Anda di halaman 1dari 16

Dokumentasi tahap perencanaan sampai tahapp evaluasi?

A. Pengertian Pendokumentasian Evaluasi

Tungpalan (1983) mengatakan bahwa “Dokumen adalah suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum“. Sedangkan
pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek
maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan melibatkan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan criteria hasil pada tahap perencanaan.
(Setiadi,2012)

B. Pentingnya pencatatan evaluasi keperawatan

Evaluasi, fase pengkajian proses keperawatan, menilai keefektifan tindakan


keperawatan dan mengindikasi kemajuan klien terhadap pencapaian. Tujuan evaluasi
adalah untuk menentukan seberapa efektifnya tindakan keperawatan itu untuk
mencegah atau mengobati respon manusia tehadap prosedur kesehatan.

Komponen evaluasi dicatat untuk :

1. Mengkomunikasikan status klien dan hasilnya berhubungan dengan semua


arti umum untuk semua perawat.
2. Memberikan semua informasi yang bermanfaat untuk memutuskan apakah
mengawali, melanjutkan, memodifikasi atau meghentikan tindakan
keperawatan.
3. Memberikan bukti revisi untuk perencanaan perawatan yang berdasarkan pada
cacatan penilaian ulang atau reformulasi diagnosa keperawatan.
4. Standar dokumentasi untuk bagian III adalah terus mencatat pernyataan
evaluasi perawatan yang merefleksikan keefektifan asuhan keperawatan,
respon klien untuk intervensi perawatan, dan revisi rencan keperawatan.

Evaluasi adalah langkah akhir dari proses perawatan. Tugas selama tahap ini
termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan
dan intervensi jika perlu. Lebih lanjut, pernyataan evaluasi memberikan informasi
yang penting tentang pengaruh intervensi yang direncanakan pada keadaan kesehatan
klien.

Misalnya, kemampuan klien untuk mengatur perawatan dirinya sendiri atau


mengikuti intervensi yang diberikan pada awal proses evaluasi.

Pernyataan lain dapat membenarkan institusionalisasi yang berlanjut atau pelayanan


keperawatan dirumah. Third party payor (pihak asuransi) melihat pernyataan evaluasi
untuk memberikan pembayaran kembali. Para pengamat ini ingin diyakinkan bahwa
hasil yang diinginkan telah dicapai sebagai hasil fdari intervensi.

Penghentian dapat ditentukan dan mengikuti pelayanan medis yang direncanakan


melalui pernyataan evaluasi. Pernyataan – pernyataan ini memberikan tiga hasil yang
mungkin :

1. Diagnosa keperawatan dan medis adalah benar, dan intervensinya dapat


menyelesaikan masalah secara efektif.
2. Diagnosa keperawatan dan medis adalah benar. Namun, waktu kegiatan
kearah pencapain hasil perlu ditambah.

Penilaian tindakan keperawatan memutuskan apakah:

a. Intervensi sesuai dan untuk lebih efektifnya diperlukan waktu lebih lama.
b. Intervensi sesuai, tetapi intesitas intervensi harus ditingkatkan atau dikurangi.
c. Intervensi memerlukan modifikasi.
d. Tipe intervensi yang berbeda diperlukan.
e. Hal – hal lain seperti status kesehatan klien mengubah dan mempengaruhi hasil,
klien belum puas dengan intervensi perencanaan perawatan.

3. Diagnosa keperawatan atau medis tidak benar dan mengakibatkan intervensi yang
dipilih tidak membantuklien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan. Penilaian
kembali dirasa perlu untuk menentukan diagnosa dan memodifikasi intervensi.

Suatu pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen, (1) pencatatan data mengenai
status klien saat itu, (2) pernyataan kesimpulan mengindikasikan penilaian perawat
sehubungan dengan pengaruh intervensi terhadap status kesehatan klien. Didalam
pernyataan evaluasi, langkah – langkah proses keperawatan lainnya tampak tidak
berhubungan. Jika pernyataan ini tidak dicatat, maka hasil klinis yang
diindentifikasikan dan ditujukan dalam pengkajian, diagnosa, perencanaan serta
implementasinya tidak akan diketahui.

C. Tipe – tipe pernyataan evaluasi

Tipe pernyataan evaluasi formatif atau sumatif diketahui. Kedua peryataan tersebut
dapat dibuat pada point yang alamiah dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap
klien. Contohnya adalah perawatan klien sehari – hari, masuk rumah sakit, transfer
dan pulang.

1.Pernyataan evalusi formatif

Pernyataan formatif merefleksikan observasi perawat dan analisi terhadap klien


terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan. Contohnya berjalan selama
15 menit di ruang masuk. Tidak ada kelemahan atau sesak nafas yang diobservasi
pada klien. Evaluasi formatif merefleksikan observasi perawat dan kesan tehadap apa
yang sedang terjadi pada klien pada saat itu.
2.Pernyataan evaluasi sumatif

Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis


mengenai status kesehatan klien terhadap waktu. Pernyataan – pernyataan ini
menguraikan kemajuan terhadap pencapaian kondisi yang dijelaskan dalam hasil
yang diharapkan. Perawat menggunakan data pengkajian yang didokumentasikan.
Tanpa informasi ini, evaluasi sumatif tidaklah mungkin, karena tidak ada standart lain
yang dapat dibandingkan dengan kemajuan klien. Untuk menulis pernyataan sumatif,
perawat perlu menunjuk pada catatan data seperlunya dan harus menguji/memeriksa
pengaruh perawatan kumulatif. (lihat tabel di bawah ini)

CONTOH – CONTOH PERNYATAAN EVALUASI


A. Formatif (evaluasi respon klien saat itu):
Berjaga-jaga dan orientasi setelah rangkaian GI. Tidak ada epigastric
disterss. Prosedur yang ditolerir baik. Minum jus dan makan roti setelah
prosedur.
B. Sumatif (evaluasi kumulatif perkembangan klien terhadap pemenuhan
hasil yang diharapkan)
“menghadiri tiga session kelompok PKMRS terhadap penanganan diabetes.
Kembali demonstrasi 1:1 tehnik pemberian insulin. Walaupun gelisah
ketika partama kali memegang syringe, merasa nyaman dengan alat
tersebut pada hari kedua. Menunjukkan pemakaian insulin sendiri selama
tiga hari: rotasi tempat-tempat injeksi, menggunakan tehnik aseptik dan
meghitung dosis insulin yang benar.
C. Kombinasi sumatif dan formatif:
Transpor dari ruang emergency ke CCU dengan O2 pertable. Tetesan
lidocain IV pada 4mg/jam untuk mengkontrol PVCs. Mencurigai adanya
atrial fibrilasi setelah pemberian EKG. Morfin sulfate 3mg diberikan IVVx
2-mengurangi sakit p MSO4,O2 per nasal cannula @6 LPM. HR 80-120
dengan occ. PVC (kurang dari 6/menit). Resep 20-24, T 100.20F,
BP180/92.
D. Tinjauan periodic sumatif
Tidak ada perubahan penting sejak peninjauan akhir. Bingung di malam
hari, memerlukan bantuan semua ADL (aktifitas sehari-hari). Keluarga
tetap mendukung dan sering mengunjungi. Masalah utama adalah
inkontinensia uri berhubungan dengan terjadinya infeksi kandung kemih
ulang. Antibiotik dua kali dalam 3bulan terakhir. Infeksi urinary sudah ada.
Klien menolak cairan oral bahkan dengan bantuan. Metamucil diberikan
q.d (setiap hari) Hasil sulit, terbentuk stool q (setiap) 3-4 hari. Tujuan:
memfungsikan ADL dan meningkatkan fungsi bowel dan bladder.
Tipe tipe khusus dari evaluasi sumatif

Pada waktu tertentu selama waktu asuhan keperawatan, perawat perlu menulis tipe
khusus dari evaluasi sumatif. Perawat perlu menujuk pada persyaratan agen kebijakan
dan prosedur untuk dokumentasi sumatif. Persyaratan-persyaratan ini bervariasi
diantara agen-agen tersebut, acreditor dan penijau. Secara internasional dua dari
persyaratan-persyaratan ini, joint commision on accreditation of health care agencies
(JCAHO) dan medicare (perencanaan asuransi negara federal), memerlukan
ringkasan evaluasi untuk klien yang:

1. Ditransfer ke pelayanan lain didalam fasilitas yang sama


2. Dihentikan dan dipindahkan dari satu fasilitas atau pelayanan yang lain
3. Tetap dalam pelayanan yang sama untuk periode waktu yang diperpanjang
4. Meninggal

Pada waktu ini, pernyataan evaluatif yang dikomunikasikan secara tepat meyakinkan
perawatan yang terkoordinasi.

A. JENIS-JENIS PENCATATAN EVALUASI


Ada dua jenis pencatatan evaluasi :

1.Catatan Pasen secara Tradisional

Catatan pasen secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi pada sumber
dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa didapat dari perawat,
dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan perawat terpisah dari catatan dokter dan
catatan perkembangan. Biasanya catatan ditulis dalam bentuk naratif. Sistem
dokumentasi yang berorientasi pada sumber yang ditulis secara terpisah-pisah sulit
menghubungkan keadaan yang benar sesuai perkembangan pasien. Catatan
tradisional umumnya mempunyai enam bagian, yaitu : catatan khusus, lembar catatan
dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan keperawatan, dan laporan
khusus lainnya.

2. Catatan Berorientasi pada Masalah

Pencatatan yang berorientasi pada masalah berfokus pada masalah yang sedang
dialami pasen. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari
USA, dimana dikembangkan satu sistem pencatatan dan pelaporan dengan penekanan
pada pasien tentang segala permasalahannya. Secara menyeluruh sistem ini dikenal
dengan nama “Problem Oriented Method”.

Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif untuk membantu
tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah pasen, merencanakan terapi,
diagnosa, penyuluhan, serta mengevaluasi dan mengkaji perkembangan pasen. POR
adalah suatu konsep, maka disarankan untuk membuat suatu format yang baku. Tiap
pelayanan dapat menerapkan konsep ini dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi setempat.

Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian, yaitu :


a. Data Dasar : identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan
sebelumnya. Riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik,
laboratorium, dan lain-lain, data dasar diperlukan tergantung dari unit
atau jenis asuhan yang akan diberikan, misalnya: data dasar unit
kebidanan akan berbeda dengan unit bedah.
b. Daftar Masalah : masalah pasien didapat dari hasil kajian. Pencatatan
dasar masalah dapat berupa gejala-gejala, kumpulan gejala, atau hasil
laboratorium yang abnormal, masalah psikologis, atau masalah sosial.
Masalah yang ada mungkin banyak sehingga perlu diatur menurut
prioritas masalah dengan memberi nomor, tanggal pencatatan, serta
menyebutkan masalahnya. Daftar memberikan keuntungan bagi perawat
sebagai perencana keperawatan.
c. Rencana. Rencana disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan
demikian perawat dapat merencanakan sesuai kebutuhan pasen.
d. Catatan Perkembangan Pasen. Adalah semua catatan yang
berhubungan dengan keadaan pasen selama dalam perawatan. Pada
umumnya catatan ini terdiri dari beberapa macam bentuk, antara lain :

1. Lembar Alur (Flowsheet).


“Flowsheet” memungkinkan perawat unttik mencatat basil observasi atau
pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis
secara naratif, termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital
(tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu), berat badan, jumlah masukan dan
keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian obat. Flowsheet yang
biasanya dipakai adalah catatan klinik, catatan keseimbangan cairan
dalam 24 jam, catatan pengobatan an catatan harian tentang asuhan
keperawatan.
Flowsheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat
informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui
keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flowsheet.
Oleh karena itu flowsheet lebih sering digunakan di unit Gawat darurat,
terutama data fisiologis.

2. Catatan Pemulangan dan ringkasan rujukan


Pada catatan ini terutama dipersiapkan ketika klien akan dipulangkan atau
dipindahkan pada tempat perawatan lainnya guna perawatan lanjutan.
Klien dan keluarga harus mendapatkan informasi dan sumber yang
diperlukan sebelum dipulangkan. Penulisan dokumentasi pemulangan
meliputi masalah kesehatan yang masih aktif, pengobatan terakhir,
penanganan yang masih harus diteruskan, kebiasaan makan dan istirahat,
kemampuan untuk asuhan mandiri, jaringan dukungan, pola/gaya hidup
dan agama. Pencatatan pemulangan klien ditujukan untuk tenaga
kesehatan yang akan meneruskan homecare, dan juga informasi pada
klien.

Informasi untuk tenaga kesehatan mencakup:


a. Menguraikan tindakan keperawatan (contoh: mengganti balutan,
urutan perawatan luka).
b. Menguraikan informasi yang disampaikan pada klien.
c. Menguraikan kemampuan klien dalam melakukan ketrampilam
tertentu seperti menggunakan obat, memakai alat penyangga tubuh.
d. Menjelaskan keterlibatan anggota keluarga dalam asuhan.
e. Menguraikan sumber yang diperlukan di rumah.

Informasi untuk klien hendaknya:

Menggunakan bahasa yang singkat jelas dan mudah dipahami oleh klien.
f. Menjelaskan langkah-langkah prosedur tertentu misalnya cara
menggunakan obat dirumah, perlu diberi petunjuk tertulis.
g. Mengidentifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti ketika
melakukan asuhan mandiri.
h. Memeriksa tanda dan gejala komplikasi yang perlu dilaporkan kepada
dokter.
i. Memberikan daftar nama dan nomor telepon tenaga kesehatan yang
dapat dihubungi klien.

2.5. Charting By Exception (CBE)


Charting by exception adalah sistem dokumentasi yang hanya
mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpan dari
keadaan normal atau standar. Keuntungan CBE yaitu mengurangi
penggunaan waktu untuk mencatat sehingga banyak waktu yang
digunakan untuk asuhan langsung pada klien.
CBE mengintegrasikan tiga komponen kunci yatiu:
1) Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting
dan menjabarkan indikator pengkajian dan penemuan termasuk
instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan dan pencatatan
pemulangan klien.
2) Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik
keperawatan, sehingga mengurangi pencatatan tentang hal rutin secara
berulang kali. Oleh karena itu standar harus cukup spesifik dan
menguraikan praktik keperawatan yang sebenarnya serta harus
dilakukan oleh perawat di bangsal, walaupun ada juga standar khusus
yang disusun sesuai unit masing-masing.
Contoh:
Standar terkait dengan keberhasilan; misalnya pola kebersihan
meliputi: “Perawat harus memastikan bahwa sprai klien telah diganti
tiga hari sekali atau jika diperlukan”.
Kemudain diberi tanda (V) pada kotak standar rutin yang
terdapat dalam catatan grafik.
Keuntungan dan kerugian Pencatatan CBE
Keuntungan
1. Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi
2. Data yang tidak normal nampak jelas
3. Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami
4. Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu
informasi lain
5. Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak
perlu dituliskan
6. Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi
7. Data klien dapat dicatat pada format klien secepatnya
8. Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur klien
9. Jumlah halaman lebih sedikit digunakan dalam dokumentasi
10. Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang
permanen
Kerugian
1. Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung
pada “checklist”
2. Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak
ada
3. Pencatatan rutin sering diabaikan
4. Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya
didokumentasikan
5. Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain
6. Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan
dengan adanya suatu kejadian

Pedoman Penulisan CBE


(1) Data dasar dicatat untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan
yang permanen
(2) Daftar diagnosa keperawatan disusun dan ditulis pada waktu
masuk rumah sakit dan menyediakan daftar isi untuk semua diagnosa
keperawatan
(3) Ringkasan pulang ditulis untuk setiap diagnosa keperawatan pada
saat klien pulang
(4) SOAPIER digunakan sebagi catatan respon klien terhadap
intervensi melalui tempat tingal klien
(5) Data diagnosa keperawatan dan perencanaan dapat dikembangkan
(6) Kartu KARDEX dan rencana tindakan dikembangkan setiap klien

E. Problem Intervenstion & Evaluation (PIE)


PIE adalah suatu singkatan dan (Identifikasi Problem, Inteivenstion dan
Evaluation). Sistem pencatatan adalah suatu pendekatan orientasi-proses pada
dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa
keperawatan.

Penggunaan
Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan
Primer. Pada keadaan klien yang akut, perawat primer dapat melaksanakan
dan mencatat pengkajian waktu klien masuk dan pengkajian sistem tubuh dan
diberi tanda PIE setiap hari. Setelah itu Perawat Associate (PA) akan
melaksanakan tindakan sesuai yang telah direncanakan. Karena PIE didasakan
pada proses keperawatan, akan membantu menfasilitasi perbedaan antara
pembelajaran dikelas dan keadaan nyata pada tatanan praktik
pendokumentasian yang sesungguhnya.

Karakteristk PIE
(1)Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diiuti
pelaksanaan pengkajian sistem tuhuh setiap pergantian jaga (8 jam).
(2)Data masalah hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien jangka
waktu yang lama dengan masalah yang kronis
(3)Intervensi yang dilaksanakan dan rutin dicatat dalam “flowsheet”
(4)Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi
keperawatan yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik
(5) Intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan “I”
(Intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan dicatat
(6) Keadaan klien sebagai pengaruh dan intervensi diidentifikasi dengan tanda
“E” (evaluasi) dan nomor masalah
(7) Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8 jam (setiap
pergantian jaga)

Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan
a) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan
b) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan
c) Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan yang kontinyu karena
secara jelas mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan
d) Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan
mudah digambarkan
e) Dapat diadaptasi untuk catatan yang otomatis
Kerugian
a. Tidak dapat dipergunakan untuk pencatatan untuk semua
disiplin ilmu
b. Pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk
beberapa situasi keperawatan

Tanggal Jam Pencatatan (Remark)

22/8/2011 08.00 P # 1 Resiko perlukan berhubungan dengan riwayat


sering jatuh selama di rumah.

IP # 1 Sarankan klien untuk meminta bantuan jika


ingin keluar dari ruangan

P # 2 Kurangnya pengetahuan yang berhubungan


dengan tindakan arteriogram

EP # 2 Diskusikan dengan klien. Jelaskan prosedur


arteriogram

09.30 IP # 2

Dst.

F. CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN (SUSUNAN PENCATATAN)

Ada beberapa bentuk format dokumentasi yang dapat digunakan perawat


untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasen antara lain, :

1. SOAP
Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasen.
S : Subjective  Pernyataan atau keluhan dari pasen
O : Objective  Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.
A : Analisys  Kesimpulan dari objektif dan subjektif
P : Planning  Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan
analisis
Contoh SOAP

TGL. WAKTU MASALAH S.O.A.P

30/6/01 Jam 14.00 Integritas kulit S : pasien mengeluh rasa nyeri sekitar
luka ketika dipalpasi

O : pada balutan luka terlihat warna


jambu dan tidak berbau

A : luka memperlihatkan tanda awal dari

penyembuhan

P : teruskan perawatan luka.

2. S OAPIER
Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan
dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan.

S : Subjective  Pernyataan atau keluhan pasien

O : Objective  Data yang diobservasi

A : Analisis  Kesimpulan berdasarkan data objektif dan subjektif

P : Planning  Apa yang dilakukan terhadap masalah

I : Implementation  Bagaimana dilakukan

E : Evaluation  Respons pasen terhadap tindakan keperawatan

R : Revised  Apakah rencana keperawatan akan dirubah


Contoh SOAPIER :

TGL. WAKTU MASALAH S.O.A.P.I.E.R

30/6/01 17.00 Luka Infeksi S : Pasien mengeluh nyeri sekitar luka


ketika dipalpasi
O : Pada balutan luka terlihat ada
nanah dan berbau
A : Terjadi infeksi pada luka

P : Teruskan perawatan luka


I : Basahi luka dengan NaCl 0,9%
sesuai instruksi

E : Luka masih bernanah


R : Ganti balutan menjadi 2 kali/hari

3. D . A . R.

Format dokumentasi D. A. R membantu perawat untuk mengatur pemikirannya dan


memberikan struktur yang dapat meningkatkan pemecahan masalah yang kreatif.
Komunikasi yang terstruktur akan mempermudah konsistensi penyelesaian masalah
di antara tim kesehatan.

D : Data. Data objektif dan subjektif yang mendukung masalah

A : Action. Tindakan yang segera harus dilakukan untuk mengatasi

masalah

R : Respons. Respons pasen terhadap tindakan perawat sekaligus melihat

tindakan yang telah dilakukan berhasil/tidak

contoh DAR :

TGL. MASALAH
WAKTU D.A.R
3/2/99 21.00 Nyeri/Pain D : Pasien menangis ketika mau b.a k.
karena merasa panas dan nyeri

A : Diberikan Pyiridium 200 mg sesuai


instruksi dokter

R : Pasen masih
kesakitan

D : Penting, pasien, malam hari, b.a.k (6


23.00 Potensial Infeksi
kali, warna kuning butek

A : Urin kultur, awasi tanda vital,


banyak minum, bed rest

D : Suhu 39,5 0C
Peningkatan Suhu

A : Oral antipiretik sesuai instruksi

R : Tidak ada rasa sakit, b a k (1 kali),


suhu 39,3 0C

Anda mungkin juga menyukai