Anda di halaman 1dari 4

Diabetes Melitus Pada Bayi Baru Lahir

1. Definisi
Saat kehamailan terjadi perubahan hormonal dan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan dari kadar glukosa dalam darah dan
meningkatnya hormon esterogen dan hormon progestin mengakibatkan
keadaan jumlah atau fungsi insulin ibu hamil tidak optimal sehingga
terjadi resistensi terhadap efek insulin mengakibatkan kadar gula darah
ibu hamil tinggi sehingga terjadilah diabetes gestasional. Keadaan ini
dapat berdampak pada janin yaitu menimbulkan hiperglikemik dalam
lingkungan uterus sehingga bayi yang lahir dari ibu yang mengalami
diabetes mellitus gestasional ini berisiko tinggi untuk terkena makrosomia.
Makrosomia atau bayi besar adalah berat badan lahir bayi
melebihi dari 4000 gram. Makrosomia disebut juga dengan giant baby.
Semua neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih tanpa
memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.
2. Etiologi
Sejumlah faktor telah dikaitkan dengan makrosomia meliputi:
a. Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan diabetes dalam kehamilan
40% akan terjadi makrosomia (Maryunani, 2013)
b. Bayi lewat bulan, Resiko persalinan bayi dengan berat lebih dari
4000 gram pada kehamilan posterm meningkat 2 4 kali lebih besar
dari kehamilan term (Saifuddin,2010).
c. Ibu obesitas (10-20%). Wanita dengan obesitas memiliki resiko
lebih besar untuk melahirkan bayi makrosomia dibandingkan
dengan wanita dengan berat badan normal (Kongubol, 2011).
d. Terdapat beberapa faktor lain yang juga memperbesar
kemungkinan bayi besar yaitu : orang tua berperawakan besar,
khususnya obesitas pada ibu, multiparitas, usia ibu, janin laki laki,
bayi sebelumnya berberat badan lebih dari 4000 gram, ras dan
etnik (Cunningham, 2006).
3. Patofisiologi
Selama masa kehamilan terdapat sejumlah perubahan hormonal
yang bertujuan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan glukosa pada
janin. Pada trimester I kehamilan, mulai terjadi peningkatan human
placental lactogen dan prolaktin yang mencapai puncaknya pada akhir
trimester III (minggu ke-35).Human placental lactogen (hPL) memiliki
struktur kimia yang mirip dengan prolaktin dan growth hormone.Efek
utama hPL adalah terhadap insulin dan metabolism glukosa
(Prawirohardjo, 2009). Kombinasi hPL dan prolaktin memicu semacam
resistensi insulin yang dapat dideteksi dengan adanya hiperinsulinemia 2
jam pos prandial. Sebagai akibat mekanisme resistensi insulin tersebut,
pada sebagian ibu hamil akan terjadi hiperglikemia relatif (diabetes
mellitus gestasional). Keadaan hiperglikemia pada ibu tentu saja sangat
berpengaruh pada janin, karena transfer glukosa dari darah ibu ke
sirkulasi janin terjadi secara difusi melalui placenta, sehingga janin juga
mengalami hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia janin tersebut selanjutnya
akan memicu hiperinsulinemia pada janin dengan akibat semakin banyak
glikogen janin yang disintesis, sehingga terbentuklah makrosomia
(Turkzadeh, 2005).
4. Klasifikasi
Klasifikasi berat bayi lahir berdasarkan berat badan :

No Berat Badan Klasifikasi


1 < 2500 gram Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
2 2500 – 3999 gram Berat Bayi Lahir Normal
3 ≥ 4000 Makrosomia
Bayi makrosomia memiliki karakteristik yang berbeda dari bayi
normal. Adapun karakteristik dari bayi makrosomia antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris (wajah tomat);
2. Badan montok dan bengkak ;
3. Kulit kemerahan;
4. Lemak tubuh banyak; dan
5. Plasenta dan tali pusat lebih besar dari rata-rata.
5. Penatalaksanaan Mandiri, Kolaborasi, dan Rujukan
Penatalaksanaan pada bayi makrosomia menurut Hidayat (2009)
antara lain:
a. Membersihkan jalan nafas.
b. Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat.
c. Melakukan inisiasi menyusui dini
d. Membersihkan badan bayi dengan kapas baby oil/minyak.
e. Memberikan obat mata.
f. Memberikan injeksi vitamin K
g. Membungkus bayi dengan kain hangat.
h. Mengkaji keadaan kesehatan pada bayi dengan makrosomia
dengan mengobservasi keadaan umum dan vital sign serta
memeriksa kadar glukosa darah sewaktu pada umur 3 jam.
i. Memberikan terapi sesuai komplikasi yang dialami oleh bayi
6. Hasil Penelitian Terkait Topik
Kasus bayi makrosomia di BLU Prof. Dr. R. D. Kandou periode 1
Januari – 31 Desember 2012 didapatkan 204 kasus dari 4347 persalinan.
Seksio sesarea dilakukan pada pasien dengan luaran bayi makrosomia
pada tahun 2012 sebanyak 132 kasus (64.7%). Kejadian bayi
makrosomia terbanyak pada usia ibu 30-34 Tahun dengan jumlah 56
pasien (27.5%). Pasien terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA yaitu
sebanyak 141 pasien (69.1%). Sebanyak 124 pasien (60.8%) melakukan
lebih dari 4 kali pemeriksaan antenatal. Kelahiran bayi makrosomia
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 120 bayi (64.7%). Bayi
makrosomia di dominasi dengan berat badan lahir 4000-4250 gram yaitu
sebanyak 131 bayi (64.22%).
DAFTAR PUSTAKA

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/874/785
(Efek diabetes melitus gestasional terhadap kelahiran bayi makrosomia,
diakses pada 12 Maret 2021)

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/3
9129/MTIxNDYz/Asuhan-Kebidanan-Bayi-Baru-Lahir-Pada-Bayi-Ny-Z-
Dengan-Makrosomia-Di-Vk-Rsud-Pandanarang-Karya-Tulis-Ilmiah-bab-
2.pdf&ved=2ahUKEwif3vHT0KnvAhUEA3IKHX6IA-
MQFjAAegQIARAC&usg=AOvVaw1pCvRXLpd-
lyQOG0k13C_j&cshid=1615513599925 (diakses pada 12 Maret 2021)

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/37832 (diakses
pada 14 maret 2021)

360&client=ms-android-
vivo&prmd=inv&safe=strict&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiXu4eez6_vAhW-
23MBHVkkAaEQ_AUoAHoECAAQAw (diakses pada 14 maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai