Oleh :
YAYU DAMAYANTI
NIM 11212193
Disusun Oleh :
YAYU DAMAYANTI
NIM 11212193
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing Skripsi
Mengetahui
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I
Penguji II
Penguji III
iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
Riset, 2023
Yayu Damayanti
ABSTRAK
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi dari sel serviks dan hampir semua
disebabkan oleh infeksi HPV. Kanker serviks merupakan jenis kanker kedua setelah
kanker payudara yang paling sering ditemukan di Indonesia. Pencegahan bisa
dilakukan dengan deteksi dini melalui IVA test. Rendahnya tingkat pengetahuan
tentang kanker serviks merupakan salah satu factor yang mempengaruhi rendahnya
jumlah wanita yang melakukan deteksi dini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan pelaksanan IVA pada Wanita
Usia Subur di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Desain Penelitian
ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian
ini adalah Wanita Usia Subur sebanyak 109 responden dengan teknik pengambilan
sampel simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Hasil penelitian sebagian besar responden kategori usianya
dewasa awal yaitu diantara 29,56 tahun sampai dengan 32,42 tahun, tingkat
pendidikan menengah (SMA/SMK) sebanyak 69 responden (64%) dan mayoritas
responden bekerja sebanyak 63 orang (57,8%). Hasil uji statistik menggunakan Chi
Square dipenelitian ini adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker
serviks dengan pelaksanaan IVA di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta
Pusat (Pvalue = 0,024). Dari hasil penelitian ini perlunya ditingkatkan lagi
pengetahuan tentang kanker serviks dan pentingnya deteksi dini melalui
penyuluhan kesehatan.
iv
COLLEGE OF HEALTH SCIENCES PERTAMEDIKA
S1 NURSING PROGRAM
Research, 2023
Yayu Damayanti
ABSTRACT
Cervix cancer is a malignancy that occurs from cervical cells and almost all are
caused by HPV infection. Cervical cancer is the second most common type of
cancer after breast cancer in Indonesia. Prevention can be done by early detection
through IVA test. The low level of knowledge about cervical cancer is one of the
factors that affects the low number of women who make early detection. This study
aims to determine the relationship between the level of knowledge and the
implementation of IVA in women of childbearing age at the Tanah Abang District
Health Center, Central Jakarta. The research design is a correlative descriptive
with a cross sectional approach. The sample of this study were 109 women of
childbearing age using simple random sampling technique. The instrument used in
this research is a questionnaire. The results of the study were that most of the
respondents were in the early adult age category, namely between 29.56 years and
32.42 years, secondary education level (SMA/SMK) as many as 69 respondents
(64%) and the majority of respondents working as many as 63 people (57.8%) . The
results of statistical tests using Chi Square in this study showed that there was a
relationship between the level of knowledge about cervical cancer and the
implementation of IVA at the Tanah Abang District Health Center, Central Jakarta
(Pvalue = 0.024). From the results of this study, it is necessary to increase
knowledge about cervical cancer and the importance of early detection through
health education.
v
SURAT PERNYATAAN
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sangsi yang telah ditetapkan.
(Yayu Damayanti)
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneklusif ini STIKes Pertamedika berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (Database), merawat
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat : Jakarta
Pada Tanggal : 22 Januari 2023
Yayu Damayanti
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunianya sehingga Proposal Skripsi dapat menyelesaikan penelitian
yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Kanker Serviks dengan
Pelaksanaan IVA (Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat) pada Wanita Usia Subur
di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat”.
Proposal Skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Skripsi pada
Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
Peneliti menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan
sampai selesainya Proposal Skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada
1. drg. Mira Dyah Utami, MARS, selaku Direktur Utama PERTAMEDIKA/IHC
dan Pembina Yayasan Pendidikan PERTAMEDIKA.
2. Dr. Asep Saefudin., SH., MM., CHRP., CHRA, selaku Ketua Pengurus
Yayasan Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. Ns. Maryati, S.Sos., S.Kep., MARS, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, S.Kp., M.Si., M.Kep, selaku Wakil Ketua I Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA dan Pembimbing Skripsi yang
dengan kesabaran dan kebaikkannya telah membimbing penulis selama proses
penelitian ini.
5. Sri Martini, SE., MM, selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA
6. Achirman, SKM., M.Kep, selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
7. Wasijati, S.Kp, M.Si., M.Kep selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA .
8. Ns. Gaung Eka Ramadhan, S.Kep., MKM, selaku penguji 1, sidang proposal
skripsi yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis.
9. Ns. Ratna Sari Dinaryanti, M.Kep., Sp.KMB, selaku penguji 2, sidang proposal
skripsi yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis.
10. Ns. Devi Trianingsih, S.Kep, M.Kep selaku PA Program Studi S1 Keperawatan
Non Reguler Kelas A yang selalu memberi support
ix
11. Para dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
12. dr. Ovi Norfiana, MKM , selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Jakarta Pusat yang sudah mengizinkan diadakannya penelitian ini.
13. Yanti Noviyanti Sri Puji Astuti, S.Kom, MAP, selaku Kepala Sub Bagian Tata
Usaha Puskesmas Kecamatan Tanah Abang yang sudah mengizinkan
diadakannya penelitian ini.
14. dr. Dwi Maisa Mawarti Selaku Kepala Satuan Pelayanan UKP yang sudah
mengizinkan diadakannya penelitian ini.
15. Bapak Sutopo dan Ibu Dariyem (Alm) selaku orang tua yang memberi support
dan mendoakan.
16. Kolonel Kes Seno Hadi., SKM, M.Si dan Ns. Wahyuni Dwi Rahayu, S.Kep,
M.Kep (Wali Orang Tua) yang selalu mendukung, memberi semangat dan
mendoakan agar penelitian ini selesai tepat pada waktunya.
17. Terimakasih kepada koordinator Unit Pelayanan Penyakit Tidak Menular
Kecamatan Tanah Abang yang sudah membantu terlaksananya proposal ini.
18. Teman-teman satu ruangan Unit Penyakit Tidak Menular, Tindakaa, Jiwa, dan
Psikologi Klinis yang selalu support selama proposal ini.
19. Para Pejuang Toga khususnya mahasiswa NR 15 yang selalu saling
menguatkan dan mengingatkan sehingga penelitian ini dapat selesai .
20. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penelitian ini
Yayu Damayanti
x
DAFTAR ISI
xi
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Error! Bookmark not
defined.
C. Tempat Penelitian...................................... Error! Bookmark not defined.
D. Waktu Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.
E. Etika Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.
F. Alat Pengambilan Data/Instrumen Penelitian ........... Error! Bookmark not
defined.
G. Prosedur Pengumpulan Data ...................... Error! Bookmark not defined.
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........ Error! Bookmark not defined.
BAB V............................................................................................................... 52
HASIL PENELITIAN........................................................................................ 52
A. Analisis Data ........................................................................................... 52
B. Analisa Bivariat....................................................................................... 55
BAB VI ............................................................... Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN ................................................................................................ 56
A. Interpretasi dan Hasil Diskusi .................................................................. 56
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 63
BAB VII ............................................................................................................ 64
PENUTUP ......................................................................................................... 64
A. Simpulan ................................................................................................. 64
B. Saran ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SKEMA
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah pertumbuhan sel secara tidak wajar atau secara tidak terkontrol,
sehingga dapat merusak jaringan yang berada disekitarnya serta dapat menjalar
ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut dengan metastasis, World Health
Organization (WHO, 2013).
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh pada serviks yang merupakan
pintu masuk kearah rahim (uterus) yang terletak antara rahim dan liang
senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah
berumur diatas 30 tahun, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker
serviks juga dapat terjadi pada wanita yang berumur antara 22 sampai 55 tahun
(Diananda, 2009).
1
2
kanker di Indonesia 134 per 100.000 penduduk dengan insidens tertinggi pada
perempuan adalah kanker payudara sebesar 40 per 100.000 penduduk dengan
kanker serviks 17 per 100.000. (Kemenkes, 2014)
Hingga saat ini kanker serviks masih merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi di negara berkembang. Kanker ini dapat dicegah bila program
skrining dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahunnya
dijumpai sekitar 500.000 penderita baru 270.000 diantaranya meninggal setiap
tahunnya, diseluruh dunia dan umumnya terjadi di Negara berkembang.
Terdapat sekitar 15.000 kasus baru di Jakarta dan 1 orang perempuan setiap
hari meninggal dunia akibat kanker serviks. Perempuan usia 40-50 tahun
merupakan kelompok rawan dikarenakan kanker serviks sering diderita oleh
kelompok usia ini. Penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang
ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh
cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh
penderita. (Yayasan Kanker Indonesia, 2014). Meskipun kanker merupakan
penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, namun dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti merokok/terkena paparan asap rokok,
mengkonsumsi alkohol, paparan sinar ultraviolet pada kulit, obesitas dan diet
tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan infeksi yang berhubungan dengan
kanker. Para ahli memperkirakan bahwa 40% kanker dapat dicegah dengan
mengurangi faktor terjadinya kanker tersebut. (Kemenkes RI, 2015)
Kanker menyerang siapa saja baik pria maupun wanita, anak-anak ataupun
dewasa. Jenis kanker yang sering dialami oleh wanita adalah kanker payudara,
kanker leher rahim (serviks), kanker colorektum, kanker ovarium, kanker
paru.(Kemenkes RI, 2014). Menurut Dirjen P2PL Kemenkes RI, 2017 Kanker
leher rahim (serviks) adalah keganasan yang terjadi dan berasal dari sel leher
rahim , hampir semua kanker leher Rahim disebabkan oleh infeksi Human
Papiloma Virus (HPV). Sedangkan menurut Yayasan Kanker Indonesia, 2014
Kanker serviks adalah keganasan primer dari serviks (kanalis dan atau porsio).
3
Yang paling umum adalah jenis epithelial seperti skuamosa, adenoma, dan
jenis campuran.
Faktor risiko kanker serviks dibagi dalam dua kategori. Risiko mayor adalah
infeksi Human Papiloma Virus (HPV) terutama tipe 16 dan 18, merupakan
penyebab utama kanker serviks. HPV sendiri ditransmisikan melalui hubungan
seksual. Risiko minor kanker serviks adalah : menikah muda (<20 tahun),
memiliki banyak pasangan seksual (baik perempuan maupun pasangannya),
terpapar Infeksi Menular Seksual (IMS), memakai pil kontrasepsi jangka
panjang, merokok, defisiensi vitamin A/C/E. (Yayasan Kanker Indonesia,
2014)
Kanker leher Rahim (serviks) stadium dini jarang memberikan gejala, pada
stadium yang lebih tinggi pun dimana kanker menembus stroma saja masih
mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda dini kanker serviks umumnya tidak
spesifik, seperti secret vagina yang agak banyak dan berbau, kadang-kadang
dengan bercak perdarahan. Pada umumnya tanda yang sangat minimal ini
sering diabaikan penderita. Pada fase lebih lanjut sebagai akibat nekrosis dan
perubahan-perubahan proliferative jaringan serviks timbul keluhan-keluhan
sebagai berikut perdarahan vaginal yang abnormal, perdarahan kontak,
keputihan yang abnormal, gangguan miksi (disuria), gangguan defekasi, nyeri
di perut bawah atau menyebar, limfedema. (Yayasan Kanker Indonesia, 2014)
Pada stadium lanjut ketika tumor telah menyebar keluar dari serviks dan
melibatkan jaringan di rongga pelvis, dapat dijumpai tanda lainnya seperti
nyeri yang menjalar ke panggul atau kaki. Beberapa penderita mengeluhkan
nyeri berkemih, hematuria, perdarahan rektum sampai sulit berkemih dan susah
buang air besar. Hal ini menandakan keterlibatan ureter, dinding panggul atau
nervus iskhiadus. Penyebaran ke kelenjar getah bening tungkai bawah
menimbulkan edema tungkai bawah, atau terjadi uremia bila telah terjadi
penyumbatan kedua ureter. (Yayasan Kanker Indonesia, 2014)
4
Program skrining sangatlah penting dalam upaya deteksi dini kanker serviks
dikarenakan semakin dini stadium yang ditemukan , semakin tinggi tingkat
keberhasilan pengobatan. Kanker serviks dapat dicegah dengan menemukan
lesi pra kanker dalam skrining yang kemudian ditatalaksana dengan baik.
Menjalani skrining pra kanker dianjurkan bagi semua perempuan berusia 20-
50 tahun, sehingga tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra kanker lebih
mungkin terdeteksi, biasanya 5 sampai 20 tahun lebih awal. (Kemenkes RI,
2014)
Kanker serviks adalah kanker yang menjadi ancaman berbahaya bagi wanita
yang menyerang organ reproduksi. faktor-faktor yang mempengaruhi Belum
tercapainya target pemeriksaan IVA dalam deteksi dini kanker serviks pada
PUS. Perilaku pemeriksaan IVA dalam deteksi dini kanker serviks pada
perilaku positif, yang dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan pengetahuan
tentang pemeriksaan IVA. (Retno Palupi Siwi, 2017).
dan klasifikasi dari hasil test IVA. Berdasarkan data di atas penyebab belum
tercapainya target pemeriksaan IVA karena kurangnya pengetahuan tentang
pengertian, faktor resiko, perjalanan penyakit, klasifikasi, tanda gejala, cara
pencegahan kanker serviks kanker serviks dan pengertian, syarat pemeriksaan
, langkah-langkah pelaksanaan IVA, langkah-langkah test IVA, klasifikasi dari
hasil test IVA. Sehingga kurang kepedulian Wanita Usia Subur melakukan
pemeriksaan dini.
B. Perumusan Masalah
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh pada serviks yang merupakan
pintu masuk kearah rahim (uterus) yang terletak antara rahim dan liang
senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah
berumur diatas 30 tahun, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker
serviks juga dapat terjadi pada wanita yang berumur antara 22 sampai 55 tahun
(Diananda, 2009). Menurut Yayasan Kanker Indonesia, 2014 metode skrining
yang lazim digunakan adalah test Pap Smear. Pemeriksaan Pap Smear adalah
pemeriksaan sitologis dari apusan sel-sel yang diambil dari leher rahim. Slide
diperiksa oleh teknisi sitologi atau dokter ahli patologi untuk melihat
perubahan sel yang mengindikasikan terjadinya inflamasi, displasia atau
kanker. Test Pap Smear di Indonesia ternyata masih memiliki kendala dalam
pelaksanaannya, dimana tenaga ahli sitologi masih kurang sehingga tidak bisa
dilakukan secara masal dan masih mahalnya reagen.
(asam cuka) yang harganya murah serta menggunakan alat pemriksaan yang
sederhana, hasilnya pun dapat langsung diketahui saat itu juga. Berdasarkan
hasil penelitian, ternyata sensitivitas dan spesifisitas IVA tidak jauh beda
dengan test Pap Smear. Oleh karena itu metode IVA harus diperkenalkan
secara luas di Indonesia. (Program Pecegahan Kanker Serviks, 2014).
Program skrining sangatlah penting dalam upaya deteksi dini kanker serviks,
dikarenakan semakin dini stadium ditemukan, semakin tinggi tingkat
keberhasilan pengobatan. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
asetat) merupakan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang paling cocok
di negara berkembang karena sangat mudah, murah, bisa dilakukan , hasilnya
pun bisa diketahui saat itu juga. Namun pada pelaksanaannya, jumlah wanita
usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA masih kurang dikarenakan
kurang pengetahuan tentang kanker serviks, merasa malu, merasa belum
penting melakukan pemeriksaan IVA, dan takut terjadi nyeri. Berdasarkan data
tersebut, Apakah Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Kanker
Serviuks dengan Pelaksanaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat pada
Wanita Usia Subur di Puskesmas Kecamatan tanah Abang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang Kanker serviks dengan pelaksanaan tes IVA pada
Wanita Usia Subur di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, status pernikahan,
pendidikan dan pekerjaan) di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang.
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan responden tentang Kanker
serviks di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
c. Mengidentifikasi pelaksanaan tes IVA pada responden di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
10
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang
kanker serviks, IVA test dan memberikan informasi serta masukan objektif
pada pelayanan kesehatan terutama Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
mengenai kurang pengetahuan dan pelaksanaan pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur dan wanita usia subur yang tidak melakukan pemeriksaan
IVA.
2. Manfaat untuk Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan informasi terutama
dalam ilmu keperawatan terkait dengan masalah kurang pengetahuan dan
pelaksanaan pemeriksaan IVA pada wanita usia subur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas konsep wanita usia subur, konsep kanker serviks,
konsep pemeriksaan IVA dan konsep tingkat pengetahuan.
A. Deskripsi Teoritis
1. Wanita Usia Subur (WUS)
a. Pengertian Wanita Usia Subur
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(2011), Wanita Usia Subur adalah wanita yang berumur 20-50 tahun baik
yang berstatus kawin, belum kawin, atau janda.
Yang dimaksud Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan
organ reproduksinya berfungsi baik antara umur 20-45 tahun. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita
memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an tahun
prosentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40
tahun, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40
tahun wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil.
Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting
untuk diketahui (Suparyanto, 2011)
b. Organ Reproduksi
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus
dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai
tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau
oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan
rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang
11
12
2. Kanker Serviks
a. Pengertian Kanker Serviks
Kanker adalah pertumbuhan sel secara tidak wajar atau secara tidak
terkontrol, sehingga dapat merusak jaringan yang berada disekitarnya serta
dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut dengan
metastasis, World Health Organization (WHO, 2013).
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh pada serviks yang
merupakan pintu masuk kearah rahim (uterus) yang terletak antara rahim
dan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang
telah berumur diatas 30 tahun, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa
kanker serviks juga dapat terjadi pada wanita yang berumur antara 22
sampai 55 tahun (Diananda, 2009).
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada serviks (leher rahim),
tetapi terbentuknya sangat perlahan. Awalnya beberapa sel berubah dari
normal menjadi sel-sel prakanker, baru kemudian menjadi sel kanker.
Terjadinya bertahun-tahun. Namun, ada kalanya terjadi lebih cepat yang
sering disebut displasia (Soebachman, 2011).
13
Kanker serviks adalah proses keganasan atau bisa disebut juga tumbuhnya
tumor ganas pada leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang
menempel pada puncak vagina) sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat
melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya (Sukaca, 2009; Nugroho dan
Utama, 2014).
Kanker serviks adalah keganasan primer dari serviks (kanalis servikalis
dan atau poriso). (Yayasan Kanker Indonesia, 2014)
2) Risiko Minor
a. Pola hubungan seksual dan hubungan seksual dengan pria
yang mempunyai pasangan seksual lebih dari satu.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara lesi pra kanker dan kanker serviks dengan
aktivitas seksual pada usia dini, khususnya sebelum umur 17
tahun. Hal ini diduga ada hubungan dengan belum matangnya
daerah transformasi pada usia tersebut bila sering terekspos.
Frekuensi hubungan seksual berpengaruh terhadap lebih
tingginya risiko pada usia, tetapi tidak pada kelompok usia lebih
14
Servik Normal
60% membaik dlm
Infeksi HPV
waktu 2-3 tahun
Perubahan yang berkaitan dg HPV
Kanker Invasif
Skema 2.1 Riwayat Alami kanker serviks Sumber : DepKes RI, 2009
Displasia dibagi menjadi 3 tipe yaitu ringan, sedang dan berat. Sekarang
ini, tipe displasia dibagi 2 yaitu Low Grade Squamous Intraepithelial
Lesion (displasia ringan) dan High Grade Squamous Intraepithelial Lesion
(dysplasia, sedang dan berat). Displasia ringan dapat kembali ke sel
normal tanpa pengobatan dengan persentase lebih dari 70%, meskipun
demikian dysplasia ringan juga dapat berkembang menjadi kanker.
Displasia sedang dan berat harus segera diobati bila ditemukan karena
peluang untuk menjadi kanker jauh lebih besar dibanding displasia ringan.
Beberapa penelitian menunjukkan persentase kejadian kanker serviks
pasca displasia adalah 12 % setelah 5 tahun, 18 % setelah 10 tahun dan 30
% setelah 20 tahun (Sanif, 2002)
Pada stadium lanjut ketika tumor telah menyebar keluar dari serviks dan
melibatkan jaringan di rongga pelvis, dapat dijumpai tanda lainnya seperti
nyeri yang menjalar ke panggul atau kaki. Beberapa penderita
mengeluhkan nyeri berkemih, hematuria, perdarahan rektum sampai sulit
berkemih dan susah buang air besar. Hal ini menandakan keterlibatan
ureter, dinding panggul atau nervus iskhiadus. Penyebaran ke kelenjar
getah bening tungkai bawah menimbulkan edema tungkai bawah, atau
terjadi uremia bila telah terjadi penyumbatan kedua ureter. (Yayasan
Kanker Indonesia, 2014)
18
g. Pemeriksaan
Standar Pemeriksaan yang dianjurkan International Federation of
Gynecologists and Obstetricians Staging System for Cervical Cancer
(FIGO) adalah pemeriksaan klinis yang merupakan dasar penentuan
stadium. Pemeriksaan tersebut terdiri dari :
1) Test HPV
Menggunakan teknik pemeriksaan molekuler, DNA yang terkait
dengan HPV diuji dari sebuah contoh sel yang diambil dari leher serviks
atau liang senggama.
2) Tes Pap Smear
Pemeriksaan sitologis dari asupan sel-sel yang diambil dari serviks.
Slide diperiksa oleh teknisi sitologi atau dokter ahli patologi untuk
19
h. IVA
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) tes adalah tes visual dengan
menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan larutan iodium
lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah
dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami
displasia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks. Pemeriksaan
ini tidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause, karena daerah
zona transisional seringkali terletak di kanalis servikalis dan tidak tampak
dengan pemeriksaan inspekulo (Laras, 2009).
dengan batas yang tegas, dan mengindikasi bahwa serviks memiliki lesi
prakanker. Jika tidak ada perubahan warna, maka dianggap tidak ada
infeksi pada serviks. ( Kumalasari & Andhyatoro 2010 )
Kelebihan tes IVA adalah kesederhanaan teknik , biaya yang murah,
kemampuan untuk memberikan hasil yan segera, dapat dilakukan secara
masal.
Pemeriksaan IVA bagi semua perempuan berusia 20-50 tahun, perempuan
yang disarankan melakukan pemeriksaan IVA yaitu,
1) Berusia 20-50 tahun
2) Berusia muda saat pertama kali melakukan hubunga seksual (usia <20
tahun)
3) Memiliki banyak pasangan seksual
4) Mempunyai riwayat pernah mengalami IMS
5) Hasil Pap Smear sebelumnya yang tak normal.
6) Memiliki banyak anak
7) Merokok
8) Ibu-ibu yang mengalami masalah penurunan kekebalan tubuh
(HIV/AIDS)
9) Perempuan yang mengkonsumsi kortikosteroid secara berhari-hari
10) Tes IVA dapat dilakukan kapan saja bahkan dalam siklus
menstruasi, pada saat kehamilan, dan saat asuhan nifas atau paska
keguguran.
a) Faktor pendidikan
b) Pekerjaan
c) Usia
d) Status perkawinan
e) Keterpaparan informasi
f) Dukungan tenaga kesehatan
g) Jarak ke fasilitas kesehatan
h) KB
i) Merokok
j) Pola haid
k) Riwayat penyakit keluarga.
25
2. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yang
bergerak dari yang sederhana sampai yang kompleks yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menyatakan.
2) Memahami (Understanding)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memahami dan
menjelaskan secara benar arti suatu bahan pelajaran atau tentang obyek
yang diketahui dan dapat diinterpretasikan materi tersebut secara benar,
seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas tentang sesuatu.
Kemampuan semacam ini lebih tinggi daripada tahu.
3) Penerapan (Application)
Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu
bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau konkrit, seperti
menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip, dan teori.
Kemampuan ini lebih tinggi nilainya dari pemahaman.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menggunakan atau menjabarkan
sesuatu ke dalam komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya
dapat dimengerti. Kemampuan ini meliputi mengenal masalah-
masalah, hubungan antar bagian, serta prinsip digunakan dalam
organisasi materi pelajaran.
27
5) Sintetis (Synthetic)
Kemampuan sintetis merupakan kemampuan untuk menghimpun
sesuatu ke dalam keseluruhan, seperti merumuskan tema, rencana, atau
melihat hubungan/ abstrak dari berbagai informasi atau fakta. Jadi
kemampuan merumuskan suatu pola atau struktur baru berdasarkan
informasi dan fakta.
6) Evaluasi
Berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan untuk
membuat suatu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau
kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat bersifat internal dan
dapat bersifat relevan dengan maksud tertentu.
2) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi
didukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin
seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan.
28
3) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang (Middle
Brook, 1974) yang dikutip oleh Azwar (2009), mengatakan bahwa tidak
adanya suatu pengalaman sama sekali. Suatu objek psikologis
cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut untuk menjadi
dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi,
penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas.
4) Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal
ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua
seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap
masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
suatu benda atau mahluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal,
umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga
waktu umur itu dihitung. Oleh yang demikian, umur itu diukur dari lahir
hingga semasa (masa kini).(Depkes,2009)
2) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut
apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk
menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media
massa.
3) Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah
mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan maka
sangat mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau
sikap seseorang.
30
d. Pengukuran Pengetahuan
Data yang bersifat kualitatif di gambarkan dengan kata-kata, sedangkan
data yang bersifat kuantitatif terwujud angka-angka, hasil perhitungan atau
pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan
dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah
dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif.
Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan seseorang data
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif ,
dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
1) Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100% dari yang diharapkan
2) Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75% dari yang diharapkan.
3) Kategori kurang yaitu menjawab benar <56% dari yang diharapkan.
B. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Maharsie pada tahun 2012 dengan judul
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan
keikutsertaan ibu melakukan IVA test di Kelurahan Jebres Surakarta.
Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu usia
30-50 tahun sudah menikah dan belum berhenti haid (menopause). Sampel
dengan menggunakan rumus cochan diperoleh hasil sebanyak 66 responden.
Teknik pengambilan sampel menggunakan cluser random sampling. Uji
yang dilakukan adalah Chi square. Dari uji analisa tersebut diperoleh hasil
sebagai berikut hasil uji korelasi dengan menggunakan Chi square
didapatkan nilai P value = 0,000 <0,05. Dengan demikian, terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan
keikutsertaan IVA test.
3. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sari 2021 dengan judul faktor-faktor
yang mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) dalam melakukan deteksi
dini kanker serviks metode IVA di Puskesmas Glugur Darat tahun 2021.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cross-Sectional. Populai
dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) usia 25-50 tahun yang
telah menikah jumlah 274 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 93
responden, teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan rumus
uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden tidak
reproduksi, mayoritas responden memiliki pengetahuan yang rendah,
mayoritas responden memiliki paritas >3. Ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan (p=0,000), sikap (0,0,00), jumlah paritas
(p=0,02), penggunaan KB (p=0,011), sumber informasi (p=0,003), dan
dukungan suami (0,000) dengan tindakan IVA. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara variabel umur (p=0421), dan status pekerjaan (p=0,059)
dengan tindakan IVA. Dari penelitian ini, kesimpulannya adalah bahwa 73,1
% WUS tidak melakukan IVA karena kurangnya pengetahuan tentang IVA.
Saran untuk puskesmas sebaiknya mengikutsertakan suami WUS dalam
konseling agar suami memahami dan akhirnya memberikan dukungan dalam
melakukan pemeriksaan deteksi dini metode IVA.
32
4. Penelitian lain yang dilakukan oleh Masturoh tahun 2016 dengan judul
faktor-faktor yang mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) dalam
melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif dengan desain Cross-Sectional. Populai dalam penelitian
ini adalah 3.400. Sampel dalam penelitian ini adalah 163 responden, teknik
sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan rumus uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi pemeriksaan
kanker serviks adalah pendidikan (p=0,000), pengetahuan (p=0,023), sikap
(p=0,005), dukungan petugas kesehatan (p=0,025), akses informasi
(p=0,029), akses menuju pelayanan kesehatan (p=0,007), dukungan teman
(p=0,000), dan tidak ada pengaruh antara dukungan suami (p=0,222), tidak
ada pengaruh antara keterjangkauan biaya dengan perilaku wanita usia subur
dalam pemeriksaan IVA(p=1,000). Diharapkan wanita usia subur
meningkatkan kesadaran untuk melakukan IVA tes guna mendeteksi dini
adanya kanker serviks.
5. Penelitian lain yang dilakukan oleh Fauza tahun 2018 dengan judul faktor-
faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan wanita usia subur (WUS)
dalam Deteksi Dini Kanker Serviks metode IVA di Puskesmas Kota Padang
2018. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cross-Sectional.
Populai dalam penelitian ini adalah 1000. Sampel dalam penelitian ini adalah
110 responden, teknik sampel yang digunakan adalah consecutive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan
rumus uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,041), akses informasi
(p=0,000) dan dukungan suami (p=0,000) dengan keikutsertaan WUS dalam
deteksi dini kanker serviks metode IVA. Hasil analisis multivariat
menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi
keikutsertaan WUS dalam deteksi dini kanker serviks yaitu dukungan suami
(p=0,000) dan POR=46,693. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan,
sikap, akses informasi, dan dukungan suami. Disarankan Puskesmas dapat
33
C. Kerangka Teoritis
Skema 2.2 Kerangka Teoritis Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
Kanker Seriks dengan Pelaksanaan IVA
Faktor Internal
Pengetahuan
WUS (Wanita Pemeriksaan IVA : 1. Pendidikan
Usia subur) : Metode pemeriksaan 2. Minat
dengan mengoles 3. Pengalaman
1. Wanita yang serviks menggunakan 4. Usia
berumur 20- kanker serviks : lidi wotten yang telah
50 tahun Tumor ganas dicelupkan kedalam
2. Baik yang yang tumbuh asam asetat
berstatus pada serviks Pengetahuan
kawin, belum Pelaksanaan Tes IVA : tentang
Pemeriksaan
kawin, atau 1. Melaksanakan Tes kanker
deteksi dini :
janda. IVA serviks :
Gangguan 1. Test HPV 2. Tidak melaksanakan
sistem 1. Baik
2. Tes Pap tes IVA
reproduksi 2. Kurang
smear Masalah lain yang
Wanita: 3. Tes IVA mempegaruhi
1. Keputihan 4. Servikografi pemeriksaan IVA :
2. Vaginitis 5. Kolposkopi Kurangnya Faktor
3. Bartolinitis pengetahuan tentang Eksternal
4. kanker pentingnya Pengetahuan
serviks pemeriksaan 1. Ekonomi
2. Informasi
3. Kebudayaan
/Lingkungan
Sumber: Azwar, 2009; Depkes RI, 2009; Diananda, 2009; Donsu, 2017; Kemenkes
RI, 2014; Kumala & Andhyatoro 2010; Laras 2009; Nugroho dan Utama,
2014; Meliono, 2007; Notoatmojo, 2018; Sanif, 2002; Sari, 2017;
34
A. Kerangka Konsep
Konsep merupakan abstraksi yang tidak dapat langsung diamati atau diukur.
Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep yang akan diamati atau
diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep
dikembangkan berdasarkan tujuan penelitian yang sudah dirumuskan dan
didasari oleh kerangka teori yang berada dalam tinjauan kepustakaan
(Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep merupakan tahap yang penting dalam
suatu penelitian. Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan
hasil penelitian dengan teori (Nursalam, 2016).
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan
merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara emprise
atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007).
2. Kurang
36
Karakteristik Responden
1. Usia
2. Pekerjaan
3. Pendidikan
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel confonding (variabel yang tidak diteliti )
B. Hipotesa
Hipotesa adalah jawaban penelitian, patokan dugaan atau dalil sementara yang
kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo,2005).
Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis
(peryataan), yaitu suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan
pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau
harus ditolak, berdasarkan fakta atau data emprise yang telah dikumpulkan
dalam peneliti. Hipotesis juga merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan
yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris.
(Hidayat, 2007).
Hipotesis harus memiliki landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu dugaan
yang tidak mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu
kesimpulan. Adapun ciri-ciri suatu hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (Statement). Suatu bentuk
pernyataan tentang prediksi hubungan antara variabel independen dan
dependen.
2. Hipotesis harus didukung oleh teori dan hasil penelitian terdahulu. Setelah
menemukan fenomena masalah, peneliti melakukan penelusuran literatur
dan telaah pustaka.
37
3. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesis harus terdiri dari
variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian serta tidak terlalu luas
sifatnya.
Jenis hipotesis berdasarkan rumusan pernyataan dibagi manjadi dua yaitu
hipotesis kerja (hipotesis alternatif) dan hipotesis statistik (hipotesis null).
1. Hipotesis Alternatif (HA) : Adalah pernyataan tentang prediksi hasil
penelitian berupa hubungan antar variabel yang diteliti. Hipotesis ini
menyatakan secara langsung tentang prediksi hasil penelitian. Pada
penelitian ini hipotesis HA : Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang
kanker serviks dengan pelaksanaan IVA pada wanita usia subur di
Puskesmas Kecamatan Tanah abang.
2. Hipotesis Null (H0) : Adalah pernyataan hipotesis yang digunakan untuk
kepentingan uji statistik terhadap data hasil penelitian. Hipotesis ini
dirumuskan untuk menyatakan kesamaan, tidak adanya perbedaan atau
tidak adanya hubungan antar variabel. Pada penelitian ini hipotesis H0 :
Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dengan
pelaksanaan IVA pada wanita usia subur di Puskesmas Kecamatan Tanah
abang.
38
C. Definisi Operasional
Variabel Dependen
Pelaksanaan Responden Responden Kuesioner 1. Mau Nominal
pemeriksaan mau mengisi melaksanakan
IVA melaksanakan kuesioner IVA skor : 1
pemeriksaan dengan 2. Tidak Mau
IVA dan tidak menggunakan melaksanakan
mau skala Guttman IVA skor : 0
melaksanakan 0 = Ya
meriksaan 1 = Tidak
IVA
39
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian
( Dharma, 2011 ). Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis
penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain penelitian deskriptif
bertujuan untuk memaparkan variable penelitian tanpa melakukan analisa
hubungan antar variabel yang diteliti, sedangkan analitik merupakan penelitian
yang bertujuan mencari hubungan antar variabel yang diteliti, ditentukan
berdasarkan uji statistik. Dharma (2011) menyatakan pendekatan cross
sectional adalah suatu penelitian dimana pengambilan data terhadap beberapa
variabel penelitian dilakukan pada satu waktu.
40
41
Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah Target Wanita Usia Subur yang
melakukan pemeriksaan IVA di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang Jakarta Pusat yaitu 21.159 orang selama bulan Januari sampai
September tahun 2022.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Jiwantoro, 2017). Sampel adalah bagian dari populasi
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Wasis, 2008).
Sampel dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur yang menjadi klien
di Unit Pelayanan Penyakit Tidak Menular Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang Jakarta Pusat.
Adapun sampel pada penelitian ini harus memenuhi beberapa kriteria
dibawah ini yaitu :
untuk terpilih atau terambil. Perhitungan besar sampel pada penelitian ini
diperoleh berdasarkan besar populasi dengan menggunakan rumus Slovin
(Sevilla et. al., 2007), di bawah ini
n=
1+ N (α)²
Keterangan
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
α :batas toleransi kesalahan yang diinginkan penelitian ini digunakan
10%
1 + 21.159 (0.01)
= 99.32 = 99 Orang + 10% dari jumlah responden
= 109 Orang
C. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2011).Penelitian ini akan dilakukan di Unit Pelayanan Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat Usia Subur
di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat karena di tempat tersebut
belum pernah dilakukan penelitian sehingga data pada studi pendahuluan yang
dilakukan menunjukkan 80% wanita yang belum mengetahui kanker serviks
dan pemeriksaan IVA sehingga mereka tidak mau melaksanakan pemeriksaan
IVA di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat.
43
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan
penelitian (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan
Oktober 2022 sampai bulan Januari 2023.
1. Waktu persiapan
Penelitian ini diawali dengan pengajuan judul, begitu disetujui maka
peneliti mengajukan proposal, selanjutnya peneliti mengajukan surat ijin
penelitian baik dari Stikes Pertamedika maupun Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang dengan tujuan untuk memperoleh ijin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Peneliti memberikan kuesioner kepada perawat di ruang rawat inap
Puskesmas Kecamatan tanah Abang mengenai pelaksanaan pengetahuan
dan kepatuhan mencuci tangan pada pemasangan infus sesuai dengan
prosedur yang benar.
3. Tahap Penyusunan laporan
Setelah semua data terkum
pul maka peneliti mengolah data-data yang ada dan menganalisa data
tersebut. Setelah laporan dan hasil data tersusun dengan baik, dilanjutkan
dengan seminar hasil penelitian dan revisi bila ada yang harus direvisi.
E. Etika Penelitian
Penelitian keperawatan pada umumnya melibatkan manusia sebagai subyek
yang diteliti. Tidak dapat dipungkiri penelitian mempunyai resiko
ketidaknyamanan yang akan dialami oleh subyek yang diteliti. Oleh karena
itulah sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti meminta ijin ke pihak
Puskesmas Kecamatan tanah Abang sebagai tempat penelitian.
Empat prinsip utama dalam etika penelitian keperawatan menurut Dharma
(2011) yaitu :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Pada penelitian ini, peneliti memberi kebebasan responden untuk
menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak ada
paksaan penekanan pada responden untuk bersedia ikut dalam penelitian.
44
Pada penelitian ini dengan sampel uji coba 30 responden nilai r- tabelnya
0,361, maka item kueisioner dikatakan valid bila r-hitung ≥ 0,361 demikian
sebaliknya bila r-hitung < 0,361 maka kuesioner dikatakan tidak valid.
46
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya (Notoatmodjo, 2012). Menurut Sugiyono (2012) instrumen
yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Penelitian
ini menggunakan teknik reliabilitas internal karena penulis dalam
menganalisis data hanya memberikan kuesioner kepada responden satu kali
pengetesan saja. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas
adalah rumus koefisien reliabilitas alpha cronbach, yaitu :
Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha cronbach yaitu :
k ΣSi
r = [ ][1- ]
k−1 St
Keterangan
r : Reliabilitas instrumen
k : Mean kuadrat antara subyek
∑Si : Mean kuadrat kesalahan
St : Varians total
47
2. Analisa Data
a. Uji Normalitas
Menurut Priyanto (2014) uji normalitas adalah hal yang penting karena
dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat
mewakili populasi. Uji Normalitas adalah sebagai pengujian tentang
kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas adalah pada
50
analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data bahwa
data tersebut terdistribusi secara normal.
Memberikan pedoman pengambilan keputusan tentang data-data yang
mendekati atau merupakan distribusi normal yang dapat dilihat dari:
Kolmogorov-Smirnova
Normalitas
Statistic Df Sig.
Pengetahuan .346 109 .000
b. Analisa Univariat
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penulis
mendeskripsikan variabel penelitian yaitu variabel independen
(pengetahuan), varibael dependen (pelaksanaan tes IVA) dan identitas
dengan membuat tabel distribusi frekuensi dan prosentase karena semua
data berbentuk kategorik. Analisa univariate menggunakan rumus
sebagai berikut :
𝑓
P= x 100%
𝑁
Keterangan :
P : Presentase
51
c. Analisa Bivariat
Adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan dan
besarnya hubungan atau pengaruh antara satu variable independen dan
variabel dependen (Bustami, 2011). Analisa bivariat penelitian ini untuk
melihat hubungan variabel independen pengetahuan dan variabel
dependen Pelaksanaan tes IVA menggunakan uji statistic chi square
karena data baik variabel independen dan variabel dependen berbentuk
kategori. Menurut Sabri dan Hastono (2014) uji hipotesis yang digunakan
adalah uji statistic Chi Square (x²) dengan batasan kemaknaan α (alfa)
atau p = 0,05 dengan rumus sebagai berikut :
(0 − E)
X² = ∑
E
Keterangan :
X² : Nilai Chi Square
0 : Nilai hasil pengamatan untuk tiap kategori
E : Nilai hasil yang diharapkan untuk tiap kategori
BAB V
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Responden
di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
tahun 2022, n= 109
2) Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi berdasarkan Status Pendidikan Responden
di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
tahun 2022, n=109
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Dasar 29 26,6
Menengah 69 64
Tinggi 11 10,1
Total 109 100
3) Status Pernikahan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi berdasarkan Status Nikah Responden
di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
tahun 2022, n=109
Status Jumlah Persentase
Kawin 109 100
Total 109 100
2. Analisa Bivariat
Tabel 5.7
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Pelaksanaan IVA
di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
tahun 2022
Berdasarkan table 5.7 Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
kanker serviks dengan pelaksanaan IVA pada wanita usia subur diperoleh bahwa
ada sebanyak 29 (64.4%) responden tingkat pengetahuan baik dan mau
melaksanakan IVA. Sedangkan di antara tingkat pengetahuan kurang baik, ada 26
(40.6%) yang mau melaksanakan IVA. Hasil Uji Chi Square diperoleh nilai
p=0.024 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi yang mau melaksanakan
IVA antara tingkat pengetahuan yang baik dan kurangh baik (bisa juga
kesimpulannya; ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
pelaksanaan IVA). Dari hasil analisis diperoleh pula nila OR 2.649 artinya Wanita
usia subur dengan tingkat pengetahuan baik mempunyai odds 3 kali lebih tinggi
untuk mau melaksanakan IVA disbanding Wanita usia subur dengan tingkat
pengetahuan kurang baik. Dengan kata lain: “wanita usia subur dengan tingkat
pengetahuan yang baik mempunyai peluang/ kesempatan untuk melaksanakan IVA
3 kali lebih besar dibandingkan Wanita usia subur dengan tingkat pengetahuan
kurang baik.
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan pembahasan tentang hasil penelitian secara umum
sesuai denga tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang kanker serviks dengan pelaksanaan IVA pada Wanita
Usia Subur di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat pada bulan
Januari 2023 dengan cara membandingkan hasil penelitian dengan teori dan
penelitian terkait, mendiskusikan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya. Pembahasan penelitian ini dibagi menjadi analisa Univariat dan
Bivariat.
56
57
sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Oleh yang demikian,
umur itu diukur dari lahir hingga semasa (masa kini). (Depkes,2009)
b. Pendidikan
Pada penelitian ini dari 109 responden sebagian besar respondennya
mempunyai tingkat pendidikan menengah sebanyak 80 orang
(3,4%).
c. Status Pekerjaan
Pada penelitian ini dari data 109 responden didapatkan sebagian
besar reponden bekerja yaitu 63 orang (57,8%).
d. Tingkat Pengetahuan
Pada penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan responden
tentang kanker serviks di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
didapatkan dari 109 responden didominasi oleh tingkat pengetahuan
kurang baik sebanyak 64 orang (58,7%).
e. Pelaksanaan IVA
Pada penelitian ini didapatkan data dari 109 responden sebanyak 55
responden yang mau melaksanakan IVA (50,5%).
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian oleh Mirayashi (2014), yaitu
dengan judul hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks
dan keikutsertaan melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas
Alianyang Pontianak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan tentang kanker serviks dan keikutsertaan dalam
melakukan pemeriksaan inspeksi visual asetat (p=0,009).
Hasil penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Maharsie (2012) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang kanker serviks dengan keikutsertaan ibu melakukan IVA test di
62
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) tes adalah tes visual dengan
menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan larutan iodium
lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah
dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami
displasia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks.
Pemeriksaan ini tidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause,
karena daerah zona transisional seringkali terletak di kanalis servikalis
dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo (Laras, 2009).
Inspeksi Visual Asetat (IVA) yaitu suatu metode pemeriksaan dengan
mengoles serviks atau leher Rahim menggunakan lidi wotten yang telah
dicelupkan kedalam asam asetat / asam cuka 3-5% dengan mata
telanjang. Daerah yang tidak normal akan berubah menjadi putih
(acetowhite ) dengan batas yang tegas, dan mengindikasi bahwa serviks
memiliki lesi prakanker. Jika tidak ada perubahan warna, maka
dianggap tidak ada infeksi pada serviks. (Kumalasari & Andhyatoro
2010).
B. Keterbatasan Penelitian
1. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang cenderung bersifat
subjektif, sehingga kejujuran responden sangat menentukan data yang akan
di berikan.
2. Penelitian hanya terbatas lingkup penelitian di satu Unit Pelayanan saja.
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan tingkat
pengetahuan tentang kanker serviks dengan pelaksanaan IVA pada Wanita
Usia Subur di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar responden mempunyai kategori usia dewasa awal yaitu
diantara 29,56 tahun sampai dengan 32,42 tahun dengan tingkat pendidikan
menengah (SMA/SMK) sebanyak 69 responden (64%) dan mayoritas status
pekerjaan responden bekerja sebanyak 63 responden (57,8%).
2. Mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang
kanker serviks sebanyak 45 responden (41,3%)
3. Hasil dari penelitian didapatkan data dari 109 responden sebanyak 55
responden (50,5%) yang mau melaksanakan.
4. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang kanker
servis dengan pelaksanaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat (Pvalue = 0,024).
C. Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan terutama di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat untuk lebih meningkatkan,
mengoptimalkan, dan mengembangkan program kesehatan reproduksi,
khususnya dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang kanker serviks
dan pemeriksaan IVA.
64
65
Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan (edisi kedua) (Penerj. Tri Wibowo.
B.S). Jakarta: Kencana.
Siregar, S., (2012_, Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana, Jakarta
Wawan, A dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Kemenkes RI, (21 April 2015), Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan
dan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Kanker Payudara.
http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/Buku_Panduan_Pelaksanaan_I
VA-SADANIS_2015.pdf (diakses, 25 November 2017)
Irawan. (2010), Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA test.
http://edisicetak.joglosemar.co/cgi-sys/suspendedpage.cgi?q=berita/deteksi-
dini-kanker-serviks-dengan-iva-test-10852.html
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Yayu Damayanti
NIM : 11212193
Adalah mahasiswa program studi S1 Keperawatan STIKES PERTAMEDIKA
Jakarta akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang Kanker Serviks dengan Pelaksanaan IVA pada Wanita Usia Subur di
Puskesmas Kecamatan Tanah abang Jakarta Pusat .”
Dengan ini saya mohon kepada responden untuk bersedia menandatangani lembar
persetujuan untuk menjadi responden dan menjawab pertanyaan peneliti sesuai
dengan petunjuk yang ada. Jawaban responden akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya di gunakan untuk kepentingan penelitian.
Atas bantuan dan partisipasi dari responden saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Yayu Damayanti)
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Dengan ditanda tangani surat persetujuan ini, maka saya menyatakan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Kode Responden
1. Nomor Telepon :
2. Usia
a. 20-50 thn ( )
3. Pendidikan Terakhir
a. SD ( ) c. SMA/SMK ( )
b. SMP ( ) d. Perguruan Tinggi ( )
4. Pekerjaan
a. Bekerja ( )
b. Tidak Bekerja ( )
5. Status Perkawinan
a. Sudah Menikah ( )
b. Belum Menikah ( )
Aspek Tahu
PERNYATAAN BENAR SALAH
NO
Kanker Serviks (leher rahim) adalah
1.
keganasan/tumbuhnya tumor ganas pada
serviks (leher rahim).
Penyakit kanker serviks (leher rahim)
2
sering menyerang Wanita Usia Subur (30-
50 tahun).
Kanker serviks atau leher rahim
3
merupakan penyakit menular.
Penyakit kanker leher rahim dapat
4
menyebabkan kematian.
Penyebab kanker serviks (leher rahim)
5
adalah bakteri.
Gejala awal kanker serviks adalah jarang
6
atau tidak memberikan tanda / gelaja.
Gejala fase lanjutan antara lain perdarahan
7
saat berhubungan, keputihan yang banyak
dan nyeri di perut bawah.
Aspek Memahami
NO PERNYATAAN YA TIDAK
Aspek Penerapan
PERNYATAAN BENAR SALAH
NO
Seorang wanita mulai melakukan
12 pemeriksaan IVA segera setelah
menikah/ melakukan hubungan seksual.
Aspek Analisis
NO PERNYATAAN YA TIDAK
(kuisioner pelaksanaan tes iva)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.958 26
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
P1 39.9333 74.271 .737 .956
P2 39.6667 76.989 .432 .958
P3 39.7000 74.700 .698 .956
P4 39.7333 73.030 .889 .954
P5 39.7000 74.838 .681 .956
P6 39.7333 80.340 .029 .962
P7 39.6667 73.678 .843 .955
P8 39.8333 73.040 .869 .954
P9 39.6333 79.068 .189 .960
P10 39.7667 73.220 .855 .955
P11 39.6667 74.161 .782 .955
P12 39.7000 81.045 -.049 .963
P13 39.7667 73.357 .838 .955
P14 39.6667 76.437 .499 .958
P15 39.7333 73.444 .838 .955
P16 39.7333 73.237 .864 .954
P17 39.7333 74.271 .737 .956
P18 39.8667 74.947 .643 .957
P19 39.8000 74.441 .703 .956
P20 39.7667 73.564 .813 .955
P21 39.8000 75.407 .589 .957
P22 39.6667 73.264 .896 .954
P23 39.7667 72.737 .914 .954
P24 39.8000 74.924 .645 .957
P25 39.8000 73.959 .760 .955
P26 39.7000 74.424 .732 .956
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
41.3333 80.851 8.99169 26
Terlihat ada 3 item yang tidak valid yaitu P6, P9 & P12 (< 0,361), maka di keluarkan
yang lebih kecil lebih dahulu yaitu P12.
Scale: Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Case Processing Summary .963 25
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
P1 38.3000 74.424 .741 .961
P2 38.0333 77.206 .428 .964
P3 38.0667 74.892 .697 .961
P4 38.1000 73.197 .891 .959
P5 38.0667 75.030 .680 .961
P6 38.1000 80.369 .048 .967
P7 38.0333 73.895 .839 .960
P8 38.2000 73.200 .872 .960
P9 38.0000 79.172 .200 .965
P10 38.1333 73.430 .852 .960
P11 38.0333 74.378 .778 .961
P13 38.1333 73.499 .844 .960
P14 38.0333 76.585 .504 .963
P15 38.1000 73.679 .832 .960
P16 38.1000 73.403 .866 .960
P17 38.1000 74.507 .731 .961
P18 38.2333 75.082 .649 .962
P19 38.1667 74.626 .703 .961
P20 38.1333 73.706 .819 .960
P21 38.1667 75.661 .581 .962
P22 38.0333 73.482 .892 .960
P23 38.1333 72.878 .920 .959
P24 38.1667 75.109 .646 .962
P25 38.1667 74.075 .769 .961
P26 38.0667 74.685 .722 .961
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
39.7000 81.045 9.00249 25
Masih ada 2 item yang tidak valid yaitu P6 & P9 (< 0,361), maka di keluarkan maka di
keluarkan yang lebih kecil lebih dahulu yaitu P6.
Scale: Pengetahuan
Reliability Statistics
Case Processing Summary Cronbach's Alpha N of Items
N % .967 24
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
P1 36.7000 73.803 .738 .966
P2 36.4333 76.530 .430 .968
P3 36.4667 74.189 .704 .966
P4 36.5000 72.534 .894 .964
P5 36.4667 74.257 .695 .966
P7 36.4333 73.220 .843 .965
P8 36.6000 72.593 .867 .964
P9 36.4000 78.455 .205 .970
P10 36.5333 72.740 .858 .964
P11 36.4333 73.702 .782 .965
P13 36.5333 72.878 .841 .965
P14 36.4333 75.909 .506 .967
P15 36.5000 72.948 .843 .965
P16 36.5000 72.810 .860 .964
P17 36.5000 73.776 .741 .965
P18 36.6333 74.516 .639 .966
P19 36.5667 74.047 .694 .966
P20 36.5333 73.085 .816 .965
P21 36.5667 74.944 .588 .967
P22 36.4333 72.806 .896 .964
P23 36.5333 72.257 .917 .964
P24 36.5667 74.461 .645 .966
P25 36.5667 73.564 .752 .965
P26 36.4667 73.982 .729 .966
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
38.1000 80.369 8.96487 24
Masih ada 1 item yang tidak valid yaitu P9 (< 0,361), maka di keluarkan P6 tsb.
Scale: Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Case Processing Summary .970 23
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
P1 35.0000 71.931 .743 .969
P2 34.7333 74.823 .410 .971
P3 34.7667 72.323 .707 .969
P4 34.8000 70.648 .902 .967
P5 34.7667 72.392 .698 .969
P7 34.7333 71.375 .846 .968
P8 34.9000 70.714 .875 .967
P10 34.8333 70.833 .868 .967
P11 34.7333 71.926 .775 .968
P13 34.8333 70.971 .851 .968
P14 34.7333 74.202 .487 .971
P15 34.8000 71.062 .851 .968
P16 34.8000 70.924 .868 .967
P17 34.8000 72.028 .731 .969
P18 34.9333 72.685 .637 .970
P19 34.8667 72.257 .689 .969
P20 34.8333 71.178 .826 .968
P21 34.8667 73.085 .589 .970
P22 34.7333 71.030 .890 .967
P23 34.8333 70.420 .920 .967
P24 34.8667 72.602 .647 .969
P25 34.8667 71.637 .764 .968
P26 34.7667 72.185 .724 .969
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
36.4000 78.455 8.85749 23
Sudah valid 23 item (> 0,361) yaitu dengan nilai 0,410 – 0,920 dan Cronbach's Alpha 0,970
( artinya sangat reliable)
ANALISIS PENELITIAN
Descriptives
Statistic Std. Error
TAHU Mean 28.8165 .31069
95% Confidence Interval for Lower Bound 28.2007
Mean Upper Bound 29.4324
5% Trimmed Mean 29.0158
Median 28.0000
Variance 10.522
Std. Deviation 3.24370
Minimum .00
Maximum 32.00
Range 32.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -6.421 .231
Kurtosis 58.100 .459
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TAHU .346 109 .000 .427 109 .000
a. Lilliefors Significance Correction
HASIL UNI VARIAT
Statistics
USIA
N Valid 109
Missing 0
Mean 30.99
Std. Error of Mean .721
Median 29.00
Mode 26
Std. Deviation 7.526
Minimum 21
Maximum 49
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 4 3.7 3.7 3.7
22 2 1.8 1.8 5.5
23 8 7.3 7.3 12.8
24 8 7.3 7.3 20.2
25 7 6.4 6.4 26.6
26 10 9.2 9.2 35.8
27 4 3.7 3.7 39.4
28 7 6.4 6.4 45.9
29 6 5.5 5.5 51.4
30 9 8.3 8.3 59.6
31 5 4.6 4.6 64.2
32 4 3.7 3.7 67.9
33 4 3.7 3.7 71.6
34 5 4.6 4.6 76.1
35 1 .9 .9 77.1
36 2 1.8 1.8 78.9
38 2 1.8 1.8 80.7
39 3 2.8 2.8 83.5
41 4 3.7 3.7 87.2
42 1 .9 .9 88.1
43 3 2.8 2.8 90.8
45 2 1.8 1.8 92.7
46 2 1.8 1.8 94.5
47 2 1.8 1.8 96.3
48 1 .9 .9 97.2
49 3 2.8 2.8 100.0
Total 109 100.0 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
USIA Mean 30.99 .721
95% Confidence Interval for Lower Bound 29.56
Mean Upper Bound 32.42
5% Trimmed Mean 30.57
Median 29.00
Variance 56.639
Std. Deviation 7.526
Minimum 21
Maximum 49
Range 28
Interquartile Range 9
Skewness .900 .231
Kurtosis -.134 .459
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
USIA .149 109 .000 .903 109 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Statistics
JENIS KELAMIN PENDIDIKAN STATUS NIKAH PEKERJAAN
N Valid 109 109 109 109
Missing 0 0 0 0
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PEREMPUAN 109 100.0 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D3 5 4.6 4.6 4.6
S1 6 5.5 5.5 10.1
SD 15 13.8 13.8 23.9
SMA 29 26.6 26.6 50.5
SMEA 1 .9 .9 51.4
SMK 39 35.8 35.8 87.2
SMP 14 12.8 12.8 100.0
Total 109 100.0 100.0
STATUS NIKAH
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KAWIN 109 100.0 100.0 100.0
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BEKERJA 63 57.8 57.8 57.8
TIDAK BEKERJA 46 42.2 42.2 100.0
Total 109 100.0 100.0
Statistics
IVA TAHUKATT
N Valid 109 109
Missing 0 0
Mean 1.50 1.5872
Std. Error of Mean .048 .04738
Median 1.00 2.0000
Mode 1 2.00
Std. Deviation .502 .49462
Minimum 1 1.00
Maximum 2 2.00
IVA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid MAU MELAKUKAN PEM IVA 55 50.5 50.5 50.5
TDK MAU MELAKUKAN PEM 54 49.5 49.5 100.0
IVA
Total 109 100.0 100.0
TAHUKATT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 45 41.3 41.3 41.3
KURANG BAIK 64 58.7 58.7 100.0
Total 109 100.0 100.0
HASIL BIVARIAT
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.997 1 .014
b
Continuity Correction 5.082 1 .024
Likelihood Ratio 6.064 1 .014
Fisher's Exact Test .019 .012
Linear-by-Linear Association 5.942 1 .015
N of Valid Cases 109
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for TAHUKATT 2.649 1.204 5.827
(BAIK / KURANG BAIK)
For cohort IVA = MAU 1.586 1.099 2.290
MELAKUKAN PEM IVA
For cohort IVA = TDK MAU .599 .385 .932
MELAKUKAN PEM IVA
N of Valid Cases 109
DOKUMENTASI PENELITIAN