Anda di halaman 1dari 25

JENIS KOMUNIKASI

DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
(INFORMASI)

Dosen Pengampu : Ida Farida H, M.Keb


Disusun Oleh :
Kelompok 1

▪ Fitria Nurul Hikmah ▪ Meyshya Maudy


P17324420018 P17324420028
▪ Fuji Lestari Kurniawan ▪ Nabila Nur Febriyanti
P17324420019 P17324420029
▪ Hasna Maziyyah ▪ Nabilah Cinta Sari
P17324420020 P17324420030
▪ Ike Chaerunnisa ▪ Nurmayanti P17324420031
P17324420021 ▪ Pitriah Jamilatun Soliha
▪ Indryani Safitri P17324420022 P17324420032
▪ Irma Agustin Hardiyanti ▪ Putri Dita Rosmawati
P17324420023 P17324420033
Jumlah Pelayanan
1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi yang berada didalam diri
yang biasa kita sebut sebagai kata hati atau perasaan batin.

● Contohnya adalah ketika seorang perawat melihat seorang pasien sedang


termenung, melamun, atau menengadah kelangit-langit, maka perawat akan
merasakan dan mengetahui bahwa pasien tersebut sedang gundah, risau atau
sedang memikirkan sesuatu.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2 orang
atau lebih didalam sebuah kelompok kecil. Komunikasi ini berlangsung secara tatap
muka, atau dapat pula menggunakan Macam-macam Media Komunikasi.

3. Komunikasi Massa
Penggunaan Komunikasi Massa dalam keperawatan secara tidak langsung akan
memberikan kemampuan kepada perawat agar perawat dapat menentukan dimana
posisinya, kapan harus berbicara, kapan harus mendekat atau menjauh, kapan harus
berada ditengah, dibelakang atau didepan dan lain sebagainya.
4. Komunikasi Publik
Secara Teori Komunikasi Publik adalah komunikasi yang dilakukan
didalam sebuah kelompok besar. Tujuannya agar komunikator dapat memilih
dan menyampaikan materi dengan tepat.

5. Komunikasi Satu Arah


Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang disampaikan melalui media komunikasi, yang
prosesnya tidak perlu mendapatkan tanggapan atau umpan balik dari penerima informasi.
- Contoh :
Dari penggunaan komunikasi ini dalam keperawatan dapat kita lihat pada berbagai
media Komunikasi Online yang membahas kesehatan atau keperawatan.
6. Komunikasi Dua Arah
Penggunaan komunikasi ini pada dasarnya berproses dari komunikator
yang memberikan informasi dan komunikan sebagai penerima informasi akan menyimpulkan
informasi tersebut dan memberikan tanggapannya kepada
komunikator terkait dengan informasi yang diberikan oleh komunikator.

7. Komunikasi Berantai
Komunikasi berantai adalah sebuah proses pertukaran informasi yang
dilakukan secara berantai atau saling sambung menyambung. Faktor yang
mempengaruhi terciptanya komunikasi ini adalah lingkungan, cara penyampaian,
pengetahuan komunikan serta pengaruh dari pesan tersebut.
8. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang paling sering digunakan dalam
keperawatan. Proses penyampaian informasi melalui komunikasi ini adalah dengan
menggunakan kata-kata yang diucapkan atau secara lisan.

9. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal adalah sebuah komunikasi yang dilakukan tanpa
menggunakan kata-kata atau suara dalam penyampaian pesan. Komunikasi ini
cenderung menggunakan simbol-simbol komunikasi seperti gerak tubuh, gerak
tangan atau bahasa isyarat, ekspresi wajah, kontak mata dan sebagainya.
10. Komunikasi Pembelajaran
Komunikasi pembelajaran adalah komunikasi yang digunakan untuk
memberikan sebuah pengajaran, mengajarkan atau memberikan edukasi.

11. Komunikasi Antar Pribadi


Pengertian dari komunikasi antar pribadi yang merupakan sebuah proses
pertukaran informasi antar 2 orang, akan menjadi sangat efektif ketika digunakan
oleh perawat.
12. Komunikasi Agama
Penggunaan komunikasi agama dalam dunia keperawatan, juga sangatlah
penting fungsi dan perannya. Hal ini terjadi karena perawat tentunya memiliki
agama yang berbeda – beda, oleh sebab itu komunikasi agama seperti Komunikasi
Islam, komunikasi kristen, komunikasi budha, komunikasi khatolik, komunikasi hindu dan
komunikasi agama lainnya sangatlah penting untuk dilakukan kepada
seluruh perawat.

13. Komunikasi Persuasif


Komunikasi Persuasif adalah proses komunikasi yang dilakukan dengan
cara-cara yang lembut, penuh kekeluargaan dan tanpa paksaan.
14. Komunikasi Psikologi
Seorang perawat yang memiliki kemampuan untuk menjalankan
komunikasi psikologi, akan mampu untuk melihat kondisi pikiran pasien. Psikologi
Komunikasi juga akan memberikan perawat berbagai cara untuk menggali berbagai
informasi yang dibutuhkan dari pasien, meskipun pasien tersebut sedang dalam keadaan
stress, trauma, kebingungan atau mengalami ganguan jiwa.

15. Komunikasi Sosial


Perawat yang mempelajari Komunikasi Sosial secara tidak langsung akan mampu untuk
mengendalikan dirinya dan mampu untuk berkomunikasi sesuai dengan norma sosial
yang berlaku.
16. Komunikasi Tertulis
Fungsi Komunikasi Tertulis tidaklah bisa anggap sepele. Komunikasi ini
sangat berguna dan memiliki fungsi ketika perawat sedang menangani pasien
dengan Gangguan Bahasa dalam Komunikasi dan bergerak, atau pasien dengan
pendengaran yang terganggu.

17. Komunikasi Visual


Komunikasi visual adalah sebuah komunikasi yang ditunjukkan melalui
sikap, perilaku, tata bahasa, cara gerak dan cara pakaian dan sebagainya. Tujuannya adalah
untuk menciptakan citra atau pandangan yang
baik dimata konsumen.
II. Pelayanan Yang Tersedia Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
berupa: pelayanan kesehatan perseorangan; dan/atau pelayanan kesehatan
masyarakat.
Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana terdiri atas (PP No. 47/2016
Pasal 4): tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan; pusat kesehatan masyarakat;
klinik;rumah sakit; apotek; unit transfusi darah; laboratorium kesehatan; optikal;
fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum; dan fasilitas Pelayanan
Kesehatan tradisional.
Tingkatan pelayanan yang terdiri atas
(PP No. 47/2016 Pasal 5) :

a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama memberikan


pelayanan kesehatan dasar
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat kedua memberikan
pelayanan kesehatan spesialistik ; dan
c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat ketiga memberikan
pelayanan kesehatan subspesialistik.
d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat kedua dan tingkat ketiga
dapat memberikan pelayanan yang diberikan oleh Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat dibawahnya.
III. Cara Mendapatkan Pelayanan

Pelayanan kebidanan merupakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek
profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat.

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang


diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga
yang berkualitas. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan
masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan.
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:

1. Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi


tanggung jawab bidan

2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah
satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan

3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang
menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ke
tempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal atau
ke profesi kesehatan lainnya.
Pelayanan kebidanan yang bermutu yaitu pelayanan
kebidanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kebidanan yang sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standart pelayanan
kebidanan yang telah ditetapkan. Ukuran pelayanan
kebidanan bermutu:

a. Ketersediaan pelayanan kebidanan (Available)


b. Kewajaran pelayanan kebidanan (Appropriate)
c. Kesinambungan pelayanan kebidanan (Continue)
d. Penerimaan jasa pelayanan kebidanan (Acceptable)
e. Ketercapaian pelayanan kebidanan (Accesible)
f. Keterjangkauan pelayanan kebidanan (Affordable)
g. Efisiensi pelayanan kebidanan (Efficient)
h. Mutu pelayanan kebidanan (Quality).
Pelayanan kebidanan dan neonatal adalah:
1. Pelayanan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC)
Salah satu fungsi terpenting dari perawatan antenatal adalah untuk
memberikan saran dan informasi pada seorang wanita mengenai tempat
kelahiran yang tepat sesuai dengan kondisi dan status kesehatannya.
Tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan
selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat (Depkes RI) sehingga
mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi dari suatu
proses persalinan
Pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara
lain:
1) Bagi ibu
a) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengobati secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
dalam menghadapi persalinan.
c) Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat
memberikan ASI.
d) Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi
(Manuaba,1999).
2) Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi
persalinan prematur, berat badan lahir rendah, juga meningkatkan kesehatan
bayi sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia (Manuaba, 1999).
2. Persalinan
3. Pemeriksaan bayi baru lahir
4. Pemeriksaan pasca persalinan atau postnatal care (PNC)
Pemeriksaan bayi baru lahir dan ibu pasca persalinan sangat penting untuk memastikan
kesehatan dan keselamatan bayi dan ibu, terutama pada masa nifas awal yaitu setelah
kelahiran bayi dan selama 7 (tujuh) hari pertama setelah melahirkan. Namun demikian,
sepanjang periode nifas yaitu setelah melahirkan hingga 28 hari setelah kelahiran adalah
masa-masa risiko tinggi. Kematian bayi lahir hidup dalam masa 28 hari sejak kelahiran
yang dikenal sebagai tingkat kematian neonatal (neonatal mortality rate) dilaporkan terjadi
di seluruh dunia. Begitu juga dengan kematian ibu karena komplikasi pasca persalinan
cukup tinggi.
IV. Rencana Tindakan

Perencanaan atau planning adalah proses pengambilan keputusan yang


menyangkut apa yang akan dilakukan di masa mendatang, kapan, bagaimana dan
siapa yang akan melakukannya. Dalam perencanaan terdapat empat elemen
utama, yaitu :

a. Tujuan (Objective). Kondisi masa depan yang akan dicapai.


b. Aksi (Action). Serangkaian kegiatan yang yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
c. Sumber Daya (Resouces). Hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksakan aksi.
d. Pelaksanaan (Implementation). Tata cara dan arah pelaksanaan kegiatan.
Pada proses perencanaan tersebut, dampak ataupun akibat yang
dihasilkan sangat bergantung pada ke empat elemen perencanaan.
Karenanya dapat dikatakan pula bahwa perencanaan komunikasi meliputi
fungsi - fungsi, yaitu :

1. Merencanakan (Planning).
2. Mengadakan (Organizing).
3. Mengutamakan (Leading).
4. Mengawasi (Controlling).
The Knowledge-driven model oleh Van
Lohuizen (1986)

Mendefinisikan langkah dalam mengambil keputusan.


Langkah pertama dari proses pengambilan keputusan
adalah mengumpulkan data. Melalui sebuah proses
seleksi dan reduksi data tersebut akan menjadi
informasi. Pemrosesan dan analisis terhadap
informasi akan menghasilkan pengetahuan yang
baru. Pengetahuan ini selanjutnya diproses untuk
memberikan pengertian yang mendalam. Setelah
melewati proses justifikasi kemudian pengertian dapat
memberikan arti dalam pembuatan keputusan.
Proses pembuatan keputusan model klasik oleh Lasswell (1975)

Mengidentifikasikan tujuh langkah yang dimulai dari adanya masalah. Model ini
menekankan pada kebutuhan mendesak yang harus diselesaikan dalam masalah
yang dihadapi. Kebutuhan ini dimasukkan dalam daftar. Lalu dipilih perkiraan-
perkiraan solusi. Setelah dipertimbangkan keuntungan dan kerugian dari pilihan-
pilihan tersebut maka selanjutnya dipilih yang terbaik. Pilihan tersebut kemudian
dilakukan, dimonitor, kemudian dievaluasi.
KESIMPULAN
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan
untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan
yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani),
dan sosial.

Dampak komunikasi kesehatan terhadap pembangunan kesehatan


sebenarnya berbanding lurus. Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin
berhasil pula pembangunan kesehatan itu.
TERIMA KASIH

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai