Anda di halaman 1dari 9

Laporan Skill Lab

(Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Dan


Pemeriksaan Pupil)

Disusun Oleh :
Rizka Nazarina
1813101010037

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Syiah Kuala
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang
digunakan untuk membantu menentukan tanda-tanda vital seseorang. Perubahan tanda
vital pada seseorang dapat terjadi karena kelelahan atau dalam keadaan sakit. Oleh karena
itu vital sign diperlukan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang dan
mendeteksi adanya perubahan system yang ada didalam tubuh seseorang, terutama
pasien.

Pemeriksaan tanda vital dapat dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter, bidan
dan perawat agar dapat memantau perkembangan pasien. Pelaksanaan vital sign pada
pasien tentu berbeda dengan pasien lainnya. Tingat kegawatan dan penanganan pasien
juga berbeda-beda, mulai dari keadaan klinis hingga dalam keadaan pasien yang sakit
ringan.
Prosedur pemeriksaan vital sign meliputi pemeriksan suhu tubuh, tekanan darah,
denyut nadi, pernapasan dan permeriksaan pupil.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tanda vital ?
2. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan pupil, denyut nadi dan tekanan darah ?
3. Bagaimana prosedur pengukuran tanda vital ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keadaan kesehatan pasien dalam tubuh
2. Untuk mengetahui suhu tubuh pasien
3. Untuk mengetahui denyut nadi pasien
4. Untuk mengetahui tekanan darah pasien
5. Untuk mengetahu prosedur pengukuran tanda vital

1.4 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui tentang pengertian dan prosedur pelaksanaan vital sign
2. Agar dapat memahami tentang tujuan dalam pemeriksaan vital sign
3. Agar dapat mendapatkan informasi tentang tanda-tanda vital
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pemeriksaan Pupil
Ukuran pupil dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain umur, tingkat
kesadaran, kuatnya penyinaran dan tingkat akomodasi. Perubahan diameter pupil
dipengaruhi oleh jenis eferen serabut simpatis dan parasimpatis. Fungsi saraf simpatis
adalah dilatasi pupil dengan efek yang kurang bermakna terhadap otot silaris, sedangkan
saraf parasimpatis berfungsi untuk kontraksi otot silaris serta efek akomodasi.
Salah satu organ mata yang berfungsi untuk megantarkan cahaya adalah pupil.
Pupil akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap dan akan menyempit jika kondisi
ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris disekitarnya. Diameter pupil normal
pada adaptasi gelap adalah 4,5-7 mm sedangkan pada adaptasi terang adalah 2,5-6 mm.
pupil yang kecil disebut miosis ( <3mm) dan pupil yang besar disebut midriasis (
diameter 6 mm ).
B. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. ukuran kecepatan denyut nadi
dapat diukur di beberapa titik denyut misalnya, denyut arteri radialis pada pergelamngan
tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher.
Denyut nadi dapat meningkat pada saat berolahraga, cedera, emosi dan menderita
suatu penyakit. Frekuensi denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah :
Bayi baru lahir 140 kali per menit
Umur di bawah umur 1 bulan 110 kali per menit
Umur 1 - 6 bulan 130 kali per menit
Umur 6 - 12 bulan 115 kali per menit
Umur 1 - 2 tahun 110 kali per menit
Umur 2 - 6 tahun 105 kali per menit
Umur 6 - 10 tahun 95 kali per menit
Umur 10 - 14 tahun 85 kali per menit
Umur 14 - 18 tahun 82 kali per menit
Umur di atas 18 tahun 60 - 100 kali per menit
Usia lanjut 60 -70 kali per menit

Jika frekuensi denyut nadi di bawah kondisi normal (<60 kali per menit),, maka
disebut bradicardi dan jika ferekuensi denyut nadi di atas kondisi normal (>100 kali per menit),
maka disebut tachicardi.
C. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup; yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan
darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, Tekanan ditentukan
oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari
arteri, diukur dengan alat pengukur tekanan darah dan stetoskop (Ethel Sloane, 2003).
Tekanan darah sangat bervariasi, bergantung pada tingkat eksitasi pasien, tingkat
aktivitas, kebiasaan, nyeri, distensi kandung kemih atau pola diet. Selama pernapasan
tenang biasanya terjadi penurunan tekanan sistolik sampai 10 mmHg pada waktu inspirasi.
Angka yang lebih tinggi, adalah tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di dalam
arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Angka yang lebih
rendah, adalah tekanan diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung
beristirahat dan pengisian darah. Baik tekanan sistolik dan diastolik dicatat sebagai
“mmHg” (milimeter air raksa). Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut
tekanan denyut.
Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah :
- Bayi usia di bawah 1 bulan 85/15 mmHg
- Usia 1 - 6 bulan 90/60 mmHg
- Usia 6 - 12 bulan 96/65 mmHg
- Usia 1 - 4 tahun 99/65 mmHg
- Usia 4 - 6 tahun 160/60 mmHg
- Usia 6 - 8 tahun 185/60 mmHg
- Usia 8 - 10 tahun 110/60 mmHg
- Usia 10 - 12 tahun 115/60 mmHg
- Usia 12 - 14 tahun 118/60 mmHg
- Usia 14 - 16 tahun 120/65 mmHg
- Usia 16 tahun ke atas 130/75 mmHg
- Usia lanjut 130-139/85-89 mmHg

Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:


 Hipertensi rendah : 140 - 159/ 90-99 mmHg
 Hipertensi sedang : 160 - 169/100-109 mmHg
 Hipertensi berat : 180 - 209/110-119 mmHg

BAB III
LANGKAH PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan pupil
1. Pemeriksa berdiri disamping sebelah kanan pasien
2. Pasien diminta duduk tenang dengan mata menghadap lurus ke depan
3. Pemeriksa mengarahkan sinar pen light dari arah lateral kearah medial untuk mata
kanan dan mata kiri pasien
4. Lakukan pmeriksaan pupil yang meliputi :
 Penilaian reflex pupil, yaitu pada saat diberikan sinar penlight maka reaksi
pupil akan mengecil dan pada saat sinar hilang maka reaksi pupil akan
kembali membesar seperti normal
 Diameter pupil pada saat diberikan sinar pen light
 Bentuk pupil, dapat berbentuk bulat atau gepeng

B. Pemeriksaan denyut nadi


1. Pemeriksa berdiri disamping sebelah kanan pasien
2. Carilah dengan palpasi menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, denyut arteri
branchialis pada fossa cubiti yang terletak dilengan kanan pasien
3. Lokasi arteri branchialis terletak di sisi medial lengan, tepat dibawah tendo otot
biceps
4. Lakukan penilaian denyut nadi arteri yang meliputi:
 Frekuensi denyut arteri perifer, dilakukan dengan palpasi selama 1 menit
drngsn frekuensi denyut nadi normal ( <60 kali permenit) dan frekuensi
denyut nadi abnormal (>100 kali per menit)
 Kekuatan denyut nadi arteri perifer
 Irama denyut nadi arteri perifer, yang terdiri atas 4 macam irama yaitu :
1. sinus aritmia, keadaan yang normal terjadi yaitu pada saat
inspirasi denyut nadi lebih cepat daripada ekspirasi
2. ekstrasistolik, yaitu keadaan dengan sekali-kali denyut nadi dating
lebih cepat dan disusul dengan suatu istirahat yang lebih panjang.
3. Fibrilasi atrial, yaitu keadaan denyut nadi sama sekali tidak
teratur. Jika ini terjadi maka harus menghitung frekuensi denyut
jantung
4. Blok arteriventrikular, adalah keadaan dimana tidak semua
rangasangan dari nodus SA diteruskan ke ventrikel sehingga saat
itu ventrikel tidak berkontraksi. Dalam keadaan seperti ini dapat
terjadinya bradikardia.

C. Pemeriksaan tekanan darah


1. Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien
2. Pasien diminta dalam keadaan duduk dan tenang
3. Pasang manset stigmomanometer pada lengan kanan atas pasien dengan syarat :
 lengan baju digulung setinggi-tingginya sehingga tidak terlilit oleh manset
 tepi bawah manset terletak 2-3 cm diatas fossa cubiti
 balon dalam manset harus menutupi lengan atas disis ulnar (diatas arteri
branchialis)
 pipa karet manset jangan menutupi fossa cubiti
 manset diikat dengan cukup ketat
4. dengan cara palpasi, carilah denyut arteri brachialis pada fossa cubiti dan denyut
nadi arteri radialis pada pergelangan tangan pasien.
5. Pasang stetoskop ditelinga saudara. Pompa manset sambal meraba arteri radialis
dan arteri brachialis sampai denyut nadi tidak teraba lagi.
6. Naikkan tekanan dalam manset sebesar 30 mmHg
7. Sambal melakukan auskulasi pada arteri bracialis, turunkan tekanan manset secara
perlahan-lahan
8. Catatlah hasil pengukuran pemeriksaan
BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN

Nama : Salwa Salsabila Ranchman


Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
1. Pemeriksaan pupil
 refleks pupil : kanan (+) dan kiri (+)
 diameter pupil : kanan (3mm) dan kiri (3mm)
 bentuk pupil : bulat
2. Pemeriksaan denyut nadi
 Frekuensi : 65 kali per menit
 Kekuatan : cepat
 Irama : teratur
3. Pemeriksaan tekanan darah
 Tekanan darah ke I : 125/60 mmHg
 Tekanan darah ke II : 110/ 80 mmHg
 Tekanan darah rata-rata : 117,5/ 70 mmHg

Pembahasan dari hasil pemeriksaan pasien :


1. Reaksi pupil pasien dalam keadaan normal yaitu ketika diberikan sinar penlight pupil
pasien mengecil dan ketika sinar penlight dijauhkan, pupil kembali membesar seperti
keadaan normal.
2. Bentuk pupil ketika diberikan sinar penlight adalah berbentuk bulat dengan diameter
pupil yang normal yaitu 3mm
3. Frekuensi denyut nadi pasien termasuk dalam kategeri normal yaitu berada dibawah 100
dan diatas 60 kali permenit, serta memiliki irama yang teratur.
4. Tekanan darah rata-rata pasien tergolong kedalam kategori normal tidak termasuk
hipertensi namun pasien disaranka untuk dapat menjaga pola makan dan melaksanakan
gaya hidup sehat.

BAB V
KESIMPULAN
Setelah mempelajari dan memahami tentang vital sign dapat kita simpulkan bahwa
kesehatan pada tubuh itu sangat penting terutama pada tanda-tanda vital seperti denyut nadi,
tekanan darah, pupil, suhu badan dan pernapasan. Oleh karena itu, mempelajari vital sign sangat
bermanfaat untuk dapat mendiagonis adanya gangguan kesehatan tubuh pasien serta memperoleh
data yang sistematis dan akurat agar dapat memastikan dan melalkukan tindakan keperawatan
dengan baik.
Untuk menghindari terjadinya abnormal pada tubuh, misalnya seperti tekanan darah
tinggi atau hipertensi diharapkan agar pasien atau masyarakat dapat melakukan gaya hidup sehat
untuk meminimalisir gangguan-ganggian vital sign.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Jurnal medical universitas hasanuddin tentang vital sign
2. Makalah tentang mata dan kelainannya oleh rokhis amalia, fakultas kedokteran,
universitas abdurrab, tahun 2016
3. Modul skill lab fakultas kedokteran gigi universitas syiah kuala

Anda mungkin juga menyukai