Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar. Tanda vital utama
antara lain :
1. Tekanan darah
A. Pengertian
Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, Tekanan ditentukan oleh
kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri, diukur dengan alat
pengukur tekanan darah dan stetoskop. Tekanan darah terus-menerus berubah tergantung pada aktivitas,
suhu, makanan, keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan obat-obatan.
Dua angka dicatat ketika mengukur tekanan darah. Angka yang lebih tinggi, adalah tekanan sistolik, mengacu
pada tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Angka yang
lebih rendah, adalah tekanan diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung beristirahat dan
pengisian darah. Baik tekanan sistolik dan diastolik dicatat sebagai “mm Hg” (milimeter air raksa). Perbedaan
antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur
dengan tensimeter air raksa.
B. Indikasi
· Menilai pola hidup serta identifikasi factor-faktor resiko kardiovaskuler lainnya.Jika hasil pengukuran darah
berada di atas normal, maka klien tersebut mempunyai tekanan darah yang tinggi atau hipertensi. Hipertensi
dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah
perifir dan retina.
C. Kontraindikasi
· Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus, terpasang shun arterivena, lenan yg
mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau balutan
· Pergelangan kaki bagian atas
· Hipotensi akan terjadi bila kondisi tekanan darah klien berada di bawah normal. Hipotensi dapat
mengakibatkan stroke dan bahkan mengakibatkan kematian.
· Tidak boleh melakukan pengukuran tekanan darah lebih dari 3 kali sehari.
D. Pelaksanaan
1. Alat dan bahan
· Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari
§ manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
§ manset udara
§ slang karet
§ pompa udara dari karet + sekrup pem¬buka dan penutup
· Stetoskop
· Buku catatan tanda vital
· Pena
Termometer
2. Nadi
A. Pengertian
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan gystole
dari jantung. Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung, atau berapa kali jantung berdetak per menit.
Mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji irama jantung dan
kekuatan denyut jantung.
Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa
titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri
karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada
kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop.
Denyut nadi dapat berfluktuasi dan meningkat pada saat berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan
emosi.
Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
- Bayi baru lahir : 140 kali per menit
- Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit
- Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit
- Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit
- Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit
- Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit
- Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit
- Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit
- Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit
- Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit
- Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit
Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi.
Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.
C. Kontraindikasi
· Jika pengukuran denyut nadi yang dilakukan oleh pelayan kesehatan dibawah normal.
D. Pelaksanaan
1. Alat dan bahan
· Arloji (jam) atau stopwatch
· Buku catatan nadi
· Pena
Stetoskop
3. Suhu
A. Pengertian
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung.
Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat
meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius.
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan
panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan
penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.
Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi
oleh reaksi kimiawi. Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas,
lingkungan, makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal, menurut American
Medical Association, dapat berkisar antara 97,8˚F atau setara dengan 36,5˚C sampai 99˚F atau 37,2˚C.
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36˚C - 37,5˚C
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya < 36˚C
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
- Demam : Jika bersuhu 37,5 ˚C - 38˚C
- Febris : Jika bersuhu 38˚C - 39˚C
- Hypertermia : Jika bersuhu > 40˚C
Suhu tubuh seseorang dapat diambil melalui :
a. Oral
Suhu dapat diambil melalui mulut baik menggunakan termometer kaca klasik atau yang lebih modern
termometer digital yang menggunakan probe elektronik untuk mengukur suhu tubuh.
b. Dubur
Suhu yang diambil melalui dubur (menggunakan termometer gelas atau termometer digital) cenderung 0,5-
0,7˚ lebih tinggi daripada ketika diambil oleh mulut.
c. Aksilaris
Temperatur dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan termometer gelas atau termometer digital.
Suhu yang diambil oleh rute ini cenderung 0,3-0,4˚ lebih rendah daripada suhu yang diambil oleh mulut.
d. Telinga
Termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu gendang telinga, yang mencerminkan suhu inti tubuh
(suhu dari organ-organ internal).
Mungkin suhu tubuh abnormal karena demam (suhu tinggi) atau hipotermia (suhu rendah). Demam ditandai
ketika suhu tubuh meningkat di atas 37˚C secara oral atau 37,7˚C melalui dubur, menurut American Medical
Association. Hipotermia didefinisikan sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 35˚C.
B. Indikasi
· Pada pasien baru
· Menurut peraturan rumah sakit secara rutin 3 kali sehari (06.00, 12.00, 18.00)
· Sewaktu-waktu bila pasien demam, sesudah menggigil, atas instruksi dokter
· Bersamaan dengan pengukuran tekanan darah, denyut, dan respirasi.
C. Kontraindikasi
· Pengukuran Suhu Oral
§ Klien tidak kooperatif
§ Bayi atau toodler
§ Tidak sadar
§ Dalam keadaan menggigil
§ Oang yang biasa bernafas dengan mulut
§ Pembedahan pada mulut
§ Pasien tidak bisa menutup mulut
· Pengukuran Suhu Rektal
§ Diare
§ Pembedahan rectal
§ Clotting disorders
§ Hemorrhoids
· Pengukuran Suhu Aksial
§ Diare
§ Pembedahan aksial
§ Clotting disorders
§ Hemorrhoids
D. Pelaksanaan
1. Alat dan bahan
· Termometer
· Tiga buah botol
§ botol pertama berisi larutan sabun
§ botol kedua berisi larutan desinfektan
§ botol ketiga berisi air bersih
· Bengkok
· Kertas/tisu
· Vaselin
· Buku catatan suhu
· Sarung tangan
2. Cara kerja
a. Pemeriksaan suhu oral
· Jelaskan prosedur kepada klien
· Cuci tangan
· Gunakan sarung tangan
· Atur posisi pasien
· Tentukan letak bawah lidah
· Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34˚C – 35˚C.
· Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
· Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit
· Angkat termometer dan baca hasilnya
· Catat hasil
· Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
· Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
· Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
b. Pemeriksaan suhu aksila
· Jelaskan prosedur kepada klien
· Cuci tangan
· Gunakan sarung tangan
· Atur posisi pasien
· Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue
· Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34˚C – 35˚C.
· Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap dada)
· Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
· catat hasil
· Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
· Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
· Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
c. Pemeriksaan suhu rectal
· Jelaskan prosedur kepada klien
· Cuci tangan
· Gunakan sarung tangan
· Atur posisi pasien dengan posisi miring
· Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)
· Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline
· Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34˚C – 35˚C.
· Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan thermometer kedalam rektal dengan perlahan-
lahan, jangan sampi berubah posisi dan ukur suhu
· Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
· Catat hasil
· Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
· Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
· Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Termometer
4. Pernapasan
A. Pengertian
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan.
Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per menit. Tingkat respirasi
biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya melibatkan menghitung jumlah napas selama
satu menit dengan menghitung berapa kali dada meningkat.
Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi. Ketika memeriksa pernapasan, adalah
penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang memiliki kesulitan bernapas.
B. Indikasi
· Secara rutin bersamaan dengan pengukuran denyut, suhu, tekanan darah
· Sewaktu diperlukan
· Atas instruksi dokter
· Pasien akan, sedang, setelah dibedah.
C. Kontraindikasi
· Pasien dengan sakit jantung, pendarahan, kontraksi kuat, pembukaan lengkap
· Jika kanul ada hambatan jangan dipaksakan
· jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasanx sedang dihitung
D. Pelaksanaan
1. Alat dan bahan
· Arloji (jam) atau stop-watch
· Buku catatan
· Pena