Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Tahap Profesi


Stase Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Herman Subandi
2. Intang Sulistiani Zen
3. Diah Fitriani
4. Huzaefi
5. Lina Budiarti
6. Rumawan
7. Ismi Suhanah
8. M. Sohib
9. Putri Rizky
10. Ni Nyoman Sulastri
11. Deni Herawati
12. Tran Utami Rizky
13. Ernawati
14. Bahrul Fiqri
15. Eka Sapta Desyana

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MATARAM
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN RERODUKSI REMAJA

Pokok bahasan : Mengenal kesehatan reproduksi remaja


Sub pokok bahasan : Kiat-kiat menjaga kesehatan reproduksi pada remaja
Sasaran : Siswa dan siswi SMP kelas VIII
Hari / Tanggal : Sabtu, 21 April 2018
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang kelas VIII

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi pada
remaja, diharapkan remaja tahu tentang kesehtan reproduksi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit asma pada
keluarga selama 45 menit, diharapkan keluarga mampu :
a. Memahami kesehatan reproduksi
b. Mengetahui perubahan-perubahan pada remaja
c. Mengetahui Alat reproduksi yang ada pada pria maupun wanita
d. Mengetahui fungsi alat reproduksi
e. Cara menjaga alat kelamin
f. Seks dan kehamilan pada remaja

B. Topik dan Sub Topik


1. Topik : Mengenal kesehatan reproduksi remaja
2. Sub Topik : Kiat-kiat menjaga kesehatan reproduksi pada remaja

C. Langkah- Langkah Kegiatan


1. Persiapan
a. Media :
- LCD
- Lefleat
2. Metode
- Ceramah
- Diskusi

D. Setting Tempat
1. Peserta duduk di dalam ruangan
2. Penyaji didepannya

Keterangan :

: Pemateri : Fasilitator

: Audiens : Pendokumentasi
: Observer

E. Pengorganisasian
1. Pemateri :
- Intang Sulistiani Zen
2. Moderator :
- M. Sohib
3. Fasilitator :
- Ernawati
- Bahrul Fiqri
- Lina Budiarti
- Deni Herawati
- Ni. Nyoman Sulastri
- Rumawan
- Putri Rizky
- Eka Sapta Desyana
4. Dokumentasi :
- Huzaefi
- Ismi Suhanah
- Tran Utami Rizky
- Herman Subandi
5. Observer :
- Diah Fitriani

F. Pelaksanaan Kegiatan

Pembagian
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa
Waktu
Pendahuluan 5 menit a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
kelompok
c. Menjelaskan maksud c. Mendengarkan
dan tujuan
d. Apersepsi
d. Menjawab
Penyajian 30 menit e. Menjelaskan materi
tentang : e. Mendengarkan dan
1) Kesehatan memperhatikan
reproduksi
2) Perubahan-
perubahan pada
remaja
3) Alat reproduksi
yang ada pada pria
maupun wanita
4) Fungsi alat
reproduksi
5) Cara menjaga alat
kelamin
6) Seks dan kehamilan
pada remaja
7) Memberikan
kesempatan untuk f. Bertanya dan
bertanya menjawab pertanyaan
g. Menjawab pertanyaan
Penutup 10 menit f. Melakukan evaluasi h. Memperhatikan
g. Membuat kesimpulan i. Menjawab salam
h. Menutup dengan salam

G. Evaluasi

Soal :
1. Sebutkan alat reproduksi pada pria ?
2. jelaskan perubahan-perubahan pada remaja ?
3. cara menjaga kebersihan alat kelamin ?

H. Kriteria Evaluasi

1. Struktur
a. Satpel dan materi sudah disiapkan dan dikonsulkan
b. Media dan alat sudah dipersiapkan
c. Waktu dan tempat sudah dipersiapkan
2. Proses
a. Penyajian sesuai waktu
b. Audien aktif
c. Media digunakan semua
3. Hasil
a. 75 % audien mampu memahami materi kesehatan reproduksi
b. 75 % audien mampu menyebutkan dan menjelaskan perubahan-perubahan pada
remaja
c. 75 % audien mampu menjaga kebersihan alat kelamin
I. Materi
TERLAMPIR
MATERI
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja khususnya
menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang kesiapanya sudah dimulai sejak
masa remaja ditandai dengan haid pertama pada remaja perempuan dan mimpi basah
untuk laki-laki.
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai
perubahan fisik, emosi, psikis. Masa remaja, yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa
yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan
dari masa anak ke masa dewasa.
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak
seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang cukup besar
ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu mereka memerlukan
pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan di sekitarnya, agar tumbuh dan
berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, maupun mental dan
psikososial.
Dalam lingkungan soaial tertentu, masa remaja bagi pria merupakan saat diperolehnya
kebebasan, sementara untuk remaja wanita merupakan saat mulainya segala bentuk
pembatasan. Pada masa yang lalu, anak gadis mulai dipingit ketika mereka mulai
mengalami haid. Walaupun dewasa ini praktek seperti itu telah jarang ditemukan, namun
perlakuan terhadap remaja pria dan wanita masih sering berbeda, yang menempatkan
remaja puteri dalam posisi yang dirugikan. Kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria
dan wanita diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar
masalahnya dapat tertangani secara tuntas.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah
12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia
tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi
remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke
dalam kelompok remaja.
Yang dimaksud dengan Reproduksi Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re
= kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti
suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Kesehatan reproduksi (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi
(Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994).
Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi:
a. Konseling dan informasi Keluarga Berencana (KB)
b. Pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman,
pelayanan bayi baru lahir/neonatal)
c. Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS),
termasuk pencegahan kemandulan
d. Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
e. Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kespro
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak
semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara
mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan
informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang
bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai
kesehatan reproduksi yang baik.
a. Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja)
b. mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan
kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
c. Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi
kesehatan reproduksi
d. Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e. Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
f. Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g. Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri
agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
h. Hak-hak reproduksi
Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung
jawab bersama laki-laki maupun perempuan. Karena itu baik laki-laki maupun
B. Ciri-Ciri Perkembangan Remaja
Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Masa remaja awal (10-12 tahun), ciri khasnya :
a. Lebih dekat dengan teman sebaya
b. Ingin bebas
c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :
a. Mencari identitas dini
b. Timbulnya keinginan untuk kencan
c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
e. Berkhayal tentang aktivitas seks
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :
a. Pengungkapan kebebasan diri
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c. Mempunyai citra jasmani dirinya
d. Dapat mewujudkan rasa cinta
e. Mampu berpikir abstrak
C. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-
organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu
melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks :
a. Terjadinya haid pada remaja puteri (menarche)
b. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
2. Tanda-tanda seks sekunder
a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah
zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan
berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
b. Pada remaja puteri ; pinggul melebar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar
kemaluan (pubis).
D. Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik,
yang meliputi :
1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :
a. Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga
misalnya mudah berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :
a. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik
b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru ini jika didorong oleh rangsangan seksual
dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya,
antara lain akibat kematangan organ seks maka dapat terjadi kehamilan remaja puteri di
luar nikah, upaya abortus, dan penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS.
Perilaku ingin mencoba-coba juga dapat mengakibatkan remaja mengalami
ketergantungan NAPZA (narkotik, psikotropik, dan zat adiktif lainnya, termasuk rokok
dan alkohol).
E. Pengaruh Buruk Akibat Terjadinya Hubungan Seks Pranikah bagi Remaja
Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu
mengendalikan ragsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks
pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh
pasangan, khususnya remaja puteri, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
Akibat hubungan seks pranikah :
1. Bagi remaja :
a. Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak perawan
b. Menambah risiko tertular penyakit menular seksual (PMS), seperti : gonore (GO),
sifilis, herpes simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, HIV/AIDS
c. Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran
kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan
dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan
d. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan)
e. Kemungkinan hilangnya kesempatan unutk melanjutkan pendidikan dan
kesempatan bekerja
f. Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat
2. Bagi keluarga :
a. Menimbulkan aib keluarga
b. Menambah beban ekonomi keluarga
c. Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan masyarakat di
lingkungannya (ejekan)
3. Bagi masyarakat :
a. Meningkatnya remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun
b. Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi
c. Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan
masyarakat menurun
F. Kaitan Antara Kesehatan Remaja Dan Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara
keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pula pada
sistem reproduksi.
Berikut adalah beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja
termasuk kesehatan reproduksi remaja :
1. Masalah gizi, yang meliputi antara lain :
a. Anemia dan kurang energi kronis
b. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja puteri, sehingga mengakibatkan
panggul sempit dan risiko untuk melahirkan bayi berta lahir rendah di kemudian
hari
2. Masalah pendidikan, yang meliputi antara lain :
a. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses terhadap
informasi yang dibutuhkannya, serta mungkin kurang mampu mengambil
keputusan yang terbaik unutk kesehatan dirinya
b. Pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi
kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruk
terhadap derajat kesehatan diri dan keluarganya
3. Masalah lingkungan dan pekerjaan, yang meliputi antara lain :
a. Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan remaja
yang bekerja akan mengganggu kesehatan remaja
b. Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan merusak
kesehatan fisik, mental dan emosional remaja
4. Masalah seks dan seksualitas, yang meliputi antara lain :
a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas,
misalnya mitos yang tak benar
b. Kurangnya bimbingan unutk bersikap positifdalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas
c. Penyalahgunaan dan ketergsntungan napza, yag mengarah kepada penularan
HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks bebas. Masalah ini
semakin mengkhawatirkan dewasa ini
d. Penyalahgunaan seksual
e. Kehamilan remaja
f. Kehamilan pranikah/di luar ikatan pernikahan
5. Masalah kesehatan reproduksi remaja
a. Ketidakmatangan secara fisik dan mental
b. Risiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar
c. Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja
d. Risiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman
G. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja Oleh Tenaga Kesehatan
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk memberikan informasi dan
pengetahuan yang berhubungan dengan perilkau hidup sehat bagi remaja, di sampaing
mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi
untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara
kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi
yang sehat.
Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja meliputi :
1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik,
kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta
mengatasi berbagai keadaan yang membingungkanya. Informasi tentang haid dan
mimpi basah, serta tentang alat reproduksi remaja laki-laki dan perempuan perlu
diperoleh setiap remaja.
2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab
Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu
mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkanya menjadi kegiatan yang positif,
seperti olah raga dan mengembangkan hobi yang membangun. Penyaluran yang
berupa hubungan seksual dilakukan setelah berkeluarga, untuk melanjutkan
keturunan.
3. Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan,
Serta kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan. Remaja
memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan berperilaku reproduksi sehat
dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Di samping itu remaja memerlukan
pembekalan tentang kiat-kiat unutk mempertahankan diri secara fisik maupun psikis
dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk melakukan
hubungan seksual dan penggunaan napza.
4. Persiapan pranikah
Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara
mental dan emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga.
5. Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya
Remaja perlu mendapat informasi tentang hal ini, sebagai persiapan bagi
remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan berkeluarga di masa depan.
H. Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Ada beragam pendapat mengenai pengadaan pendidikan kesehatan reproduksi
ditingkat sekolah menengah. Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Selama ini,
informasi mengenai reproduksi hanya diperoleh pada mata pelajaran biologi dikelas XI
IPA, sedangkan kelas IPS tidak ada kurikulum mengenai hal tersebut. Dikelas IPA pun
sebatas pada penjabaran organ dan fungsi reproduksi. Jika guru masih menganggap seks
tabu, informasi mengenai seksualitas dan resikonya umumnya urung disampaikan.
Secara umum ada tiga institusi yang akan mempengaruhi pribadi dan tingkah laku
seorang anak yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Tiga institusi ini tidak bisa
dipisahkan satu-sama lainnya dalam mempengaruhi kepribadian maupun perilaku
seseorang, termasuk dalam perilaku seksual. 80% remaja membicarakan masalah seksual
dengan teman, sehingga untuk menghindari miskomunikasi informasi diperlukan cara
yang lebih efektif agar informasi yang diterima benar. Informasi dari orangtua pun
ternyata kurang membantu karena hanya 8% remaja yang merasa nyaman bicara masalah
seks dengan orangtua, meskipun pola ini cenderung berubah dikota-kota besar. Dengan
demikian, agar pemahaman remaja tentang seksualitas maupun reproduksi yang sehat itu
benar, maka peran sekolah sangat penting dan strategis.
Pencerdasan mengenai kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual disekolah
menengah dilakukan melalui seminar atau diskusi panel yang diupayakan oleh pihak
sekolah dengan mengundang pembicara dari luar sekolah, seperti dari LSM. Alangkah
baiknya bila diknas membuat dan mewajibkan sekolah memasukkan kurikulum
kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual, tidak terbatas hanya pada kelas IPA, tetapi
kelas IPS, bahasa, dan SMK/STM/MA. Minimal pelaksanaannya dapat dilakukan
bersamaan dengan mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup (PLH).
Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja harus segera ada,
mengingat para siswa sekolah menengah tidak sampai 5 tahun akan atau telah menjadi
dewasa. Sehingga informasi yang mereka dapatkan harus valid dan tidak
menjerumuskan. Ini dimaksudkan remaja tidak salah persepsi dan tidak berperilaku
asusila hingga merugikan diri sendiri dan orang lain, khususnya ditinjau dari segi
kesehatan. Selain itu, ini juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-
hak reproduksi, serta meningkatkan derajat reproduksinya. Dengan mengetahui informasi
yang benar dan resiko-resikonya, diharapkan para remaja bisa lebih bertanggung jawab
terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Harapan jangka panjang, angka kejadian
seks pranikah, infeksi menular akibat berhubungan seksual, dan kematian akibat KTD
dapat menurun drastis sehingga terbentuk manusia-manusia Indonesia yang lebih
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Sofian Amru. 2013. 2010. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC Buku Kedokteran

Nugroho Taufan. Kesehatan Wanita, Gender & Permasalahannya. Yogjakarta : Nuha


Medika Medical Book

Proverawati Atikah. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogjakarta : Nuha
Medika Medical Book

Anda mungkin juga menyukai