SIKLUS KDP
DISUSUN OLEH :
LISA MARYATI, S.Kep
PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. SRI BURHANI M.Kep
PEMBIMBING KLINIK :
Ns. YEFI AFRINAL, S.Kep
1. DEFENISI
Pemeriksaan tekanan darah merupakan prosedur untuk mengukur seberapa
kuatnya tekanan darah di arteri saat jantung dipompa. Tekanan darah merupakan
kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang di dorong dengan tekanan dari
jantung. Aliran darah mengalir pada system sirkulasi karena perubahan tekanan darah.
Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke daerah yang tekanan nya
rendah.
Pengkajian tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system
kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi, tekanan darah arteri dapat diukur
baik secara langsung (invasive) maupun tidak langsung (non invasive). Metode
langsung memerlukan insersi kateter dengan alat pemantau elektronik. Monitor
menampilkan gelombang dan bacaan tekaan arteri secara konstan, karena ada resiko
kehilangan darah secara tiba tiba dari arteri, pemantau tekanan darah invasive hanya
digunakan untuk situasi perawatan intensive. Metode non invasive yang paling umum
memerlukan penggunaan sigmomanometer dan stetoskop. Perawat mengukur tekanan
darah secara tidak langsung dengan menggunakan auskultasi dan palapasi. Auskultasi
merupakan teknik yang paling sering dilakukan.
Tekanan darah adalah kekuatan atau tenaga yang digunakan oleh darah untuk
melawan dinding pembuluh arteri dan biasanya dapat diukur dalam satuan milimeter
air raksa (mmHg). Nilai pada tekanan darah dapat dibedakan menjadi dua angka yaitu
angka tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik adalah nilai tekanan
darah pada saat fase jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah diastolik adalah
tekanan darah pada saat jantung relaksasi (Prasetyaningrum, 2014)
Nilai tekanan darah seseorang dapat naik dan turun hanya dalam beberapa
saat. Nilai tekanan darah akan rendah pada saat seseorang tidur dan akan meningkat
pada saat bangun tidur atau beraktivitas. Seperti contoh yang dapat kita ambil adalah
bahagia, panik, olahraga (aktivitas fisik). Tekanan darah sendiri dapat diukur dengan
alat tensimeter atau spignomanometer. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan
dimana saja dan pada posisi duduk atau terlentang di atas tempat tidur. Nilai tekanan
darah pada saat diukur adalah nilai tekanan sistolik per diastolik, misalnya 120/80
mmHg (Prasetyaningrum, 2014).
(Beevers, D.G.2022)
2. TUJUAN
Tujuan pengukuran tekanan darah adalah untuk mengetahui hasil pengukuran
tekanan darah, dan untuk mengetahui apakah tekanan darah seseorang itu normal,
hipotensi atau hipertensi.
Hasil studi menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang dapat memicu terjadinya
hipertensi yaitu yang tidak dapat dikontrol dan yang dapat dikontrol. Yang tidak dapat
dikontrol itu seperti riwayat keluarga, usia dan jenis kelamin. Kemudian pemicu yang
dapat dikontrol itu seperti lifestyle, pola makan, kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik
2. Stetoskop
3. Handscoon
4. Antiseptik
5. Buku catatan
b. Persiapan Pasien
1. Lakukan tindakan dengan 5 s (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
2. Perkenalkan diri ke pasien dan keluarga pasien
3. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan menggunakan komunikasi
therapeutik
4. Jelaskan prosedur tindakan
5. buat infrom consent
6. anjurkan pasien untul rileks atau tenang
7. hindari konsumsi kopi, alkohol dan rokok minimal 30 menit sebelum
pengukuran
8. anjurkan pasien untuk istirahat 5-10 menit sebelum dilakukan pengukuran
tekanan darah
c. Persiapan lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
2. Jaga privasi pasien, jika perlu pasang sampiran atau sketsel 2
3. Pada pasien anak anak ciptakan lingkungan yang menarik supaya anak tidak
takut saat dilakukan pemeriksaan.
Ahmad, Muhslin. 2016. Tanda Tanda Vital, Pemeriksaa & nilai Normal.
http://mediskus.com/dasar/tanda-tandavital-pemeriksaan-nilai-normal.
Smeltzer & Bare. 2001. Buku Aajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth 2nd
edn. Jakarta : EGC
Sartika Dewi, 2010. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika