DisusunOleh :
1. Christina Erna 21219038
2. DwiSiwiSunaringtyas 21219040
3. Esther Sariduma 21219026
4. EviIkrima 21219011
5. Harry Noperto 21219013
6. LeliJumiati 21219030
7. Liza Morina 21219044
8. Widawati 21219051
A. LatarBelakang
Masalahkesehatananakmerupakan salah
satumasalahutamadalambidangkesehatan yang saatiniterjadi di Negara
Indonesia. Derajatkesehatananakmencerminkanderajatkesehatanbangsa,
sebabanaksebagaigenerasipenerusbangsamemilikikemampuan yang
dapatdikembangkandalammeneruskanpembangunanbangsa. Salah
satuindikatorderajatkesehatan di Indonesia adalahangkakematianbayi.
Tingginyaangkakematianbayi di Indonesia disebabkan oleh berbagaifaktor,
diantaranyaadalahfaktorpenyakit, infeksi dan kekurangangizi. Salah
satuancaman pada bayiadalahterjadinya tetanus. Salah
satuupayauntukmenurunkanangkakematianbayiperludilakukanperawatanbay
i yang baik dan benar,
khususnyaperawatantalipusatsupayaterhindardariresikoinfeksi.
Perawatantalipusatsecaraumumbertujuanuntukmencegahterjadinyainfeksi
dan mempercepatputusnyatalipusat.
Infeksitalipusattergolongjenisinfeksiringantapijikatidaksegeradiobatiakanda
patberkembangmenjadiinfeksi yang membahayakan dan
bahkandapatmenjadi salah satupenyebabkematianBayi. Salah satu media
yang seringdigunakan oleh
tenagakesehatandalamperawatantalipusatadalahmenggunakankasakering.
Media
iniseringdigunakankarenaperawatantalipusatmenggunakankasakeringterbukt
iefektifuntukdigunakandalamperawatantalipusat.
Reratawaktupelepasantalipusatmenggunakankasakeringadalah 154 jam 10
menit. Penelitianterbaru yang dilakukansalah satucara yang
dapatdigunakanuntukperawatantalipusatadalahdenganmenggunakan ASI.
Penelitian yang dilakukan oleh Triasih, Widowakti, Haksari dan
Surjonodenganrancanganpenelitian Randomize Controlled Trial (RCT)
menyimpulkanbahwasanya ASI aman dan efektifuntukperawatantalipusat.
Sebagian besarmasyarakat di Indonesia
cenderungmenggunakanalkoholsebagaimediaperawatantalipusat.
Namundalamkenyataannya, perawatantalipusatdenganmenggunakan
alkoholcenderungmembutuhkanwaktulebih lama
dibandingkandenganperawatantalipusat non alkohol. Hasil penelitian yang
dilakukanSumaryanimenunjukkanreratawaktupelepasantalipusat yang
dirawatdengan ASI membutuhkanwaktu 5.32 hari, kasakeringterbuka 6,65
hari dan alkohol 70% 6,87hari.
Infeksitalipusattelahmenjadipenyebabkesakitan dan
kematiansecaraterusmenerusdiberbagai negara. Setiaptahunnya 500.000
bayimeninggalkarena tetanus neonatorum dan 460.000
bayimeninggalakibatinfeksibakteri. Di wilayah Asia Tenggara
diperkirakanada 220.000 kematianbayi yang
disebabkankarenaperawatantalipusat yang kurangbersih. MenurutKasiati(1)
lama pelepasantalipusatpada bayidenganperawatankeringtertutuplebihcepat
(70.105) selisihwaktu 35 jam dibandingkandenganperawatandenganalkohol.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri
Sumaryanimenunjukkanreratawaktupelepasantalipusat yang
dirawatdenganalkohol 70% 6,87 hari / 165 jam,
keringterbukamembutuhkanwaktu 6,65 hari / 159 jam, dan
(5)
denganmenggunakan ASI membutuhkanwaktu 5.32 hari /127 jam . Dari
hasilpengamatan yang dilakukan di beberapa BPS yang ada di
KabupatenMojokerto, perawatantalipusat yang
dilakukanmenggunakankassasteril dan alkohol.
Berdasarkanhaltersebutdiataspenulistertarikuntukmengetahui
“EfektifitasPenggunaan Air Susu Ibu Pada percepatanPelepasanTali Pusat
Bayi”danmengaplikasikanya di RS Premier Bintaro.
B. Tujuan
DalamPenulisanmakalahinipenulismempunyaitujuandiantaranyaadalah
1. Tujuanumum
Mampu menganalisisjurnaltentang “Efektifitas Air Susu Ibu pada
PercepatanTali Pusat Bayi”
sertamampumelihatpeluanguntukdapatdiaplikasikan di tatanannyata
2. Tujuankhusus
a. Mampu menganalisisjurnalsesuaijudul yang diambil
b. Dapatmengambilsuatukesimpulandarijurnaltersebut
c. Memberikangambarankemungkinanhasilanalisisdapatdiaplikasikanditat
anannyata , khususnya di lingkungankerja
C. Manfaat
1. BagiPelayananKeperawatan
AnalisisjurnalberdasarkanEvedent Base
Nusringinidiharapkanmenjadireferensibagiperawatuntukmengetahuileb
ihdalamcaraperawatantalipusat pada bayisecarabenar dan
lebihefektifsehinggadiharapkandapatmeningkatkankualitasdalammemb
erikanasuhankeperawatan di
seluruhtatanapelayanankesehatankhususnya RS Premier Bintaro.
2. BagiPerekembanganIlmuKperawatan
AnalisisjurnalberdasarkanEvedent Base
Nusringinidiharapakanmemberikanmasukandalampenelitianselanjutny
aberkaiatandenganefektifitasperawatantalipusat pada bayi dan
menjadiacuan di bidangpendididkan pada kurikulummaternitas.
BAB II
ANALISA JURNAL
A. JURNAL UTAMA
1. JUDUL ARTIKEL
EfektifitasPenggunaan Air Susu Ibu Pada PercepatanPelepasanTali
Pusat Bayi
2. PENELITI
Aris Hartono, NasrulHadiPurwanto,
3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenispenelitian yang digunakanadalahQuasyEksperimendengan design
penelitianperbandinagnkelompok statis/ static group comparison
B. JURNAL PENDUKUNG
1. ARTIKEL PENDUKUNG PERTAMA
a. JudulArtikel
PerbedaanEfektivitasantaraPembarian Air Pepermint dan ASI
terhadap Lama Penyembuhan Putting Susu Lecet Pada Ibu
Menyusui.
b. Peneliti
YulistianaEvayanti
a. Hasil penelitian
Ada perbedaanefektivitasantarapemberian air peppermint dan ASI
terhadap lama penyembuhan putting susu lecet pada ibupost
partum di BPM YuliantiNilawati, M. Kes Lampung Tengah tahun
2018 (p value 0,000).
C. ANALISA PICOT
1. Problem
Intervensiinimerupakanintervensi yang baru danbelumditerapkandi
pelayanankesehatantesebut, sehinggabelumada SOP yang
dijadikansebagaiacuan dan kebijakan.
Ibu post partum dan
keluargatidakkooperatifdalampenerapanintervensiini.
2. Intervention
Setelah bayilahirtalipusatdipotong, kemudanakanterjadi proses
kematianjaringan.
Disinitalipusatdirawatdenganmenggunakankolostrumatau ASI
dilakukandengancaramengoleskan ASI pada talipusatbayibarulahir dan
dijagatetapbersih dan kering agar tidakterjadiinfeksi dan
mempercepatpelepasantalipusatdariperutbayi.
Setelah bayidibersihkan, ASI dioleskan pada
puntungtalipusatmulaidaripangkalsampaikeujung dan
dibiarkankeringterbuka
3. Comparison
a. JudulartikelPembanding
PerawatanTali Pusat Terbuka
SebagaiUpayaMempercepatPelepasanTali Pusat
b. Peneliti
Nor Aisyah, Islami, LailatulMustagfiroh
c. Hasil Penelitian
Hasil yang diperoleh pada kelompokperawatantalipusatterbuka,
pelepasantalipusatlebihcepatdengannilai significancy 0,022( p-
value <0,05), makaadaperbedaanbermakna lama
pelepasantalipusatterbukadenganperawatantalipusattertutup.
4. Outcome
Dari hasilpenelitian, rata-rata wakturilisdaritalipusatmenggunakan ASI
127,41 jam dan waku rata-rata
pelepasantalipusatmenggunakankassasterilkering 157,38jam. Dari
hasil uji korelasi Mann Withneydengantarafsignificansi α= 0,05
diperolehhasilsignifikansi (p) sebesar 0,00.
5. Time
Penelitian di lakukantahun 2019 di
DesaSookoKecamatanSookoKabupaten Mojokerto
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. TaliPusat
Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord. Merupakan
saluran kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan. Sebab semasa dalam
rahim, tali pusat inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke
janin yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi
membutuhkan oksigen dari ibunya, karena bayi mungil ini sudah dapat bernapas
sendiri melalui hidungnya. Karena sudah tak diperlukan lagi maka saluran ini
harus dipotong dan dijepit atau diikat. (Wibowo,2008).
Diameter tali pusat antara 1-2,5 cm, dengan rentang panjang antara 30-100 cm,
rata-rata 55 cm, terdiri atas alantoin yang rudimenter, sisa-sisa omfalo
mesenterikus, dilapisi membrana mukus yang tipis, selebihnya terisi oleh zat
seperti agar-agar sebagai jaringan penghubung mukoid yang di sebut jeli whartor.
Setelah tali pusat lahir akan segera berhenti berdenyut, pembuluh darah tali pusat
akan menyempit tetapi belum obliterasi. Kerena itu tali pusat harus segera
dipotong dan diikat kuat-kuat supaya pembuluh darah tersebut oklusi serta tidak
perdarahan. (Ratri Wijaya,2006;9).Pembuluh darah umbilikalis tertanam dalam
subtansi gelatinosa yang dikenal dengan nama jeli Wharton. Jeli ini melindungi
pembuluh darah arteri umbilikalis dan vena umbilikalis terhadap kompresi
(tekanan) dan membantu pencegahan penekukan tali pusat. Jeli Wharton akan
mengembang jika
terkenaudara.Kekuatanalirandarah(±400mlpermenit)lewattalipusatmembantu
mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus danmencegahterbelitnya tali
pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. (Sodikin, 2009;7-8).
Tali pusat dikelilingi oleh jeli wharton yang sebagian besar terdiri atas air.
Permukaan tali pusat berwana putih kusam, lembab, dan tertutup amnion. Jeli
wharton ini merupakan substansi tebal, sebagai bantalan fisik, mencegah
tertekuknya tali pusat dan gangguan pembuluh darah. Arteri umbilikalis
membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dan vena umbilikalis
membawa darah yang banyak mengandung oksigen. Darah dari janin mengalir
melalui arteri umbilikalis ke plasenta, selanjutnya karbondioksida dan sisa
metabolisme dibuang. Vena tali pusat membawa oksigen dan makanan ke janin.
Arteri umbilikalis mempunyai kontraksi yang kuat sedangkan vena umbilikalis
kemampuan kontraktilnya lebih kecil, sehingga setelah lahir vena umbilikalis
tetap mempunyai lumen yang cukup besar. (Ratri Wijaya,2006;8).
Tempat lekat tali pusat pada plasenta normalnya adalah sedikit diluar titik tengah
(insetion paracentral), lebih keluar sedikit mendekati tepi plasenta(insertion
lateral), tepat pada tepi plasenta (insertion marginal). Tempat- tempat lekat
tersebut tidak mempunyai arti klinis atau tanda adanya kelainan, tapi pada
kehamilan kembar atau ganda tempat lekat tali pusat biasanya adalah insertion
velamentosa yaitu tempat lekat tali pusat barada pada selaput janin. Pada insertion
velamentosa tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-pembuluh
darah yang berjalan dalam selaput janin. Bila pembuluh darah tersebut berjalan
didaerah ostium uteri internum disebut dengan istilah vasa previa. Gejala yang
akan terlihat adalah perdarahan segera setelah ketuban pecah. (Sodikin, 2009;25-
27).
Abnormalitas tali pusat memiliki korelasi yang tinggi dengan anomali janin. Tali
pusat pendek adalah tali pusat yang memiliki panjang rata-rata (50 cm-55 cm).
Tali pusat yang pendek, meskipun tidak lazim, dapat merupakan faktor penyebab
kegagalan janin untuk turun. Keadaan ini bahkan dapat menyebabkan abrupsio
plasenta, hernia umbilikalis, gawat janin, ruptur tali pusat, distosia bahu, atau
kombinasi hal-hal tersebut. Tali pusat dengan panjang yang berlebihan lebih
umum ditemukan daripada tali pusat yang lebih pendek. Keadaan ini tidak
memiliki makna tertentu, akan tetapi tali pusat berukuran panjang memiliki makna
klinis jika tali pusat tersebut menggulung melilit tubuh atau leher bayi sehingga
menyebabkan tali pusat berukuran pendek. Tali pusat juga dapat menggulung
sehingga membentuk simpul atau mengalami prolaps di depan bagian presentasi.
(Helen Varney;1164-1165).
Pada manajemen aktif persalinan kala tiga, tali pusat segera dijepit dan dipotong
setelah persalinan. Ini dilakukan untuk memungkinkan untuk intervensi
manajemen aktif yang lain. Pada manajemen menunggu, penjepitan tali pusat
biasanya dilakukan setelah tali pusat berhenti berdenyut. (Sodikin, 2009;40).
Memotong tali pusat dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitan tali
pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari
titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kearah
ibu (agar darah tidak terpancar pada saat pemotongan tali pusat). Lakukan
penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi atau
mengarah ke ibu. Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong
tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting disinfeksi
tingkat tinggi atau steril. (JNPK-KR, 2008;83)
Selama dalam kandungan, bayi manerima makanannya melalui tali pusat. Tali
pusat terdiri dari pembuluh darah arteri dan satu pembuluh darah baluk atau vena.
Darah yang kaya nutrisi dan oksigen masuk ke pembuluh darah bayi melalui
pembuluh darah vena plasenta melalui kedua pembuluh darah arteri. Dengan
demikian, tali pusat merupakan saluran kehidupan janin selama 9 bulan. Setelah
lahir, saluran ini tidak lagi diperlukan. Untuk itu ia akan dipotong dan diikat atau
dijepit dengan alat khusus (Pujiharto, 2006)
Ketika neonatus pertama kali tiba di ruang perawatan, sekitar 5 cm tali pusat
biasanya masih terdapat pada abdomen dengan beberapa tipe penjepitan. Setelah
beberapa hari tali pusat mengkerut dan menghitam. Kemudian setelah beberapa
hari atau minggu tali pusat akan lepas dengan sendirinya, meninggalkan area kecil
yang bergranulasi, dan biasanya menghilang. Jaringan parut yang kecil dan
kontraktur disebut umbilikalis. (Sodikin, 2009;65-66).
Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar.
Pada bayi yang ditrawat di rumah sakit bakteri S aureus adalah bakteri yang
sering dijumpai yang berasal dari sentuhan perawat bayi yang tidak steril.
Pengetahuan tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada
tali pusat sampai saat ini belum diketahui pasti. Selain S aerus, bakteri E colli dan
B streptococci juga sering dijumpai berkoloni pada talipusat.
Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh
keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi
infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara normal jaringan yangtertinggal
sangat sedikit, sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih
menyisakan jaringan dalam jumlah banyak yang disertai dengan timbulnya
abdomen pada kulit. (Paisal, 2008).
Setelah bayi lahir tali pusat dipotong, secara mendadak tali pusat tidak mendapat
aliran darah, akan menjadi kering. Pengeringan dan pelepasan tali pusat
dipermudah karena terpapar udara. Hilangnya air dari jeli wharton menyebabkan
mumifikasi tali pusat segera setelah bayi lahir. Dalam 24 jam warna putih tali
pusat menghilang dan berubah menjadi kuning kecoklatan dan mengering atau
kehitaman kering dan kaku (ganggren kering). Jaringan tali pusat yang mengalami
devitalisasi merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman-kuman,
terutama bila tali pusat dalam keadaan lembab dan perawatannya tidak bersih.
(Ratri Wijaya,2006;9-10).
Sisa potongan tali pusat menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru
lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat tetap kering dan
bersih. Pemisahan yang terjadi diantara pusat dan tali pusat disebabkan oleh
keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi
infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara nominal jaringan dalam jumlah
banyak yang disertai dengan timbulnya abdomen pada kulit. (Paisal,2008)
Sebelum luka sembuh merupakan jalan masuk untuk infeksi, yang dapat dengan
cepat menyebabkan sepsis. Pengenalan dan pengobatan secara dini infeksi tali
pusat sangat penting untuk mencegah sepsis. Jika tali pusatbengkak,
mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, tapi kemerahan dan pembengkakan
terbatas pada daerah < 1 cm disekitar pangkal tali pusat disebut sebagai infeksi
tali pusat lokal atau terbatas. Jika kulit disekitar tali pusat merah dan mengeras
atau bayi mengalami distensi abdomen disebut infeksi tali pusat berat atau meluas.
(Sholehdk,2005;88-89).
Lama penyembuhan tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari,normal jika
antara 5 sampai dengan 7 hari, dan lambat jika lebih dari 7 hari. (Paisal, 2008).
Lepasnya tali pusat selain dipengaruhi oleh perawatan tali pusat dengan menjaga
agar tali pusat tetap kering dan bersih juga dipengaruhi kepatuhan ibu untuk
membersihkan tali pusat setiap hari. Kebersihan saat merawat tali pusat dan
frekuensi mengganti popok setiap kali popok kotor dan basah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya pelepasan tali pusat :
D. Perawatan TaliPusat
Tujuan perawatan tali pusat untuk menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih,
mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan tali pusat terkena udara agar
cepat kering dan lepas (Paisal, 2008). Cara persalinan yang tidak steril dan cara
perawatan tali pusat dengan pemberian ramuan tradisional meningkatkan
terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.(Ratri Wijaya, 2006;11).
Perawatan tali pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950an sampai
dengan tahun 1960an dimana pada saat itu angka infeksi pada proses kebidanan
sangat tinggi. Akan tetapi pada beberapa Negara berkembang masih sering
dijumpai terjadinya infeksi tali pusat walaupun antiseptic jenis baru telah
diperkenalkan. Selain infeksi, pendarahan pada tali pusat juga dapat berakibat
fatal. Akan tetapi pendarahan dapat dicegah dengan melakukan penjepitan tali
pusat dengan kuat dan pencegahan infeksi. Peralatan yang digunakan dalam
pemotongan tali pusat juga sangat berpengaruh dalam timbulnya penyulit pada tali
pusat. Saat dipotong tali pusat terlepas dari suplai darah dari ibu. Tali pusat yang
menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan
dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh aliran udara yang mengenainya.
Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama
jika dibiarkan lembab dan kotor. Sisa potongan tali pusat menjadi sebab utama
terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan
membiarkan tali pusat kering dan bersih. (Wawan, 2009). Infeksi tali pusat pada
dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat yang baik dan
benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih. Pemakaian antimikrobial
topikal pada perawatan tali pusat dapat mempengeruhi waktu pelepasan tali pusat,
yaitu merusak flora normal sekitar tali pusat sehingga memperlambat pelepasan
tali pusat. (Ratri Wijaya, 2006;4).
Perawatan tali pusat sebenarnya sederhana, yang penting pastikan tali pusat dan
area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama ini standar perawatan
tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis kepada orang tua baru adalah
membersihkan atau membasuh tali pusat dengan alkohol. Selama tali pusat belum
puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara celupkan ke dalam air.
Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya untuk menjaga tali pusat tetap
kering. Bagian yang harus dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya.
Untuk membersihkan pangkal ini, harus sedikit mengangkat (bukan menarik tali
pusat). Sisa air menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan kain kassa
steril atau kapas, setelah itu keringkan tali pusat. (Paisal, 2008).
Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya.
Untuk membersihkan pangkal ini, harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali
pusat. Sisa air yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan
menggunakan kain kasa steril atau kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat.
Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari. Tali pusat juga
tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi
lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko
infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup, tutup atau ikat dengan longgar pada bagian
atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat
terkena udara dengan leluasa. Bila akan menggunakan popok sekali pakai,
pilihlah yang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian
depan). Dan jangan mengenakan celana atau jump-suit. Sampai tali pusatnya
puput, kenakan saja popok dan baju atasan. Bila akan menggunakan popok kain,
jangan masukkan baju atasannya ke dalam popok. Intinya adalah membiarkan
tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan lepas. (Paisal,2008).
1. Perawatantradisional
Lebih kuranng 2/3 proses persalinan di negara berkembang terjadi diluar
fasilitas kesehatan dan hanya ½ ibu-ibu tersebut melahirkan bayi ditolong
oleh dukun terlatih. Disamping itu banyak cara-cara tradisional untuk
merawat tali pusat yang diyakini oleh masyarakat setempat secara turun
temurun, misalnya dengan mengoleskan ASI (Kenya), mengoleskan minyak
ghee (India) dan mengikat perut (Amerika Latin, Asia). Cara perawatan
tradisional tersebut sebagian merugikan namun ada juga yang tidak
merugikan bagi kesehatan.
2. Perawatantalipusatsecaramedik
a. Diberbagaiinstitusikesehatantersediabanyakperalatanuntukmangikattalipusat
, tetapibelumadapenelitianuntukmengujiefektifitasnya.
Talipengikatdariplastikmerupakan salah satupilihan yang
cukupefektifuntukmengikattalipusatdisampingmudahdigunakan,
tatapiharganyacukup mahal dan kadang-kadangtidakselalutersedia.
b. Alat pemotongtalipusatharustajam dan sterilsepertisiletataugunting.
Penggunaaninstrumen yang tumpuldapatmenimbulkanperdarahanakibat
trauma yang cukupluas.
c. Panjang talipusat yang disisakansehabisdipotongdianjurkan 2-3cm.
Bahaya lain yang ditakutkan ialah infeksi. Untuk menghindari infeksi tali pusat
yang dapat menyebabkan sepsis, menginitis, dan lain-lain maka ditempat
pemotongan dan pangkal tali pusat serta 2,5 cm disekitar pusat diberi obat
antiseptik. Selanjutnya tali pusat dirawat dalam keadaan steril/bersih dan kering.
Perawatan tali pusat dengan kassa steril menurut Saifudin (2002) :
Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar.
Pada bayi yang dirawat di rumah sakit bakteri S aureus adalah bakteri yang sering
dijumpai yang berasal dari sentuhan perawat bayi yang tidak steril. Pengetahuan
tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat
sampai saat ini belum diketahui pasti. Selain S aerus, bakteri E colli dan B
streptococci juga sering dijumpai berkoloni pada tali pusat. Pemisahan yang
terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya tali pusat atau
diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi bakteri. Pada proses
pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit, sedangkan
pemisahanyangdiakibatkan oleh infeksi masih menyisakan jaringan dalam jumlah
banyak yang disertai dengan timbulnya abdomen pada kulit. (Wawan, 2009).
Tetanus neonatorum sebagai salah satu penyebab kematian, sebenarnya dapat
dengan mudah dihindari dengan perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan
yang memadai tentang cara merawat tali pusat. (Sodikin,2009;2).
Gejala infeksi tali pusat :
1. Bayigelisah danrewel.
2. Ada tandakemerahan di sekitarpangkaltalipusat dan perutbayi.
3. Berbau dan mengeluarkannanah.
4. Disertaisuhutubuhbayi yang meningkat (hangat/panas) .(annonim,2009)
Air Susu Ibu ( ASI ) merupakan bahan makanan utama bayi yang
disekresikan oleh kelenjar payudara ibu yang berupa suatu emulsi lemak
dalam larutan protein , laktosa dan garam-garam organik (Soetjiningsih,
1997). ASI juga dapat dimengerti sebagai minuman alami yang sangat
diperlukan bayi dalam masa awal hidupnya utamanya dalam beberapa
bulan di awal kehidupannya (Nelson dan Kliegman , 2008). Kemudian
Sunardi (2008) juga mengemukakan bahwa ASI merupakan suatu bahan
makanan bagi bayi selama dua tahun pertama kehidupannya yang Allah
ciptakan bahan makanan tersebut keluar melalui payudara seorangibu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa ASI
merupakan suatu bahan makanan alami bagi seorang bayi dan
mengandung banyak zat gizi yang yang diciptakan Allah melalui
perantara seorang ibu , dimana bahan makanan tersebut dikeluarkan
melalui payudara ibu dan berguna untuk menunjang kehidupan si bayi
hingga dua tahun pertama kehidupannya terutama pada beberapa bulan
awal masa kehidupannya.
ASI merupakan suatu bahan makanan alami namun sangat kaya akan zat
gizi, bahkan meskipun dalam 6 bulan pertama kehidupan bayi hanya
diberikan ASI saja tanpa zat tambahan lainnya, kecukupan nutrisinya
sudah sangat terpenuhi dan memberikan efek positif untuk kehidupannya
dimasa datang. Bahkan hal tersebut tidak dapat ditandingi oleh susu
formula atau susu botol semahal dan sebagus apapun.
a. Kolostrum
b. ASI TransisiatauPeralihan
c. ASIMatur
ASI yang dihasilkan oleh ibu terdiri dari tiga jenis yakni
kolostrum, ASI transisi dan ASI matur atau matang. Setiap
jenis dari ASI ini sudah ciptakan Allah SWT sesuai dengan
tahap pertumbuhan kembang bayi. Oleh karena itu meskipun
bayi hanya diberi ASI saja maka kebutuhan gizi nya sudah
akan tercukupi
2. Meningkatkandayatahantubuh
ANALISA
A. ANALISA RUANGAN
Di RumahSakit Premier Bintarosaatinikapasitasruangbayiada 10 bed,
denganketenagaansaatini 2 perawatpershift, dan di RumahSakit Premier
bintarosendirisaatinisudahmenerapkan program ASI eksklusif,
inisiasimenyusuidini (IMD), juga breast care sehingga program
penggunaan ASI untukperawatantalipusatsangatmungkindilakukan di
ruang perinatology RumahSakit Premier Bintaro.
B. ANALISA SWOT
1. Strength
a. Penggunaan ASI pada perawatantalipusatlebihefisien
b. Menghindarkanibupost partumdariterjadinyabendungan ASI,
c. Lebihekonomiskarenatidakmembutuhkanbiaya,
d. tidakadaefeksamping.
e. Waktu
pelepasantalipusatlebihcepatsehinggakemungkinanterjadinyainf
eksilebihkecil,
f. Pada bayibeberapamanfaat yang
didapatkandiantaranyabayidapatterhindardariresikoinfeksikaren
akandungannutrisidalam ASI yang
mampumencegahinfeksisertabayidapatterhindardariresikoalergi
penggunaan antibiotic seperti alcohol dan povidone iodine.
2. Weakness
a. Intervensitidakbisadilakukan pada Ibu dengan ASI yang sedikit
dan ASI yang tidaklangsungkeluar pada saatpascamelahirkan.
4. Threath
a. Pengetahuanklien dan
keluargaterbatastentangteknikpenggunaan
ASIterhadapperawatantalipusat.
b. Klien dan
keluargamenolakkarenabelummengetahuimanfaatdariASIter
hadappelepasantalipusat.
c. Adanyaketerbatasanwaktuperawatuntukmelakukanpenerapa
nteknikpenggunaan ASI
untukmempercepatpelepasantalipusat pada bayibarulahir.
d. Apabilatidakdilakukan proses pelepasantalipusatlebih lama
sehinggaresikoterjadinyainfeksisemakinbesar.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari hasilpenelitianartikelpenelitianjurnalutama di dapatkanbahwa ASI
lebihefektifdigunakanuntuk media
perawatantalipusatdibandingkandenganmenggunakankassakeringdenganre
ratawaktupelepasantslipusatmemdukung ASI selama 127,41 jam dan
reratawaktupelepasantalipusatmenggunakankassakeringselama 157,38
jam.
Selainitudengankandungan ASI yang kaya akan anti infamasi dan antibody
bukanhanyadapatmenghambatOmphalithis pada bayi juga
mempercepatpenyembuhanluka pada perineum dan putting yang lecet
pada ibupost partum.
B. SARAN
1. BagiIlmuKeperawatan
Dapatdigunakansebagaidalampengembanganilmukeperawatandalampe
nggunaan ASI untukperawatantalipusat.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil
penelitiandapatdijadikansebagaiacuanuntukmemberikanintervensikepe
rawatan yang lebihefektif dan aman.
DAFTAR PUSTAKA