Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infertilitas menurut dunia medis adalah istilah yang di gunakan untuk menyebut pasangan yang belum
mempunyai anak walaupun sudah berhubungan intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi dalam kurun
waktu satu tahun. Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun sayangnya tidak
setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan mengalami infertilitas, keadaan
tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk tidak menjadi hamil atau kehamilan sampai
melahirkan, meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat
kontrasepsi selama setahun atau lebih (infertilitas). Infertilitas adalah masalah yang dialami pria dan
wanita dimanapun di dunia. Walaupun diperkiraan angka kejadiannya tidak terlalu cermat dan
bervariasi dari satu daerah ke daerah lain, sekitar 8% pasangan mengalami masalah infertilitas selama
masa reproduksinya, ini berarti bahwa antara 50 sampai 80 juta orang mempunyai masalah fertilitas,
suatu keadaan yang menimbulkan penderitaan pribadi dan gangguan kehidupan keluarga. keluarga
infertil terpaksa menempuh hidup tanpa anak, atau ada juga yang melalukan adopsi (mengangkat anak).
poligami, atau bahkan tidak jarang yang bercerai dikarenakan tidak dikaruniai anak. Namun berkat
kemajuan teknologi kedokteran, beberapa pasangan infertil telah dimungkinkan memperoleh anak
dengan dengan jalan inseminasi buatan, bayi tabung (membesarkan janin di dalam Rahim wanita lain),
dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sebutkan jenis-jenis infertilitas!

2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab infertilitas!

3. Bagaimana cara pencegahan infertilitas?

4. Bagaimana cara pengobatan infertilitas?

5. Bagaimana cara menangani infertilitas?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis infertilitas,

2. Mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab infertilitas,

3. Memahami pencagahan infertilitas.


4. Memahami cara pengobatan infertilitas.

5. Mengetahui berbagai cara penanganan pada penderita infertilitas.

1.4 Manfaat

1. Manfaat teoretis

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai masalah infertilitas serta
cara penanganannya.

2. Manfaat praktis

Pembaca diharapkan dapat memahami cara pencegahan infertilitas. Dan bagi pembaca yang memiliki
masalah dengan fertilitas diharapkan dapat memahami dan memilih cara penanganan yang tepat untuk
masalahnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Infertilitas

Menurut dunia medis Infertilitas adalah istilah yang di gunakan untuk menyebut pasangan yang belum
mempunyai anak walaupun sudah berhubungan intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi dalam kurun
waktu satu tahun (diah. 2012:www.jurnalbidandiah.blogspot.com). "Infertilitas adalah kegagalan dari
pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa
kontrasepsi, selama satu tahun" (Sarwono dalam diah, 2012: www.jurnalbidandiah.blogspot.com).
"Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan
keturunan" (Elizbeth dalam diah,2012: www.jurnalbidandiah.blogspot.com). "Ketidaksuburan (infertil)
adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah
melakukan hubungan seksual sebanyak 2–3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun" (Djuwantono,2008). Sedangkan Baradero. dkk (2006)
menjelaskan bahwa "Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun." Maka
dapat disimpulkan bahwa Infertilitas berarti tidak terjadinya fertilisasi (Pembuahan) pada organ
reproduksi wanita, yaitu tidak terjadinya proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum
yang sudah matang.

2.2 Jenis-jenis Infertilitas

Djuwanto, dkk., (2008) mengemukakan bahwa secara medis, infertilitas dibagi menjadi
2 jenis, yaitu:

a. Infertilitas primer

Berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2–3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk
apapun.

b.Infertilitas sekunder

Berarti pasangan suami-istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2–3 kali per minggu tanpa
menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.

2.3 Faktor penyebab Infertilitas

2.3.1 Pada Wanita

a. Gangguan organ reproduksi

1) Infeksi vagina menyebabkan meningkatnya keasaman vagina yang akan membunuh sperma, dan
pengkerutan vagina akan menghambat transportasi sperma ke vagina.

2) Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus
serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas
operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak
dapat masuk ke rahim

3) Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan
fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk
perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.

4) Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi
sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.

b. Gangguan ovulasi

Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada
sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi
karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi
hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormone ini. Maka folikel mengalami
hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi.

c. Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak
berlangsung baik. Akibatnya fetus tic A dapat berkembang dan terjadilah abortus.

d. Endometriosis

Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim
(lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah
dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung
telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri
yang sangat pada daerah panggul terutamapada saat haid dan berhubungan intim, serta tentu saja
infertilitas.

e. Faktor immunologis

Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai
respon terhadap benda asing, Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.

Anda mungkin juga menyukai