Anda di halaman 1dari 16

ASKEP OVERDOSIS DAN KERACUNAN OBAT

(Guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga)

Dosen Pengampu : Ns. Amrih Widiati, M. Kep

Disusun oleh :

1. Andini Larasati 1903011


2. Eka fitria Rahmasari 1903025

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KARYA HUSADASEMARANG

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna penyelamatan nyawa dan penvegahan kecacatan lebih lanjut.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) memiliki peran sebagai gerbang utama masuknya
rumah sakit secara intensif atau sering disebut juga sebagai penderita gawat darurat.
Penderita yang terkena penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite oleh
dokter daripada mereka yang penyakitnya tidak begitu parah.( Sitepu,2019)
Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang
membutuhkan pertolongan segera, karena apabila tidak mendapatkan
pertolongan dengan segera maka dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan
kecacatan permanen. Keadaan gawat darurat yang sering terjadi di masyarakat antara
lain, keadaan seseorang yang mengalami henti napas, henti jantung, tidak sadarkan
diri, kecelakaan, cedera misalnya patah tulang, kasus stroke, kejang, keracunan, dan
korban bencana. Unsur penyebab kejadian gawat darurat antara lain karena terjadinya
kecelakaan lalu lintas, penyakit, kebakaran maupun bencana alam. Kasus gawat
darurat karena kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian utama di daerah
perkotaan (Media Aeculapius, 2007).
Pelaksanaan kegawatdaruratan akan dilaksanakan secara tim pada instalasi
gawat darurat, dengan pemahaman bahwa tindakan gawat darurat berbeda dengan
penanganan pada klien yang memiliki masalah tidak gawat darurat. Penatalaksanaan
kegawatdaruratan harus dilaksanakan secara tim dan akan dipimpin oleh seorang
leader tim yang harus langsung memberikan pengarahan secara keseluruhan mengenai
penatalaksanaan terhadap pasien yang 1 mengalami injuri. (fulde, Gordian. 2009
dalam buku Maria, Zubaidah, Pusparina, Norfitri. 2019).
Salah satu kejadian gawat darurat yang juga mengancam nyawa manusia
adalah overdosis yang merupakan keracunan pada penggunaan obat baik yang tidak
disengaja maupun sengaja, hal ini dapat terjadi pada setiap umur angka kejadiannya
juga mengalami peningkatan pada tahun 2011, diperkirakan kasus overdosis obat di
seluruh dunia berjumlah 50 juta orang, 35 juta orang diantaranya adalah overdosis
NAPZA, dan 80% tinggal di negara berkembang menurut The International Narcotics
Control Board (INCB) Laporan BNN 2012 memperkirakan bahwa rata-rata pengguna
NAPZA yang terdata di indonesia 20% nya mengalami overdosis yang
mengakibatkan kematian dan 10% nya bisa ditangani oleh tim medis. Angka
prevalensi dan insidensi diperkirakan lebih tinggi di negara-negara berkembang,
dikarenakan negara berkembang merupakan negara yang masih kurang akan
pengetahuan tentang dampak dari NAPZA.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja konsep medis dari overdosis dan keracunan obat?
2. Apa pengertian dari overdosis dan keracunan?
3. Apa saja penyebab terjadinya overdosis dan keracunan?
4. Apa saja tanda dan gejala dari overdosis dan keracunan?
5. Bagaimana patofisiologinya?
6. Bagaimana penatalaksanaannya?

C. Tujuan penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep medis overdosis
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari overdosis dan keracunan
3. Mahasiswa mampu memahami etiologi dari overdosis dan keracunan
4. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari overdosis dan keracunan
5. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi dari overdosis dan keracunan
6. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada overdosis dan keracunan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Overdosis merupakan keracunan pada penggunaan obat baik yang tidak
disengaja maupun disengaja dengan maksud bunuh diri.
Overdosis merupakan keadaan dimana seseorang mengalami gejal terjadinya
keracunan yang mengakibatkan ketidaksadaran akibat obat yang melebihi dosis
yang bisa diterima oleh tubuh.Overdosis obat sering disangkutkan dengan
terjadinya heroin digunakan bersama alcohol.
Overdosis/intoksikasi adalah kondisi fisik dan perilaku abnormal akibat
penggunaan zat yg dosisnya melebihi batas toleransi tubuh.
Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat tubuh mengalami keracunan
akibat obat. OD sering terjadi bila menggunakan narkoba dalam jumlah banyak
dengan rentang waktu terlalu singkat, biasanya digunakan secara bersamaan
antara putaw, pil, heroin digunakan bersama alkohol. Atau menelan obat tidur
seperti golongan barbiturat (luminal) atau obat penenang (valium, xanax,
mogadon/BK)
Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam
ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan hidup yang bisa menyebabkan cedera atau kematian. Racun dapat
memasuki jaringan hidup melalui beberapa cara yaitu termakan, terhirup,
disuntikkan, dan terserap melalui kulit (Merriam-Webster, 2014).
Keracunan adalah reaksi dalam tubuh yang apabila kemasukan suatau bahan
yang bersifat toksik dan membahayakan tubuh, bahan – bahan tersebut dapat
masuk melalui mulut, hidung, kulit atau mata. (Priharjo, Robert.2007)
Keracunan obat adalah reaksi tubuh yang muncul secara negatif akibat
mengkonsumsi obat atau menggunakan obat tertentu yang akan berakibat fatal
jika tidak ditangani. (Michael J. Neal.2008)

2. Penyebab/faktor predisposisi
1. Keadaan ini sering terjadi dan faktor penyebabnya adalah :
a. Usia. Lansia sering lupa bahwa ia sudah minum obat, sehingga sering
terjadi kesalahan dosis karena lansia minum lagi
b. Merek dagang. Banyaknya merek dagang untuk obat yang sama, sehingga
pasien bingung, misalnya furosemide (antidiuretik) dikenal sebagai lasix,
uremia dan unex.
c. Penyakit. Penyakit yang menurunkan metabolisme obat dihati atau sekresi
obat melalui ginjal akan meracuni darah.
d. Gangguan emosi dan mental. Menyebabkan ketagihan penggunaan obat
untuk terapi penyakit (habituasi) misalnya barbiturate, antidepresan dan
tranquilizer.
e. Mengkonsumsi lebih dari satu jenis narkoba misalnya mengkonsumsi
putau hamper bersamaan dengan alcohol atau obat tidur seperti valium,
megadom/ BK, dll.
f. Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya, misalnya
jika seseorang memakai narkoba walaupun hanya seminggu, tetapi
apabilah dia memakai lagi dengan takaran yang sama seperti biasanya
kemungkinan besar terjadi OD.
g. Kualitas barang dikonsumsi berbeda.
2. Faktor ketidakpatuhan terhadap pengobatan :
a. Kurang pahamnya pasien tentang tujuan pengobatan itu
b. Tidak mengertinya pasien tentang pentingnya mengikuti aturan
pengobatan yang ditetapkan sehubungan dengan prognosisnya
c. Sukarnya memperoleh obat itu diluar rumah sakit
d. Mahalnya harga obat
e. Kurangnya perhatian dan kepedulian keluarga, yang mungkin bertanggung
jawab atas pembelian atau pemberian obat itu kepada pasien
f. Efek samping dapat timbul akibat menaikan dosis obat yang biasanya tidak
bereaksi, mengganti cara pemberian obat, atau memakai obat dengan
merek dagang lain.

Keracunan obat dapat terjadi, baik pada penggunaan untuk maksud terapi
maupun pada penyalahgunaan obat.Keracunan pada penggunaan obat untuk
maksud terapi dapat terjadi karena dosis yang berlebih (overdosis) baik yang
tidak disengaja maupun disengaja dengan maksud bunuh diri, karena efek
samping obat yang tidak diharapkan dan sebagai akibat interaksi beberapa
obat yang digunakan secara bersama-sama.Kematian akibat penggunaan obat
jarang terjadi. Hal yang dapat menimbulkan reaksi dan mungkin
mengakibatkan kematian, terutama pada penggunaan obat secara IV,
penggunaan obat golongan depresan, penisilin dan turunannya, golongan anti
koagulan, obat jantung, k-klorida golongan diuretik.

3. Tanda dan Gejala


- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.
- Sakit perut
- Pusing dan nyeri kepala.
- Kejang.
- Perubahan psikologis, misalnya gelisah, cemas, dan halusinasi.
- Gangguan penglihatan.
- Keringat dingin
- Beberapa bagian kulit menjadi biru akibat kekurangan oksigen dan kematian
kerja syaraf pada kulit.

4. Patofisiologi dan Pathway


Makanan, minuman dan obat yang kita konsumsi dalam keseharian
bermacam-macam baik ragam maupun jenis. Makanan, minuman dan obat yang
sehat dapat dikatakan makanan yang layak untuk tubuh dan tidak menyebabkan
sakit, baik seketika maupun mendatang. Dalam menkonsumsi makanan, minuman
perlu diperhatikan tentang kebersihan, kesehatan, serta zat gizi yang terkandung di
dalam makanan tersebut, sama hal nya dengan obat kita harus memperhatikan
dosis dan sesuai dengan resep dokter. Hendaknya kita harus pandai dalam
memilih makanan dan obat yang akan dikonsumsi supaya bebas dari zat-zat yang
dapat merusak tubuh seperti toksik atau racun.
Makanan atau minuman yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun, obat-
obatan yang dikonsumsi sembarangan dan tidak sesuai dosis, sampai di lambung,
lalu lambung akan mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahanan diri
terhadap benda atau zat asing yang masuk ke dalam lambung dengan gejala mual,
lalu lambung akan berusaha membuang zat tersebut dengan cara
memuntahkannya. Karena seringnya muntah maka tubuh akan mengalami
dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang keluar bersama dengan muntahan.
Karena dehidrasi yang tinggi maka lama kelamaan tubuh akan lemas dan banyak
mengeluarkan keringat dingin.
Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi,dan keluarnya keringat
dingin akan merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk mempertahankan
homeostasis tubuh dengan terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak segera
diatasi maka dehidrasi berat tidak dapat dihindari, bahkan dapat menyebabkan
pingsan sampai kematian.

Pathway

Makanan Bahan Kimia Binatang berbisa


(Bakteri & Non Bakteri) &Obat-obatan

Saluran pencernaan Saluran pernafasan Kulit

Mual, Muntah Pembuluh Korosi trakea Pembuluh Nyeri &


& Diare darah darah kemerahan

MK :
MK : Gangguan Edema Saluran Kerusakan
Kekurangan
Saraf otonom laring pencernaan Integritas
volume cairan
kulit

Obstruksi Mual & Muntah


Saluran pernafasan

MK :
MK : Ketidakefektifan Kekurangan
bersihan nafas volume cairan
Nyeri kepala Kelemahan otot Pusat pernafasan
Kram

MK : Nafas cepat dan dalam


Gangguan
Nyeri Akut
pergerakan CO2 dikeluarkan MK : Ketidak
efektifan pola
nafas
MK : Alkalosis
Intoleransi respiratorik
aktivitas

5. Penatalaksanaan Medis
1. Melakukan CPR (Jika penderita tidak sadar)
Keracunan obat sering menyebabkan efek kehilangan kesadaran dan sulit
untuk bernafas. Dari saran medis jika ada kasus seperti ini maka penderita
harus mendapatkan pertolongan dengan memberikan nafas buatan atau CPR.
Nafas buatan bisa mencegah efek buruk kehilangan kesadaran seperti koma
dan kematian. Penderita keracunan obat bisa mengalami gagal nafas akibat
pernafasan yang terus melambat. Setelah itu penderita harus dibawa kerumah
sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
2. Membuat Posisi Penderita Nyaman (jika sadar)
Jika orang yang terkena keracunan obat dalam kondisi yang sadar maka buat
penderita bisa berada dalam posisi yang nyaman. Posisi yang nyaman untuk
penderita keracunan obat bisa dalam posisi duduk bersandar tegak, duduk
sambil setengah tidur dan tidur dengan posisi bantal yang tinggi. Jika masih
bisa diajak komunikasi maka cari tahu obat apa yang diminum oleh penderita.
Selanjutnya bawa ke rumah sakit dan bawa sampel obat yang menyebabkan
keracunan.
3. Hindari Membuat Penderita Muntah
Salah satu kesalahan yang paling sering terjadi pada kasus keracunan obat
adalah membuat penderita muntah. Kesalahan ini bisa menyebabkan dampak
yang sangat serius. Muntah pada keracunan obat harus bisa terjadi secara
alami dan bukan karena membuat penderita muntah secara sengaja.
4. Jangan Memberikan Air Putih
Untuk penderita keracunan obat maka hindari memberikan air putih secara
langsung. Air putih baru bisa diminum ketika penderita sadar dan sudah bisa
minum sendiri. Memberikan air putih bisa menyebabkan kondisi yang sangat
fatal karena mendorong penyebaran racun ke semua bagian tubuh. Hal ini bisa
memicu gagalnya fungsi organ jika kondisi keracunan obat sangat parah.
5. Jangan Menekan Perut
Penderita keracunan obat biasanya akan merasa tidak nyaman pada bagian
perut. Mereka merasa sangat mual dan keinginan untuk muntah berlebihan.
Jika hal ini terjadi maka jangan pernah menekan perut penderita. Menekan
perut bisa membuat kondisi tubuh menjadi sangat tidak nyaman. Jika mereka
tidak bisa muntah secara alami maka bisa membuat nafas semakin melambat,
detak jantung lebih cepat dan kehilangan kesadaran.
6. Berikan Minuman yang Netral
Meskipun penderita keracunan obat tidak bisa minum air putih, namun masih
bisa minum cairan yang netral. Salah satu jenis minuman netral yang paling
sering menolong korban keracunan obat adalah air kelapa hijau. Air kelapa
hijau sangat netral dan tidak menyebabkan efek samping apapun. Selain itu
kandungan ion positif dalam air kelapa hijau bisa membantu tubuh dalam
melawan efek racun. Cara kerjanya juga sangat cepat yaitu penderita akan
merasa mual dan kemudian bisa muntah secara alami.
Efeknya kemudian penderita bisa mengeluarkan racun dari dalam tubuh secara
alami. Namun untuk memastikan kondisi maka penderita keracunan obat tetap
membutuhkan bantuan dokter.
7. Gunakan Masker Oksigen (akibat keracunan obat dari asap)
Semua jenis keracunan yang disebabkan karena obat terserap dari jalur
pernafasan seperti hidung, maka penderita harus segera mendapatkan bantuan
oksigen. Pada awalnya berikan masker untuk menahan agar asap beracun tidak
masuk lebih banyak ke dalam tubuh. Setelah itu bawa ke pusat medis terdekat.
Penderita biasanya akan mendapatkan bantuan dengan masker oksigen. Cara
ini bisa membantu menghilangkan efek racun dan membuat saluran
pernafasan bisa bekerja dengan baik. Selain itu jangan memberikan minuman
sebelum kondisi penderita sudah pulih.
8. Minum Susu
Jika penderita mengalami keracunan obat yang tidak terlalu parah,maka bisa
memberikan susu cair atau susu yang sudah dipasteurisasi. Susu cair sangat
baik untuk membantu mengeluarkan racun dalam dalam perut, dan membuat
penderita bisa muntah. Susu juga termasuk minuman yang netral sehingga bisa
mencegah berbagai efek yang buruk untuk tubuh. Namun cara ini hanya bisa
diberikan untuk penderita keracunan obat ringan yang menyebabkan gangguan
pencernaan.
9. Bilas Mata dengan Air Hangat (keracunan terjadi melalui mata)
Keracunan berbagai bahan obat kimia dalam produk rumah tangga sering
terjadi lewat mata. Mungkin secara tidak sengaja penderita menyemprot obat
dan mengenai bagian mata. Jika hal ini terjadi maka segera bilas mata dengan
air hangat dan biarkan selama beberapa saat. Tanda awal keracunan obat di
mata sering menyebabkan rasa pedih berlebihan. Kemudian kondisi mata akan
memerah yang menjadi tanda iritasi mata. Jika membilas mata dengan air
hangat tidak bisa memulihkan kondisi mata maka gunakan obat pembersih
mata yang bisa didapatkan di apotek. Setelah itu tetap periksa mata ke dokter
mata untuk memastikan kesehatan mata.
10. Membersihkan Kulit dari Racun (racun mengenai kulit)
Jika bagian tubuh yang terkena racun adalah bagian kulit, maka segera
bersihkan kulit dengan membilasnya. Caranya adalah membilas bagian kulit
dengan air hangat yang mengalir atau air dingin selama beberapa menit. Untuk
membersihkan semua racun maka gunakan sabun khusus yang sangat aman
untuk kulit. Setelah itu bersihkan kulit dan keringkan dengan handuk. Jangan
menggosok bagian kulit yang terkena racun karena bisa menyebabkan kulit
mengelupas.
B. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
1. Kasus Triger
Pada senin tanggal 28 maret 2022 Tn.S usia 35 tahun, beragama islam, dibawa ke
IGD di Rumah Sakit Banyumanik oleh keluarganya dengan keluhan nafas cepat
dan dalam, pusing, nyeri kepala, dan mual muntah. Pasien tampak pucat dan
lemas. Hasil pemeriksaan fisik TD : 110/90mmHg, N : 90x/mnt, RR : 28x/mnt, S :
36oC

2. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Karangrejo rt02/03 Banyumanik Semarang
No. RM : 552376
Diagnosa medik : Overdosis
Tanggal masuk : 28 maret 2022

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. A
Umur : 32 tahun
Alamat : Karangrejo rt02/03 Banyumanik Semarang
Hubungan : Istri pasien

c. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nafas cepat dan dalam, pusing, nyeri kepala dan mual
muntah.
2. Riwayat penyakit sekatang
Pasien dibawa ke IGD pada tanggal 28 maret 2022 pasien mengeluh nafas
cepat dan dalam, pusing, nyeri kepala dan mual muntah. Pasien tampak
pucat dan lemas. Sebelum di bawa ke Rumah Sakit pasien mengatakan
habis minum obat-obatan. Hasil pemeriksaan fisik TD : 110/90mmHg, N :
90x/mnt, RR : 32x/mnt, S : 36oC
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit.
d. Pengkajian Primer
A (Airway) : Terjadi hambatan jalan nafas
B (Breathing) : Terjadi kegagalan dalam pernafasan, nafas cepat dan dalam,
frekuensi : 32x/mnt, irama : tidak teratur.
C (Circulation) : TD : 110/90mmHg, N : 90x/mnt, RR : 32x/mnt, S : 36oC
D (Dissability) : Tingkat kesadaran : composmentis
e. Pengkajian Sekunder
1. Data Subjektif
Riwayat kesehatan sekarang : nafas cepat dan dalam, pusing, nyeri
kepala dan mual muntah.
Riwayat kesehatan sebelumnya : tidak mempunyai riwayat penyakit
sebelumnya
2. Data Objektif
- Saluran pencernaan : mual, muntah, dehidrasi dan perdarahan
saluran pencernaan.
- Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam tinnitus,
disorientasi, delirium.
- BMR meningkat : tachipnea, panas dan berkeringat.
- Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic dalam
jumlah besar
- Gangguan koagulasi : gangguan aggregasi trombosit dan
trombositopenia.
- Gangguan elektrolit : hipernatremia
f. Pemeriksaan Head To Toe
- Kepala
Warna rambut hitam, tidak teraba massa yang abnormal,bentuk
lonjong, tidak ada kelainan.
- Mata
Simetris, pupil isokor,konjungtiva anemis,seklera tidak ada ikterik.
- Hidung
Tidak ada alergi,tidak ada polip, bersih, tidak ada kelainan. Mulut
dan Tenggorokan. Bibir kering pucat,tidak ada gigi berlubang,
tidak ada lesi,mulut bersih.
- Telinga
Posisi telinga simetris, tidak ada lesi, bersih.
- Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan.
- Dada
Thorax
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat luka bakar bagian dada
Palpasi : Ada nyeri tekan
Perkusi : Terdapat bunyi sonor
Auskultasi : Terdapat bunyi ronchi
- Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Perkusi : Suara jantung redup
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
Auskultsi : S1/S2 suara jantung berbunyi lup dup
- Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi,gerakan perut mengikuti gerakan nafas
Auskultasi : Bising usus 20x/mnt
Perkusi : Terdapat bunyi timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
- Integumen
Warna kulit pucat, punggung kuku pucat, cubitan perut kembali
normal dalam 2 detik, telapak tangan dan kaki teraba dingin
- Ekstermitas
Atas : tidak ada pembengkakan
Bawah : tidak ada pembengkakan
Analisa Data

No DATA ETIOLOGI PROBLEM


(SIGN/SYMTOM)
1 DS : Pasien mengatakan Depresi pusat Pola nafas tidak
nafas cepat dan dalam pernafasan efektif
DO : pasien tampak pucat dan
lemas
2 DS : Pasien mengatakan Agen pencedera Nyeri akut
pusing, nyeri kepala, mual kimiawi
muntah
DO :
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak
meringis
 Pasien tampak pucat
dan lemas

Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan dibuktikan
dengan pasien mengeluh nafas cepat dan dalam
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera kimiawi dibuktikan dengan pasien
meneluh pusing, nyeri kepala

Rencana Tindakan Keperawtan (SIKI)

No Tujuan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi keperawatan (SIKI) Tanda


Tangan
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas Klp
keperawatan selama 2x24jam Observasi :
diharapkan Pola nafas tidak - Monitor pola
efektif dapat teratasi dengan nafas(frekuensi,kedalaman,u
kriteria hasil : saha nafas)
- Frekuensi nafas membaik -
- Kedalaman nafas membaik - monitor bunyi nafas
Terapeutik :
- posisikan semi-flower/flower
- keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill
- berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
- anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tiidak
kntraindikasi
kolaborasi :
- kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri Klp
keperawatan 2x24jam diharapkan Observasi :
Nyeri akut dapat teratasi dengan - identifikasi lokasi,
kriteria hasil : karakteristik, durasi,
- keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas
- meringis menurun nyeri
- gelisah menurun - identifikasi skala nyeri
- identifikasi respon nyeri non
verbal
- identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik :
- berikan teknik
nonvarmakologis untuk
mengurangi nyeri
- kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
- jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan
nyeri
- anjurkan memonitor secara
mandiri
Kolaborasi :
- kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Evaluasi

No Tgl/Jam Respon Perkembangan Tanda


Tangan
1 29 maret 2022 S : pasien mengatakan nafas cepat dan dalam Klp
08.00 O : pasien tampak pucat dan lemas
A: masalah keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

2 30 maret 2022 S : pasien mengatakan pusing dan nyeri kepala Klp


09.00 O : pasien tampak gelisah, pasien tampak meringis
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai