Tungpalan (1983) mengatakan bahwa “Dokumen adalah suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum“. Sedangkan
pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek
maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan melibatkan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan criteria hasil pada tahap perencanaan.
(Setiadi,2012)
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses perawatan. Tugas selama tahap ini
termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan
dan intervensi jika perlu. Lebih lanjut, pernyataan evaluasi memberikan informasi
yang penting tentang pengaruh intervensi yang direncanakan pada keadaan kesehatan
klien.
a. Intervensi sesuai dan untuk lebih efektifnya diperlukan waktu lebih lama.
b. Intervensi sesuai, tetapi intesitas intervensi harus ditingkatkan atau dikurangi.
c. Intervensi memerlukan modifikasi.
d. Tipe intervensi yang berbeda diperlukan.
e. Hal – hal lain seperti status kesehatan klien mengubah dan mempengaruhi hasil,
klien belum puas dengan intervensi perencanaan perawatan.
3. Diagnosa keperawatan atau medis tidak benar dan mengakibatkan intervensi yang
dipilih tidak membantuklien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan. Penilaian
kembali dirasa perlu untuk menentukan diagnosa dan memodifikasi intervensi.
Suatu pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen, (1) pencatatan data mengenai
status klien saat itu, (2) pernyataan kesimpulan mengindikasikan penilaian perawat
sehubungan dengan pengaruh intervensi terhadap status kesehatan klien. Didalam
pernyataan evaluasi, langkah – langkah proses keperawatan lainnya tampak tidak
berhubungan. Jika pernyataan ini tidak dicatat, maka hasil klinis yang
diindentifikasikan dan ditujukan dalam pengkajian, diagnosa, perencanaan serta
implementasinya tidak akan diketahui.
Tipe pernyataan evaluasi formatif atau sumatif diketahui. Kedua peryataan tersebut
dapat dibuat pada point yang alamiah dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap
klien. Contohnya adalah perawatan klien sehari – hari, masuk rumah sakit, transfer
dan pulang.
Pada waktu tertentu selama waktu asuhan keperawatan, perawat perlu menulis tipe
khusus dari evaluasi sumatif. Perawat perlu menujuk pada persyaratan agen kebijakan
dan prosedur untuk dokumentasi sumatif. Persyaratan-persyaratan ini bervariasi
diantara agen-agen tersebut, acreditor dan penijau. Secara internasional dua dari
persyaratan-persyaratan ini, joint commision on accreditation of health care agencies
(JCAHO) dan medicare (perencanaan asuransi negara federal), memerlukan
ringkasan evaluasi untuk klien yang:
Pada waktu ini, pernyataan evaluatif yang dikomunikasikan secara tepat meyakinkan
perawatan yang terkoordinasi.
Catatan pasen secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi pada sumber
dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa didapat dari perawat,
dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan perawat terpisah dari catatan dokter dan
catatan perkembangan. Biasanya catatan ditulis dalam bentuk naratif. Sistem
dokumentasi yang berorientasi pada sumber yang ditulis secara terpisah-pisah sulit
menghubungkan keadaan yang benar sesuai perkembangan pasien. Catatan
tradisional umumnya mempunyai enam bagian, yaitu : catatan khusus, lembar catatan
dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan keperawatan, dan laporan
khusus lainnya.
Pencatatan yang berorientasi pada masalah berfokus pada masalah yang sedang
dialami pasen. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari
USA, dimana dikembangkan satu sistem pencatatan dan pelaporan dengan penekanan
pada pasien tentang segala permasalahannya. Secara menyeluruh sistem ini dikenal
dengan nama “Problem Oriented Method”.
Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif untuk membantu
tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah pasen, merencanakan terapi,
diagnosa, penyuluhan, serta mengevaluasi dan mengkaji perkembangan pasen. POR
adalah suatu konsep, maka disarankan untuk membuat suatu format yang baku. Tiap
pelayanan dapat menerapkan konsep ini dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi setempat.
Menggunakan bahasa yang singkat jelas dan mudah dipahami oleh klien.
f. Menjelaskan langkah-langkah prosedur tertentu misalnya cara
menggunakan obat dirumah, perlu diberi petunjuk tertulis.
g. Mengidentifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti ketika
melakukan asuhan mandiri.
h. Memeriksa tanda dan gejala komplikasi yang perlu dilaporkan kepada
dokter.
i. Memberikan daftar nama dan nomor telepon tenaga kesehatan yang
dapat dihubungi klien.
Penggunaan
Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan
Primer. Pada keadaan klien yang akut, perawat primer dapat melaksanakan
dan mencatat pengkajian waktu klien masuk dan pengkajian sistem tubuh dan
diberi tanda PIE setiap hari. Setelah itu Perawat Associate (PA) akan
melaksanakan tindakan sesuai yang telah direncanakan. Karena PIE didasakan
pada proses keperawatan, akan membantu menfasilitasi perbedaan antara
pembelajaran dikelas dan keadaan nyata pada tatanan praktik
pendokumentasian yang sesungguhnya.
Karakteristk PIE
(1)Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diiuti
pelaksanaan pengkajian sistem tuhuh setiap pergantian jaga (8 jam).
(2)Data masalah hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien jangka
waktu yang lama dengan masalah yang kronis
(3)Intervensi yang dilaksanakan dan rutin dicatat dalam “flowsheet”
(4)Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi
keperawatan yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik
(5) Intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan “I”
(Intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan dicatat
(6) Keadaan klien sebagai pengaruh dan intervensi diidentifikasi dengan tanda
“E” (evaluasi) dan nomor masalah
(7) Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8 jam (setiap
pergantian jaga)
09.30 IP # 2
Dst.
1. SOAP
Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasen.
S : Subjective Pernyataan atau keluhan dari pasen
O : Objective Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.
A : Analisys Kesimpulan dari objektif dan subjektif
P : Planning Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan
analisis
Contoh SOAP
30/6/01 Jam 14.00 Integritas kulit S : pasien mengeluh rasa nyeri sekitar
luka ketika dipalpasi
penyembuhan
2. S OAPIER
Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan
dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan.
3. D . A . R.
masalah
contoh DAR :
TGL. MASALAH
WAKTU D.A.R
3/2/99 21.00 Nyeri/Pain D : Pasien menangis ketika mau b.a k.
karena merasa panas dan nyeri
R : Pasen masih
kesakitan
D : Suhu 39,5 0C
Peningkatan Suhu