Anda di halaman 1dari 7

SAP PERNIKAHAN DINI

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Pokok bahasan
Sub Pokok Bahasan
Sasaran
Waktu
Hari / tanggal
Tempat

: Pernikahan Dini
: Pengetahuan tentang Pernikahan Dini
: Remaja Putra/Putri
: 1 x 60 menit
: Kamis, 9 Feb 2012
: SMP SATRIA BUDI

A. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang reproduksi sehat
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran mampu :
a. Menyebutkan pengertian kespro
b. Menyebutkan usia reproduksi sehat
c. Menyebutkan pengertian pernikahan dini
d. Menyebutkan penyebab pernikahan dini
e. Menyebutkan dampak pernikahan dini
B. Pokok Bahasan
Pengertian Kespro
Usia reproduksi sehat
Pengertian pernikahan dini
Penyebab pernikahan dini
Dampak pernikahan dini

C. Tahapan-tahapan
No
Tahapan
Kegiatan
Waktu
Penyuluhan
Peserta
1
Pembukaan
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menggali pengetahuan (observasi) .

- Menanggapi
10 menit
2
Pemberian materi
- Ceramah
- Menyampaikan materi.
- Menjelaskan tahap demi tahap.
- Memberikan kesempatan bertanya 10 menit
- Menjawab pertanyaan
- Mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dengan serius.
30 menit
3
Evaluasi
- Menggali pengetahuan sasaran dengan memberi pertanyaan
- Dapat mengulang kembali informasi yang telah didapat.
10 menit
4
Penutup
- Memberi salam penutup.
Menjawab salam
10 menit
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
E. Alat/Media
Flip-chart
F. Evaluasi
Essay Test
Mengajukan pertanyaan kepada sasaran
Apakah pengertian kesehatan reproduksi?
Sebutkan usia reproduksi sehat !
Apakah pengertian pernikahan dini?
Sebutkan penyebab pernikahan dini!
Sebutkan dampak pernikahan dini!

KESEHATAN REPRODUKSI
1. Pengertian

Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia yang menghasilkan keturunan. Untuk itu
sudah menjadi kodrat manusia untuk hamil dan menghasilkan keturunan. Kehamilan yang baik
adalah kehamilan yang tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan jasmani yang tidak akan
menimbulkan gangguan jasmani dan rohani, untuk ibu maupun calon anak yang akan dilahirkan.
2. Usia Reproduksi Sehat
Salah satu faktor yang penting dalam kehamilan adalah umur ibu waktu hamil yang baik untuk
keselamatan ibu dan janin adalah :
a. Umur 10-15 tahun dianggap seperti berbahaya untuk kehamilan sebab secara fisik, ibu masih
dalam tahap pertumbuhan organ-organ reproduksi, masih sangat muda dan belum kuat sekali.
b. Umur 15-20 tahun masih sangat berbahaya meskipun lebih kurang resiko relatif lebih secara
psikologi dianggap masih belum cukup matang dan dewasa untuk menghadapi kehamilan dan
persalinan.
c. Umur 20-30 adalah kelompok umur paling baik untuk menghadapi secara fisik dan cukup
juga dari segi mental wanita nasehat sudah cukup dewasa. Dari penelitian-penelitian yang ada
menunjukkan bahwa resiko kehamilan baik ibu maupun bayi ternyata paling baik.
d. Umur 30-35 tahun ini dianggap sudah mulai berbahaya secara fisik dan sudah mulai menurun
apalagi jumlah keturunan sebelumnya lebih dari 3 kali ibu hamil pada usia muda perkembangan
fisiknya yang belum masih tidak dapat mencapai yang optimal sering didapati bahwa terkadang
panggul ibu belum berbentuk sempurna sehingga menimbulkan kesulitan dalam proses persalinan
karena adanya ketidak sesuaian antara kepala anak dan panggul ibu.

3. Pengertian pernikahan dini


Pernikahan dini adalah pernikahan yang langsung pada usia kurang dari 20 tahun pernikahan
sebaiknya dilakukan pada usia 20 tahun untuk wanita dan pria 25 tahun karena pada saat itu baik
secara fisik maupun mental sudah siap menjalani bahtera rumah tangga.
4. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil
dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam
kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
(Ubaydillah, 2000).
Risiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena mereka belum siap secara
psikis maupun fisik. Secara psikis, umumnya remaja belum siap menjadi ibu. Bisa saja kehamilan
terjadi karena "kecelakaan". Akibatnya, selain tidak ada persiapan, kehamilannya pun tidak
dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang tidak sehat ini dapat membuat kontraksi selama
proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga kemungkinan operasi sesar lebih besar. Risiko
fisiknya pun tak kalah besar karena beberapa organ reproduksi remaja putri seperti rahim belum
cukup matang untuk menanggung beban kehamilan. Bagian panggul juga belum cukup
berkembang sehingga bisa mengakibatkan kelainan letak janin. Kemungkinan komplikasi lainnya
adalah terjadinya keracunan kehamilan/preeklamsia dan kelainan letak plasenta (plasenta previa)
yang dapat menyebabkan perdarahan selama persalinan. Risiko yang bisa terjadi

DAMPAK PERNIKAHAN DINI


Dampak terhadap hukum
Adanya pelanggaran terhadap 3 Undang-undang di negara kita yaitu:
1. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 7 (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak
wanita sudah mencapai umur 16 tahun.
Pasal 6 (2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus
mendapat izin kedua orang tua.
2. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 26 (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak
b. menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya dan;
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
3. UU No.21 tahun 2007 tentang PTPPO
Patut ditengarai adanya penjualan/pemindah tanganan antara kyai dan orang tua anak yang
mengharapkan imbalan tertentu dari perkawinan tersebut.
Amanat Undang-undang tersebut di atas bertujuan melindungi anak, agar anak tetap memperoleh
haknya untuk hidup, tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari perbuatan kekerasan,
eksploitasi dan diskriminasi.
Sungguh disayangkan apabila ada orang atau orang tua melanggar undang-undang tersebut.
Pemahaman tentang undang-undang tersebut harus dilakukan untuk melindungi anak dari
perbuatan salah oleh orang dewasa dan orang tua

B. Dampak biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses menuju kematangan sehingga
belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil
kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan yang luas dan infeksi
yang akan membahayakan organ reproduksinya sampai membahayakan jiwa anak. Patut
dipertanyakan apakah hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan dalam hak reproduksi
antara isteri dan suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan (penggagahan) terhadap
seorang anak.
Dokter spesialis obseteri dan ginekologi dr Deradjat Mucharram Sastraikarta Sp OG yang
berpraktek di klinik spesialis Tribrata Polri mengatakan pernikahan pada anak perempuan berusia
9-12 tahun sangat tak lazim dan tidak pada tempatnya. Apa alasan ia menikah? Sebaiknya
jangan dulu berhubungan seks hingga anak itu matang fisik maupun psikologis. Kematangan
fisik seorang anak tidak sama dengan kematangan psikologisnya sehingga meskipun anak tersebut
memiliki badan bongsor dan sudah menstruasi, secara mental ia belum siap untuk berhubungan
seks.
Ia memanbahkan, kehamilan bisa saja terjadi pada anak usia 12 tahun. Namun psikologisnya

belum siap untuk mengandung dan melahirkan. Jika dilihat dari tinggi badan, wanita yang
memiliki tinggi dibawah 150 cm kemungkinan akan berpengaruh pada bayi yang dikandungnya.
Posisi bayi tidak akan lurus di dalam perut ibunya. Sel telur yang dimiliki anak juga diperkirakan
belum matang dan belum berkualitas sehingga bisa terjadi kelainan kromosom pada bayi.
C. Dampak psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga akan
menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak akan
murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak mengerti
atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak anak untuk
memperoleh pendidikan (Wajar 9 tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta hakhak lainnya yang melekat dalam diri anak.
Menurut psikolog dibidang psikologi anak Rudangta Ariani Sembiring Psi, mengatakan
sebenarnya banyak efek negatif dari pernikahan dini. Pada saat itu pengantinnya belum siap
untuk menghadapi tanggungjawab yang harus diemban seperti orang dewasa. Padahal kalau
menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa dan siap untuk menghadapi
permasalahan-permasalan baik ekonami, pasangan, maupun anak. Sementara itu mereka yang
menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan permasalan secara matang.
Ditambahkan Rudangta, Sebenarnya kalau kematangan psikologis tidak ditentukan batasan
usia, karena ada juga yang sudah berumur tapi masih seperti anak kecil. Atau ada juga yang masih
muda tapi pikirannya sudah dewasa. Kondisi kematangan psikologis ibu menjadi hal utama
karena sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di kemudian hari. yang namanya mendidik
anak itu perlu pendewasaan diri untuk dapat memahami anak. Karena kalau masik kenak-kanakan,
maka mana bisa sang ibu mengayomi anaknya. Yang ada hanya akan merasa terbebani karena satu
sisi masih ingin menikmati masa muda dan di sisi lain dia harus mengurusi keluarganya.
D.Dampak sosial
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat patriarki yang bias
gender, yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap
seks laki-laki saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun termasuk agama
Islam yang sangat menghormati perempuan (Rahmatan lil Alamin). Kondisi ini hanya akan
melestarikan budaya patriarki yang bias gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap
perempuan.
2. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada Usia Muda.
a. Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas,
stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga
dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi
alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR)
juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat
bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi

rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu
cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal,
seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat
perutnya sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan
berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat
hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya
gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami
anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah
merah akan menjadi anemis..
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan
terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan
eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu
angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh
tenaga non profesional (dukun).
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
a. Resiko bagi ibunya :
(1) Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah
dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang
tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi
oleh adanya sobekan pada jalan lahir.
(2) Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai
alat.
(3) Persalinan yang lama dan sulit.
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari persalinan lama
sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan
mengejan serta pimpinan persalinan yang salahKematian ibu.Kematian pada saat melahirkan yang
disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.
b. Dari bayinya :
(1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.

Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi karena pada saat
pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
(2) Berat badan lahir rendah (BBLR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. kebanyakan hal ini
dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga
dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
(3) Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta
faktor gizi dan kelainan hormon.
(4) Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian
perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu
(259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.(Manuaba,1998).
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil
dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam
kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

Anda mungkin juga menyukai