TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaaan tanda vital yang meliputi suhu, nadi, tekanan
darah dan pernafasan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan cara yang benar.
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan pemeriksaan tanda vital, mahasiswa mampu:
1. Memeriksa suhu badan menggunakan termometer dengan cara yang tepat dan benar
2. Memeriksa dan menghitung frekuensi nadi dengan cara yang benar
3. Memeriksa dan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter dengan cara yang
runtut dan benar.
4. Memeriksa dan menghitung frekuensi respirasi dengan cara yang benar
Pemeriksaan tanda vital meliputi suhu badan, frekuensi denyut nadi, frekuensi
pernapasan dan tekanan darah
1. SUHU BADAN
Manusia bersifat homeotermis artinya suhu tubuh dipertahankan konstan 37o
0,5oC walaupun suhu sekitar berubah-ubah, dengan tujuan agar fungsi organ tubuh tetap
bekerja secara optimal. Suhu tubuh dipertahankan konstan dengan mengatur
keseimbangan produksi dan pengeluaran panas.
Suhu badan diperiksa dengan termometer badan, dapat berupa termometer air raksa
atau termometer elektrik . Pemeriksaan dapat dilakukan pada mulut (oral), ketiak ( axilla)
atau anus (rektal). Pemeriksaan suhu dapat juga dilakukan di dahi atau telinga
menggunakan termometer khusus telinga.
Pengukuran suhu melalui mulut biasanya lebih mudah dan hasilnya lebih tepat di
bandingkan melalui anus. Termometer air raksa sebaiknya tidak dipakai untuk mulut pada
penderita yang tidak sadar, gelisah,atau tidak dapat menutup mulutnya. Pengukuran suhu
melalui anus memberikan hasil pemeriksaan yang lebih tinggi sebesar 0,4-0,5oC
dibandingkan lewat mulut, sedangkan pengukuran suhu melalui ketiak lebih rendah
0,5oC.
Suhu normal berkisar 35,8 – 37,1oC . Suhu oral pada pagi hari berkisar 37oC,
sedikit meningkat pada pukul 14-16 sore hari dan sedikit menurun pada pukul 02-04 dini
hari.
Pengukuran suhu menggunakan termometer digital
Nyalakan termometer dan letakkan di tempat yang ditentukan apakah mulut atau
ketiak
Tunggu sampai terdengar sinyal bahwa pengukuran telah selesai
Keluarkan termometer dan baca angka yang tertera
Gambar 4. Cara pengukuran suhu. Atas: pada ketiak; dan bawah: pengukuran suhu rektal
2. DENYUT NADI
Jantung bekerja memompa darah menuju sirkulasi tubuh dari ventrikel kiri.
Melalui ventrikel kiri, disemburkan darah ke aorta dan kemudian diteruskan ke arteri
keseluruh tubuh. Sebagai akibatnya, timbulah suatu gelombang tekanan yang bergerak
cepat pada arteri dan dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung frekuensi
denyut nadi, dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam satu menit. Denyut nadi
dapat diraba di a. radialis, a. brachialis, dan a. karotis atau di arteri besar lainnya
dipermukaan tubuh.
Gambar 5. Kiri: Lokasi nadi radialis dan, kanan: cara mengukur nadi radialis
3. TEKANAN DARAH
Tekanan darah pada sistem arteri bervariasi sesuai dengan siklus jantung,
Memuncak pada waktu sistol dan sedikit menurun pada waktu diastol. Beda antara
tekanan sistol dan diastol disebut tekanan nadi. Pada waktu ventrikel berkontraksi, darah
akan di pompakan keseluruh tubuh. Keadaan ini disebut keadaan sistol, dan tekanan
aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistol. Pada saat ventrikel sedang rileks,
darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan darah pada waktu ini disebut tekanan darah
diastol.
Tingginya tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya usia, aktifitas
fisik, keadaan emosi, rasa sakit, suhu sekitar, atau pun obat-obat tertentu.
Gambar 7. Penentuan tekanan sistolik dan diastolik pada pengukuran tekanan darah
4. PERNAPASAN
Bernafas adalah suatu gerakan rongga dada yang ritmis dan diatur oleh pusat
otonom di batang otak medulla spinalis. Pada waktu inspirasi, diafragma dan otot-otot
interkostalis berkontraksi, memperluas rongga toraks dan memekarkan paru-paru.
Dinding dada akan bergerak keatas, kedepan, dan kelateral, sedangkan diafragma
bergerak kebawah. Setelah inspirasi berhenti, rongga dada kembali seperti semula dengan
akibat paru-paru akan mengkerut, hal mana disebut ekspirasi.
Dikatakan takikardi jika denyut jantung pada dewasa di atas 100x/menit dan
bradikardia bila denyut jantung pada dewasa kurang dari 60x/menit. Sedangkan istilah
takipnea merujuk pada frekuensi pernapasan lebih dari 20x/menit
Nama :
NPM :
TTD :
Jumlah
Nilai : x 100% =
54
Jakarta,............................... Mengetahui,
Penilai Koordinator Skills Lab
( ) ( )
Dalam keadaan normal darah berada dalam pembuluh darah dan dalam bentuk cair.
Keadaan ini dapat dipertahankan bila hemostasis dalam batas normal. Kelainan hemostasis
menimbulkan perdarahan, perdarahan mungkin diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah,
trombosit atau system pembekuan darah. Perdarahan yang terjadi akibat kerusakan pembuluh
darah dan trombosit disebut kelainan hemostasis primer. Petekia adalah salah satu bentuk
manifestasi kelainan hemostasis berupa perdarahan ke dalam kulit atau jaringan.
Adanya petekia dapat dideteksi menggunakan tes tourniquet atau rumple leede yang
dari hasil tes tersebut akan terlihat titik perdarahan berwarna merah kecil pada permukaan
kulit dengan ukuran sebesar pentul jarum bentuknya datar dan tidak hilang jika ditekan.
Petekia dapat timbul akibat trombositopenia yaitu kekurangan jumlah trombosit dan
vaskulopati (kerusakan pembuluh darah) tetapi petekia lebih menggambarkan berkurangnya
jumlah trombosit. Petekia akan timbul jika jumlah trombosit kurang dari 30.000.
Pada keadaan wabah penyakit demam berdarah (dengue hemorrhagic fever) satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah hasil torniket yang positif dan ini merupakan gejala
demam berdarah derajat satu, dengan demikian tes rumpel leede dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis dini penyakit ini dan memberikan pengobatan yang tepat dan cepat
akhirnya akan menurunkan angka kematian DBD.
Prosedur:
Untuk melakukan tes ini mula-mula
pasang tensimeter dan tentukan nilai tekanan
sistolik dan diastolik, kemudian lakukan
pembendungan dengan cara menahan manset
sampai tekanan ditengah-tengah nilai sistolik
dan diastolik. Tekanan itu dipertahankan selama
5 menit. Setelah waktunya tercapai bendungan
dilepaskan dan kemudian periksa adanya petekia
di kulit lengan bawah bagian voler, pada daerah
dengan garis tengah 2 inci2 ( cm2) kira-kira 4 cm
dibawah lipat siku. Gambar 1. Manset dipasang pada ½ (sistolik + diastolik);
Lingkaran 4 cm di bawah lipat siku
Walaupun tes ini dimaksudkan untuk mengukur ketahanan kapiler, tetapi jumlah
trombosit yang berkurang seperti yang terjadi pada DBD menyebabkan hasil tesnya positip.
Untuk tujuan praktis dokter dapat menggambar lingkaran dengan diameter 5 cm pada lengan
dan bila didapati 5 atau lebih petekia sudah menunjukkan abnormal.
Nama :
NPM :
Kelompok :
TTD :
Jumlah
Nilai : x 100% =
22
Jakarta,............................... Mengetahui,
Penilai Koordinator Skills Lab
( ) ( )