Anda di halaman 1dari 6

Studi Kasus

Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF)


Congestive Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas

Dimas Agung Pambudi1, Sri Widodo2


1,2 Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kelainan fungsi jantung yang
• Submit 13 Mei 2020 tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Salah satu
• Diterima 26 Desember gejala klinis adalah sesak nafas merupakan kurangnya oksigen yang masuk
2020 keparu-paru. Posisi fowler sebagai salah satu tidakan keperawatan yang
mampu mengurangi sesak nafas sehingga asupan oksigen meningkat dan
Kata kunci: sesak nafas berkurang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisa
Congestive Heart Failure; pengaruh posisi fowler terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien
Saturasi Oksigen; Posisi Congestive Heart Failure (CHF) yang mengalami sesak nafas. Study kasus ini
Fowler menggunakan desain studi kasus Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien Congestive Heart Failure (CHF) di IGD Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang. Jumlah responden sebanyak 2
responden. Studi kasus ini dilakukan pada bulan Oktober 2019. Alat
pengumpulan data dengan lembar asuhan keperawatan dan oxymetri. Hasil
studi menunjukkan bahwa pre test pasien CHF di IGD RS Roemani
mengalami sesak nafas. Pasien pertama dengan RR: 26x/menit dengan
SpO2 94%. Pasien kedua mengalamisesak nafas dengan RR: 28x/menit
dan SpO2 95%. Hasil post test setelah memposisikan fowler selama 15
menit mendapatkan hasil pada responden pertama RR: 20x/menit, SpO2
99%, pada responden kedua hasil RR: 22x/menit, SpO2 98% Tindakan
memposisikan fowler pada pasin dengan CHF berpengaruh dalam
peningkatan saturasi oksigen bagi pasien.

PENDAHULUAN mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Yancy,


2013: Depkes, 2014). Data yang diterbitkan
Congestive Heart Failure (CHF) atau sering oleh WHO tahun 2013 oran meninggal
disebut juga dengan gagal jantung kongestif karena penyakit kardiovaskuler sebanyak
merupakan suatu kondisi fisiologis ketika 17,3 miliar didunia dan diperkirakan akan
jantung tidak mampu memompa darah yang mencapai 23,3 miliar penderita yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan meninggal pada tahun 2020 (WHO, 2020).
metabolik tubuh (Prasetyo AS, 2015).
Penyakit jantung dan pembuluh darah Masalah tersebut juga menjadi masalah
merupakan salah satu masalah kesehatan kesehatan yang progresif dengan angka
utama di negara maju maupun berkembang. mortalitas dan morbiditas yang tinggi di
Penyakit ini menjadi penyebab nomor Indonesia (Perhimpunan dokter
satu kematian di dunia dengan krdiovaskuler, 2015). Hasil Riset Kesehatan
diperkirakan akan terus meningkat hingga Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI Tahun

Corresponding author:
Dimas Agung Pambudi
dimasag8@gmail.com
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v1i3.5775
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 147

2013, prevalensi penyakit gagal jantung di awal dengan semi fowler dan fowler, akan
Indonesia mencapai 0,13% dan yang tetapi posisi fowler lebih menguntungkan
terdagnosa dokter sebesar 0,3% dari total dalam perbaikan status respirasi pada
penduduk berusia 18 tahun keatas. pasien dengan gagal jantung. Sejalan dengan
Prevalensi gagal jantung di Jawa Tengah penelitian Wahyuningsih, Khasanah dan
0,18%. Prevalensi gagal jantung tertinggi Irma (2017), yang menunjukan bahwa ada
berdasarkan diagnosis dokter berada di perbedaan status pernafasan setelah
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu diposisikan semi fowler dengan setelah
sebesar 0,25% (Depkes RI, 2014: PERKI, diposisikan fowler bermakna secara
2015). statistik, dimana status pernafasan menjadi
lebih baik pada posisi fowler Perubahan
Penyakit CHF dapat menimbulkan berbagai Saturasi O2 pada penilitian semakin
gejala klinis diantaranya; dyspnea, ortopnea, meningkat pada posisi fowler, hal ini
dyspnea deffort, dan Paroxysmal Nocturnal menunjukan bahwa perubahan status
Dyspnea (PND), edema paru, asites, pernafasan menjadi lebih baik pada posisi
pittingedema, berat badan meningkat, dan fowler.
dan bahkan dapat muncul syok
kardiogenik (Smeltzer & Bare, 2014). METODE
Munculnya tanda gejala tersebut
berhubungan dengan adanya bendungan Studi kasus ini menggunakan desain studi
cairan pada system sirkulasi darah. Oleh kasus deskriptif. Populasi dalam penelitian
karenanya dalam penanganan pasien CHF ini adalah semua pasien Congestive Heart
salah satunya dasarnya adalah mengurangi Failure (CHF) di Rumah Sakit Roemani
terjadinya bendungan cairan pada sirkulasi Muhammadiyah Semarang. Jumlah
darah (Udjianti & Wajan , 2010). responden sebanyak 2 responden.
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Latihan pernapasan merupakan alternatif Oktober 2019. Alat ukur menggunakan
untuk memperoleh kesehatan yang oxymetri. Alat pengumpulan data
diharapkan bisa mengefektifkan semua menggunakan lembar asuhan keperawatan
organ dalam tubuh secara optimal dengan dan lembar observasi. Kriteria inkulsi pada
olah napas dan olah fisik secara teratur, sampel ini adalahpasienCongestive Heart
sehingga hasil metabolisme tubuh dan Failure (CHF), kooperatif, sesaknafas RR di
energi penggerak untuk melakukan atas 22x/ menit, saturasi oksigen ≤ 95%.
aktivitas menjadi lebih besar dan berguna Studi kasus ini di lakukan setelah
(Warsono, 2016). Pada pasien CHF untuk mendapatkan persetujuan dari kepala
meminimalkan atau mengurangi ruang, pembimbing klinik, dan responden.
bendungan sirkulasi darah, salah satu Prosedur pengambilan data dilakukan
tindakan keperawatan yang bisa dilakukan dengan melakukan pengkajian,
selain dengan Latihan pernafasan ialah menentukan diagnose keperawatan dan
memposisikan fowler. Sebagaimana intervensi, melakukan implementasi
disampaikan oleh Cicolini et al (2010) (memposisikan fowler), dan melakukan
bahwa posisi mempunyai efek terhadap evaluasi. Proses studi kasus dilakukan pada
perubahan tekanan darah dan tekanan vena saat responden mengalami sesak nafas dan
sentral. Posisi yang berbeda mempengaruhi SpO2 kurang dari sama dengan 95%,
hemodinamik termasuk sistem vena. sebelum memposisikan fowler, responden
Beberapa hasil penelitian sebelumnya diukur sesak nafas dan saturasi oksigennya,
seperti penelitian Resti, Sadiyanto dan setelah itu responden di posisikan fowler
Khasanah (2017), pada pasien CHF yang selama 15 menit dan di amati serta di
dirawat di ICCU, didapatkan hasil terdapat observasi status pernafasannya. Evaluasi di
perbedaan antara respiratory rate, saturasi lakukan setelah ± 15 menit di berikan posisi
oksigen dan keluhan sesak nafas pada posisi

Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 148

fowler, kaji ulang sesak nafas dan saturasi Dikarenakan ada gaya gravitasi yang
oksigen pada responden. menarik diafragma kebawah sehingga
ekspansi paru jauh lebih baik pada posisi
HASIL semi-fowler, sedangkan pada posisi fowler
bertujuan menghilangkan tekanan pada
Berdasarkan tabel 1 hasil studi diafragma dan memungkinkan pertukaran
menunjukan bahwa responden CHF di IGD volume yang lebih besar dari udara
RS Roemani Muhamadiyyah Semarang (Barbara, 2011).
berjumlah 2 responden. Kedunya berjenis
kelamin laki-laki, responden pertama Tabel 1
berumur 52 tahun, responden kedua Karakteristik Responden
Responden Usia Terapi Oksigen
berumur 46 tahun. Keduanya mengalami
Responden 1 52 tahun 3 lpm
CHF derajat NYHA IV, kedua responden
Responden 2 46 tahun 4 lpm
mengunakan oksigen masing-masing
reponsen pertama 3 lpm dan reponsen
kedua 4 lpm.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan hasil pre
Hasil pengkajian menunjukan responden test pasien CHF di IGD RS Roemani
pertama dengan keluhan nyeri dada disertai mengalami sesak nafas. Pasien pertama
sesak nafas. Mempunyai riwayat CKD on HD dengan RR: 26x/menit dengan SpO2 94%.
sejak 3,5 tahun yang lalu dan mempunyai Pasien kedua mengalamisesak nafas dengan
riwayat hipertensi. Tidak ada masalah pada RR: 28x/menit dan SpO2 95%.
jalan nafas. Responden sesak nafas dengan
RR 26x/menit, adanya otot bantu Diagnosa keperawatan yang muncul adalah
pernafasan. Akral teraba hangat, TD gangguan pertukaran gas berhubungan
178/116 mmHg, nadi 115x/menit, SpO2 dengan perubahan membrane alveolus-
94%. Kesadaran composmentis dengan GCS kepiler. Setelah dilakukan tidakan
13. Terpasang doblument untuk HD seitap keperawatan diharapkan pertukaran gas
senin dan rabu. Data fokus yang di dapat meningkat dengan kriteria hasil sesak nafas
antara lain responden mengatakan sesak menurun (20-24x/menit), saturasi oksigen
nafas sejak. Responden tampak nafas meningkat (95-99%). Intervensi dari
pendek, RR 26x/menit, SpO2 94%, TD gangguan pertukaran gas adalah monitor
178/116 mmHg, terdapat odem pulmonum. pola nafas, monitor suara nafas tambahan,
Respoden keduan dengan keluhan sesak monitor produksi sputum, monitor saturasi
nafas, mempunyai riwayat hipertensi dan oksigen, monitor milai AGD, posisikan
CKD on HD sejak 3,5 tahun yang lalu. Tidak fowler, kolaborasi pemberian
ada masalah pada jalan nafas. Responden bronkodilator, ekspetoran, mukolitik jika
sesak nafas dengan RR 27x/menit ada otot perlu.
bantu pernafasan. Akral teraba hangat, TD
158/96 mmHg, nadi 98x/menit, SpO2 95%. Pelaksanaan implementasi memonitor pola
Kesadaran compomentis dengan GCS 13. nafas, memonitor saturasi oksigen , dan
Adanya luka bekas av shunt untuk HD setiap memposisikan fowler. Responden pertama
senin dan rabu. Data fokus yang di dapat mengatakan sesak berkurang dan merasa
antara lain responden mengatakan sesak lebih nyaman, sadar composmentis, RR
nafas. Responden tampak nafas pendek, RR 20x/menit, SpO2 99% , tampak lebih
27x/menit, SpO2 95%, TD 158/96 mmHg, nyaman, tidak ada pernafasan pursed-lip,
pada hasil rotgen terdapat odem pulmonum. tidak ada otot bantu pernafasan, kolaborasi
medis memberikan amplodipin 10mg/ 24
Tujuan dan mekanisme dilakukan posisi jam dan pemberian kanul O2 3 liter/menit.
fowler ini adalah untuk memfasilitasi pasien Responden kedua mengatakan sesak
yang sedang kesulitan bernapas. berkurang dan merasa lebih nyaman,

Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 149

composmentis, RR 22x/menit, SpO2 99%, mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan


tidak ada obot bantu pernafasan, tidak ada nutrien dan oksigen secara adekuat, salah
pernafasan pursed-lip, kolaborasi medis satu gejala kilinis adalaha sesak nafas
memberikan amplodipin 10mg/24jam dan (Marulam, 2014). Sesak nafas(dispnea)
pemberian kanul oksigen 4 liter/menit. yang muncul pada pasien CHF dapat
disebabkan karena peningkatan darah dan
Berdasarkan evaluasi tersebut dapat di cairan dalam paru yang membuat paru
analisis bahwa masalah keperawatan dapat menjadi berat, sehingga menyebabkan
teratasi. Sebagai bukti kedua responden dispnea. Dispnea hanya dapat terjadi bila
mengalami sesak nafas menurun dan pasien berbaring datar (ortopnea) karena
peningkatan saturasi oksigen. Tindakan ini cairan terdistribusi ke paru, mudah lelah
dilakukan selama responden sesak nafas dapat terjadi akibat cairan jantung yang
dan saturasi di bawah batas normal ± 15 kurang sehingga menghambat sirkulasi
menit paska di berikan posisi fowler. Hasil cairan dan sirkulasi oksigen yang normal
studi kasus di dapat hasil post test (Ardiansyah, 2012). Sesuai kondisi dari
responden CHF di RS Roemani kedua responden di atas dimana responden
Muhammadiyah Semarang yang berjumlah pertama mengalami sesak nafas dengan di
2 responden mengalami sesak nafas dukung data responden sesak nafas
menurun dan peningkatan saturasi oksigen. dengan RR 26x/menit, adanya otot bantu
Responden pertama mengalami sesak nafas pernafasan dan adanya odem pulmonum
menurun menjadi 20x/menit dan dari hasil rotgen, dan pada responden
peningkatan saturasi oksigen menjadi 99%. kedua mengalami sesak nafas dengan di
Responden kedua mengalami perubahan dukung data responden sesak nafas dengan
pola nafas menjadi 22x/menit dan RR 27x/menit ada otot bantu pernafasan
peningkatan saturasi oksigen 99%. dan odem pulmonum dari hasil rotgen.

Berdasarkan tabel 2 menunjukan hasil post- Keberadaan oksigen merupakan salah satu
test pasien CHF di IGD RS Roemani komponen gas dan unsur vital dalam proses
Semarang yang berjumlah 2 responden metabolisme dan untuk mempertahankan
yang mengalami sesak nafas. Setelah kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
memposisikan fowler selama 15 menit Secara normal elemen ini diperoleh dengan
mendapatkan hasil responden pertama RR: cara menghirup oksigen setiap 23 kali
20x/menit, SpO2 99%. Pada responden bernapas dari atmosfer. Oksigen untuk
kedua setelah diberikan memposisikan kemudian diedarkan ke seluruh jaringan
selama 15 menit mendapatkan hasil RR: tubuh (Fitriani,2015). Salah satu tindakan
22x/menit, SpO2 99%. keperawatan untuk meningkatkan saturasi
oksigen adalah salah satunya posisi fowler,
Tabel 2 posisi fowler dimana pasien di posisikan
Hasil sebelum dan setelah dilakukan Intervensi 90°-60° duduk ditempat tidur hal itu
Posisi Fowler
membantu memaksimalkan ekspansi dada
Sebelum intervensi Setelah Intervensi
Responden dan paru dan ventilasi maksima (Zahroh. R
RR SpO2 RR SpO2
& Susanto, 2017).
Responden 1 26x/menit 94% 20x/menit 99%
Responden 2 28x/menit 95% 22x/menit 99%
Hasil studi menunjukan bahwa bahwa
responden CHF di IGD RS Roemani
Muhamadiyyah Semarang berjumlah 2
PEMBAHASAN responden. Keduanya berjenis kelamin laki-
laki, responden pertama berumur 52 tahun,
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu responden kedua berumur 46 tahun.
kondisi dimana jantung mengalami Keduanya mengalami CHF derajat NYHA IV,
kegagalan dalam memompa darah guna kedua responden mengunakan oksigen

Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 150

masing-masing reponsen pertama 3 lpm dan semakin menurun dibandingkan pada posisi
reponsen kedua 4 lpm. semi fowler.

Menurut Khasanah (2019), menunjukan Hasil ini sejalan dengan penelitian Kubota,
bahwa rerata umur pasien CHF adalah 58,3 Endo dan Kubota (2013) yang menunjukan
tahun, dengan umur paling rendah adalah bahwa sedikit fleksi pada tubuh bagian atas
40 tahun dan paling tinggi adalah 80 dalam posisi fowler akan mengaktifkan
tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan fungsi pernapasan dan meningkatkan
penelitian Ulfa, Sadiyanto dan Khasanah kontribusi aktifitas saraf vagal ke sistem
(2017) dan penelitian), Hasil penelitian kardiovaskular. Menurunnya aliran balik
tersebut menunjukan bahwa paling banyak darah ke jantung menyebabkan beban
usia penderita CHF berkisar pada umur 40- kerja jantung menurun. Menurunnya
49 tahun. beban kerja jantung berdampak kepada
penurunan tekanan pada ventrikel dan
Sesuai apa yang di berikan kepada kedua atrium kiri, sehingga hal tersebut akan
responden yang telah di berikan posisi menyebabkan semakin menurunnya
fowler. Kedua responden di posisikan tekanan di kapiler paru sehingga dapat
duduk 90 derajat selama 15 menit setelah mengurangi udema paru.Sementara itu
itu di observasi status pernafasan dan dengan semakin menurunnya aliran balik
saturasi oksigennya. Dengan hasil adanya darah ke jantung maka darah yang menuju
perubahan dari kedua responden pada paru dari atrium dan ventrikel kanan juga
stasus pernafasan sebesar 6x/ menit dan akan menurun sehingga pada akhirnya
saturasi oksigennya sebesar 4-5%. dapat menurunkan udema paru.

Pengaturan posisi yang tepat dan nyaman SIMPULAN


pada pasien sangatlah penting terutama
pasien yang mengalami sesak nafas, hasil Kesimpulan bahwa memposisikan fowler
penelitian ini menunjukkan bahwa posisi pada pasien CHF dengan sesak nafas
semi fowler lebih nyaman dan lebih mudah mampu meningkatkan saturasi oksigen
dipahami oleh pasien akan tetapi posisi pada pasien. Adanya perubahan SpO2 dari
fowler lebih efektif untuk penurunan sesak kedua responden sebesar 4-5%.
nafas dan meningkatkan saturasi oksigen
dengan ditunjukkan rata-rata penurunan UCAPAN TERIMAKASIH
sesak nafas 4-5x/ menit dan peningkatan
saturasi oksigen sebesar 5-6%. Melihat dari Puji syukur kepada Allah SWT atas segala
data tersebut diatas peneliti dapat rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti
menyimpulkan bahwa posisi fowler efektif dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir
digunakan (Zahroh. R & Susanto, 2017). Ners. Diharapkan hasil penelitian dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dan
Sejalan dengan penelitian (Khasanah, 2019) memberikan informasi tentang penerapan
dengan menempatkan pasien pada posisi posisi fowler untuk meningkatkan saturasi
fowler dapat meningkatkan status oksigen pada pasien (CHF) congestive heart
pernafasan pasien, dalam hal ini SpO2 dan failure yang mengalami sesak nafas di IGD
RR dapat menjadi lebih baik dibandingkan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
posisi kepala yang lebih rendah. Hal Semarang. Peneliti menyadari bahwa dalam
tersebut dapat dimaknai bahwa pada posisi penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini
tubuh yang semakin tegak status dapat terselesaikan berkat bantuan dan
pernafasan semakin baik. Pada posisi semi dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
fowler aliran balik darah ke jantung lebih pada kesempatan ini dengan segala
menurun dibandingkan pada posisi head kerendahan hati dan tulus ikhlas
up,dan pada posisi fowler aliran balik darah

Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 146-151 151

perkenankan peneliti menyampaikan Kubota, S., Endo, Y., dan Kubota, M., (2013). Effect of
terimakasih. upper torso inclination in Fowler ’s position on
autonomic cardiovascular regulation

REFERENSI Mansjoer, A dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran,


Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Annisa, R., Utomo W., dan Utami, S., (2018). Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular.
Pengaruh Perubahan Posisi Terhadap Pola (2015). Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung.
Nafas Pada Pasien dengan Gangguan Edisi pertama. PERKI. Yancy, Clyde W., et al.
Pernafasan. 2013. ACCF/AHA Practice Guideline 2013
ACCF/AHA Gudeline for the Management of
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk
Heart Failure A Report of the American
Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press.
College of Cardiology foundation/American
Barbara. (2011). Fundamental Nursing Skills and Heart Association Task Force on Practice
concepts. United States of America Guidelines. ACCF/AHA Practice Guideline.:
128:e240-e327
Corwin, Elizabeth J. (2009). Patofisiologi : Buku Saku
Ed. 3. Jakarta : EGC RISKESDAS. (2013). Pusat Data Dan Informasi
Kementerian kesehatan
Depkes RI. (2014). Lingkungan Sehat.
Jantung Sehat. [online]. Available Smeltzer, S.C & Bare. (2014). Buku Ajar Keperawatan
from Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Jakarta:
http://www.depkes.go.id/article/view/2014 EGC
10080002/lingkungan-sehat-jantung-
Tim Pokja PPNI. (2018). Diagnosis
sehat.html. Diakses 17 Maret 2020.
KeperawatanDefinisi&Klasifikasi 2015-2017
El-Moaty, A.M.A, El-Mokadem, N.M., Abd-Elhy, A.H.,. Edisi10 editor T Heather Herdman,
(2017). Effect of Semi Fowler’s Positions on ShigemiKamitsuru. Jakarta: EGC.
Oxygenation and Hemodynamic Status among
Udjianti, Wajan J. (2010). Keperawatan
Critically Ill Patients withTraumatic Brain
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika
Injury.
Warsono, W. Y. F. F. (2016). Peran Latihan
Guyton A.C, dan Hall, J.E. ( 2014). Buku Ajar
Pernafasan Terhadap Nilai Kapasitas Vital
Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Penterjemah:
Paru Pada Pasien Asma. Care : Jurnal Ilmiah
ErmitaI, Ibrahim I. Singapura: Elsevier
Ilmu Kesehatan, 4(3), 132–138.
Khasanah, Suci. ( 2019). Perbedaan Saturasi https://doi.org/10.33366/CR.V4I3.443
Oksigen Dan Respirasi Rate Pasien
Widagdo, Wahyu dkk. (2008). Asuhan Keperawatan
Congestive Heart Failure Pada Perubahan
Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Posisi. Purwokerto: STIKES Harapan Bangsa
Persyarafan. Jakarta: Trans Info Media
Purwokerto. Jurnal Ilmu Keperawatan Medial
Bedah 2 (1), Mei 2019, 1-54 ISSN 2338-2058 Zahroh. R & Susanto. (2017). Efektifitas Posisi Semi
(Print), ISSN 2621-2986. Fowler Dan Posisi Fowler Terhadap
Penurunan Sesak Napas Pasien Tb Paru.
Journals of Ners Community. Universitas
Gresik.

Dimas Agung Pambudi - Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive
Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas

Anda mungkin juga menyukai