan ada cairan di lututnya.
11. Bekam terhadap wanita harus dilakukan oleh sesama wanita atau laki-laki
yang menjadi mahramnya
12. Tidak boleh dilakukan bekam di atas simpul otot, tapi bisa dilakukan
penyedotan dengan gelas, tanpa penyayatan (bekam kering)
13. Bagi orang tua dan anak-anak, hanya dilakukan penyedotan ringan
14. Tidak dianjurkan melakukan bekam dalam keadaan sangat kenyang atau
sangat lapar
15. Dianjurkan mandi air hangat dan melakukan pemijatan setelah berbekam
16. Ditegaskan pada pasien agar sehari sebelum dan sesudah bekam tidak
berhubungan badan (bersetubuh) dengan istrinya untuk menghindari lemah
badan.
17. Jika pasien pingsan lantaran bekam, hendaknya dibaringkan dan diolesi
minyak jinten hitam (habbatussauda) pada bagian tengkuknya dan dipijati
perlahan hingga sadar. Juru bekam tidak perlu kuatir, sebab hal itu sudah
biasa terjadi karena kondisi fisik pasien yang kurang fit. Juru bekam
hendaknya menenangkan pasien ketika telah sadar dan bekam bisa
dilanjutkan lain ketika keadaan pasien sudah normal.
18. Dapat juga untuk pasien yang pingsan hendaknya dibaringkan di atas lantai
yang tidak dingin dengan posisi terlentang, kemudian angkat kaki setinggi
mungkin atau telungkup dan angkat kaki dan tekuk berulang kali.

I. Penerapan bekam di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Terapi komplementer dengan demikian dapat diterapkan dalam berbagai level
pencegahan penyakit. Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan,
pencegahan penyakit atau pun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya
memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi. Seseorang yang
menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur akan meningkatkan
kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan
primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok
misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999).
Kebutuhan perawat dalam meningkatnya kemampuan perawat untuk praktik
keperawatan juga semakin meningkat. Hal ini didasari dari berkembangnya
kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat mempunyai kemampuan yang dapat
dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil yang lebih baik dalam pelayanan
keperawatan.

J. Analisis Journal Terapi Becam Terhadap Pasien Hipertensi

Bekam adalah terapi yang bertujuan membersihkan tubuh dari darah yang mengandung

toksin dengan penyayatan tipis atau tusukan-tusukan kecil pada permukaan kulit. Sejauh

ini berkembang kepercayaan masyarakat khususnya umat Islam bahwa bekam dapat

digunakan sebagai terapi hipertensi, hal ini dikarenakan bekam merupakan terapi yang

dianjurkan Nabi Muhammad saw yang dapat mengatasi berbagai macam penyakit.

Namun, hingga saat ini data obyektif tentang hal ini belum banyak diteliti lebih jauh. Oleh

karena hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan dampak

terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial yang

menjalani bekam di Rumah Bekam Denpasar dengan menggunakan pendekatan deskriptif

kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 27 sampel penelitian yang berlangsung pada bulan
Mei sampaiJuni 2014. Dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah bekam

dengan menggunakan dua jenis tensi meter yang berbeda untuk meminimalisir bias. Hasil

yang didapatkan pada penggunaan tensi meter digital menunjukkan rata-rata penurunanan

tekanan darah sistole sebesar 8,54 mmHg dan diastole sebesar 5,53 mmHg. Sedangkan

pada penggunaan tensi meter air raksa, penurunan rata-rata tekanandarahsistole 7,44

mmHg dan diastole 4,59 mmHg. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa

bekam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

K. SANGKUR G, Bahar et al. PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP TEKANAN


DARAH PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL DI RUMAH BEKAM DENPASAR MEI-
JUNI TAHUN 2014. E-JurnalMedikaUdayana,
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan
pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi
individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan
pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi.

Terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang
mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil
terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah
disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang
memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).

Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat dalam
menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer. Penerapan
terapi komplementer pada keperawatan perlu mengacu kembali pada teori-teori yang
mendasari praktik keperawatan. Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi
perawat dalam mengembangkan terapi komplementer misalnya teori Medeleine leininger
tentang transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi,
patofisiologi, dan lain-lain.

Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi
dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada.
Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk
meningkatkan peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya,
beberapa terapi keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional
terapi misalnya Terapi Bekam.

Bekam dalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan tabung atau gelas yang
ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan lokal. Hal ini
disebabkan oleh tekanan negatif dalam tabung, agar terjadi pengumpulan darah lokal.
Kemudian darah tersebut dikeluarkan dari kulit dengan dihisap, dengan tujuan
meningkatkan sirkulasi, menimbulkan efek analgetik (menghilangkan nyeri), mengurangi
pembengkakan, serta mengusir pathogen angin baik dingin maupun lembab.

B. Saran
a) Bagi Perawat
Diharapkan Perawat mampu melakukan terapi komplementer Bekam yang
professional sesuai dengan prinsip ilmu yang sudah didapatkan untuk pemenuhan
kebutuhan pasien secara Holistik ( Bio, psiko, sosial dan spiritual)
b) Bagi Mahasiswa
Meningkatkan dan mengembangakan ilmu terapi komplementer Bekam, agar dapat
diterapkan dalam dunia kerja.
Daftar pustaka

Susiyanto, Azib. Hijama or Oxidant Drainage Therapy. (Jakarta: Gema Insani, 2013.
Taufiqurrohman, 3 Mutiara Kesehatan Alami yang Terlupakan. Jakarta: Pusat lmu,
2017.
Thalbah, Hisham. Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis. Jakarta: Sapta Books,
2013.

Anda mungkin juga menyukai