Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Anggi Angraeni
2. Hera Krestina
3. Muhammad Saykhu Ridho
4. Siti Masroah
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah asuhan keperawatan, yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi”. Penyusunan makalah
asuhan keperawatan ini merupakan hasil dari pengkajian yang telah penulis lakukan di
posyandu lansia, yang juga merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Gerontik di Universitas YPIB Majalengka.
Dalam Penyusunan makalah asuhan keperawatan ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak penulis harapkan, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya dalam memajukan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, amin.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
membahas bagaimana “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan
Hipertensi” dalam makalah ini.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang
meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik
> 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono, 2001
dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik
standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari kardiak
out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan
hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan tekanan
sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.
2.2 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
3
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alkohol
6. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
4
2.4 Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: (Darmojo, 1999)
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah
dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
5
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
2.6 Pencegahan
Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan pencegahan
antara lain: diet rendah lemak, diet rendah garam, hindari makan daging kambing,
durian, minuman beralkohol, melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, jauhi
merokok, berhenti minum kopi, turunkan berat badan ke arah yang ideal, hindari
stress, hindari penyerta seperti DM dan kolesterol tinggi.
6
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor-factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
e. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
f. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
g. Foto thorax: Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
h. EKG: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
2.8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi:
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
a. Diet: diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
7
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
8
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
Pengobatannya meliputi:
1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat
berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-evaluasi dan
konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 63 th
Alamat : Dsn. Beiji
Pendidikan : Tidak sekolah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
2. Data Keluarga
Nama : An. R
Hubungan : Cucu
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dsn. Beiji
10
Obat-obatan: Obat yang dikonsumsi Ny.K biasanya adalah captropil untuk
menurunkan tekanan darahnya. Sedangkan untuk nyeri yang dialaminya, Ny.K
hanya memberikan pijatan saja pada persendian dan sekitar persendiannya.
11
hidungnya. Untuk kebersihan hidung, Ny. K cukup baik menjaga
kebersihannya.
8. Mulut, tenggorokan
Tidak memiliki gigi palsu, dan tidak mengalami sakit gigi. Saat makan merasa
baik-baik saja, akan tetapi untuk makanan yang teksturnya keras tidak kuat
karena ada beberapa gigi yang sudah lepas. Nafas tidak berbau.
9. Leher
Tidak ada permasalahan pada leher, baik kekakuan, adanya massa, ataupun
nyeri tekan
10. Pernafasan
Ny. K mengalami batuk dan beberapa penyakit pernafasan ringan yang
diperngaruhi faktor suhu dan lingkungan (musiman). Tidak ada riwayat asma
yang penyakit pernafasan lainnya.
11. Kardiovaskuler
Ny. K memiliki riwayat hipertensi, dan Ny. K selalu mengontrol tekanan
darahnya sendiri. Terkadang Ny. K merasakan nyeri pada bagian dada. Selain
hipertensi, Ny. K tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskuler lainnya.
12. Gastrointestinal
Ny. K sering merasa tidak nafsu makan, pola makan kurang teratur dan
jumlahnya sedikit. Frekuensi BAB juga tidak teratur setiap hari. Perubahan
berat badan pada Ny.K juga sering terjadi, kisaran 48kg-50kg.
13. Perkemihan
Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, pola BAK teratur dengan frekuensi 6-
8x dalam 24 jam. Masih mampu mengontrol/menahan dalam berkemih.
14. Reproduksi
Tidak ada riwayat gangguan reproduksi, menopause sejak 7 tahun yang lalu.
15. Musculoskeletal
Terkadang Ny. K mengalami nyeri sendi, dan kekakuan sendi. Tidak ada
riwayat fraktur. Dan masih mampu menjalankan aktifitas sehari-hari.
16. Persyarafan
Tidak ada gangguan dalam system persyarafan Ny. K.
12
5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
Psikososial
Hubungan klien dengan lansia yang lain baik, terbukti Ny. K suka ngobrol dengan
lansia yang lain dan dengan para tetangga. Ny. K tidak terlihat cemas ataupun
depresi, meskipun tinggal serumah hanya dengan cucunya, sementara anak-
anaknya sudah berpisah rumah. Dalam pengambilan keputusan sebuah masalah,
Ny. K juga minta saran pada anaknya melalui telepon.
Spiritual
Menurut penuturan Ny. K, Ny. K selalu melakukan sholat 5 waktu dan sering
mengikuti sholat berjamaah di mushollah terdekat. Ny. K setiap hari mengaji Al-
Qur’an sendiri, Ny. K juga suka melakukan pengajian dan tahlilan yang diadakan
oleh masyarakat kampung. Ny.K yakin akan kematian, bahwa kematian itu rahasia
Allah dan pasti akan terjadi. Dan Ny. K sudah merasa siap saat sewaktu-waktu
dipanggil oleh Allah SWT.
6. LINGKUNGAN
• Kamar: Berdasarkan penjelasan Ny.K, rumahnya terdapat 3 kamar tidur.
Pencahayaan bisa masuk melalui jendela yang ada, dan cukup untuk menerangi
ruang kamar.
• Kamar mandi: Berdasarkan penjelasan Ny.K, lokasi kamar mandi berada di
dalam rumah, dan melakukan pengurasan saat bak kamar mandi terlihat kotor
bersama cucunya.
• Luar rumah: Berdasarkan penjelasan Ny.K, ada halaman depan rumah yang
tidak terlalu lebar dan ada beberapa tanaman juga bunga.
13
7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES
1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barhel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor Yang Didapat
bantuan
1. Makan-Minum 5 10 10
Klien mampu makan sendiri,
bahkan Ny.K yang memasak.
2. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 10 10
tempat tidur, sebaliknya Klien tidak menggunakan
kursi roda, bisa berpindah
sendiri.
3. Personal toilet (cuci muka, 0 5 5
menyisir rambut, gosok gigi) Klien mampu melakukan
secara mandiri
4. Keluara masuk toilet 5 10 10
(mencuci pakaian, menyeka Klien mampu mencuci
tubuh, menyiram) pakaian sendiri
5. Mandi 0 5 5
Klien mampu mandi sendiri,
Frekwensi : 3 x sehari
6. Jalan di permukaan datar 0 10 10
Klien mampu berjalan sendiri
7. Naik turun tangga 5 10 10
Klien mampu naik turun
tangga sendiri
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
Klien mampu mengenakan
paiakan sendiri.
9. Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
Klien mampu untuk BAB
sendiri
10. Kontrol bladder (BAK) 5 10 10
Klien mampu untuk BAB
sendiri
14
2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
No. Aspek Kognitif Nilai Nilai Kriteria
Maksimal Klien
1. Orientasi 5 3 Klien mampu mengingat hari dan
tahun. Namun untuk tanggal dan
bulan klien tidak mengingatnya
2. Orientasi 5 5 Klien mampu menyebutkan tempat
dimana dia tinggal sekarang.
3. Registrasi 3 3 Klien masih mampu mengenal
semua benda-benda yang ada (Tas,
Bulpoin, Hp).
4. Perhatian & Kalkulasi 5 3 Klien mampu perhitungan dalam
masalah uang, untuk perhitungan
yang lain, klien merasa kesulitan.
5. Mengingat 3 3 Klien masih mampu mengingat
nama benda yang telah disebutkan
di point ke-3
6. Bahasa 9 7 Klien masih memahami
pembicaraan dalam Bahasa Jawa,
Bahasa Indonesia, bahkan Bahasa
Madura.
Total Nilai 30 24
Interpretasi hasil: Klien tidak ada gangguan kognitif
15
3. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan saat ini 0 1 0
2. Andar merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa/kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia disepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah dariipada keluar melakukan
1 0 1
suatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menenukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangan energik/bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 2
Interpretasi hasil: Klien tidak diindikasikan depresi
16
4. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No. Indikator Skor Pemeriksaan
1. Menderita sakit atau kondisi 2 1
yang mengakibatkan perubahan Klien menderita penyakit hipertensi. Dan tidak
jumlah dan jenis makanan yang mempengaruhi jumlah & jenis makanan, akan
dikonsumsi tetapi klien sering mengalami perubahan nafsu
makan.
2. Makan kurang dari 2 kali dalam 3 1
sehari Klien makan 3x kali sehari, tapi sering juga 2x
dalam sehari. Dan tidak pernah makan kurang dari
2x
3. Makan sedikit buah, sayur atau 2 1
olahan susu Klien makan nasi, lauk-pauk. Untuk buah jarang,
sedangkan susu tidak pernah
4. Mempunyai tiga/lebih 2 0
kebiasaan mnum-minuman Klien tidak pernah meminum-minuman
beralkohol setiap harinya beralkohol
5. Mempunyai masalah dengan 2 1
mulut atau giginya sehingga Gigi klien ada beberapa yang sudah tidak ada
tidak dapat makan makanan (lepas) sehingga kesulitan dalam makan makanan
yang keras yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup 4 0
uang untuk membeli makanan Klien selalu mendapat jatah uang oleh anak-
anaknya, sehingga selalu cukup untuk membeli
kebutuhan makan.
7. Lebih sering makan sendirian 1 0
Klien selalu makan bersama cucunya, tapi jika
cucu tidak berada di rumah, klien akhirnya makan
sendiri.
17
8. Mempunyai keharusan 1 0
menjalankan terapi minum obat Klien tidak menjalankan terapi minum obat, hanya
3 kali atau lebih setiap harinya saat hipertensi klien kambu saja.
9. Mengalami pennurunan berat 2 0
badan 5 kg dalam enam bulan Penurunan / perubahan BB klien hanya berkisar 2
terakhir kg saja, tidak sampai 5 kg.
10. Tidak selalu mempunyai 2 0
kemampuan fisik yang cukup Klien maish mampu melakukan aktifitas sendiri,
untuk belanja, memasak atau dalam belanja, masak, dan makan sendiri.
makan sendiri
Total Skor 4
Interpretasi hasil: Klien dalam kondisi (Moderate nutritional risk)
18
3.2 Analisis Data, Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
Dx.
NOC NIC
Data Keperawatan
Diagnosis Hasil Intervensi
Data Pendukung Masalah Kesehatan Lansia dengan Hipertensi
• TTV: 170/110 Nyeri Akut • Status kardiopulmunari • Manajemen nyeri
• Ny. K mengatakan bahwa ia sering o Tekanan sistolik o Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, dan
merasa pusing dan nyeri tengkuk o Tekanan diastolic frekuansi nyeri
• Frekuensi nyeri hilang timbul o Respiratory rate (RR) o Menggunakan komunikasi terapeutik
• Berat nyeri tidak menentu o Fatigue untuk mengetahui pengalaman nyeri klien
• Ny. K tahu bahwa dia memiliki o Kehilangan berat badan o Memberikan informasi tentang nyeri,
hipertensi (captropil) disaat tekanan o Apical heart rate o Cek riwayat alergi obat
darahnya naik. o Apical heart rhytm o Memeriksa obat dan dosis dari yang
19
o Mejelaskan faktor penyebab • Terapi relaksasi
o Menggunakan analgesic o Menjelaskan secara rasional fungsi
o Mengetahui gejala nyeri relaksasi, tipe-tipe relaksasi
o Mengatur posisi yang nyaman untuk
• Manajemen hipertensi pasien
o Target tekanan darah normal o Evalusi berkala hasil dari relaksasi klien
o Potensi komplikasi dari hipertensi
o Pilihan pengobatan yang ada • Pendidikan kesehatan: proses pemyakit
o Efek pengobatan o Menjelaskan bagaimana proses penyakit
o Manfaat pengoobatan jangka yang dialami klien
panjang o Mereview pengetahuan pasien tentang
kondisi yang dialaminya sendiri
• Control resiko: hipertensi o Menjelaskan penyebab terjadinya
o Mengetahui informasi tentang penyakit
hipertensi o Mendiskusikan perawatan yang akan
o Memantau perubahan status diberikan
kesehatan
o Memeriksan tekanan darah secara
teratur
o Melakukan tekhnik relaksasi
o Mengurangi stress
20
o Mengatur waktu tidur yang tepat
o Memelihara berat bedan yang
direkomendasikan
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi. Penyebab
hipertensi adalah Keturunan, Hormonal, Metabolik, Emosi, Kebiasaan diet. Adapun
tanda dan gejala hipertensi adalah Sakit kepala, Pusing, Mudah marah, Rasa berat di
tengkuk, Mudah lelah, Mata berkunang-kunang. Akibat lanjut dari hipertensi adalah
Stroke, Gagal ginjal, Jantung koroner.
22
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.
Ma’rifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.
23
24
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sasaran : Keluara Ny.K
Jam : 14.30 - Selesai
Waktu : 20 Menit
Tanggal : 03 Januari 2023
Tempat : Kediaman Ny.K
Pemateri : Mahasiswa
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah
vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3
Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di
Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018
Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8%
menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Keluarga Tn,H mampu memahami
dan mengerti tentang Hipertensi.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi, diharapkan
Keluarga Tn,H dapat:
1. Menjelaskan pengertian
2. Menyebutkan penyebab
25
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan upaya pencegahan
5. Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Leaflet
G. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
26
2. Pelaksanaan 12 Penyampaian Materi 1. Mendengarkan Leaflet
menit 1. Menjelaskan dan menyimak
pengertian 2. Bertanya
2. Menjelaskan mengenai hal-
penyebab hal yang belum
3. Menjelaskan tanda jelas dan
dan gejala dimengerti
4. Menjelaskan faktor
resiko
5. Menjelaskan upaya
pencegahan
H. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi
5. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah MATERI PENYULUHAN
27
A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
(Amin & Hardhi 2015)
B. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
28
D. Faktor resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison,
Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan
kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita
pada usia premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari
setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi
lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih
banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita
hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon
setelah menopause (Aisyah, 2009).
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur
lima puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat
meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne & Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko
dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80%
kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah,
2009).
29
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu
sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi
lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah,
2009)
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya
stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok menyebabkan
hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan
untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan
plak.Plak menyempitkan pembuluh darah.Nikotin juga memiliki kemampuan
untuk merangsang produksi hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang
menyebabkan pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
c. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di wajibkan
untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara
dengan 1500 mg natrium
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten
(tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan
stresakan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat
berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
e. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol dan
30
hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam
urat akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih
keras dalam memompa jantung. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat
(Suzanne & Brenda, 2001).
E. Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat cukup
F. Diet Hipertensi.
1. Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju
normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko
hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam
darah.
2. Tujuan.
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan tubuh
dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.
31
4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :
1. Pisang
2. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
3. Buah- buahan kecuali buah durian
4. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
5. Susu Skim
6. Oatmeal
7. Ikan
32
Koesioner
I. Pengetahuan hipertensi
No. Pertanyaan B S
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi
2. Apa penyebab hipertensi
3. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
4. Bagaimana cara penanganannya ?
5.
Bagaimana cara mencegah hipertensi Apa
6.
saja komplikasi yang ditimbulkan
7. hipertensi ?
Apakah anda tahu bagaimana seseorang dapat
8. menderita hipertensi ?
Menghindari stress dapat mencegah
9.
10 peningkatan tekanan darah ?
11 Kapan harus minum obat hipertensi ?
12 Apa yang di maksud diet hipertensi ?
13 Kenapa Harus Diet ?
14 Makanan apa yang boleh / di anjurkan?
Makanan apa yang harus di batasi ?
Bagaimana cara mencegah komplikasi ?
Keterangan :
B : Benar
S : Salah
33
CERDIK . Umur dan jenis kelamin
WASPADAI HIPERTENSI . Keturunan/ Riwayat keluarga
Cek kesehatan secara berkala
KENDALIKAN TEKANAN
Enyahkan asap rokok APAKAH GEJALA HIPERTENSI ?
DARAH . Sakit kepala
Mengendalikan Hipertensi: Rajin aktifitas Fisik . Rasa Berat di Tengkuk
Gaya hidup sehat dan minum obat secara
. Keletihan / mudah lelah
teratur,Pengobatan secara teratur adalah : .
Diet seimbang
. Telinga berdenging
Meminum obat secara teratur sesuai
Istirahat cukup . Sulit tidur
rekomendasi Dokter.
. Penglihatan kabur
. Mulai masak sendiri makanan di rumah Apa yang menyebabkan Hipertensi ?
. Gaya Hidup tidak Sehat . Jantung berdebar _ debar
. Olahraga
. Jaga pikiran sampai Stress 1. Konsumsi garam berlebih . mimisan Kenapa Hipertensi Harus di
2. Merokok
APAKAH TEKANAN DARAH TINGGI / 3. Minum – minuman beralkohol
cegah ?
HIPERTENSI ITU ? 4. Kurang Olah Raga . Kegemukan Karena Hipertensi dapat menyebabkan :
Tekanan darah tinggi adalah kenaikan . Stress /Banyak pikiran
tekanan darah sistolik di atas 140mmhg dan 1. Penyakit jantung.
tekanan darah diastolic lebih dari 90mmhg 2. Gangguan syaraf
MENCEGAH HIPERTENSI :
3. Gangguan otak/ Stroke
4. Kerusakan Ginjal
34
5. Gangguan penglihatan MAKANAN YANG DI HINDARI :
6. Kematian 1. Garam
Bagaimana pengobatannya ? 2. Makanan yang banyak mengandung
Gula
1. Pengobatan Farmakologis
3. Makanan berlemak
Menggunakan obat –obatan sesuai
indikasi / resep dokter 4. Minuman beralkohol
2. Pengobatan Non farmakologis JUS PENURUN HIPERTENSI YANG
. Menurunkan berat – badan
MUDAH DI BUAT DAN
. Diet Rendah Garam dan Lemak
DIPEROLEH BAHAN – Disusun Oleh:
. Menghindari Stress
. Olahraga/ Aktifitas Fisik .
BAHANNYA :
1. Anggi Angraeni
Dukungan Keluarga. 1. JUS APEL DAN SELEDRI. 1Buah Apel
2. Hera Krestina
ukuran sedang, ditambah 2-3 sendok
MAKANAN YANG DIANJURKAN 3. Muhammad Saykhu Ridho
daun dan
/BOLEH DI KONSUMSI : batang seledri 4. Siti Masroah
1. Pisang 2. JUS BELIMBING DAN TIMUN 3-4 iris
2. Sayuran Hijau buah belimbing di tambah 5-7 iris
3. Yogurt timun segar bisa di tambah perasan
4. Susu SKIM jeruk nipis
5. Kentang /beras /gandum 3. JUS TIMUN DAN SELEDRI
6. Buah berry 5-7 iris mentimun segar ditambah 2-
7. Buah Bit 3 sendok irisan batang dan daun
8. Oatmeal seledri
9. Ikan
35
36
Jurnal Cendikia Muda
Volume 2, Nomor 4, Desember 2022
ISSN : 2807-3469
ABSTRAK
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama terjadinya penyakit
kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi termasuk masalah
yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Terapi
nonfarmakologis yang wajib dilakukan oleh penderita hipertensi salah satunya adalah
melakukan relaksasi. Slow deep breathing merupakan salah satu jenis relaksasi yang dapat
dilakukan pada penderita hipertensi. Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi
kasus (case study). Subyek yang digunakan yaitu dua pasien dengan hipertensi. Analisa data
dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan bahwa setelah
dilakukan penerapan slow deep breathing selama 3 hari, terjadi penurunan tekanan darah pada
pasien dengan hipertensi. Bagi pasien hipertensi hendaknya dapat melakukan penerapan latihan
slow deep breathing secara mandiri untuk membantu menurunkan atau mengontrol tekanan darah.
ABSTRACT
Hypertension or high blood pressure is a major risk factor for atherosclerotic cardiovascular
disease, heart failure, stroke, and kidney failure. Hypertension is a big and serious problem
because it is often not detected even though it has been for years. One of the non-pharmacological
therapies that must be carried out by hypertension sufferers is relaxation. Slow deep breathing is
one type of relaxation that can be done in patients with hypertension. The design of this scientific
paper uses a case study design. The subjects used were two patients with hypertension. Data
analysis was carried out using descriptive analysis. The results of the application showed that after
applying slow deep breathing for 3 days, there was a decrease in blood pressure in patients with
hypertension. Hypertensive patients should be able to apply slow deep breathing exercises
independently to help lower or control blood pressure.
penyakit ini tidak memilik gejala yang disadari berfungsi untuk mengatur
spesisifik, dapat menyerang siapa saja, pernapasan secara dalam dan lambat9.
dan kapan saja, serta dapat
Terapi relaksasi banyak digunakan
menimbulkan penyakit degeneratif
dalam kehidupan sehari- hari untuk
hingga kematian. Menurut beberapa
dapat mengatasi berbagai masalah
penelitian, orang yang menderita
misalnya stres, ketegangan otot, nyeri,
hipertensi memiliki peluang 12 kali
hipertensi, gangguan pernapasan, dan
lebih besar untuk terkena stroke dan 6
lain-lain. Relaksasi secara umum
kali lebih besar untuk terkena serangan
merupakan keadaan menurunnya
jantung7.
kognitif, fisiologi, dan perilaku. Pada
Penatalaksanaan hipertensi berfokus saat relaksasi terjadi perpanjangan
pada menurunkan tekanan darah serabut otot, menurunnya pengiriman
kurang dari 140 mmHg sistolik dan 90 impuls saraf ke otak, menurunnya
mmHg diastolik. Resiko komplikasi aktivitas otak, dan fungsi tubuh yang
seperti gangguan kardiovaskular lain. Karakteristik dari respon relaksasi
(penyakit jantung koroner, gagal ditandai oleh menurunnya denyut nadi,
jantung, stroke) atau penyakit ginjal jumlah pernapasan, penurunan tekanan
akan menurun saat tekanan darah rata- darah, dan peningkatan konsumsi
10 16
rata kurang dari 140/90 mmHg . oksigen .
Hipertensi harus segera ditangani
Latihan slow deep breathing dapat
dengan cara mengontrol tekanan darah
menyebabkan penurunan output
dengan menggunakan intervensi
simpatis sehingga akan menyebabkan
keperawatan salah satunya dengan slow
penurunan produksi hormon epineprin
deep breahing.
yang ditangkap oleh reseptor alfa
3. Tekanan Darah Kedua Subyek sehingga akan mempengaruhi otot
Setelah Penerapan polos dari pembuluh darah sehingga
Setelah dilakukan penerapan slow deep terjadinya vasodilatasi, vasodilatasi
breathing selama 3 hari, didapatkan pada pembuluh darah akan menurunkan
bahwa tekanan darah kedua subyek tahanan perifer yang juga menyebabkan
mengalami penurunan yaitu dalam tekanan darah menjadi turun.
kategori pre hipertensi tekanan darah Pernafasan yang dilakukan secara
pada subyek I (Tn. F) 120/80 mmHg dalam dan perlahan pada saat latihan
dan subyek II (Ny. A) menjadi 130/80 slow deep breathing akan memperbaiki
mmHg. Slow deep breathing saturasi oksigen dan meningkatkan
merupakan teknik relaksasi yang konsumsi oksigen didalam tubuh.
Peningkatan jumlah oksigen didalam