Tujuan
untuk menyalurkan oksigen ke dalam tubuh lewat alat bantu. Tujuannya adalah kadar oksigen
di dalam tubuh tercukupi sehingga fungsi organ berjalan lancar.
Indikasi
Indikasi nasal kanul untuk terapi oksigen dengan kebutuhan oksigen rendah hingga sedang,
laju 1-4 L/menit tanpa sistem humidifikasi dan 1-10 L/menit dengan sistem humidifikasi.
Pasien perlu menggunakan metode terapi oksigen yang berbeda jika kebutuhan oksigen
melebihi batas maksimal tersebut.
Indikasi terapi oksigen adalah hipoksia, yang ditandai dengan PaO2 < 60 mmHg dan SaO2 <
90%. Pemilihan nasal kanul atau metode terapi oksigen lainnya didasarkan pada usia,
kebutuhan oksigen atau tujuan terapeutik, toleransi pasien, dan kebutuhan humidifikasi.
Nasal kanul tanpa sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen dengan laju 1-4
L/menit. Pada anak di bawah 2 tahun, laju oksigen maksimal 2 L/menit, dan pada neonatus,
laju maksimal 1 L/menit.
Nasal kanul dengan sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen hingga 10
L/menit. Laju oksigen maksimal pada anak dengan berat badan <30 kg adalah 6 L/menit, dan
pada anak di bawah 2 tahun 4 L/menit.[1,3]
Keadaan atau penyakit yang diperkirakan sudah/akan menyebabkan hipoksia, seperti infark
miokard, dahulu diberikan terapi oksigen tanpa mempertimbangkan tingkat saturasi oksigen.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemberian oksigen secara liberal pada infark
miokard tanpa adanya hipoksia justru berdampak buruk bagi pasien.
Nasal kanul juga dapat digunakan sebagai apnoeic/passive oxygenation untuk mencegah
hipoksemia saat prosedur pemasangan intubasi.
Kontraindikasi
Kontraindikasi utama terapi oksigen dengan nasal kanul adalah jalan napas yang tersumbat,
baik akibat trauma hidung, penggunaan tampon hidung, atau akibat infeksi/inflamasi.
Kontraindikasi lain nasal kanul adalah pada pasien tanpa hipoksia. Penggunaan nasal kanul
tanpa adanya hipoksia justru akan menyebabkan kerusakan jaringan akibat peningkatan
reactive oxygen species (ROS).
Nasal kanul juga dikontraindikasikan pada kondisi dengan kebutuhan oksigen lebih tinggi,
misalnya pada gagal napas. Pertimbangkan penggunaan alat yang dapat memberikan fraksi
oksigen lebih tinggi, baik masker sederhana, masker rebreathing, maupun masker non-
rebreathing.
Langkah