Tanda-tanda vial meiputi suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah. Mengukur tanda-
tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar, mendeteksi atau memantai perubahan status kesehatan
klien, dan memantau klien yang berisiko untuk perubahan kesehatan.
1. Suhu tubuh
Suhu permukaan tubuh (suhu kulit, jaringan sub kutan, dan lemak) berfluktuasi sebagai respon terhadap
faktor lingkungan sehingga kurang ajeg. (unreliable) untuk pemantauan statys kesehatan klien. Oleh
karena itu lebih tepat mengukur suhu ini atau suhu jaringan tubuh bagian dalam seperti thoraks dan
rongga abdomen karena suhunya relatif konstan ( 37OC). sampai saat ini, suhu inti tubuh diukur
biasanya dengan termometer elektronik yang memberikan pengukuran lebih akurat hanya dalam waktu
20-60 detik. Pengukuran suhu inti tubuh dapat dilakukan dengan 4 (empat) cara yaitu secara oral, rektal,
aksila, atau timpani.
2. Denyut Nadi
Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apikal dan perifer. Denyut nadi apikal adalah denyut
yang dirasakan pada daerah apeks jantung (lihat gambar lokasi denyut apikal) denyur perifer adalah
denyut yang dirasakan pada perifer lokasi seperti leher, pergelangan kaki. Pada klien yang sehat, laju
denyut perifer sama dengan denyut jantung. Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah denyut
perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi. Sehingga pengkajian denyut perifer merupakan suatu
komponen penting dalam pengkajian kesehatan menyeluruh.
Lokasi denyut perifer yang paling umum digunakan adalah denyut radial. Palpalasi denyut radial
dilakukan dengan meletakkan tiga ujung jari pada pergelangan anterior sepanjang tulang radius. Jika
denyut teretur, hitunglah denyut selama 30 detik dan hasilnya kalikan dengan dua untuk memperoleh
denyut permenit. Jika denyut tidak teratur, hitunglah denyut selama satu menit penuh. Jika mengkaji
denyut perhatikan empat hal yaitu; laju, ritme, kekuatan, dan elastisitas.
Laju denyut kurand dari 60 kali per menit disebut brakdikardi (dapat dijumpai pada altet yang sehat
terlatih). Denyut yang melebihi 100 kali per menit disebut takikardi, dapat juga dijumpai pada klien
sehat yang cemas atau baru selesai berolah raga.
Pada orang yang sehat, ritme denyut relatif konstan dan interval diantara dua denyut teratur.
Mengkaji kekuatan denyut dilakukan dengan memeriksa tekanan yang dikeluarkan sebelum denyut
dirasakan.
Untuk mengkaji elastisitas arteri, lakukanlah palpalasi sepanjang ateri radius dengan arah dari
proksimal ke distal. Arteri yang normal teraba halus, lurus dan lunak.
3. Pernafasan
Kajilah pernafasan klien dengan menghitung jumah nafas selama 30 detik, dan kalikan dengan dua. Jika
pemeriksa mendeteksi ketidakteraturan atau kesulitan bernafas, hitung nafas selama 1 menit penuh.
Perhatikan laju pernafasan pada beberapa klien dapt meningkat jika mereka sadar bahwa nafas mereka
sedang dihitung. Untuk itu tetaplah pertahankan posisi atau postur saat menghitung denyut radial pada
saat menghitung pernafasan.
4. Tekanan darah
Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan 2 jenis
tekanan; tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada puncak gelombang,
pada saat ventrikel kiri kontraksi. Inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran tekanan darah. Tekanan
darah diastolik adalah tekanan antara dua kontraski ventrikular, saat jantung pada fase istirahat.
Penjelasan mengenai teknik pengukuran tekanan darah akan dijelaska pada penuntun praktikum yang
tersendiri.
A. TANDA VITAL
Pemeriksaan tanda vital meliputi suhu, denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah seseorang,
disingkat T, P, R, dan BP.
2. Denyut nadi
a. Definisi
Denyut nadi adalah sensasi berdenyut yang dapat diraba melalui arteri perifer, seperti
arteri radial atau arteri karotis. Denyut nadi diukur dalam kali per menit. Denyut nadi
normal untuk remaja dan dewasa berkisar antara 60 sampai 100 kali per menit.
b. Lokasi pengukuran
1. Temporal artery
2. Carotid artery
3. Bracial artery
4. Radial artery
5. Femoral artery
6. Popliteal artery
7. Posterior tibial artery
8. Dorsalis pedis artery
3. Pernapasan
Dalam kondisi normal, orang dewasa yang sehat bernapas sekitar 12 sampai 20 kali per
menit. Bayi dan anak-anak bernapas lebih cepat. Kaji tingkat pernapasan, kedalaman, dan
4. Tekanan darah
Tekanan darah mengacu pada kekuatan darah terhadap dinding pembuluh darah arteri.
Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mm Hg) dan dicatat sebagai pecahan.
Pembilang adalah tekanan sistolik; penyebut adalah tekanan diastolic, contoh 120/80
mmHgn (120 tekanan sistolik dan 80 tekanan diastolic). Rangkaian suara yang
mendengarkan ketika menilai tekanan darah disebut Korotkoff sounds. Tekanan darah
dapat dinilai menggunakan beberapa perangkat seperti stethoscope dan
sphygmomanometer.
Tekanan darah juga dapat diperkirakan dengan perangkat USG Doppler, dengan palpasi,
dan dengan perangkat elektronik atau otomatis.
Nilai
No Aspek yang Dinilai
0 1 2
1 Tahap Pre Interaksi
1 Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien
2 Siapkan alat-alat
a Termometer
b Sphygmomanometer
c Stetoskop
d Jam tangan
e Cairan desinfektan, air sabun, dan air bersih
f Tissue
g Kassa
h Nierbeken
i Sarung tangan bersih
j Buku catatan kecil
2 Tahap orientasi
3 Berikan salam panggil klien dengan namanya
4 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
5 Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
3 Tahap kerja
6 Dekatkan alat-alat bila perlu pasang sampiran
7 Perawat mencuci tangan
8 Memberikan penjelasan yang akan dilaksanakan pada klien
26 Memasang manset disekitar lengan atas 2,5 cm, diatas auto cubita
(orang dewasa)