Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PAYUDARA DAN PIJAT OKSITOKSIN


Disusun untuk memenuhi tugas stase keperawatan maternitas

Disusun oleh :
1. Arum Catur Wahyuningtyas (21219056)
2. Febriyanti (21219060)
3. Ihsan Rustandi (21219062)
4. Lidia Yuswita (21219064)
5. Mira Rahartuti (21219068)
6. Panty Sari Utami (21119001)
7. Siti Noor Islah (21119001)
8. Siti Mulyani (21219004)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


PROGRAM PROFESI / NERS S1 KEPERAWATAN
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN PAYUDARA DAN PIJAT
OKSITOSIN

Topik : Perawatan Payudara dan Pijat Oksitosin


Sasaran          : Ibu Post Partum
Tempat          : Ruang Ranap Kebidanan Rs Bunda Depok
Hari/Tanggal : Senin/ 4 Desember 2020
Waktu            : 09.00 WIB s/d 09.30 WIB
Penyuluh        : Mahasiswa Pertamedika

I. Latar Belakang
Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupannya. ASI
terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan oleh makanan dan minuman
manapun karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu
menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat (Elza, 2009). Proses menyusui idealnya
dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri
untuk menyusu pada ibunya di 20-30 menit setelah lahir. Itupun jika bayi tidak mengantuk
akibat pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan kepada ibu saat proses melahirkan.
Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan menyusu
dengan baik (Soraya, 2010).Kenyataan dilapangan menunjukkan produksi dan ejeksi ASI
yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam pemberian
ASI secara dini. Menurut Cox (2006) disebutkan bahwa ibu yang tidak menyusui bayinya
pada hari-hari pertama menyusui disebabkan oleh kelelahan pasca kelahiran, kecemasan
dan ketakutan ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang
proses menyusui. Menyusui dini di jam-jam pertama kelahiran jika tidak dapat dilakukan
oleh akan menyebabkan proses menyusu tertunda, maka alternatif yang dapat dilakukan
adalah memerah atau memompa ASI selama 10-20 menit hingga bayi dapat menyusu.
Tindakan tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan
efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi.Banyak ibu yang merasa bahwa
ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman
lain, padahal bayi yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan
cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Disamping
itu, pemberian minum sebelum ASI keluar akan menghambat pengeluaran ASI karena
bayi menjadi kenyang dan malas menyusui. Salah satu solusi dari ketidaklancaran ASI
adalah perawatan payudara dan pijat oksitosin. Dimana pijat okstiosin dapat merangsang
hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan sehingga sangat berperan dalam
produksi ASI (Evariny, 2008).  Pijatan atau rangsangan pada tulang belakang, neuro
transmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke
hypothalamus di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan
buah dada mengeluarkan air susunya. Pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan 6
merileksasi ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan begitu hormon oksitosoin
keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu, dibantu dengan isapan bayi pada
puting susu pada saat segera setelah bayi lahir dengan keadaan bayi normal (Guyton,
2007).Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk melakukan pendidikan
kesehatan tentang pijat oksitosin di Ruang Perawatan Post Partum.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan kepada ibu post partum diharapkan mampu mengetahui
serta memahami dan dapat melakukannya dirumah tentang perawatan payudara dan pijat
oksitosin.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang perawatan payudara dan pijat oksitosin
diharapkan peserta penyuluhan dapat :
a. Memahami apa saja konsep ASI
b. Mengetahui pengertian perawatan payudara\
c. Mengetahui manfaat dan tujuan perawatan payudara
d. Mengetahui akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
e. Mengetahui dan mempraktekan langkah-langkah perawatan payudara
f. Memahami apa pengertian pijat oksitosin
g. Memahami apa tujuan pijat oksitosin
h. Memahami apa manfaat pijat oksitosin
i. Memahami apa hal yang dapat mempengaruhi produksi oksitosin
j. Memahami apa alat yang dipersiapkan
k. Memahami apa langkah-langkah pijat oksitosin

IV. MATERI 
(Terlampir)
V. METODE
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab

VI. MEDIA DAN ALAT PENYULUHAN


a. Leaflet
b. Lembar Balik

VII. SETTING TEMPAT


Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan 

VIII. PENGORGANISASIAN
a. Pembimbing  : Hanik Rohmah Irawati
b. Moderator : Panty Sari Utami
Tugas Moderator :
 Membuka penyuluhan.
 Memperkenalan diri
 Memberitahu pokok bahasan penyuluhan kepada peserta.
 Kontrak waktu dengan peserta penyuluhan.
 Menyampaikan rute atau tahap-tahap dalam penyuluhan.
 Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan penyuluhan.
 Mempersilakan pemateri untuk  menyampaikan materi.
 Membuka sesi tanya-jawab.
 Mempersilakanpeserta untuk bertanya.
 Mempersilakan pemateri untuk menjawab pertanyaan peserta.
Merangkum inti presentasi pemateri.
 Mengucapan terimakasih kepada pemateri dan peserta.
 Menutup penyuluhan.
c. Pemateri : Febriyanti, Arum Catur W, Ihsan Rustandi
Tugas Pemateri:
 Menyampaikan materi penyuluhan.
 Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
d. Notulen : Mira Rahartuti
Tugas Notulen:
 Bertanggung-jawab atas daftar hadir peserta penyuluhan.
 Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
 Mencatat jawaban-jawaban yang disampaikan oleh pemateri.
 Membuat rangkuman materi penyuluhan.
 Membuat Laporan Penyuluhan setelah terlaksananya penyuluhan.
e. Fasilitator : Yusnita Febriyana
Tugas Fasilitator:
 Mempersiapkan dan bertanggung-jawab atas setting tempat penyuluhan, seperti
susunan dan jumlah meja dan kursi yang digunakan dalam penyuluahan.
 Mempersiapakan dan bertanggung-jawab atas segala media dan alat peraga yang
digunakan oleh pemateri dalam penyuluhan.
 Selalu memfasilitasi semua kebutuhan peserta dalam penyuluhan dan
menyesuaikannya dengan kondisi saat penyuluhan, sehingga penyuluhan berjalan
dengan lancar.
f. Observer : Siti Mulyani & Siti Noor Islah
Tugas Observer :
 Memonitor atau memantau selama berjalannya penyuluhan.
 Mengamati reaksi peserta penyuluhan.
 Mengamati keberhasilan penyuluhanan.
g. Koordinator Lapangan : Ihsan Rustandi
Tugas koordinator lapangan adalah mengkoordinasi hal-hal yang terjadi pada saat
penyuluhan, baik sebelum, sedang, maupun sesudah penyuluhan.

IX. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan       Menjawab
 Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam·          salam
 Memperkenalkan diri dan anggota   kelompok serta
pembimbing·         
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan·         
 Menyebutkan materi yang akan diberikan·         
 Kontrak Waktu : 1×30 menit·         
 Menjelaskan Tata tertib:      Mendengarkan

- Peserta mendengarkan materi yang dijelaskan hingga


selesai, apabila ada keperluan keluar maka harus
seizin moderator.
- Peserta diperbolehkan bertanya saat materi selesai
diberikan.
- Bila ada peserta yang ingin meninggalkan tempat Memperhatikan
penyuluhan harus dengan seizin moderator.
2 15 Pelaksanaan :·          Mendengarkan
menit  Menjelaskan konsep ASI Memperhatikan·     
 Menjelaskan pengertian perawatan payudara dan pijat Menjawab
oksitosin
 Menjelaskan manfaat dan tujuan perawatan payudara dan
pijat oksitosin
 Menjelaskan akibat jika tidak dilakukan perawatan
payudara
 Demostrasi langkah-langkah perawatan payudara
 Menjelaskan apa alat yang dipersiapkan
 Demostrasi langkah-langkah pijat oksitosin
3 7 menit Evaluasi :·          Bertanya
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Menjawab
bertanya·         pertanyaan
 Memberikan reward kepada 3 peserta yang bertanya
dahulu·         
 Menanyakan kepada peserta penyuluhan tentang materi
yang telah diberikan dan memberikan reinforcement
kepada peserta penyuluhan jika dapat menjawab
pertanyaan
4 3 menit Terminasi :·          Mendengarkan
 Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta Menjawab salam
penyuluhan·         
 Mengucapkan salam penutup·         
 Menyebarkan leaflet

X. EVALUASI
a. Kriteria struktur
1. Kontrak waktu dan tempat diberikan sebelum acara dilaksanakan
2. Pembuatan SAP, leaflet dikerjakan maksimal 2 hari sebelumnya
3. Penentuantempat yang akandigunakandalampenyuluhan
4. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan
b. Kriteria proses
1. Peserta sangat antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan berlangsung
2. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal sampai akhir
3. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telahdibuat
4. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job descriptionc.    
c. Kriteria hasil
1. Peserta yang dating dalam penyuluhan ini minimal 5-8 orang
2. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
3. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
4. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
5. Peserta dapat memahami 80% materi yang telah disampaikan penyuluh dilihat
dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Ambarwati, E.R., dan Wulandari, D., 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra
Cendikia Offset.
Bobak, Lowdermilk, Jense. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Manuaba. 2008. Gawat darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi. Sosial untuk
Profesi Bidan.Jakarta : EGC.
Nurhati, M. (2009). Kehamilan dan Persiapan Persalinan.Jakarta : Garamond
Rahayu. 2016. Panduan Praktikum Keperawatan  Maternitas. Jakarta: CV Budi Utama.
Rustam, 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 2. Jakarta : EGC. 
Lampiran Materi
A. Konsep ASI
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih serta tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang bubur susu, biscuit, bubur, nasi dan nasi tim. Setelah 6
bulan baru diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). ASI dapat di berikan sampai
anak usia 2 tahun atau lebih. (Ambarwati, 2009).
Ada beberapa permasalahan dalam pemberian ASI, yang paling sering adalah produksi
ASI yang berlebihan dan produksi ASI yang kurang.Kelebihan ASI atau hiperlaktasi bisa
diakibatkan oleh adanya ketidakseimbangan dari hormon atau adanya masalah pada
kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak. Hiperlaktasi yang berlangsung selama
kurang lebih 6 minggu maka hal tersebut bisa disebabkan oleh adanya alveoli atau
kelenjar produksi air susu yang berlebih.
Selain itu, kelebihan air susu atau hiperlaktasi bisa terjadi pada wanita yang baru pertama
kali menyusui dan hal ini biasanya terjadi pada minggu-minggu awal menyusui.Ada
beberapa faktor yang menyebabkan produksi ASI berkurang .yaitu :
a. Kelelahan setelah persalinan
b. Mengalami penyakit tertentu, seperti penyakit infeksi, dapat menyebabkan tubuh
memproduksi lebih sedikit ASI.
Hipotiroidisme dan anemia adalah dua penyakit yang dapat memengaruhi produksi
ASI. Bila terkena infeksi tertentu, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk
mengobati infeksi tersebut.
c. Minum terlalu banyak kafein
d. Menjadi perokok aktifKebiasaan merokok dapat mengganggu pelepasan oksitosin
dalam tubuh ibu. Oksitosin diketahui menjadi hormon yang merangsang respon let-
down reflex, yaitu refleks ibu untuk mengeluarkan ASI dari dalam payudara dan
mengalir keluar dari tubuh sampai masuk ke mulut bayi.Jika refleks let-down tidak
berfungsi dengan baik, ASI tidak akan mengalir keluar dari payudara ibu dan pada
akhirnya kebutuhan ASI untuk bayi tidak terpenuhi.
e. Minum alcohol
f. Minum pil KB
Bila mengonsumsi pil KB untuk mencegah kehamilan selanjutnya, maka ini bisa
memengaruhi suplai ASI.Sebab, pil KB mengandung hormon estrogen yang dapat
menurunkan produksi susu.Di sinilah pentingnya berkonsultasi dengan dokter untuk
mendapatkan alat kontrasepsi yang aman saat masa menyusui, tanpa mengurangi
produksi ASI.Misalnya dengan alat kontrasepsi yang hanya mengandung progestin
seperti implan atau suntik KB yang tidak mengganggu produksi ASI.
g. Tidak mengelola stres dengan baik
h. Konsumsi obat-obatan tertentuBeberapa jenis obat, baik obat resep maupun obat
bebas, dapat mengganggu hormon oksitosin, yang mengatur produksi ASI. Obat-
obatan seperti obat alergi, obat flu, dan diuretik dapat menurunkan suplai ASI.
i. Sedang hamil lagiProduksi ASI memang cenderung menurun bila ibu sedang hamil
meski masih aktif menyusui. Hal ini disebabkan karena hormon kehamilan yang
diketahui dapat menurunkan produksi ASI.
j. Pola makanSering begadang akibat menyusui hingga tengah malam membuat  ibu
wajib memenuhi kebutuhan makanan dan hidrasinya dengan baik. Namun banyak ibu
yang ternyata jumlah asupan makanan dan cairannya kurang, atau tak terpenuhi.
Padahal hal ini yang kemudian membuat produksi ASI berkurang.

B. KONSEP PERAWATAN PAYUDARA


1. PENGERTIAN
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur
untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk
mempersiapkan laktasi pada waktu post partum (Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu setelah
melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat merawat
payudara agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu pasca
melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan payudara dan membantu
memperlancar produksi ASI.
2.  Manfaat dan tujuan perawatan payudara
Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama kehamilan dalam
upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum terjadi laktasi.Jika
persiapan kurang dapat terjadi gangguan penghisapan pada bayi akibat ukuran
puting yang kecil atau mendelep. Akibat lain bisa terjadi produksi Asi akan
terlambat serta kondisi kebersihan payudara ibu tidak terjamin sehingga dapat
membahayakan kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada
saat persalinan ibu belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan
merasakan geli atau perih pada payudaranya.
Tujuan perawatan payudara adalah :
a. Memelihara kebersihan payudara
b. Melenturkan dan menguatkan puting
c. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
d. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
e. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu
dihisap oleh bayi.
f. Melancarkan aliran ASI
g. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga
siap untuk disusukan kepada bayinya
3. Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara
sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
a.  Puting susu mendelep
b. Anak susah menyusui
c. ASI lama keluar
d. Produksi ASI terbatas
e. Pembengkakan pada payudara
f. Payudara meradang
g. Payudara kotor
h. Ibu belum siap menyusui
i. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.
4. Langkah-langkah perawatan payudara
a. Persiapan alat untuk perawatan payudara
1) Handuk 2 buah
2)  Washlap 2 buah
3) Waskom berisi air dingin 1 buah
4) Waskom berisi air hangat 1 buah
5) Minyak kelapa/baby oil
6) Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
7) Baki, alas dan penutup
b.  Pelaksanaan
1) Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
2) Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
3) Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
4) Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
5) Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak
5.  Teknik Perawatan Payudara
a. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama ± 5
menit, kemudian puting susu dibersihkan
b. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
c.  Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah.Dalam
pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi
kanan.
d. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu telapak
tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepaskan dari
payudara,ulangi gerakan 20-30 kali
e. Gerakan-gerakan pada perawatan payudara
1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan
tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara
diangkat sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut
payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan
20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain mengurut
dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah pangkal
ke puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara
bergantian.
f. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian
selama ±5 menit, keringkan payudara dengan handuk bersih kemudian gunakan
BH yang bersih dan menopang.
g. Bersihkan payudara terutama bekas minyak
h. Pakailah  BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang
menyangga buah dada atau langsung susui bayi. (Saryono, 2009)
C. KONSEP PIJAT OKSITOKSIN
1. Pengertian Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh
keluarga, terutama suami pada ibu menyusui yang berupa pijatan pada punggung ibu
untuk meningkatkan produksi hormone oksitosin sehingga dapat mempercepat
penyembuhan luka bekas implantasi plasenta, mencegah perdarahan, serta
memperbanyak produksi ASI.Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflex
oksitosin atau reflex let down. Selain untuk merangsang reflex let down manfaat
pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengrusangi bengkak
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormone
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Rahayu, 2016).
2. Tujuan Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down.
3. Manfaat Pijat Oksitosin
Manfaat pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya :
1. Mencegah terjadinya perdarahan post partum
2. Dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus
3. Meningkatkan produksi ASI
4. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui
5. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga
4. Hal Yang Dapat Mempengaruhi Produksi Oksitosin
Hal yang dapat meningkatkan hormone oksitosin
1. Ibu dalam keadaan tenang
2. Mencium dan mendearkan celotehan bayi atau tangisannya
3. Melihat dan memikirkan bayinya
4. Ayah menggendong bayi dan diberikan pada ibunya saat akan menyusui
5. Ayah menggantikan popok dan memandikannya
6. Ayah bermain, menggendong, mendengarkan nyayian dan membantu pekerjaan
rumah tangga
7. Ayah memijat bayi
Hal yang dapat mengurangi produksi hormone oksitosin
1. Ibu merasa takut
2. Ibu bekerja
3. Ibu merasa kwatir produksi ASInya tidak cukup
4. Ibu merasa kesaakitan
5. Ibu merasa sedih, cemas, kesal, dan bingung
6. Ibu merasa malu untuk menyusui
7. Suami atau keluarga kurang mendukung dan menjadi ASI
5. Persiapan Alat
1) Alat-alat
a. Kursi
b. Meja
c. Minyak aroma terapi / minyak telon aroma terapi
d. BH kusus untuk menyusui
e. Handuk
2) Persiapan perawat    
a. Menyiapkan alat dan mendekatkanya ke pasien     
b. Membaca status pasien     
c. Mencuci tangan 
3) Persiapan lingkungan     
Menutup ordien atau pintu (Pastikan privasi pasien terjaga)
6. Langkah-Langkah Pijat Oksitosin
Berikut ini langkah-langkah melakukan pijat oksitosin :
Untuk ibu :
1. Duduklah dengan nyaman sambil bersandar ke depan, bisa dengan cara melipat
lengan di atas meja.
2. Letakkan kepala di atas lengan
3. Lepas bra dan baju bagian atas. Biarkan payudara tergantung lepas
Untuk pemijat
1. Lumuri kedua tangan dengan sedikit baby oil
2. Kepalkan kedua tangan dengan ibu jari menunjuk ke depan dimulai dari bagian
tulang yang menonjol di tengkuk. Turun sedikit ke bawah kira-kira dua ruas jari
dan geser ke kanan ke kiri, setiap kepalan tangan sekitar dua ruas jari
3. Dengan menggunakan kedua ibu jari, mulailah memijat membentuk gerakan
melingkar kecil menuju tulang belikat atau daerah dibagian batas bawah bra ibu
4. Lakukan pijat ini sekitar 3 menit dan dapat diulangi sebanyak 3 kali.
5. Setelah selesai memijat sambil membersihkan sisa baby oil, kompres pundak-
punggung ibu dengan handuk hangat

Anda mungkin juga menyukai