Anda di halaman 1dari 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENGUKUR TEKANAN DARAH

Nama : Muliya
NIM : PO.71.20.1.19.062
Tingkat : 1.B

A. PRINSIP DASAR MENGUKUR TEKANAN DARAH


Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut
- 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan
saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.
Tekanan darah normal adalah berkisar antara 90 mmHg sampai 119 mmHg
untuk tekanan sistolik, sedangkan untuk tekanan diastolik adalah 60 mmHg sampai 79
mmHg. Tekanan darah di bawah 90\60 mmHg dikategorikan sebagai hipotensi atau
tekanan darah rendah, sedangkan di atas 140\90 mmHg sudah dikategorikan sebagai
tekanan darah tinggi atau hipertensi.

B. RENTANG TEKANAN DARAH NORMAL


Tekanan Darah Normal berdasarkan Usia
Usia Sistolik Diastolik
Bayi baru lahir (12 jam) 60-85 mmHg 45-55 mmHg
Neonatus (96 jam) 67-84 mmHg 35-53 mmHg
Bayi (1-12 bulan) 80-100 mmHg 50-65 mmHg
Balita (1-2 tahun) 90-100 mmHg 55-65 mmHg
Balita (3-5 tahun) 90-105 mmHg 55-70 mmHg
Usia sekolah (6-9 tahun) 90-110 mmHg 60-70 mmHg
Usia sekolah (10-11 tahun) 90-115 mmHg 60-75 mmHg
Remaja (12-15 tahun) 100-120 mmHg 60-80 mmHg
Dewasa 110-125 mmHg 60-90 mmHg
Lansia 130-150 mmHg 80-90 mmHg

C. FAKTOR YANG MENENTUKAN TEKANAN DARAH


1. Umur
Umumnya tekanan darah akan meningkat seiring bertambahnya umur seseorang.
Hal ini disebabkan karena berkurangnya distensibilitas dinding pembuluh darah atau
menjadi kaku (Webber, 2007).
2. Jenis Kelamin
Tekanan darah pada pria lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah pada
wanita karena pria mempunyai hormontestosteron yang menyebabkan pembuluh darah
tidak se-elastis pembuluh darah pada wanita dan memiliki TPR (Total Peripheral
Resistance) yang tinggi. Wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron yang
membuat pembuluh darah lebih elastis, tetapi setelah menopause, tekanan darah akan
meningkat karena pembuluh darah menjadi tidak elastis (Guyton and Hall, 1997).
3. Kerja Otot
Pada saat melakukan pekerjaan yang mengerahkan kekuatan fisik, jantung akan
memompa lebih banyak darah agar memenuhi kebutuhan kerja otot tersebut sehingga
tekanan darah akan meningkat pula (Guyton and Hall, 1997).
4. Bentuk Tubuh
Orang gemuk kebanyakan memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
dibandingkan orang yang bertubuh normal. Kegemukan menginduksi sekresi insulin yang
berlebihan yang berakibat terjadinya penebalan dinding pembuluh darah, peningkatan
curah jantung karena peningkatan adrenalin, peningkatan volume darah karena reabsorpsi
air dan darah dari ginjal yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah (Viviali, 2003).
5. Emosi
Respon kardiovaskuler berhubungan dengan kebiasaan serta emosi yang
dimediasi melalui jalur hipotalamus-serebral korteks. Berhubungan dengan respon
simpatis yang akan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah
(Sherwood, 2007).
6. Sikap Badan
Pengukuran tekanan darah akan berbeda pada berbagai sikap badan. Tekanan
setiap pembuluh di bawah jantung akan lebih tinggi dan pembuluh di atas jantung lebih
rendah akibat adanya efek gravitasi. Hal inilah yang mempengaruhi tekanan darah,
umpamanya seseorang berdiri mempunyai tekanan arteri 100 mmHg pada setinggi
jantung maka tekanan arteri di kaki akan menunjukkan 190 mmHg (Guyton and Hall,
1997).
7. Keadaan Setelah Makan
Setelah seseorang makan maka aktivitas motorik, sekretorik, dan absorbsi
semuanya meningkat. Aliran darah juga akan meningkat selama 1 jam berikutnya atau
lebih, kemudian turun kembali ke tingkat istirahat setelah 2 sampai 4 jam kemudian
(Guyton and Hall, 1997).
8. Keadaan Tidur
Pada saat tidur, kerja saraf simpatis menurun sehingga menurunkan tonus otot,
termasuk tonus otot jantung sehingga tekanan darah menurun. Tetapi tekanan akan
kembali normal jika sudah bangun kembali. Mimpi buruk akan meningkatkan tekanan
darah karena pengeluaran hormon stress.
9. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit tentu saja sangat menentukan tekanan darah. Contohya
sesorang yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, tekanan darahnya akan lebih
tinggi daripada sesorang yang tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi.

D. HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA MENGUKUR


TEKANAN DARAH
1. Pastikan kandung kemihnya kosong dan usahakan untuk tidak dalam kondisi menahan
kemih.
2. Menghindari konsumsi kopi, alkohol, dan rokok, karena semua hal tersebut dapat
meningkatkan tekanan darah.
3. Jangan melakukan pengukuran ketika setelah makan ataupun ketika bangun tidur,
karena akan meningkatkan tekanan darah.
4. Sebaiknya istirahat terlebih dahulu selama 5 menit sebelum diperiksa, serta jangan
memeriksa saat kondisi tubuh baru sampai dan napasnya terengah-engah.
5. Jangan berbicara atau bercanda selama melakukan pengukuran.
6. Tenangkan pikiran, karena pikiran yang tegang dan stres akan meningkatkan tekanan
darah dari yang seharusnya.
7. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk dengan siku menekuk di atas meja dan
telapak tangan menghadap ke atas.
8. Gunakan manset sesuai dengan pasien dan jangan menggunakan manset anak-anak
untuk orang dewasa, ataupun sebaliknya.
9. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis. Saat bunyi pertama terdengar dicatat
sebagai tekanan sistolik dan bunyi terakhir yang didengar dicatat sebagai tekanan
diastolik

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MENGUKUR TEKANAN DARAH


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tekanan darah
atau tensidengan menggunakan sfigmomanometer atau
tensimeter.

Indikasi 1. Semua pasien baru.


2. Pasien yang memiliki penyakit hipertensi, jantung dan
penyakit kronis lainnya.
3. Pasien sebelum dan sesudah pembedahan.
4. Pasien dengan kelainan tekanan darah.

Tujuan 1. Mengetahui tekanan darah.


2. Mengetahui keadaan hemodinamik pasien dan keadaan
kesehatan secara menyeluruh.
3. Membantu menegakkan diagnosa.

Persiapan alat 1. Sphignomanometer air raksa atau jarum yang siap pakai.
2. Stetoskop dewasa
3. Buku catatan.
4. Alat tulis.

Persiapan pasien 1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan


dilakukan.
2. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks berbaring atau
duduk.

Persiapan 1. Atur pencahayaan.


lingkungan 2. Tutup pintu dan jendela.
3. Atur suasana yang nyaman (tenang atau tidak berisik).

Prosedur 1. Cuci tangan.


2. Beritahu pasien bahwa tindakan segera dilaksanakan.
3. Letakkan tensi meter disamping atas lengan yang akan
dipasang manset pada titik paralax.
4. Minta atau bantu pasien untuk membuka atau menggulung
lengan baju sebatas bahu.
5. Pasang manset pada lengan bagian atas sekitar 3cm di atas
fossa cubiti dengan pipa karet di lengan atas.
6. Pakai stetoskop pada telinga.
7. Raba arteri brakhialis dengan jari tengah dan telunjuk.
8. Letakkan stetoskop bagian diafragma di atas arteri
brakhialis.
9. Kunci skrup balon karet.
10. Buka pengunci air raksa.
11. Pompa balon sampai denyut arteri tidak terdengar hingga
terlihat air raksa di dalam pipa naik dari titik 0, lalu
naikkan kembali pompa hingga sebesar 30 mmHg.
12. Buka skrup balon dan turunkan tekanan perlahan kira-kira
2 mmHg/detik.
13. Dengar dengan teliti dan baca skala air raksa sejajar dengan
mata, pada skala berapa mulai terdengar bunyi denyut
pertama sampai suara denyut terakhir terdengar lambat dan
menghilang.
14. Catat denyut pertama sebagai tekanan sistolik dan denyut
terakhir sebagai tekanan diastolik.
15. Kunci air raksa ditutup kembali.
16. Lepas stetoskop dari telinga.
17. Lepas manset, gulung dengan rapi, dan masukkan dalam
kotak.
18. Rapikan pasien dan atur kembali posisi seperti semula.
19. Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan.

20. Rapikan alat-alat dan simpan pada tempatnya.


21. Cuci tangan.
Sikap 1. Sikap sopan dan ramah.
2. Jamin privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Perhatikan body mechanisme.

Evaluasi 1. Lihat perubahan tekanan darah dari sebelumnya, normal


atau tidak.
2. Tanyakan respon keadaan dan kenyamanan pasien setelah
tindakan.

Dokumentasi 1. Catat tidakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil


tindakan, respon objektif dan subjektif).
2. Catat respon pasien setelah tindakan
3. Catat hasil tekanan darah pasien.
4. Catat dokumentasi dengan jelas atau mudah dibaca.
5. Tandatangani dokumentasi dan beri nama lengkap dengan
jelas.

Sumber 1. Kasiati, dan Ni Wayan Dwi Rosmalawati, 2016, Praktikum


Kebutuhan Dasar Manusia 1, Jakarta: Salemba Mediksa
2. Mubarak Wahit Iqbal, dkk, 2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar, Jakarta: Salemba Mediksa
3. Rochimah, dkk. 2011 Keterampilan Dasar Praktik Klinik,
Jakarta: Trans Info Media.
FORMAT PENILAIAN

A. MENGUKUR TEKANAN DARAH

Ko : KDM/I/Mengukur tekanan darah


de
Uni
t
Jud : Melakukan pengkajian
ul
Uni
t
Ura : Mengukur tekanan darah
ian
Uni
t
Pet : Memberi tanda  bila dilakukan
unj
uk
A. Penilaian Keterampilan
Y Ti
N Elemen Indikator Penilaian
a da
o. Kompetensi
( k
1 (0
) )
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di sampaikan pada
pengkajian kondisi pasien
dan kesiapan pasien 2. Menjelaskan maksud dan tujuan
tindakan dengan jelas
3. Mengatur posisi pasien dengan
keadaan rileks berbaring atau duduk
4. Prinsip menyiapkan lingkungan
dengan nyaman dan aman
2. Melaksanakan 1. Alat-alat disiapkan sesuai
persiapan alat dan kebutuhan
bahan 2. Alat-alat dibawa ke dekat klien
3. Melaksanakann 22. Cuci tangan.
pengukuran tekanan 23. Beritahu pasien bahwa tindakan
darah segera dilaksanakan.
24. Letakkan tensi meter disamping
atas lengan yang akan dipasang
manset pada titik paralax.
25. Minta atau bantu pasien untuk
membuka atau menggulung
lengan baju sebatas bahu.
26. Pasang manset pada lengan
bagian atas sekitar 3cm di atas
fossa cubiti dengan pipa karet di
lengan atas.
27. Pakai stetoskop pada telinga.
28. Raba arteri brakhialis dengan jari
tengah dan telunjuk.
29. Letakkan stetoskop bagian
diafragma di atas arteri
brakhialis.
30. Kunci skrup balon karet.
31. Buka pengunci air raksa.
32. Pompa balon sampai denyut
arteri tidak terdengar hingga
terlihat air raksa di dalam pipa
naik dari titik 0, lalu naikkan
kembali pompa hingga sebesar
30 mmHg.
33. Buka skrup balon dan turunkan
tekanan perlahan kira-kira 2
mmHg/detik.
34. Dengar dengan teliti dan baca
skala air raksa sejajar dengan
mata, pada skala berapa mulai
terdengar bunyi denyut pertama
sampai suara denyut terakhir
terdengar lambat dan
menghilang.
35. Catat denyut pertama sebagai
tekanan sistolik dan denyut
terakhir sebagai tekanan
diastolik.
36. Kunci air raksa ditutup kembali.
37. Lepas stetoskop dari telinga.
38. Lepas manset, gulung dengan
rapi, dan masukkan dalam kotak.
39. Rapikan pasien dan atur kembali
posisi seperti semula.
40. Beritahu pasien bahwa tindakan
telah selesai dilaksanakan.
41. Rapikan alat-alat dan simpan
pada tempatnya
42. Cuci tangan.
4. Mengevaluasi hasil 3. Lihat perubahan tekanan darah
tindakan dari sebelumnya, normal atau
tidak.
4. Tanyakan respon keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan.
5. Mendokumentasikan 6. Catat tidakan yang telah dilakukan
tindakan (waktu pelaksanaan, hasil
tindakan, respon objektif dan
subjektif).
7. Catat respon pasien setelah
tindakan
8. Catat hasil tekanan darah pasien.
9. Catat dokumentasi dengan jelas
atau mudah dibaca.
10. Tandatangani dokumentasi dan
beri nama lengkap dengan jelas.

Jumlah
Catatan: Indikator penilaian yang belum dicapai
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................

Mahasiswa Pembimbing

(....................................) (...................................)

Keterangan :

NILAI = Nilai Perolehan SP x 100%


Nilai Maksimal SM 23

A. Bila nilai 100 % = Indikator dilakukan secara keseluruhan: Mahasiswa kompeten.


B. Bila nilai kurang dari 80 % = Mahasiswa belum kompeten sehingga mahasiswa
perlu pendampingan ulang.

Anda mungkin juga menyukai