Corresponding author:
Dimas Agung Pambudi
dimasag8@gmail.com
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v1i3.5775
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 147
2013, prevalensi penyakit gagal jantung di awal dengan semi fowler dan fowler, akan
Indonesia mencapai 0,13% dan yang tetapi posisi fowler lebih menguntungkan
terdagnosa dokter sebesar 0,3% dari total dalam perbaikan status respirasi pada
penduduk berusia 18 tahun keatas. pasien dengan gagal jantung. Sejalan dengan
Prevalensi gagal jantung di Jawa Tengah penelitian Wahyuningsih, Khasanah dan
0,18%. Prevalensi gagal jantung tertinggi Irma (2017), yang menunjukan bahwa ada
berdasarkan diagnosis dokter berada di perbedaan status pernafasan setelah
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu diposisikan semi fowler dengan setelah
sebesar 0,25% (Depkes RI, 2014: PERKI, diposisikan fowler bermakna secara
2015). statistik, dimana status pernafasan menjadi
lebih baik pada posisi fowler Perubahan
Penyakit CHF dapat menimbulkan berbagai Saturasi O2 pada penilitian semakin
gejala klinis diantaranya; dyspnea, ortopnea, meningkat pada posisi fowler, hal ini
dyspnea deffort, dan Paroxysmal Nocturnal menunjukan bahwa perubahan status
Dyspnea (PND), edema paru, asites, pernafasan menjadi lebih baik pada posisi
pittingedema, berat badan meningkat, dan fowler.
dan bahkan dapat muncul syok
kardiogenik (Smeltzer & Bare, 2014). METODE
Munculnya tanda gejala tersebut
berhubungan dengan adanya bendungan Studi kasus ini menggunakan desain studi
cairan pada system sirkulasi darah. Oleh kasus deskriptif. Populasi dalam penelitian
karenanya dalam penanganan pasien CHF ini adalah semua pasien Congestive Heart
salah satunya dasarnya adalah mengurangi Failure (CHF) di Rumah Sakit Roemani
terjadinya bendungan cairan pada sirkulasi Muhammadiyah Semarang. Jumlah
darah (Udjianti & Wajan , 2010). responden sebanyak 2 responden.
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Latihan pernapasan merupakan alternatif Oktober 2019. Alat ukur menggunakan
untuk memperoleh kesehatan yang oxymetri. Alat pengumpulan data
diharapkan bisa mengefektifkan semua menggunakan lembar asuhan keperawatan
organ dalam tubuh secara optimal dengan dan lembar observasi. Kriteria inkulsi pada
olah napas dan olah fisik secara teratur, sampel ini adalahpasienCongestive Heart
sehingga hasil metabolisme tubuh dan Failure (CHF), kooperatif, sesaknafas RR di
energi penggerak untuk melakukan atas 22x/ menit, saturasi oksigen ≤ 95%.
aktivitas menjadi lebih besar dan berguna Studi kasus ini di lakukan setelah
(Warsono, 2016). Pada pasien CHF untuk mendapatkan persetujuan dari kepala
meminimalkan atau mengurangi ruang, pembimbing klinik, dan responden.
bendungan sirkulasi darah, salah satu Prosedur pengambilan data dilakukan
tindakan keperawatan yang bisa dilakukan dengan melakukan pengkajian,
selain dengan Latihan pernafasan ialah menentukan diagnose keperawatan dan
memposisikan fowler. Sebagaimana intervensi, melakukan implementasi
disampaikan oleh Cicolini et al (2010) (memposisikan fowler), dan melakukan
bahwa posisi mempunyai efek terhadap evaluasi. Proses studi kasus dilakukan pada
perubahan tekanan darah dan tekanan vena saat responden mengalami sesak nafas dan
sentral. Posisi yang berbeda mempengaruhi SpO2 kurang dari sama dengan 95%,
hemodinamik termasuk sistem vena. sebelum memposisikan fowler, responden
Beberapa hasil penelitian sebelumnya diukur sesak nafas dan saturasi oksigennya,
seperti penelitian Resti, Sadiyanto dan setelah itu responden di posisikan fowler
Khasanah (2017), pada pasien CHF yang selama 15 menit dan di amati serta di
dirawat di ICCU, didapatkan hasil terdapat observasi status pernafasannya. Evaluasi di
perbedaan antara respiratory rate, saturasi lakukan setelah ± 15 menit di berikan posisi
oksigen dan keluhan sesak nafas pada posisi
Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 148
fowler, kaji ulang sesak nafas dan saturasi Dikarenakan ada gaya gravitasi yang
oksigen pada responden. menarik diafragma kebawah sehingga
ekspansi paru jauh lebih baik pada posisi
HASIL semi-fowler, sedangkan pada posisi fowler
bertujuan menghilangkan tekanan pada
Berdasarkan tabel 1 hasil studi diafragma dan memungkinkan pertukaran
menunjukan bahwa responden CHF di IGD volume yang lebih besar dari udara
RS Roemani Muhamadiyyah Semarang (Barbara, 2011).
berjumlah 2 responden. Kedunya berjenis
kelamin laki-laki, responden pertama Tabel 1
berumur 52 tahun, responden kedua Karakteristik Responden
Responden Usia Terapi Oksigen
berumur 46 tahun. Keduanya mengalami
Responden 1 52 tahun 3 lpm
CHF derajat NYHA IV, kedua responden
Responden 2 46 tahun 4 lpm
mengunakan oksigen masing-masing
reponsen pertama 3 lpm dan reponsen
kedua 4 lpm.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan hasil pre
Hasil pengkajian menunjukan responden test pasien CHF di IGD RS Roemani
pertama dengan keluhan nyeri dada disertai mengalami sesak nafas. Pasien pertama
sesak nafas. Mempunyai riwayat CKD on HD dengan RR: 26x/menit dengan SpO2 94%.
sejak 3,5 tahun yang lalu dan mempunyai Pasien kedua mengalamisesak nafas dengan
riwayat hipertensi. Tidak ada masalah pada RR: 28x/menit dan SpO2 95%.
jalan nafas. Responden sesak nafas dengan
RR 26x/menit, adanya otot bantu Diagnosa keperawatan yang muncul adalah
pernafasan. Akral teraba hangat, TD gangguan pertukaran gas berhubungan
178/116 mmHg, nadi 115x/menit, SpO2 dengan perubahan membrane alveolus-
94%. Kesadaran composmentis dengan GCS kepiler. Setelah dilakukan tidakan
13. Terpasang doblument untuk HD seitap keperawatan diharapkan pertukaran gas
senin dan rabu. Data fokus yang di dapat meningkat dengan kriteria hasil sesak nafas
antara lain responden mengatakan sesak menurun (20-24x/menit), saturasi oksigen
nafas sejak. Responden tampak nafas meningkat (95-99%). Intervensi dari
pendek, RR 26x/menit, SpO2 94%, TD gangguan pertukaran gas adalah monitor
178/116 mmHg, terdapat odem pulmonum. pola nafas, monitor suara nafas tambahan,
Respoden keduan dengan keluhan sesak monitor produksi sputum, monitor saturasi
nafas, mempunyai riwayat hipertensi dan oksigen, monitor milai AGD, posisikan
CKD on HD sejak 3,5 tahun yang lalu. Tidak fowler, kolaborasi pemberian
ada masalah pada jalan nafas. Responden bronkodilator, ekspetoran, mukolitik jika
sesak nafas dengan RR 27x/menit ada otot perlu.
bantu pernafasan. Akral teraba hangat, TD
158/96 mmHg, nadi 98x/menit, SpO2 95%. Pelaksanaan implementasi memonitor pola
Kesadaran compomentis dengan GCS 13. nafas, memonitor saturasi oksigen , dan
Adanya luka bekas av shunt untuk HD setiap memposisikan fowler. Responden pertama
senin dan rabu. Data fokus yang di dapat mengatakan sesak berkurang dan merasa
antara lain responden mengatakan sesak lebih nyaman, sadar composmentis, RR
nafas. Responden tampak nafas pendek, RR 20x/menit, SpO2 99% , tampak lebih
27x/menit, SpO2 95%, TD 158/96 mmHg, nyaman, tidak ada pernafasan pursed-lip,
pada hasil rotgen terdapat odem pulmonum. tidak ada otot bantu pernafasan, kolaborasi
medis memberikan amplodipin 10mg/ 24
Tujuan dan mekanisme dilakukan posisi jam dan pemberian kanul O2 3 liter/menit.
fowler ini adalah untuk memfasilitasi pasien Responden kedua mengatakan sesak
yang sedang kesulitan bernapas. berkurang dan merasa lebih nyaman,
Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 149
Berdasarkan tabel 2 menunjukan hasil post- Keberadaan oksigen merupakan salah satu
test pasien CHF di IGD RS Roemani komponen gas dan unsur vital dalam proses
Semarang yang berjumlah 2 responden metabolisme dan untuk mempertahankan
yang mengalami sesak nafas. Setelah kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
memposisikan fowler selama 15 menit Secara normal elemen ini diperoleh dengan
mendapatkan hasil responden pertama RR: cara menghirup oksigen setiap 23 kali
20x/menit, SpO2 99%. Pada responden bernapas dari atmosfer. Oksigen untuk
kedua setelah diberikan memposisikan kemudian diedarkan ke seluruh jaringan
selama 15 menit mendapatkan hasil RR: tubuh (Fitriani,2015). Salah satu tindakan
22x/menit, SpO2 99%. keperawatan untuk meningkatkan saturasi
oksigen adalah salah satunya posisi fowler,
Tabel 2 posisi fowler dimana pasien di posisikan
Hasil sebelum dan setelah dilakukan Intervensi 90°-60° duduk ditempat tidur hal itu
Posisi Fowler
membantu memaksimalkan ekspansi dada
Sebelum intervensi Setelah Intervensi
Responden dan paru dan ventilasi maksima (Zahroh. R
RR SpO2 RR SpO2
& Susanto, 2017).
Responden 1 26x/menit 94% 20x/menit 99%
Responden 2 28x/menit 95% 22x/menit 99%
Hasil studi menunjukan bahwa bahwa
responden CHF di IGD RS Roemani
Muhamadiyyah Semarang berjumlah 2
PEMBAHASAN responden. Keduanya berjenis kelamin laki-
laki, responden pertama berumur 52 tahun,
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu responden kedua berumur 46 tahun.
kondisi dimana jantung mengalami Keduanya mengalami CHF derajat NYHA IV,
kegagalan dalam memompa darah guna kedua responden mengunakan oksigen
Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 150
masing-masing reponsen pertama 3 lpm dan semakin menurun dibandingkan pada posisi
reponsen kedua 4 lpm. semi fowler.
Menurut Khasanah (2019), menunjukan Hasil ini sejalan dengan penelitian Kubota,
bahwa rerata umur pasien CHF adalah 58,3 Endo dan Kubota (2013) yang menunjukan
tahun, dengan umur paling rendah adalah bahwa sedikit fleksi pada tubuh bagian atas
40 tahun dan paling tinggi adalah 80 dalam posisi fowler akan mengaktifkan
tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan fungsi pernapasan dan meningkatkan
penelitian Ulfa, Sadiyanto dan Khasanah kontribusi aktifitas saraf vagal ke sistem
(2017) dan penelitian), Hasil penelitian kardiovaskular. Menurunnya aliran balik
tersebut menunjukan bahwa paling banyak darah ke jantung menyebabkan beban
usia penderita CHF berkisar pada umur 40- kerja jantung menurun. Menurunnya
49 tahun. beban kerja jantung berdampak kepada
penurunan tekanan pada ventrikel dan
Sesuai apa yang di berikan kepada kedua atrium kiri, sehingga hal tersebut akan
responden yang telah di berikan posisi menyebabkan semakin menurunnya
fowler. Kedua responden di posisikan tekanan di kapiler paru sehingga dapat
duduk 90 derajat selama 15 menit setelah mengurangi udema paru.Sementara itu
itu di observasi status pernafasan dan dengan semakin menurunnya aliran balik
saturasi oksigennya. Dengan hasil adanya darah ke jantung maka darah yang menuju
perubahan dari kedua responden pada paru dari atrium dan ventrikel kanan juga
stasus pernafasan sebesar 6x/ menit dan akan menurun sehingga pada akhirnya
saturasi oksigennya sebesar 4-5%. dapat menurunkan udema paru.
Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 151
perkenankan peneliti menyampaikan Kubota, S., Endo, Y., dan Kubota, M., (2013). Effect of
terimakasih. upper torso inclination in Fowler ’s position on
autonomic cardiovascular regulation
Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas