Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi”


Diajukan untuk memenuhi tugas Gerontik

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Anggi Angraeni
2. Hera Krestina
3. Muhammad Saykhu Ridho
4. Siti Masroah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
TAHUN AJARAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah asuhan keperawatan, yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi”. Penyusunan makalah
asuhan keperawatan ini merupakan hasil dari pengkajian yang telah penulis lakukan di
posyandu lansia, yang juga merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Gerontik di Universitas YPIB Majalengka.
Dalam Penyusunan makalah asuhan keperawatan ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak penulis harapkan, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya dalam memajukan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, amin.

Subang, 03 Januari 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I..................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian ............................................................................................................... 3
2.2 Etiologi.................................................................................................................... 3
2.3 Manifestasi Klinis ................................................................................................... 4
2.4 Klasifikasi ............................................................................................................... 5
2.5 Patofisiologi ............................................................................................................ 5
2.6 Pencegahan ............................................................................................................. 6
2.7 Pemeriksaan Penunjang .......................................................................................... 7
2.8 Penatalaksanaan ...................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................ 10
3.1 Pengkajian ............................................................................................................. 10
3.2 Analisis Data, Diagnosa Keperawatan dan Intervensi .......................................... 19
BAB IV ................................................................................................................................ 22
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena angka
prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya (Slamet
Suyono, 2001).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi
primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001).
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan
10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian
dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang
pengobatannya.
Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 dinyatakan sebagai
hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline
hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia, sedangkan
batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin diajukan
oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang berusia < 45 tahun dinyatakan
hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih,
sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya
145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau
lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas dan pengkajian yang telah kami lakukan di
Posyandu lansia Dsn. Beiji. Kami menemukan kasus yang sama, sehingga kami akan

1
membahas bagaimana “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan
Hipertensi” dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep medis dari hipertensi?
2. Bagaimana asuhan keperawatan lansia yang menderita hipertensi?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang
meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik
> 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono, 2001
dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik
standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari kardiak
out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan
hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan tekanan
sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.

2.2 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

3
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alkohol
6. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah Ginjal, Glomerulonefritis,


Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia,
Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis, SGB, Obat – obatan
Kontrasepsi oral dan Kortikosteroid.

2.3 Manifestasi Klinis


Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa:
sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi meningkat) susah tidur, rasa berat di
tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, sesak nafas,
gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.

4
2.4 Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: (Darmojo, 1999)
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah
dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal tensi < 140 < 90


Hipertensi borderline 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat > 180 > 105
Hipertensi terisolasi > 140 < 90

2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.

5
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

2.6 Pencegahan
Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan pencegahan
antara lain: diet rendah lemak, diet rendah garam, hindari makan daging kambing,
durian, minuman beralkohol, melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, jauhi
merokok, berhenti minum kopi, turunkan berat badan ke arah yang ideal, hindari
stress, hindari penyerta seperti DM dan kolesterol tinggi.

6
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor-factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
e. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
f. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
g. Foto thorax: Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
h. EKG: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

2.8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi:
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
a. Diet: diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok

7
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,

8
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
Pengobatannya meliputi:
1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat
berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-evaluasi dan
konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 63 th
Alamat : Dsn. Beiji
Pendidikan : Tidak sekolah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

2. Data Keluarga
Nama : An. R
Hubungan : Cucu
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dsn. Beiji

3. STATUS KESEHATAN SEKARANG


Keluhan Utama: Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat
bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain
pusing Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya,
yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K
beristirahat.

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: Ny.K selalu


mengikuti kegiatan posyandu lansia setiap bulannya, untuk mengetahui keadaan
dari tubuhnya, yang mana Ny.K memiliki riwayat hipertensi sejak 9 tahun yang
lalu. Setelah melakukan pemeriksaan di posyandu, Ny.K akan mengonsumsi obat
hipertensi disaat kondisinya kurang baik.

10
Obat-obatan: Obat yang dikonsumsi Ny.K biasanya adalah captropil untuk
menurunkan tekanan darahnya. Sedangkan untuk nyeri yang dialaminya, Ny.K
hanya memberikan pijatan saja pada persendian dan sekitar persendiannya.

4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA)


FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi Umum
Ny. K tampak lemas dan kurang bersemangat, mengalami perubahan berat
badan kurang lebih 2kg. Pada malam hari, Ny.K susah tidur atau mengalami
insomnia. Tekanan darah dari hasil pemeriksaan adalah 170/110 mmHg.
2. Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak keriput, dan kulit Ny. K tampak kering.
Sedangkan untuk kuku Ny. K berwarna transparan, ada beberapa kotoran pada
kuku kaki, dan tidak ada lesi disekitar kuku.
3. Hematopoetic
Ny. K tidak pernah mengalami perdarahan, pembengkakan, dan anemi. Tidak
ada keluhan yang dirasakan oleh Ny. K.
4. Kepala
Ny.K sering mengalami sakit kepala dan pusing, yang bisa terjadi karena
hipertensi yang dialaminya. Tidak mengalami gatal pada kulit kepala atau
permasalahan lainnya di kepalanya.
5. Mata
Fungsi penglihatan berkurang, sedikit kabur. Tetapi Ny.K tidak memeriksakan
matanya maupun tidak memakai kaca mata. Penurunan penglihatan, pada mata
bagian kanan lebih parah.
6. Telinga
Telinga Ny. K tidak kami kaji, karena saat itu Ny. K menggunakan kerudung
yang tidak memungkinkan untuk memintanya untuk melepas.
7. Hidung sinus
Ny. K tidak merasa ada keluhan yang dialami. Saat flu, hidungnya mulai berair.
Selama Ny. K kondisinya baik, tidak ada permasalahan yang dialami pada

11
hidungnya. Untuk kebersihan hidung, Ny. K cukup baik menjaga
kebersihannya.
8. Mulut, tenggorokan
Tidak memiliki gigi palsu, dan tidak mengalami sakit gigi. Saat makan merasa
baik-baik saja, akan tetapi untuk makanan yang teksturnya keras tidak kuat
karena ada beberapa gigi yang sudah lepas. Nafas tidak berbau.
9. Leher
Tidak ada permasalahan pada leher, baik kekakuan, adanya massa, ataupun
nyeri tekan
10. Pernafasan
Ny. K mengalami batuk dan beberapa penyakit pernafasan ringan yang
diperngaruhi faktor suhu dan lingkungan (musiman). Tidak ada riwayat asma
yang penyakit pernafasan lainnya.
11. Kardiovaskuler
Ny. K memiliki riwayat hipertensi, dan Ny. K selalu mengontrol tekanan
darahnya sendiri. Terkadang Ny. K merasakan nyeri pada bagian dada. Selain
hipertensi, Ny. K tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskuler lainnya.
12. Gastrointestinal
Ny. K sering merasa tidak nafsu makan, pola makan kurang teratur dan
jumlahnya sedikit. Frekuensi BAB juga tidak teratur setiap hari. Perubahan
berat badan pada Ny.K juga sering terjadi, kisaran 48kg-50kg.
13. Perkemihan
Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, pola BAK teratur dengan frekuensi 6-
8x dalam 24 jam. Masih mampu mengontrol/menahan dalam berkemih.
14. Reproduksi
Tidak ada riwayat gangguan reproduksi, menopause sejak 7 tahun yang lalu.
15. Musculoskeletal
Terkadang Ny. K mengalami nyeri sendi, dan kekakuan sendi. Tidak ada
riwayat fraktur. Dan masih mampu menjalankan aktifitas sehari-hari.
16. Persyarafan
Tidak ada gangguan dalam system persyarafan Ny. K.

12
5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
Psikososial
Hubungan klien dengan lansia yang lain baik, terbukti Ny. K suka ngobrol dengan
lansia yang lain dan dengan para tetangga. Ny. K tidak terlihat cemas ataupun
depresi, meskipun tinggal serumah hanya dengan cucunya, sementara anak-
anaknya sudah berpisah rumah. Dalam pengambilan keputusan sebuah masalah,
Ny. K juga minta saran pada anaknya melalui telepon.

Spiritual
Menurut penuturan Ny. K, Ny. K selalu melakukan sholat 5 waktu dan sering
mengikuti sholat berjamaah di mushollah terdekat. Ny. K setiap hari mengaji Al-
Qur’an sendiri, Ny. K juga suka melakukan pengajian dan tahlilan yang diadakan
oleh masyarakat kampung. Ny.K yakin akan kematian, bahwa kematian itu rahasia
Allah dan pasti akan terjadi. Dan Ny. K sudah merasa siap saat sewaktu-waktu
dipanggil oleh Allah SWT.

6. LINGKUNGAN
• Kamar: Berdasarkan penjelasan Ny.K, rumahnya terdapat 3 kamar tidur.
Pencahayaan bisa masuk melalui jendela yang ada, dan cukup untuk menerangi
ruang kamar.
• Kamar mandi: Berdasarkan penjelasan Ny.K, lokasi kamar mandi berada di
dalam rumah, dan melakukan pengurasan saat bak kamar mandi terlihat kotor
bersama cucunya.
• Luar rumah: Berdasarkan penjelasan Ny.K, ada halaman depan rumah yang
tidak terlalu lebar dan ada beberapa tanaman juga bunga.

13
7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES
1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barhel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor Yang Didapat
bantuan
1. Makan-Minum 5 10 10
Klien mampu makan sendiri,
bahkan Ny.K yang memasak.
2. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 10 10
tempat tidur, sebaliknya Klien tidak menggunakan
kursi roda, bisa berpindah
sendiri.
3. Personal toilet (cuci muka, 0 5 5
menyisir rambut, gosok gigi) Klien mampu melakukan
secara mandiri
4. Keluara masuk toilet 5 10 10
(mencuci pakaian, menyeka Klien mampu mencuci
tubuh, menyiram) pakaian sendiri
5. Mandi 0 5 5
Klien mampu mandi sendiri,
Frekwensi : 3 x sehari
6. Jalan di permukaan datar 0 10 10
Klien mampu berjalan sendiri
7. Naik turun tangga 5 10 10
Klien mampu naik turun
tangga sendiri
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
Klien mampu mengenakan
paiakan sendiri.
9. Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
Klien mampu untuk BAB
sendiri
10. Kontrol bladder (BAK) 5 10 10
Klien mampu untuk BAB
sendiri

14
2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
No. Aspek Kognitif Nilai Nilai Kriteria
Maksimal Klien
1. Orientasi 5 3 Klien mampu mengingat hari dan
tahun. Namun untuk tanggal dan
bulan klien tidak mengingatnya
2. Orientasi 5 5 Klien mampu menyebutkan tempat
dimana dia tinggal sekarang.
3. Registrasi 3 3 Klien masih mampu mengenal
semua benda-benda yang ada (Tas,
Bulpoin, Hp).
4. Perhatian & Kalkulasi 5 3 Klien mampu perhitungan dalam
masalah uang, untuk perhitungan
yang lain, klien merasa kesulitan.
5. Mengingat 3 3 Klien masih mampu mengingat
nama benda yang telah disebutkan
di point ke-3
6. Bahasa 9 7 Klien masih memahami
pembicaraan dalam Bahasa Jawa,
Bahasa Indonesia, bahkan Bahasa
Madura.
Total Nilai 30 24
Interpretasi hasil: Klien tidak ada gangguan kognitif

15
3. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan saat ini 0 1 0
2. Andar merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa/kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia disepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah dariipada keluar melakukan
1 0 1
suatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menenukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangan energik/bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 2
Interpretasi hasil: Klien tidak diindikasikan depresi

16
4. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No. Indikator Skor Pemeriksaan
1. Menderita sakit atau kondisi 2 1
yang mengakibatkan perubahan Klien menderita penyakit hipertensi. Dan tidak
jumlah dan jenis makanan yang mempengaruhi jumlah & jenis makanan, akan
dikonsumsi tetapi klien sering mengalami perubahan nafsu
makan.
2. Makan kurang dari 2 kali dalam 3 1
sehari Klien makan 3x kali sehari, tapi sering juga 2x
dalam sehari. Dan tidak pernah makan kurang dari
2x
3. Makan sedikit buah, sayur atau 2 1
olahan susu Klien makan nasi, lauk-pauk. Untuk buah jarang,
sedangkan susu tidak pernah
4. Mempunyai tiga/lebih 2 0
kebiasaan mnum-minuman Klien tidak pernah meminum-minuman
beralkohol setiap harinya beralkohol
5. Mempunyai masalah dengan 2 1
mulut atau giginya sehingga Gigi klien ada beberapa yang sudah tidak ada
tidak dapat makan makanan (lepas) sehingga kesulitan dalam makan makanan
yang keras yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup 4 0
uang untuk membeli makanan Klien selalu mendapat jatah uang oleh anak-
anaknya, sehingga selalu cukup untuk membeli
kebutuhan makan.
7. Lebih sering makan sendirian 1 0
Klien selalu makan bersama cucunya, tapi jika
cucu tidak berada di rumah, klien akhirnya makan
sendiri.

17
8. Mempunyai keharusan 1 0
menjalankan terapi minum obat Klien tidak menjalankan terapi minum obat, hanya
3 kali atau lebih setiap harinya saat hipertensi klien kambu saja.
9. Mengalami pennurunan berat 2 0
badan 5 kg dalam enam bulan Penurunan / perubahan BB klien hanya berkisar 2
terakhir kg saja, tidak sampai 5 kg.
10. Tidak selalu mempunyai 2 0
kemampuan fisik yang cukup Klien maish mampu melakukan aktifitas sendiri,
untuk belanja, memasak atau dalam belanja, masak, dan makan sendiri.
makan sendiri
Total Skor 4
Interpretasi hasil: Klien dalam kondisi (Moderate nutritional risk)

18
3.2 Analisis Data, Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
Dx.
NOC NIC
Data Keperawatan
Diagnosis Hasil Intervensi
Data Pendukung Masalah Kesehatan Lansia dengan Hipertensi
• TTV: 170/110 Nyeri Akut • Status kardiopulmunari • Manajemen nyeri
• Ny. K mengatakan bahwa ia sering o Tekanan sistolik o Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, dan
merasa pusing dan nyeri tengkuk o Tekanan diastolic frekuansi nyeri
• Frekuensi nyeri hilang timbul o Respiratory rate (RR) o Menggunakan komunikasi terapeutik
• Berat nyeri tidak menentu o Fatigue untuk mengetahui pengalaman nyeri klien

• Ny. K tahu bahwa dia memiliki o Kehilangan berat badan o Memberikan informasi tentang nyeri,

penyakit hipertensi sejak 9 tahun faktor penyebab nyeri

yang lalu • Tanda-tanda vital

• Ny. K selalu mengkonsumsi obat o Pulse pressure • Pemberian analgestik

hipertensi (captropil) disaat tekanan o Apical heart rate o Cek riwayat alergi obat

darahnya naik. o Apical heart rhytm o Memeriksa obat dan dosis dari yang

• Ny. K terkadang merasa malas diresepkan

untuk makan • Kontrol nyeri o Memantau TTV sebelum dan sesudah

• Ny. K tampak lemas o Mengetahui tempat nyeri pemberian analgestik


o Mengetahui seberapa berat nyeri

19
o Mejelaskan faktor penyebab • Terapi relaksasi
o Menggunakan analgesic o Menjelaskan secara rasional fungsi
o Mengetahui gejala nyeri relaksasi, tipe-tipe relaksasi
o Mengatur posisi yang nyaman untuk
• Manajemen hipertensi pasien
o Target tekanan darah normal o Evalusi berkala hasil dari relaksasi klien
o Potensi komplikasi dari hipertensi
o Pilihan pengobatan yang ada • Pendidikan kesehatan: proses pemyakit
o Efek pengobatan o Menjelaskan bagaimana proses penyakit
o Manfaat pengoobatan jangka yang dialami klien
panjang o Mereview pengetahuan pasien tentang
kondisi yang dialaminya sendiri
• Control resiko: hipertensi o Menjelaskan penyebab terjadinya
o Mengetahui informasi tentang penyakit
hipertensi o Mendiskusikan perawatan yang akan
o Memantau perubahan status diberikan
kesehatan
o Memeriksan tekanan darah secara
teratur
o Melakukan tekhnik relaksasi
o Mengurangi stress

20
o Mengatur waktu tidur yang tepat
o Memelihara berat bedan yang
direkomendasikan

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi. Penyebab
hipertensi adalah Keturunan, Hormonal, Metabolik, Emosi, Kebiasaan diet. Adapun
tanda dan gejala hipertensi adalah Sakit kepala, Pusing, Mudah marah, Rasa berat di
tengkuk, Mudah lelah, Mata berkunang-kunang. Akibat lanjut dari hipertensi adalah
Stroke, Gagal ginjal, Jantung koroner.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Interventions Classification, edisi 6. Elsevier.

Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.

Ma’rifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.

Moorhead, Sue. 2014. Nursing Outcomes Classification, edisi 4. Elsevier.

23
24
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sasaran : Keluara Ny.K
Jam : 14.30 - Selesai
Waktu : 20 Menit
Tanggal : 03 Januari 2023
Tempat : Kediaman Ny.K
Pemateri : Mahasiswa

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah
vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3
Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di
Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018
Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8%
menjadi 34,1%.

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Keluarga Tn,H mampu memahami
dan mengerti tentang Hipertensi.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi, diharapkan
Keluarga Tn,H dapat:
1. Menjelaskan pengertian
2. Menyebutkan penyebab

25
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan upaya pencegahan
5. Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Leaflet

G. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan

1. Pembukaan 3 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Kata-kata/


kalimat
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menyampaikan dan menyimak
tentang tujuan pokok 3. Bertanya
materi mengenai
4. Meyampakaikan perkenalan dan
pokok pembahasan tujuan jika ada
5. Kontrak waktu yang kurang
jelas

26
2. Pelaksanaan 12 Penyampaian Materi 1. Mendengarkan Leaflet
menit 1. Menjelaskan dan menyimak
pengertian 2. Bertanya
2. Menjelaskan mengenai hal-
penyebab hal yang belum
3. Menjelaskan tanda jelas dan
dan gejala dimengerti
4. Menjelaskan faktor
resiko
5. Menjelaskan upaya
pencegahan

3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/


menit 2. Memberikan menjawab kalimat
kesempatan pada tentang
peserta untuk pertanyaan
bertanya yang diajukan
3. Melakukan evaluasi 2. Mendengar
4. Menyampaikan 3. Memperhatikan
kesimpulan materi 4. Menjawab
5. Mengakhiri salam
pertemuan dan
mengucapkan salam

H. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi
5. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah MATERI PENYULUHAN

27
A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
(Amin & Hardhi 2015)

B. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

a. Hipertensi primer (esensial)


Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Factor
yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis
system rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-faktor
yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

C. Tanda dan gejala


Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk

10. Mudah lelah


11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
12. Mimisan ( keluar darah dari hidung).

28
D. Faktor resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison,
Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan
kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita
pada usia premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari
setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi
lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih
banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita
hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon
setelah menopause (Aisyah, 2009).
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur
lima puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat
meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne & Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko
dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80%
kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah,
2009).

29
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu
sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi
lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah,
2009)
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya
stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok menyebabkan
hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan
untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan
plak.Plak menyempitkan pembuluh darah.Nikotin juga memiliki kemampuan
untuk merangsang produksi hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang
menyebabkan pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
c. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di wajibkan
untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara
dengan 1500 mg natrium
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten
(tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan
stresakan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat
berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
e. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol dan

30
hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam
urat akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih
keras dalam memompa jantung. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat
(Suzanne & Brenda, 2001).

E. Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat cukup

F. Diet Hipertensi.
1. Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju
normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko
hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam
darah.

2. Tujuan.
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan tubuh
dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.

3. Syarat- Syarat Diet.


1. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
2. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit 3. Jumlah natrium
disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi

31
4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :

1. Pisang
2. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
3. Buah- buahan kecuali buah durian
4. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
5. Susu Skim
6. Oatmeal
7. Ikan

4. Makanan yang di Hindari /Dibatasi


1. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji, makanan
kemasan.
2. Makanan yang banyak mengandung Gula
3. Makanan Berlemak
4. Makanan dan Minuman mengandung Alkohol
5. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh bahan – bahan
nya :
1. Jus Apel dan Seledri
1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri
2. Jus belimbing dan Timun
3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di tambah
perasan jeruk nipis sesuai selera
3. Jus timun Seledri
5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.

32
Koesioner

I. Pengetahuan hipertensi
No. Pertanyaan B S
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi
2. Apa penyebab hipertensi
3. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
4. Bagaimana cara penanganannya ?
5.
Bagaimana cara mencegah hipertensi Apa
6.
saja komplikasi yang ditimbulkan

7. hipertensi ?
Apakah anda tahu bagaimana seseorang dapat
8. menderita hipertensi ?
Menghindari stress dapat mencegah
9.
10 peningkatan tekanan darah ?
11 Kapan harus minum obat hipertensi ?
12 Apa yang di maksud diet hipertensi ?
13 Kenapa Harus Diet ?
14 Makanan apa yang boleh / di anjurkan?
Makanan apa yang harus di batasi ?
Bagaimana cara mencegah komplikasi ?

Keterangan :

B : Benar

S : Salah

33
CERDIK . Umur dan jenis kelamin
WASPADAI HIPERTENSI . Keturunan/ Riwayat keluarga
Cek kesehatan secara berkala
KENDALIKAN TEKANAN
Enyahkan asap rokok APAKAH GEJALA HIPERTENSI ?
DARAH . Sakit kepala
Mengendalikan Hipertensi: Rajin aktifitas Fisik . Rasa Berat di Tengkuk
Gaya hidup sehat dan minum obat secara
. Keletihan / mudah lelah
teratur,Pengobatan secara teratur adalah : .
Diet seimbang
. Telinga berdenging
Meminum obat secara teratur sesuai
Istirahat cukup . Sulit tidur
rekomendasi Dokter.

. Melakukan control teratur. Kelola stress . Rasa sakit di dada

. Penglihatan kabur
. Mulai masak sendiri makanan di rumah Apa yang menyebabkan Hipertensi ?
. Gaya Hidup tidak Sehat . Jantung berdebar _ debar
. Olahraga

. Jaga pikiran sampai Stress 1. Konsumsi garam berlebih . mimisan Kenapa Hipertensi Harus di
2. Merokok
APAKAH TEKANAN DARAH TINGGI / 3. Minum – minuman beralkohol
cegah ?
HIPERTENSI ITU ? 4. Kurang Olah Raga . Kegemukan Karena Hipertensi dapat menyebabkan :
Tekanan darah tinggi adalah kenaikan . Stress /Banyak pikiran
tekanan darah sistolik di atas 140mmhg dan 1. Penyakit jantung.
tekanan darah diastolic lebih dari 90mmhg 2. Gangguan syaraf
MENCEGAH HIPERTENSI :
3. Gangguan otak/ Stroke
4. Kerusakan Ginjal

34
5. Gangguan penglihatan MAKANAN YANG DI HINDARI :
6. Kematian 1. Garam
Bagaimana pengobatannya ? 2. Makanan yang banyak mengandung
Gula
1. Pengobatan Farmakologis
3. Makanan berlemak
Menggunakan obat –obatan sesuai
indikasi / resep dokter 4. Minuman beralkohol
2. Pengobatan Non farmakologis JUS PENURUN HIPERTENSI YANG
. Menurunkan berat – badan
MUDAH DI BUAT DAN
. Diet Rendah Garam dan Lemak
DIPEROLEH BAHAN – Disusun Oleh:
. Menghindari Stress
. Olahraga/ Aktifitas Fisik .
BAHANNYA :
1. Anggi Angraeni
Dukungan Keluarga. 1. JUS APEL DAN SELEDRI. 1Buah Apel
2. Hera Krestina
ukuran sedang, ditambah 2-3 sendok
MAKANAN YANG DIANJURKAN 3. Muhammad Saykhu Ridho
daun dan
/BOLEH DI KONSUMSI : batang seledri 4. Siti Masroah
1. Pisang 2. JUS BELIMBING DAN TIMUN 3-4 iris
2. Sayuran Hijau buah belimbing di tambah 5-7 iris
3. Yogurt timun segar bisa di tambah perasan
4. Susu SKIM jeruk nipis
5. Kentang /beras /gandum 3. JUS TIMUN DAN SELEDRI
6. Buah berry 5-7 iris mentimun segar ditambah 2-
7. Buah Bit 3 sendok irisan batang dan daun
8. Oatmeal seledri
9. Ikan

35
36
Jurnal Cendikia Muda
Volume 2, Nomor 4, Desember 2022
ISSN : 2807-3469

PENERAPAN SLOW DEEP BREATHING TERHADAP TEKANAN DARAH


PADA PASIEN HIPERTENSI

IMPLEMENTATION OF SLOW DEEP BREATHING ON BLOOD PRESSURE


IN HYPERTENSION PATIENTS

Wafiq Azizah1, Uswatun Hasanah2, Asri Tri Pakarti3


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Email: azizahwafiq446@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama terjadinya penyakit
kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi termasuk masalah
yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Terapi
nonfarmakologis yang wajib dilakukan oleh penderita hipertensi salah satunya adalah
melakukan relaksasi. Slow deep breathing merupakan salah satu jenis relaksasi yang dapat
dilakukan pada penderita hipertensi. Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi
kasus (case study). Subyek yang digunakan yaitu dua pasien dengan hipertensi. Analisa data
dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan bahwa setelah
dilakukan penerapan slow deep breathing selama 3 hari, terjadi penurunan tekanan darah pada
pasien dengan hipertensi. Bagi pasien hipertensi hendaknya dapat melakukan penerapan latihan
slow deep breathing secara mandiri untuk membantu menurunkan atau mengontrol tekanan darah.

Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Slow Deep Breathing.

ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure is a major risk factor for atherosclerotic cardiovascular
disease, heart failure, stroke, and kidney failure. Hypertension is a big and serious problem
because it is often not detected even though it has been for years. One of the non-pharmacological
therapies that must be carried out by hypertension sufferers is relaxation. Slow deep breathing is
one type of relaxation that can be done in patients with hypertension. The design of this scientific
paper uses a case study design. The subjects used were two patients with hypertension. Data
analysis was carried out using descriptive analysis. The results of the application showed that after
applying slow deep breathing for 3 days, there was a decrease in blood pressure in patients with
hypertension. Hypertensive patients should be able to apply slow deep breathing exercises
independently to help lower or control blood pressure.

Keywords : Hypertension, Blood Pressure, Slow Deep Breathing.

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 607


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

PENDAHULUAN Berdasarkan laporan dari klinik utama dan


Hipertensi atau penyakit tekanan darah klinik pratama di Puskesmas kota Metro
tinggi adalah faktor risiko utama terjadinya tahun 2018 dari sepuluh penyakit
penyakit kardiovaskular aterosklerotik, terbanyak penyakit hipertensi menempati
gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. urutan pertama di kota Metro dengan
Hipertensi menimbulkan risiko mortalitas jumlah 18442 penderita atau 24.01%5.
dini, yang meningkat saat tekanan sistolik Data medical record di Rumah Sakit
dan diastolik meningkat. Peningkatan Umum Daerah (RSUD) Jend. Ahmad Yani
tekanan darah yang berkepanjangan Metro pada tahun 2019, kasus hipertensi
merusak pembuh darah di organ jantung, menempati urutan ke-6 dari 10 penyakit
1
ginjal, otak dan mata . Hipertensi termasuk besar yang ada di Ruang Penyakit Dalam
masalah yang besar dan serius karena B dengan jumlah penderita sebanyak 1256.
sering tidak terdeteksi meskipun sudah
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
bertahun-tahun2.
suatu keadaan kronis yang ditandai dengan
Angka kejadian hipertensi di dunia pada meningkatnya tekanaan darah pada dinding
tahun 2019 diperkirakan sebanyak 1,13 pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut
miliar orang menderita hipertensi di mengakibatkan jantung bekerja lebih keras
seluruh dunia, dimana sebagian besar untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh
masyarakat tinggal di negara melalui pembuluh darah. Penyakit
berpenghasilan rendah dan menengah3. hipertensi dapat menyebabkan penyakit
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar degeneratif, hingga kematian, oleh sebab
(Riskesdas) tahun 2018 prevalensi itu hipertensi dijuluki sebagai silent killer
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran atau pembunuh diam-diam dapat
pada penduduk usia >18 tahun di menyerang siapa saja serta tidak memiliki
Indonesia didapatkan 658.201 penderita tanda yang spesifik7.
terdiagnosa hipertensi dengan angka
Berdasarkan beberapa penelitian, orang
tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat
yang menderita hipertensi memiliki
yaitu sebanyak 131.153 penderita dan
peluang 12 kali lebih besar untuk terkena
angka terendah berada di Provinsi
stroke dan 6 kali lebih besar untuk terkena
Kalimantan Utara yaitu sebanyak 1.675
serangan jantung7. Terapi
penderita, sedangkan untuk wilayah
nonfarmakologis yang wajib dilakukan
Provinsi Lampung prevalensi hipertensi
oleh penderita hipertensi salah satunya
menempati urutan ke 7 dengan jumlah
adalah melakukan relaksasi. Relaksasi
penderita sebanyak 20.4844.
adalah salah satu bentuk terapi yang

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 608


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

berupa pemberian intruksi kepada terakhir


Tanggal 12 Juni 2021
seseorang dalam bentuk gerakan-gerakan pengkajian
yang tersusun secara sistematis untuk Riwayat Klien mengatakan hanya
kesehatan mempunyai riwayat
merilekskan pikiran dan anggota tubuh8. sebelumnya penyakit magh, didalam
keluarganya ada yang
Slow deep breathing merupakan salah mengalami atau menderita
satu jenis relaksasi yang dapat dilakukan hipertensi yaitu ibu klien.
Keluhan saat ini Klien mengatakan sering
pada penderita hipertensi. Slow deep keluar masuk rumah sakit
untuk menjalani
breathing merupakan teknik relaksasi yang perawatan. Hal ini
disadari berfungsi untuk mengatur mengakibatkan klien
stress, dan menyebabkan
pernapasan secara dalam dan lambat9. tekanan darah klien naik,
dan menjalani perawatan
Tujuan penerapan otot progresif adalah di rumah sakit.
untuk membantu menurunkan tekanan Therapy selama Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
perawatan Ondansentron 8 mg/8
darah pada pasien hipertensi. jam/IV
Omeprazole 40
mg/24jam/IV
METODE Gabapentin 2x1/oral
Desain karya tulis ilmiah ini menggunakan TTV saat TD: 180/100 mmHg, RR:
desain stadi kasus (case study). Subyek pengkajian 18 x/m, Nadi: 104 x/m
yang digunakan dalam studi kasus yaitu
Tabel 2 Gambaran Subyek II
pasien dengan hipertensi yang terdiri dari 2
Data Keterangan
pasien. Alat pengumpul data dalam karya
Nama Ny. A
tulis ilmiah ini meliputi standar Usia 36 tahun
Pendidikan SMA
operasional prosedur (SOP) penerapan terakhir
slow deep breathing dan lembar observasi Tanggal 13 Juni 2021
pengkajian
klasifikasi hipertensi menurut The Seventh Riwayat Klien mengatakan sering
Report of the Joint National Committee kesehatan masuk kerumah sakit,
sebelumnya klien memiliki riwayat
(JNC VII) tahun 2017. penyakit DM selama 2
tahun, serta terdapat luka
HASIL DM pada kakinya, klien
mengatakan menyukai
Gambaran subyek penerapan yang makanan yang asin, klien
didapatkan pada saat pengkajian sesuai mengatakan jarang kontrol
untuk memeriksakan
dengan tahapan rencana penerapan adalah kesehatan-nya baik di
rumah sakit atau
sebagai berikut:
puskesmas didalam
Tabel 1 Gambaran Subyek I keluarga klien terdapat
yang menderita hipertensi
Data Keterangan
seperti klien yaitu ayah
Nama Tn. F
klien.
Usia 23 tahun
Keluhan saat ini Klien mengatakan sering
Pendidikan SMA ke fasilitas kesehatan

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 609


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

untuk memeriksakan mmHg mmHg


kesehatannya, namun klien
sering melanggar larangan PEMBAHASAN
makanan yang tidak boleh 1. Karakteristik Responden yang
dikonsumsinya, sehingga Mempengaruhi Hipertensi
menyebabkan klien
memiliki luka di kakinya, a. Riwayat Keluarga
klien tidak mengetahui
tentang bagaimana Penerapan karya tulis ilmiah ini
penanganan dan memiliki dua subyek, yaitu Tn. F
penatalaksanaan hipertensi
untuk dirumah. untuk subyek I dan Ny. A untuk
Therapy selama Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV subyek II. Dari kedua subyek
perawatan Ondansentron 8 mg/8
jam/IV penerapan ini, riwayat kesehatan
Omeprazole 40 keluarganya adalah memiliki
mg/24jam/IV
Novorapid 3x10 ui saat riwayat hipertensi. Menurut studi
makan
sebelumnya mengatakan bahwa,
TTV saat TD: 140/100 mmHg, RR:
pengkajian 16 x/m, Nadi: 80 x/m sekitar 40% penderita penyakit
hipertensi dipengaruhi oleh
Penerapan slow deep breathing pada kedua
10
riwayat genetik . Didukung oleh
subyek (Tn. F dan Ny. A) dilakukan pada
penelitian lain yang menyatakan
tanggal yang berbeda pada subyek I (Tn.
bahwa individu yang memiliki
F) dilakukan pada tanggal 12 s.d 14 Juni
riwayat keluarga dengan hipertensi
2021 sedangkan pada subyek II (Ny. A)
dilakukan pada tanggal 13 s.d 15 Juni maka memiliki risiko tinggi

2021. Adapun hasil pengukuran tekanan terhadap serangan hipertensi


darah sebelum dan setelah penerapan slow dengan peluang 1,518 kali
deep breathing pada kedua subyek dapat dibandingkan dengan individu
dilihat pada tabel di bawah: yang tidak memiliki riwayat
11
keluarga dengan hipertensi .
Tabel 3
Tekanan Darah Kedua Subyek b. Usia
Sebelum dan Setelah Penerapan
Slow Deep Breathing Subyek yang terlibat dalam

Hari I penerapan ini yaitu subyek I (Tn.


Subyek
Sebelum Setelah F) berusia 23 tahun sedangkan
Tn. F 180/100 160/100 subyek II (Ny. A) berusia 36
mmHg mmHg
tahun.
140/100 140/100
Ny. A
mmHg mmHg Insidensi hipertensi naik seiring
Hari II Hari III peningkatan usia. Penuaan
Subyek
Setelah Setelah
mempengaruhi baroreseptor yang
Tn. F 140/90 120/80
mmHg mmHg terlibat dalam pengaturan tekanan
Ny. A 130/90 130/80 darah serta kelenturan arteri.

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 610


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

Ketika arteri menjadi kurang usia 55 sampai 74 tahun, kemudian


lentur, tekanan dalam pembuluh setelah usia 74 tahun wanita
darah meningkat, sehingga hal ini berisiko lebih besar12.
sering kali tampak jelas sebagai
d. Stress
peningkatan bertahap tekanan
Data yang penulis peroleh pada
sistolik seiring penuaan10.
subyek I (Tn. F) saat penerapan
Selain itu seiring dengan terjadinya adalah Tn. F mengatakan bahwa,
proses penuaan, maka terjadi beliau sering pergi ke fasilitas
kemunduran secara fisiologis yang kesehatan untuk memeriksakan
menyebabkan arteri besar kesehatannya, ketika Tn. F tau
kehilangan kelenturannya dan terkait penyakitnya Tn. F
menjadi kaku, tidak dapat mengatakan merasa stress
mengembang pada saat jantung dikarenakan Tn. F sering keluar
memompa darah melalui arteri masuk rumah sakit. Stres fisik dan
tersebut. Karena itu darah di setiap emosional menyebabkan kenaikan
denyut jantung di paksa melewati sementara tekanan darah, tetapi
pembuluh yang sempit dari pada peran stres pada hipertensi kurang
biasanya sehingga menyebabkan jelas. Tekanan darah normalnya
naiknya tekanan darah. Inilah yang berfluktuasi selama siang hari,
terjadi pada usia lanjut, dinding yang naik pada aktivitas,
arteri menebal dan kaku karena ketidaknyaman, atau respons
11
arteriosklerosis . emosional seperti marah. Sters
yang sering atau terus-menerus
c. Jenis Kelamin
dapat menyebabkan hipertrofi otot
Pada penerapan karya tulis ilmiah
polos vaskular atau mempengaruhi
ini, penulis mendapatkan pasien
jalur integratif sentral otak
hipertensi dengan jenis kelamin
sehingga menyebabkan terjadinya
laki-laki dan perempuan, pada
hipertensi10.
pasien laki-laki yaitu Tn. F dengan
usia 23 tahun sedangkan pada Berdasarkan penelitian yang
pasien perempuan yaitu Ny. A dilakukan oleh Islami, Fanani dan
dengan usia 36 tahun. Keseluruhan Herawati (2015) menunjukkan
insiden, hipertensi lebih banyak bahwa terdapat hubungan yang
terjadi pada laki-laki dibandingkan bermakna antara stres dengan
wanita sampai kira-kira usia 55 hipertensi. Hal ini terjadi karena
tahun. Resiko pada pria dan Stres dapat memicu timbulnya
perempuan hampir sama antara hipertensi melalui aktivasi sistem

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 611


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

saraf simpatis yang mengakibatkan merupakan kombinasi antara frekuensi


naiknya tekanan darah secara jantung dan jumlah darah yang
intermiten (tidak menentu). Pada dipompa keluar dari jantung pada setiap
saat seseorang mengalami stres, kali kontraksi (volume sekuncup).
hormon adrenalin akan dilepaskan Resistensi perifer adalah resistensi
dan kemudian akan meningkatkan pembuluh darah terhadap aliran darah.
tekanan darah melalui kontraksi Resistensi perifer mempengaruhi
arteri (vasokontriksi) dan tekanan darah dan kerja yang
peningkatan denyut jantung. dibutuhkan jantung untuk memompa
Apabila stres berlanjut, tekanan darah. Ketika resistensi meningkat,
darah akan tetap tinggi sehingga jantung harus memompa lebih keras
orang tersebut akan mengalami untuk mendorong darah ke pembuluh
13
hipertensi . darah. Faktor-faktor yang mem-
pengaruhi resistensi perifer antara lain
2. Tekanan Darah Kedua Subyek
Sebelum Penerapan hilangnya elastisitas dinding pembuluh
Sebelum melakukan penerapan kepada darah (arteriosklerosis, “pengerasan
kedua subyek penulis terlebih dahulu arteri), pembentukan plak (ateros
melakukan pengukuran tekanan darah klerosis), atau kombinasi dari
pada subyek penerapan, dimana pada keduanya. Arteri yang mengeras dan
subyek I (Tn. F) yaitu 180/100 mmHg plak meningkatkan resistensi terhadap
dalam kategori hipertensi stadium II aliran darah. Jantung harus bekerja
dan subyek II (Ny. A) yaitu 140/100 lebih keras, dan tekanan darah menjadi
mmHg hipertensi stadium I. lebih tinggi15.

Tekanan darah merupakan kekuatan Hipertensi atau penyakit tekanan darah


lateral pada dinding arteri oleh darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang
yang didorong dengan tekanan dari ditandai dengan meningkatnya tekanan
jantung. Aliran darah mengalir pada darah pada dinding pembuluh darah
sistem sirkulasi karena perubahan arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan
tekanan. Sistol, merupakan kontraksi jantung bekerja lebih keras untuk
jantung mendorong darah dengan mengedarkan darah ke seluruh tubuh
tekanan tinggi. Distol, merupakan melalui pembuluh darah. Hal ini dapat
tekanan minimal yang mendesak mengganggu aliran darah, merusak
dinding arteri setiap waktu14. pembuluh darah, bahkan menyebabkan
penyakit degeneratif, hingga kematian7.
Tekanan darah ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu curah jantung dan Hipertensi juga dijuluki sebagai silent
resistensi perifer. Curah jantung killer atau pembunuh diam-diam karena

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 612


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

penyakit ini tidak memilik gejala yang disadari berfungsi untuk mengatur
spesisifik, dapat menyerang siapa saja, pernapasan secara dalam dan lambat9.
dan kapan saja, serta dapat
Terapi relaksasi banyak digunakan
menimbulkan penyakit degeneratif
dalam kehidupan sehari- hari untuk
hingga kematian. Menurut beberapa
dapat mengatasi berbagai masalah
penelitian, orang yang menderita
misalnya stres, ketegangan otot, nyeri,
hipertensi memiliki peluang 12 kali
hipertensi, gangguan pernapasan, dan
lebih besar untuk terkena stroke dan 6
lain-lain. Relaksasi secara umum
kali lebih besar untuk terkena serangan
merupakan keadaan menurunnya
jantung7.
kognitif, fisiologi, dan perilaku. Pada
Penatalaksanaan hipertensi berfokus saat relaksasi terjadi perpanjangan
pada menurunkan tekanan darah serabut otot, menurunnya pengiriman
kurang dari 140 mmHg sistolik dan 90 impuls saraf ke otak, menurunnya
mmHg diastolik. Resiko komplikasi aktivitas otak, dan fungsi tubuh yang
seperti gangguan kardiovaskular lain. Karakteristik dari respon relaksasi
(penyakit jantung koroner, gagal ditandai oleh menurunnya denyut nadi,
jantung, stroke) atau penyakit ginjal jumlah pernapasan, penurunan tekanan
akan menurun saat tekanan darah rata- darah, dan peningkatan konsumsi
10 16
rata kurang dari 140/90 mmHg . oksigen .
Hipertensi harus segera ditangani
Latihan slow deep breathing dapat
dengan cara mengontrol tekanan darah
menyebabkan penurunan output
dengan menggunakan intervensi
simpatis sehingga akan menyebabkan
keperawatan salah satunya dengan slow
penurunan produksi hormon epineprin
deep breahing.
yang ditangkap oleh reseptor alfa
3. Tekanan Darah Kedua Subyek sehingga akan mempengaruhi otot
Setelah Penerapan polos dari pembuluh darah sehingga
Setelah dilakukan penerapan slow deep terjadinya vasodilatasi, vasodilatasi
breathing selama 3 hari, didapatkan pada pembuluh darah akan menurunkan
bahwa tekanan darah kedua subyek tahanan perifer yang juga menyebabkan
mengalami penurunan yaitu dalam tekanan darah menjadi turun.
kategori pre hipertensi tekanan darah Pernafasan yang dilakukan secara
pada subyek I (Tn. F) 120/80 mmHg dalam dan perlahan pada saat latihan
dan subyek II (Ny. A) menjadi 130/80 slow deep breathing akan memperbaiki
mmHg. Slow deep breathing saturasi oksigen dan meningkatkan
merupakan teknik relaksasi yang konsumsi oksigen didalam tubuh.
Peningkatan jumlah oksigen didalam

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 613


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

tubuh akan menstimulasi munculnya terjadinya vasodilatasi pada pembuluh


oksidasi nitrit, oksidasi nitrit akan darah dan menurunnya denyut jantung
masuk kedalam otak dan paru-paru yang menyebabkan turunnya tekanan
yang akan membuat tubuh menjadi darah17.
lebih tenang, oksidasi nitrit juga akan
Hasil penerapan ini relevan dengan
mempengaruhi pembuluh darah
penelitian yang dilakukan oleh
menjadi lebih elastis sehingga
Apriyanto (2016) tentang pengaruh
menyebabkan terjadinya Vasodilatasi
latihan tehnik slow breathing exercise
pada pembuluh darah sehingga tekanan
terhadap penurunan tekanan darah pada
darah menjadi turun17.
pasien hipertensi esensial dengan cara
Pernafasan yang dilakukan secara mengatur pernafasan dada dan perut
dalam dan perlahan pada saat latihan dengan menarik nafas dalam dari
slow deep breathing akan memperbaiki hidung, menghembuskan dengan
saturasi oksigen dan meningkatkan perlahan-lahan dari mulut 6-10 kali per
konsumsi oksigen didalam tubuh. menit selama ± 15 menit 2x sehari (pagi
Peningkatan jumlah oksigen didalam dan sore) selama 3 hari berturut-turut,
tubuh akan menstimulasi munculnya menunjukkan bahwa ada pengaruh
oksidasi nitrit, oksidasi nitrit akan latihan teknik slow breathing exercises
masuk kedalam otak dan paru-paru terhadap penurunan tekanan darah pada
yang akan membuat tubuh menjadi pasien hipertensi esensial18.
lebih tenang oksidasi nitrit juga akan
Penelitian yang sama dilakukan oleh
mempengaruhi pembuluh darah
Septiawan, Permana dan Yuniarti
menjadi lebih elastis sehingga
(2018) terkait pengaruh latihan slow
menyebabkan terjadinya vasodilatasi
deep breathing terhadap nilai tekanan
pada pembuluh darah sehingga tekanan
darah pada pasien hipertensi yang
darah menjadi turun17.
dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama
Slow deep breathing enam sampai 21 hari, menunjukkan bahwa latihan
sepuluh kali dalam satu menit yang slow deep breathing berpengaruh
dilakukan secara rutin akan merangsang secara signifikan terhadap nilai
pelepasan hormone endorpin yang akan tekanan darah sistole dan diastole pada
membuat tubuh menjadi rileks selain itu pasien dengan hipertensi dengan nilai
juga akan merangsang sistem syaraf p value sebesar 0.00017.
parasimpatis menjadi lebih aktiv
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
dibanding sistem syaraf simpatis yang
Sumartini dan Miranti (2019) tentang
akan mempengaruhi kerja dari sistem
pengaruh slow deep breathing terhadap
baroreseptor dan mengakibatkan
tekanan darah lansia hipertensi di

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 614


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

Puskesmas Ubung Lombok Tengah 5. Dinkes Kota Metro. (2019). Profil


yang dilakukan sebanyak tiga (3) kali Kesehatan Kota Metro. Kota Metro:
Dinas Kesehatan Kota Metro.
dalam kurun waktu 3 minggu, masing-
6. Medikal Record RSUD Jend. Ahmad
masing 15 menit, menunjukkan bahwa Yani Metro. (2019). 10 Besar Penyakit
terdapat pengaruh slow deep breathing di RPD B RSUD Jend. Ahmad Yani
Metro.
terhadap tekanan darah lansia hipertensi
7. Sari, Y N I. (2017). Berdamai dengan
di Puskesmas Ubung Lombok Tengah
Hipertensi. Jakarta: Bumi Medika.
dengan nilai p-value 0.00019.
8. Saleh., L.M., dkk. (2019). Teknik
Berdasarkan hasil penerapan diatas Relaksasi Otot Progresif pada Air
Traffic Controller (ATC). Yogyakarta:
penulis dapat menyimpulkan bahwa ISBN Elektronik.
penerapan slow deep breathing dapat 9. Anugraheni, M. L. (2017). Pengaruh
membantu menurunkan tekanan darah Slow Deep Breathing Terhadap
pasien hipertensi, sehingga pasien Tekanan Darah Lansia Hipertensi Yang
Mendapat Senam Lansia di Wilayah
hipertensi dapat melakukan slow deep Kerja Puskesmas Purwosari (Doctoral
breathing dalam mengontrol tekanan dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
darah.
10. LeMone, P., Burke, KM & Bauldoff, G.
(2015). Buku Ajar Keperawatan
KESIMPULAN
Medikal Bedah Volume 3. alih Bahasa:
Relaksasi otot progresif dapat menurunkan Subekti, B N. Jakarta: EGC.
tekanan darah pada kedua subyek (Tn. F 11. Maulidina, F., Harmani, N., & Suraya,
I. (2019). Faktor-Faktor yang
dan Ny. A).
Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA Jati Luhur Bekasi Tahun
1. Brunner & Suddarth. (2020). 2018. ARKESMAS (Arsip Kesehatan
Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Masyarakat), 4(1), 149-155.
alih bahasa Yulianti, D & Kimin, A. 12. Black, J M & Hawks, J H. (2014).
Jakarta: EGC. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
2. Alifariki, L.O., dkk. (2019). Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.
Epidemiologi Hipertensi (Sebuah 13. Islami, K.I., Fanani, M & Herawati, E.
Tinjauan Berbasis Riset). Yogyakarta: (2015). Hubungan antara Stres dengan
LeutikaPrio. Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di
3. WHO. (2019). Hypertension. diakses Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten
pada tanggal 04 Februari 2021 pukul Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan
19.00 WIB dalam website: Timur (Doctoral dissertation,
https://www.who.int/ Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
4. Kemenkes RI. (2019). Hasil Utama
Riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan 14. Mubarak, W I., Indrawati, L & Susanto,
RI. Badan Penelitian dan J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Pengembangan Kesehatan. Dasar Buku 1. Jakarta: Salemba
Medika.

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 615


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 4, Desember 2022

15. Rosdahl, C.B & Kowalski, M.T.


(2017). Buku Ajar Keperawatan Dasar
Edisi 10 Vol. 2. Jakarta : EGC.
16. Kirei, F C. (2017). Slow Deep
Breathing dapat Menimbulkan Efek
Relaksasi. Ilmu Kesehatan. Diunduh
pada tanggal 04 Februari 2021 pukul
21.00 WIB dalam website:
http://www.dictio.id/t/.
17. Septiawan, T., Permana, I., & Yuniarti,
F. A. (2018). Pengaruh Latihan Slow
Deep Breathing Terhadap Nilai
Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 6(2), 111-118.
18. Apryanto, F. (2016). Pengaruh Latihan
Tekhnik Slow Breathing Exercise
Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Esensial. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Media Husada, 5(1),
19-26.
19. Sumartini, N. P., & Miranti, I. (2019).
Pengaruh Slow Deep Breathing
Terhadap Tekanan Darah Lansia
Hipertensi di Puskesmas Ubung
Lombok Tengah. Jurnal Keperawatan
Terpadu (Integrated Nursing
Journal), 1(1), 38-49.

Azizah, Penerapan Slow Deep Breathing 616

Anda mungkin juga menyukai