LAPORAN KASUS
POST PARTUM
OLEH :
A. DEFINISI
Postpartum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang dimulai
setelah partus selesai atau sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandungan pulih kembali seperti semula. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
6 minggu(Sarwono,2008).
Postpartum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu(Siti Saleha,2009).
Postpartum mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu(Saifuddin, 2006).
D. PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3
periode yaitu sebagai berikut ;
1. Periode Taking In
a. Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
b. Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi yang baik.
c. Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala
sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.
d. Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
e. Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan
secara berulang-ulang
f. Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang
untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala.
g. Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan
kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan
2. Periode Taking Hold
a. Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan
b. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam
merawat bayi
c. Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena
itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang terdekat
d. Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat
menumbuhkan rasa percaya dirinya.
e. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk
mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan
bagi diri dan bayinya.
3. Periode Letting Go
a. Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
b. Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
c. Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya
d. Keinginan untuk merawat bayi meningkat
e. Ada kalanya ibumengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya, keadaan ini disebut baby blues(Herawati Mansur, 2009).
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan,
Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur,
Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
b. Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
c. Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal
partus.
d. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah
perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?
e. Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium :
USG, Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi
emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan
pengobatan yang diperoleh.
2) Riwayat persalinan
a) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan
jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan,
penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat
ini.
b) Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam,
keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat
aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri
pada payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI,
respon dan support keluarga.
c) Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his,
pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan,
dengan episiotomi atau tidak, kondisi perineum dan jaringan
sekitar vagina, dilakukan anastesi atau tidak, panjang tali pusat,
lama pengeluaran placenta, kelengkapan placenta, jumlah
perdarahan.
d) Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung
menangis atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai
APGAR skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan
kongnital, apakah dilakukan bonding attatchment secara dini
dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI atau susu
formula.
f. Riwayat KB&perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan
datang atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
g. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara
pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah
penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang ?
h. Riwayat psikososial-kultural
Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang
melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola
koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan
dengan anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi
termasuk potensi keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien.
Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir,
krisis keluarga. Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung
dan mudah menangis. Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian,
ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya emosi yang positif, perasaan
tidak berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya atau bayinya.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan
dengan budaya pada perawatan post partum, makanan atau minuman,
menyendiri bila menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan,
harapan dan cita-cita.
i. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan
secara genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan
yang pernah diderita oleh keluarga.
j. Profil keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat,
sibling, type rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan
social dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
k. Kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis
makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi
snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah,
freguensi,.
2) Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak
nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau
remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-
suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya
kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine
karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK.
Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka
perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
4) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian,
tatarias rambut dan wajah.
5) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan
bekerja dan menyusui.
6) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan,
kegiatan yang membuat fresh dan relaks.
l. Sexual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi
freguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang
seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan
seksual. Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse
pasca partum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan
lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3). Bagaimana cara
memulai hubungan seksual berdasarkan pengalamannya, nilai yang
dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan bercumbu, berciuman,
ketawa, gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat hubungan seks
apakah menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat koitus,
kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui apakah
memberikan kepuasan seksual. Faktor-faktor pengganggu ekspresi
seksual : bayi menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur, frustasi
yang disebabkan penurunan libido.
m. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui,
persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama
kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau
karena bentuk tubuh yang pendek.
n. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan
tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan
involusi uterus, perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang
keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi,
kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan
kulit.
Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal
hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi
(perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok
bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi
dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat
tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau
mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi.
o. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2) BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung
bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
3) Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
4) Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan
areola dan puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau
pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum.
Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
5) Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi
fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi
uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
6) Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang
vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang.
Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan,
eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau
konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus :
hemoroid dan trombosis pada anus.
7) Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila
dipalpasi, kekuatan otot.
p. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb
< 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
2) Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (carpenito, 2000)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Postpartum
a. Nyeri (akut)/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis,
edema/pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan
tubuh.
c. Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman
sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur karakteristik
fisik payudara ibu.
d. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi
regulator (misal hipotensi ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia); efek
anestesia; tromboembolisme; profil darah abnormal (anemia, sensivitas
rubella,inkompabilitas Rh).
e. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan
kulit, penurunan Hb prosedur invasive dan /atau peningkatan peningkatan
lingkungan, rupture ketuban lama, mal nutrisi.
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan yang
meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnose keperawatan.
a. Nyeri (akut) ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis,
edema/pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa
nyeri teratasi
Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengunakan intervensi untuk
mengatasi ketidaknyamanan dengan tepat, mengungkapkan
berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi:
1) Tentukan adanya lokasi, dan sifat ketidaknyamanan. Tinjau ulang
persalinan dan catatan kelahiran.
2) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomy. Perhatikan edema,
ekimosis, nyeri tekan local, eksudat purulen, atau kehilangan
perlekatan jaringan.
3) Berikan kompres es pada perineum, khusus nya selama 24 jam
pertama setelah kelahiran.
4) Berikan kompres panas lembab (misal rendam duduk/bak mandi)
diantara 100o dan 105o F (38o sampai 43,2o C) selam 20 menit, 3-4
kali sehari, setelah 24 jam
5) Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan
episiotomy.Infeksi hemoroid pada perineum. Anjurkan penggunaan
kompres es selama 20 menit setiap 4 jam, penggunaan kompres
witch hazel, dan menaikan pelvis pada bantal.
6) Kaji nyeri tekan uterus; tentukan adanya dan frekuensi/intensitas
afterpain.
7) Anjurkan klien berbaring tengkurap dengan bantal dibawah
abdomen, dan melakukan tehnik visualisasi atau aktivitas
pengalihan.
8) Inspeksi payudara dan jaringan putting; jika adanya pembesaran
dan/atau pitung pecah–pecah.
9) Ajurkan untuk mengunakan bra penyokong
10) Berikan informasi mengenai peningkatan frekuensi temuan,
memberikan kompres panas sebelum member makan, mengubah
posisi bayi dengan tepat, dan mengeluarkan susu secara berurutan ,
bila hanya satu putting yang sakit atau luka.
11) Berikan kompres es pada area aksila payudara bila klien tidak
merencanakan menyusui.
12) Kaji klien terhadap kepenuhan kandung kemih.
13) Evaluasi terhadap sakit kepala, khususnya setelah anesthesia
subaraknoid. Hindari member obat klien sebelum sifat dan penyebab
dari sakit kepala ditentukan.
14) Berikan bromokriptin mesilat (parlodel) dua kali sehari dengan
makan selama 2–3 minggu. Kaji hipotensi pada klien; tetap dengan
klien selama ambulasi pertama.
15) Berikan analgesic 30 – 60 menit sebelum menyusui. Untuk klien
yang tidak menyusui, berikan analgesic setiap 3 – 4 jam selama
pembesaran payudara dan afterpain.
16) Berikan sprei anestetik, salep topical, dan kompres witc hazel untuk
perineum bila dibutuhkan.
17) Bantu sesuai dengan injeksi salin atau pemberian “ blood patch “
pada sisi pungsi dural. Pertahankan klien pada posisi horizontal
setelah prosedur.
b. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
pengalaman sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur
karakteristik fisik payudara ibu.
Tujuan : setelah dilakukan demostrasi tentang perawatan payudara
diharapkan tingkat pengetahuan ibu bertambah.
Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui,
mendemonstrasikan tehnik efektif dari menyusui, menunjukan kepuasan
regimen menyusui satu sama lain, dengan bayi dipuaskan setelah
menyusui.
Intervensi:
1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui
sebelumnya.
Tentukan system pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap
pasangan/keluarga.
2) Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan
keuntungan menyusui, perawatan putting dan payudara, kenutuhan
diet khusus, dan factor – factor yang memudahkan atau mengganggu
keberhasilan menyusui.
3) Demostrasikan dan tinjauan ulang tehnik – tehnik menyusui.
Perhatikan posisi bayi selama menyusui dan lama menyusui.
4) Kaji putting klien; anjurkan klien melihat putting setiap habis
menyusui.
5) Anjurkan klien untuk mengeringkan putting dengan udara selama 20
– 30 menit setelah menyusui.
6) Instruksikan klien untuk menghindari pengunaan putting kecuali
secara khusus diindikasi.
7) Berikan pelindung putting payudara khusus untuk klien menyusui
dengan putting masuk atau datar.
8) Rujuk klien pada kelompok pendukung; misal posyandu
9) Identifikasi sumber–sumber yang tersedia dimasyarakat sesuai
indikasi
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan
fisik.
Tujuan: Pemenuhan ADL terpenuhi.
Kriteria hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhannya (mandi, makan, dan
minum).
Intervensi:
1) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
2) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
3) Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien.
4) Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.
Rasionalisasi
5) Sebagai indikator untuk melanjutkan tindakan selanjutnya.
6) Agar kebutuhan klien dapat terpenuhi.
7) Agar klien mudah menjangkau kebutuhannya.
8) Dengan adanya hubungan dan kerjasama dari keluarga klien
terpenuhi
d. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi
regulator (misal hipotensi ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia); efek
anestesia; tromboembolisme; profil darah abnormal (anemia, sensivitas
rubella, inkompabilitas Rh).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko
cidera teratasi.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan perilaku untuk menurunkan factor –
factor risiko/melindungi diri dan bebas dari komplikasi.
Intervensi:
1) Tinjau ulang kadar hemoglobin (Hb) darah dan kehilangan darah
pada waktu melahirkan. Catat tanda – tanda anemia.
2) Anjurkan ambulasi dan latihan dini kecuali pada klien yang
mendapatkan anesthesia subaraknoid, yang mungkin yetap berbaring
selama 6 – 8 jam, tanpa penggunaan bantal atau meninggikan kepala.
Bantu klien dengan ambulasi awal.
3) Berikan supervise yang adekuat pada mandi shower atau rendam
duduk. Berikan bel pemanggil dalam jangkauan klien.
4) Berikan klien terhadap hiperrefleksia, nyeri kuadran kanan atas
(KKaA , sakit kepala, atau gangguan penglihatan.
5) Catat efek – efek magnesium sulfat (MgSO4), bila diberikan, kaji
respon patella dan pantau status pernapasan.
6) Inspeksi ekstremitas bawah terhadap tanda – tanda tromboflebitis,
perhatikan ada atau tidaknya tanda human.6) Berikan kompres panas
local; tingkatkan tirah baring dengan meninggikan tungkai yang
sakit.
7) Evaluasi status rubella pada grafik prenatal, kaji klien tehadap alergi
pada telur atau bulu.
8) Berikan MgSO4 melalui pompa infuse, sesuai indikasi.
9) Berikan kaus kaki penyokong atau balutan elastic untuk kaki bila
risiko – risiko atau gejala-gejala flebitis terjadi.
10) Berikan antikoagulasi; evaluasi factor – factor koagulasi, dan
perhatikan tanda – tanda kegagalan pembekuan.
11) Berikan Rh0 (D) imun globulin (RhlgG) LM.dalam 72 jam
pascapartum, sesuai indikasi.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan
kulit, penurunan Hb prosedur invasive dan /atau peningkatan peningkatan
lingkungan, rupture ketuban lama, mal nutrisi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi
tidak terjadi.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan tehnik-tehnik untuk menurunkan
risiko/ meningkatkan penyembuhan, menunjukan luka yang bebas dari
drainase purulen dan bebas dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai
aliran lokhial dan karakter normal.
Intervensi:
1) Kaji catatan prenatal dan intrapartal, perhatikan frekuensi
pemeriksaan vagina dan komplikasi seperti ketuban pecah dini
(KPD), persalinan lama, laserasi, hemoragi, dan tertahannya
plasenta.
2) Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi ; catat tanda-
tanda menggigil, anoreksia atau malaise.
3) Kaji lokasi dan kontraktilitis uterus ; perhatikan perubahan
involusional atau adanya nyeri tekan uterus ekstrem.Catat jumlah
dan bau rabas lokhial atau perubahan pada kemajuan normal dari
rubra menjadi serosa.
4) Evaluasi kondisi putting, perhatikan adanya pecah-pecah, kemerahan
atau nyeri tekan.
5) Anjurkan pemeriksaan rutin payudara. Tinjau perawatan yang tepat
dan tehnik pemberian makan bayi. (rujuk pada DK : Nyeri
(akut)/ketidaknyamanan).
6) Inspeksi sisi perbaikan episiotomy setiap 8 jam. Perhatikan nyeri
tekan berlebihan, kemerahan, eksudat purulen, edema, sekatan pada
garis sutura (kehilangan perlekatan), atau adanya laserasi.
7) Perhatikan frekuensi/jumlah berkemih.
8) Kaji terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih (ISK) atau sisitis
(mis : peningkatan frekiensi, doronganatau disuria).
9) Catat warna dan tampilan urin, hematuria yang terlihat, dan adanya
nyeri suprapubis.
10) Anjurkan perawatan perineal, dengan menggunakan botol atau
rendam duduk 3 sampai 4 kali sehari atau setelah berkemih/defekasi.
Anjurkan klien mandi setiap hari ganti pembalut perineal sedikitnya
setiap 4 jam dari depan ke belakang.
11) Anjurkan dan gunakan tehnik mencuci tangan cermat dan
pembuangan pembalut yang kotor, pembalut perineal dan linen
terkontaminasi dengan tepat.
12) Kaji status nutrisi klien. Perhatikan tampilan rambut, kuku, kulit, dan
sebagainya. Catat berat badan kehamilan dan penambahan berat
badan prenatal.
13) Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C,
dan zat besi.
14) Anjurkan klien untuk meningkatkan masukan cairan sampai 2000
ml/hari.
15) Tingkatkan tidur dan istitahat.
16) Pemeriksaan laboratorium, jumlah Leukosit.
DAFTAR PUSTAKA
PENGKAJIAN POSTPARTUM
PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 30 Oktober 2020 Jam Masuk : 11.55 WIB
Ruangan/Rs : RS B No Kamar :1
Tgl Pengkajian : 30 Oktober 2020 Jam : 15.00 WIB
A. Identitas
Nama Klien : Ny. A Nama Suami : Tn. Y
Umur : 24 Tahun Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa Suku / Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Status Perkawinan : Kawin Alamat / Telp : KPBB RT
01/05
Alamat/telp : KPBB RT 01/05. Karet Tengsin
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama(saat ini)
Klien mengatakan nyeri daerah luka operasi SC hilang timbul, nyeri
bertambah jika bergerak
2. Riwayat kehamilan saat ini
5. Riwayat Ginekologi
a. Masalah ginekologi : Tidak ada
b. Riwayat keluarga berencana (KB) :
Melaksanakan KB : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan : ( ) IUD ( ) pil
( ) Suntik ( ) implant ( ) lain – lain, sebutkan
Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : -
Masalah yang terjadi : -
Rencana yang akan datang : -
i. Eliminasi
Pola BAK :
Frekuensi BAK saat ini : terpasang cateter, jumlah : 300 cc
Keluhan BAK saat ini : -nyeri : ya / tidak, lain – lain : -
Pola BAB :
Frekuensi BAB : selama persalinan belum BAB, BAB saat ini :
konstipasi : ya / tidak
Masalah yang ditemukan : Tidak ada
m. Masalah psikologis
Adaptasi psikologis : Mengatakan bahagia anaknya sudah lahir
dengan selamat
Penerimaan terhadap bayi : Klien menerima kehadiran bayi
Masalah yang ditemukan: Tidak ada
n. Obat – obatan :
Ceftriaxone 2 x 1 gr
Tramadol 3 x 1 amp
Protofensupp 3 x 1
RL + Tramadol + Oxy 20 tpm
o. Hasil Pemeriksaan Penunjang
I. Rangkuman hasil pengkajian
Masalah :
Perencanaan Pulang :DATA FOKUS
DO :
Terdapat luka sayatan post op
SC dengan panjang ± 10 cm,
garis melintang
KU : Baik
Kesadaran : CM
TD : 110 mmHg
Nadi : 80 x/mnt,
suhu ; 36,5 °C,
RR : 20 x/mnt
Kaji tingkat nyeri
P : Nyeri bekas operasi SC
Q : Nyeri seperti diiris-iris
R : Bekas operasi daerah
abdomen ± 10 cm
S : Skala 5
T : Jika bergerak
Tgl No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Rasional Paraf dan
Keperawatan Tindakan Nama
Jelas
27 Oktober 1 Gangguan rasa Setelah dilakukan asuhan Kaji tingkat Untuk mengetahui Murdian
2020 nyaman : nyeri keperawatan selama 1 x 24 nyeri skala nyeri Andeska
berhubungan dengan jam diharapkan nyeri hilang Observasi Nyeri dapat
kerusakan jaringan kriteria hasil : tanda vital menyebabkan
ditandai dengan : Klien meras tenang dan gelisah serta tekanan
DS : nyaman darah dan nadi
Klien mengatakan nyeri meningkat
pada daerah luka post Berikan Dapat mengurangi
operasi SC lingkungan ketidaknyamanan
DO : yang tenang
Terdapat luka dan nyaman
sayatan post op SC Ajarkan Untuk melepaskan
dengan panjang ± teknik tegangan emosional
10 cm, garis relaksasi dan otot
melintang nafas dalam
KU : Baik Kolaborasi Mengurangi nyeri
Kesadaran : CM dalam secara farmakologi
TD : 110 mmHg pemberian
Nadi : 80 x/mnt, analgetik
suhu ; 36,5 °C,
RR : 20 x/mnt
Kaji tingkat nyeri
P : Nyeri bekas
operasi SC
Q : Nyeri seperti
diiris-iris
R : Bekas operasi
daerah abdomen ±
10 cm
S : Skala 5
T : Jika bergerak
EVALUASI
No. Tgl/Waktu Evaluasi (SOAP) Nama
D
K
1 27/10/2020 S: Murdian
11.30 Klien mengatakan nyeri berkurang
O:
Balutan masih tampak rapat
A:
Masalah nyeri teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
2 27/10/2020 S: - Murdian
11.30 O:
Balutan masih tampak rapat
A:
Resiko Infeksi tidak terjadi
P:
Hentikan intervensi keperawatan
3 27/10/2020 S: Murdian
11.30 Klien mengatakan sudah bisa aktivitas
sendiri
O:
ADL mandiri
A:
Masalah mobilitas fisik teratasi
P:
Hentikan intervensi keperawatan