A. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan vital sign sesuai dengan
prosedur.
B. Dasar teori
Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai
fisiologis yang digunakan untukmembantu menentukan status kesehatan
seseorang, terutama pada pasien yang secara medis tidak stabil atau
memiliki faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai
respon terhadap intervensi. Tanda vital juga berguna untuk menentukan
dosis yang adekuat bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise.
Vital sign terdiri atas :
1. Tekanan Darah
Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika darah di
pompa oleh jantungke seluruh anggota tubuh. Pengukuran tekanan
darah dapat di ukurmelalui nilai sistolik dan diastolik. Tekanan darah
dapat diukur dengan alat sphygmomanometer dan stestoskop untuk
mendengar denyut nadi. Tekanan Darah Normal :
2. Denyut Nadi
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak
faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
Denyut Nadi Normal
Bayi baru lahir 140 x / menit
Di bawah umur satu bulan 110 x / menit
Umur 1 – 6 bulan 130 x / menit
Umur 6 – 12 bulan 115 x / menit
Umur 1 – 2 tahun 110 x / menit
Umur 2 – 6 tahun 105 x / menit
Umur 6 – 10 tahun 95 x / menit
Umur 10 – 14 tahun 85 x / menit
Umur 14 – 18 tahun 82 x / menit
Umur 14 – 18 tahun 60 – 100 x / menit
Usia lanjut 60 – 70 x / menit
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada :
a. Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara
rutin.
b. Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di
lipatan siku. Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
c. Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri
karotid berjalan di antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.
3. Suhu Tubuh
Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat panas suatu
benda/makhluk hidup.
Suhu tubuh dihasilkan dari:
a. Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
b. Aktifitas otot
c. Metabolisme tambahan karena pengaruh hormon
Tindakan dalam pemeriksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah
termometer. Jenis2 termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh
adalah termometer air raksa dan digital.
Suhu Normal
Normal 36,5⁰C – 37,5⁰C
Hipotermia < 36 ⁰C
Febris / Demam > 37,5⁰C
4. Pernafasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit.Faktor yang
mempengaruhi Respiratory Rate:
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Suhu Tubuh
d. Posisi tubu
e. Aktivitas
Interpretasi
a) Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
b) Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
c) Apnea : Bila tidak bernapas .
Pernapasan normal
Bayi 30 – 60 x / menit
Anak 20 – 30 x / menit
Remaja 15 – 24 x / menit
Dewasa 16 – 20 x /
menit
D. EVALUASI
1. Respon pasien setelah tindakan
2. Tindak lanjut sesuai dilakukan
E. DOKUMENTASI
Catat hasil tindakan
1. Menghitung Nadi
No Langkah kerja Gambar
A. PENGKAJIAN
Kaji Pasien yang akan diukur nadinya
B. PERENCANAAN
A. Persiapan alat
1. Jam tangan dengan detiknya
C. PELAKSANAAN
1. Cuci Tangan.
2. Jelaskan tujuan tindakan dan prosedur
tindakan pada pasien
3. Atur posisi yang nyaman untu pasien,
duduk atau berbaring, bia berbaring
letakan tangan menyilang didada. Bila
duduk tekuk sikunya 90⁰ dan sanggah
lengan bawahnya dengan atas kursi atau
tangan anda.
4. Letakan ujung jari telunjuk dan
tengah dan menekan sepanjang celah
radial
5. Beri tekanan ringan dengan rileks
diatas radius sehingga denyutan muda
dipalpasi.
6. Bila nadi dapat dirabah dengan
teratur, hitung frekuensi nadi mulai
dari nol selama 30 detik dan kalikan
hasilnya dengan dua. Bila ritme nadi
tidak teratur hitung selama satu menit
penuh.
7. Kaji keteraturan frekuensi.
8. Tentukan kekuatan nadi. Perhatikan
apakah nadi yang dirabah dengan
ujung jari menonjol, kuat, lemah atau
cepat.
9. Cuci tangan
10. Catat karakteristik nadi dalam lembar
kerja atau lekam medik.
D. EVALUASI
1. Respon pasien setelah tindakan
2. Tindak lanjut sesuai dilakukan
E. DOKUMENTASI
Catat hasil tindakan
3. Mengukur Suhu
No Langkah kerja Gambar
A. PENGKAJIAN
1. Kaji adanya riwayat peningkatan suhu
tubuh
2. Kaji adanya infeksi pada tubuh pasien
B. PERENCANAAN
A. Persiapan alat
1. Termometer Air Raksa
2. Kasa atau Tisu
3. Bengkok / Nierbeken
4. Sarung Tangan
5. Buku catatan
B. Persiapan Pasien dan Lingkungan
1. Memberikan penjelasan prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi klien dan juga
privasi pasien
3. Ciptakan lingungan yang teang dan
nyaman
4. Atur pencahayaan ruangan yang
cukup
C. PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Pastikan metode pengukuran suhu yang
akan dilakukan dan jelaskan prosedur
tindakan kepada pasien, serta instruksikan
pasien apa yang harus dilakukan agar
prosedur tersebt dapat terlaksana.
3. Paparkan aksila dan keringkan dengan
handuk. Jangan sampai menggosok secara
berlebihan.
4. Letak bagian kepala termometer di tengah
– tengah aksila
5. Jepit lengan dengan erat di atas dada untuk
menahan termometer pada tempatnya
6. Tahan termometer pada tempatnya selama
5-10 menit.
7. Mengambil kembali termometer
8. Baca suhu yang tertera dengan memegang
termometer setingi mata dan putar-putar
thermometer sampai bacaan suhu terlihat
dan bacalah dengan akurat.
9. Kibas-kibas termometer agar ketinggian air
raksa menurun
10. Membersihkan termometer
11. Catat suhunya
12. Cuci tangan
13. Dan rapikan alat
D. EVALUASI
1. Respon pasien setelah tindakan
2. Tindak lanjut sesuai dilakukan
E. DOKUMENTASI
Catat hasil tindakan
4. Menghitung pernapasan
No Langkah kerja Gambar
A. PENGKAJIAN
1. Kaji adanya riwayat sesak nafas
2. Kaji adanya gangguan fungsi pernafasan
B. PERENCANAAN
A. Persiapan alat
1. Jam tangan dengan jarum detik, buku
catatan dan pena
B. Persiapan Pasien dan Lingkungan
1. Memberikan penjelasan prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi klien dan juga privasi
pasien
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
nyaman
4. Atur pencahayaan ruangan yang cukup
C. PELAKSANAAN
1. Pastikan pasien dalam keadaan relaks.
Periksa tanda-tanda vital lain seperti
denyut nadi atau suhu sebelum
menghitung laju pernafasan
2. Periksa apakah ada faktor yang dapat
mempengaruhi pernafasan Tunggu 5 –
10 menit sebelum menilai pernafasan
bila pasien beraktifitas sebelumnya
3. Posisikan pasien dalam posisi duduk
atau telentang dengan kepala dielevasi
45 - 60⁰
4. Letakan jari – jari tangan anda pada
pergelangan tangan seperti ketika
memeriksa denyut nadi, dan posisikan
tangan pasien diatas dada bawah atau
perutnya
5. Amati satu siklus pernafasan inspirasi
dan ekspirasi penuh
6. Lakukan penilaian terhadap laju,
kedalaman, irama dan sifat pernafasan.
7. Hitung laju pernafasan selama satu
menit penuh
8. Cuci tangan
D. EVALUASI
Observasi keadaan pasien selama tindakan
E. DOKUMENTASI
Catat hasil tindakan