Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN 1

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

SIKLUS KDP

RUANGAN ANAK RSUD MAYJEN H.A THALIB

DISUSUN OLEH :
LISA MARYATI, S.Kep

PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. SRI BURHANI M.Kep

PEMBIMBING KLINIK :
Ns. YEFI AFRINAL, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

1. DEFENISI
Pemeriksaan tekanan darah merupakan prosedur untuk mengukur seberapa
kuatnya tekanan darah di arteri saat jantung dipompa. Tekanan darah merupakan
kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang di dorong dengan tekanan dari
jantung. Aliran darah mengalir pada system sirkulasi karena perubahan tekanan darah.
Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke daerah yang tekanan nya
rendah.
Pengkajian tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system
kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi, tekanan darah arteri dapat diukur
baik secara langsung (invasive) maupun tidak langsung (non invasive). Metode
langsung memerlukan insersi kateter dengan alat pemantau elektronik. Monitor
menampilkan gelombang dan bacaan tekaan arteri secara konstan, karena ada resiko
kehilangan darah secara tiba tiba dari arteri, pemantau tekanan darah invasive hanya
digunakan untuk situasi perawatan intensive. Metode non invasive yang paling umum
memerlukan penggunaan sigmomanometer dan stetoskop. Perawat mengukur tekanan
darah secara tidak langsung dengan menggunakan auskultasi dan palapasi. Auskultasi
merupakan teknik yang paling sering dilakukan.
Tekanan darah adalah kekuatan atau tenaga yang digunakan oleh darah untuk
melawan dinding pembuluh arteri dan biasanya dapat diukur dalam satuan milimeter
air raksa (mmHg). Nilai pada tekanan darah dapat dibedakan menjadi dua angka yaitu
angka tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik adalah nilai tekanan
darah pada saat fase jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah diastolik adalah
tekanan darah pada saat jantung relaksasi (Prasetyaningrum, 2014)
Nilai tekanan darah seseorang dapat naik dan turun hanya dalam beberapa
saat. Nilai tekanan darah akan rendah pada saat seseorang tidur dan akan meningkat
pada saat bangun tidur atau beraktivitas. Seperti contoh yang dapat kita ambil adalah
bahagia, panik, olahraga (aktivitas fisik). Tekanan darah sendiri dapat diukur dengan
alat tensimeter atau spignomanometer. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan
dimana saja dan pada posisi duduk atau terlentang di atas tempat tidur. Nilai tekanan
darah pada saat diukur adalah nilai tekanan sistolik per diastolik, misalnya 120/80
mmHg (Prasetyaningrum, 2014).

Tabel Tekanan Darah Normal Berdasarkan Usia

USIA SISTOLIK NORMAL DIASTOLIK NORMAL


Bayi < 1 bulan 45-80 mmHg 30-55 mmHg
Bayi < 1 tahun 65-100 mmHg 35-65 mmHg
Anak 1-5 tahun 80-115 mmHg 55-80 mmHg
Anak 6-13 tahun 80-120 mmHg 45-80 mmHg
Remaja 14-18 tahun 90-120 mmHg 50-80 mmHg
Dewasa 19-40 tahun 95-135 mmHg 60-80 mmHg
Dewasa 41-60 tahun 110-145 mmHg 70-90 mmHg
Lansia > 60 tahun 95-145 mmHg 70-90 mmHg

(Beevers, D.G.2022)

2. TUJUAN
Tujuan pengukuran tekanan darah adalah untuk mengetahui hasil pengukuran
tekanan darah, dan untuk mengetahui apakah tekanan darah seseorang itu normal,
hipotensi atau hipertensi.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH

Hasil studi menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang dapat memicu terjadinya
hipertensi yaitu yang tidak dapat dikontrol dan yang dapat dikontrol. Yang tidak dapat
dikontrol itu seperti riwayat keluarga, usia dan jenis kelamin. Kemudian pemicu yang
dapat dikontrol itu seperti lifestyle, pola makan, kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik

4. INDIKASI PENGUKURAN TEKANAN DARAH


a. Pada saat pasien pertama kali datang ke fasilitas kesehatan
b. Pada saat mencatat riwayat kesehatan pasien
c. Pada saat pemeriksaan kehamilan
d. Pada saat pemeriksaan antenatal
e. Pada saat post partum
f. Bayi preterm atau bayi sakit
g. Hipertensi pada kehamilan
h. Pada kondisi klinis seperti Syok, perdarahan, dan gejala gejala seperti sakit
kepala, pusing, penglihatan kabur, proteinuria, dll
i. Transfusi darah
j. Sebelum, selama dan setelah proses pembedahan

5. PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN DARAH


a. Persiapan alat
1. Sphygmomanometer atau android tensimeter

2. Stetoskop
3. Handscoon
4. Antiseptik
5. Buku catatan

b. Persiapan Pasien
1. Lakukan tindakan dengan 5 s (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
2. Perkenalkan diri ke pasien dan keluarga pasien
3. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan menggunakan komunikasi
therapeutik
4. Jelaskan prosedur tindakan
5. buat infrom consent
6. anjurkan pasien untul rileks atau tenang
7. hindari konsumsi kopi, alkohol dan rokok minimal 30 menit sebelum
pengukuran
8. anjurkan pasien untuk istirahat 5-10 menit sebelum dilakukan pengukuran
tekanan darah

c. Persiapan lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
2. Jaga privasi pasien, jika perlu pasang sampiran atau sketsel 2
3. Pada pasien anak anak ciptakan lingkungan yang menarik supaya anak tidak
takut saat dilakukan pemeriksaan.

6. SOP Pelaksanaan pengukuran tekanan darah


Dengan menggunakan metode Auskultasi dan palapasi
1. Sebelum melakukan tindakan perawat mencuci tangan
2. Memakai handscoon
3. Posisikan pasien (duduk atau berbaring )
4. Letakkan tensimeter sejajar dengan jantung atau sedikit di bawah jantung
5. Gulung lengan baju ke atas, lalu pasang manset tensimeter pada lengan atas, 23
cm diatas fossa cubiti. Posisikan pipa karetsejajar dengan arteri. Pemasangan
manset tidak boleh terlalu kencang atau tidak boleh terlalu longgar. Jika manset
tidak bisa dipasang pada kedua ekstremitas atas, pengukuran tekanan darah bisa
dilakukan di kaki dengan cara letakkan manset 2-3 cm di atas lutut. Prosedur
pemasangan sama seperti pemasangan di tangan, hnya saja stetoskop diletakkan
di atas arteri popliteal.
6. Tutup sekrop balon karet ( putar ulir ke atas) ,lalu buka pengunci raksa .manset
dipompa hingga air raksa di gelas manometer naik.pemompaan dilakukan hingga
raksa menunjukan angka 20 mmHg diatas nilai systole hasil pemeriksaan
terdahulu. jika px lupa hasil pemeriksaan terdahulu ,pompa manset hingga air
raksa menncapai angka 20 mmHg diatas nilai systole normal (contoh nya: jika
nilai normal systole 120 mmHg, pemompaan dilakukan hingga 140 mmHg).
7. Buka sekrup balon karet (putar ke bawah ) perlahan-lahan ( 2-3 mmHg/detik )
sambil mendengarkan denyutan arteri brakhiaslis.
8. Untuk metode auskultasi Dengarkan bunyi denyutan nadi dengan memakai
stesoskop sambil melihat skala manometer .denyutan pertama adalah bunyi
korotkoff I (sistole) dan saat denyutan menghilang sama sekali adalah bunyi
korotkoff V ( diastole).
9. Untuk metode palpasi, raba detak arteri radialis dengan ujung jari tengah dan
telunjuk, memompa sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba. Mencatat mmhg manometer saat pertama kali denyut nadi
teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palapasi.
10. Setelah didapatkan systole dan diastole ,kempiskan manset lalu lepaskan
manset.jika perlu mengulang pemeriksaan,kempiskan manset terlebih
dahulu,tunggu selama 1 manit lalu lakukan pengukuran ulang.
11. Rapikan px dan beritahukan hasil pemeriksaan
12. Alat- alat dirapikan dan disimpan ditempatnya
13. lepas sarung tangan dan perawat mencuci tangan.
14. catat hasil pengukuran ke lembar pemeriksaan atau buku catatan
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhslin. 2016. Tanda Tanda Vital, Pemeriksaa & nilai Normal.
http://mediskus.com/dasar/tanda-tandavital-pemeriksaan-nilai-normal.

Beevers,Dg. 2022. Tekanan Darah. https://www.scribd.com/document/tekanan-darah

Prasetya Ningrum. 2014. Hipertensi Bukan Untuk Di Takuti. Jakarta : F Medika

Smeltzer & Bare. 2001. Buku Aajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth 2nd
edn. Jakarta : EGC

Sartika Dewi, 2010. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Smith dan Johnson. 2010. Prosedur klinik Keperawatan. Edisi 5 : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai