VITAL SIGN
NIM : J2A020005
METODE
ALAT-ALAT/BAHAN-BAHAN
1. Stetoskop
2. Sphygmomanometer
3. Termometer air raksa
4. Termometer digital
5. Timbangan dengan meteran
6. Kertas/tisu
7. Arloji (jam) atau stopwatch
8. Buku catatan
CARA KERJA
HASIL PRAKTIKUM
Tekanan darah 140/90 mmHg 100/60 mmHg 125/80 mmHg 100/70 mmHg
Frekuensi 13x/menit 22x/menit 26x/menit 14x/menit
pernapasan
PEMBAHASAN
(Kajian Pustaka dan Analisis Hasil)
KAJIAN PUSTAKA
Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau
kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien
terhadap intervensi. ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk
membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien yang
secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi
kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap intervensi. Tanda tanda vital
atau tanda-tanda dasar meliputi pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan denyut
nadi, pemeriksaan pernafasan, pemeriksaan tekanan darah, ukur tinggi badan
dan berat badan.(Sulistyowati, 2018)
Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu
permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas
yang hilang ke lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang
dapat diterima berkisar dari 36°C sampai 38°C. suhu normal rata-rata bervariasi
bergantung lokasi pengukuran. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh
mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada
pada batasan normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas
harus dipertahankan. faktor yang mempengaruhi suhu tubuh, diantaranya: Usia,
aktivitas, kadar hormone, setres, lingkungan dan Irama sikardian. Tempat
pengukuran suhu : Timpani/Aurikular, Oral rata rata: 37°C, Rektal rata rata:
37,5°, Aksila rata rata: 36,5°C. Suhu tubuh normal antara suhu 36 °C -37,5°C
Suhu tubuh tidak normal bisa disebut: Hipotermia yaitu suhu tubuh kurang dari
normal, Hipertermia yaitu suhu tubuh lebih dari normal. (Sulistyowati, 2018)
Denyut Nadi/Arteri
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan bisa diraba di berbagai
tempat pada tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. penyebab nadi
yang menjadi lambat, cepat atau tidak reguler secara normal dapat mengubah
curah jantung. Pengkajian kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh terhadap nutrien dengan cara melakukan palpasi nadi perifer atau
dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung (frekuensi
apikal). Pengkajian terhadap denyut nadi memberi data tentang kondisi sistem
kardiovaskuler. Pengukuran denyut nadi, meliputi: Frekuensi, Irama, kekuatan ,
kesetaraan dari setiap denyutan. Denyut abnormal yang lambat, cepat atau tidak
teratur dapat menandakan masalah dalam pengaturan sirkulasi darah,
keseimbangan cairan atau metabolisme tubuh. Disritmia jantung dapat
megancam kemampuan jantung untuk berfungsi dengan baik. Kekuatan
denyutan menunjukkan volume darah yang di pompa dalam setiap kontraksi
jantung. Perbandingan denyut nadi pada kedua sisi tubuh dapat menunjukkan
variasi seperti berhentinya aliran darah lokal yang disebabkan oleh pembekuan
darah. Berdasarkan American Heart Association (AHA) detak jantung istirahat
adalah jumlah berapa kali jantung berdetak per menitnya ketika seseorang
sedang beristirahat. Dalam kebanyakan kasus, denyut jantung istirahat
seseorang sekitar 60-100 denyut per menit. (Sulistyowati, 2018)
Faktor yang mempengaruhi denyut nadi:
1. Latihan fisik
2. Obat-obatan
3. Suhu
4. Emosi
5. Perubahan postur tubuh
6. Peradarahan
7. Gangguan paru
Pernapasan
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara
antara atmosfir dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan
meliputi: Ventilasi yaitu pergerakan udara masuk ke luar paru, Difusi yaitu
pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah, Perfusi yaitu distribusi
oleh sel drh merah ke dan dari kapiler darah.(Sulistyowati, 2018)
Mekanisme pernapasan
1. Inhalasi Normalnya terjadi proses berikut; diafragma berkontraksi
(mengempis), tulang iga bergerak ke atas dan keluar, dan sternum bergerak
keluar sehingga memperbesar ukuran toraks dan memungkinkan
pengembangan paru.
2. Ekshalasi Selama ekshalasi, diafragma relaksasi, tulang iga bergerak ke
bawah dan ke dalam, dan strenum bergerak ke dalam sehingga memperkecil
ukuran toraks saat paru-paru terkompresi. Normalnya proses bernapas terjadi
secara normal dan tanpa usaha. Proses inspirasi pada orang dewasa normal
berlangsung selama 1-1,5 detik dan proses ekspirasi berlangsung selama 2-3
detik.
Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah
yang didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah yang mengalir pada
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Pengkajian tekanan darah dapat
diukur baik secara langsung (invasif) maupun tidak langsung (non invasif).
ini memerlukan penggunaan sfigmomanometer dan stetoskop. cara mengukur
tekanan darah secara tidak langsung dengan menggunakan auskultasi dan
palpasi. Auskultasi merupakan teknik yang paling sering digunakan. Ketika
mengatur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop, perawat
mengidentifikasi lima fase dalam rangkaian bunyi yang disebut bunyi korotkoff.
pertama perawat memompa manset hingga 30 mmHg di atas titik tempat denyut
nadi tidak teraba lagi. kemudian perawat melepaskan tekanan secara perlahan
sambil mengamati ukuran yang tampak pada manometer dan mengaitkannya
dengan bunyi yang terdengar melalui stetoskop. terdapat lima fase, namun tidak
semuanya terdengar. Sistole adalah Kontraksi jantung mendorong darah dengan
tekanan tinggi, dan Diastole adalah Tekanan minimal yang mendesak dinding
arteri setiap waktu.(Sulistyowati, 2018)
ANALISIS HASIL
Denyut nadi
1. Probandus A, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 88x/menit
termasuk dalam kategori normal
2. Probandus B, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 70x/menit
termasuk dalam kategori normal
3. Probandus C, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 76x/menit
termasuk dalam kategori normal
4. Probandus D, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 98x/menit
termasuk dalam kategori normal
Tekanan darah
1. Probandus A, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 140/90 mmHg
termasuk dalam kategori tahap 1 hipertensi.
2. Probandus B, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 100/60 mmHg
termasuk dalam kategori normal.
3. Probandus C, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 125/80 mmHg
termasuk dalam kategori normal dengan catatan prehipertensi (pasien
dengan tekanan darah tinggi, tetapi masih dianggap dalam batas normal)
4. Probandus D, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 100/70 mmHg
termasuk dalam kategori tahap normal.
Frekuensi pernapasan
1. Probandus A, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 13x/menit
termasuk dalam kategori bradipneu.
2. Probandus B, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 22x/menit
termasuk dalam kategori normal.
3. Probandus C, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 26x/menit
termasuk dalam kategori takipneu.
4. Probandus D, hasil dari pengukuran praktikum didapatkan 14x/menit
termasuk dalam kategori bradipneu.
Faktor Yang Mempengaruhi Ritme Dan Frekuensi Pernafasan
1. Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalamanuntuk memenuhi
kebutuhan tubuh untuk menambah oksigen.
2. Nyeri akut dan kecemasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman akibat
stimulasi saraf simpatik.
3. Anemia. Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2
dalam darah. Individu bernapas dengan lebih cepat untuk meningkatkan
penghantaran O2.
4. Posisi tubuh. Postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi paru.
Posisi yang bungkuk dan telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.
5. Medikasi (analgetik narkotik dan sedatif meningkatkan RR).
Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat
frekuensi dan irama pernapasan
6. Usia. Bayi memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibandingkan
dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan karena bayi masih berada dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga membutuhkan energi yang
lebih banyak untuk mendukung tumbuh kembangnya.
7. Jenis Kelamin. Jenis kelamin pun memiliki pengaruh terhadap frekuensi
pernapasan pada manusia. Laki-laki biasanya memiliki tingkat yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan volume paru-
paru wanita lebih kecil dibandingkan laki-laki.
8. Suhu Tubuh. Ketika seseorang merasa kedinginan dan suhu tubuhnya
menurun, otak akan mengirim sinyal agar paru-paru meningkatkan frekuensi
pernapasannya. Dengan begitu, tubuh akan mempercepat pembakaran agar
tetap hangat.
KESIMPULAN
1. Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi
klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap
intervensi.
2. Tanda tanda vital atau tanda-tanda dasar meliputi pemeriksaan suhu tubuh,
pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernafasan, pemeriksaan tekanan
darah, ukur tinggi badan dan berat badan.
3. Faktor yang mempengaruhi ritme dan frekuensi pernafasan adalah usia,
olahraga, jenis kelamin, anemia, nyeri akut, posisi tubuh, suhu tubuh dan
medikasi.
4. Lokasi mengukur suhu tubuh ada 4 yaitu rektal, oral, aksila, dan timpani.
5. Posisi tubuh seperti duduk, berdiri atau berbaring mempengaruhi seberapa
cepat jantung berdetak tiap menitnya.
6. Pengukuran TB dan BB juga dapat digunakan untuk mengetahui Indeks
Massa Tubuh yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita.
7. Mengetahui tanda tanda vital sebelum melakukan tindakan sangat penting
bagi seorang dokter gigi karena menangani pasien sangat penting
diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA