Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses kehamilan sampai melahirkan merupakan rantai satu
kesatuan dari hasil konsepsi. Pemeriksaan kehamilan dilakukan pada setiap
kehamilan terutama kehamilan pertama.Perlunya pengawasan awal agar
dapat secepatnya diketahui apakah ada komplikasi pada kehamilan tersebut
Bayi besar (makrosomia) adalah bayi yang begitu lahir memiliki bobot
lebih dari 4000 gram.Padahal pada normalnya, berat bayi baru lahir adalah
sekitar 2.500-4000 gram.Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000
gram dan jarang melebihi 5000 gram. Frekuensi berat badan lahir lebih dari
4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gram adalah
0,4%.Persalinan dengan penyulit makrosomia umumnya faktor keturunan
memegang peranan penting. Selain itu janin besar dijumpai pada wanita
hamil dengan diabetes mellitus, pada postmaturitas dan pada grande
multipara.
Data WHO pada tahun 2013 angka kematian bayi di Indonesia
masih cukup tinggi yaitu 15 per 1000 kelahiran hidup.Pada tahun 2010 Asia
tenggara menduduki peringkat kedua tertinggi untuk kematian balita yang
di akibatkan asfiksia karena bayi yang terlalu besar setelah Pasifik Barat
yaitu 11%.
Angka kejadian bayi makrosomia semakin meningkat dari tahun ke
tahun.Dalam 2-3 dekade terakhir, di banyak populasi berbeda di seluruh
dunia terjadi peningkatan 15-25% proporsi wanita melahirkan bayi
makrosomia.Adapun analisis data yang dilakukan oleh Ananth dan Wen,
bayi besar sesuai masa kehamilannya (berat lahir > persentil 90) di Kanada
sebanyak 24%. Prevalensi bayi dengan berat lahir 4000 gram juga

meningkat secara signifikan dari 16,7% menjadi 20% di Swedia, dan dari
9,1% menjadi 10,1% di Jerman pada tahun 2008.
Di Indonesia. Dilaporkanprevalensi DMG antara 1.9-3.6e% dari
seiuruh

kehamilan

setiap

tahun.Kontrol

gula

darah

pada

DMGberhubungan dengan morbiditas dan mortalitas- pada ibu maupun


bayi

berupa

preeklampsia.polihidramnion,

infeksi

saluran

kemih,

persalinan seksio sesarea dan trauma persalinan akibat bayi besar.DMG


berhubungan dengan angka kejadian preeklampsia, induksi persalinan,
distosia bahu, seksio sesarea,bayi besar, dan Erb's Palsy yang lebih
tinggi.Hiperblikemia

juga

berhubungan

dengan

peningkatan

risikokematian janin infra uteri (IUFD) pada 4-8 minggu terakhir


kehamilan,
makrosomia,

meningkatnya
dan

pada

mortalitas
neonatus

perinataldan
terjadi

angka

kejadian

peningkatan

kejadian

hipoglikemia, ikterus.polisitemia dan hipokaisemia.Dalam jangka panjang


pasien DMG memiliki risiko terjadinya diabetes tipe 2setelah kehamilan.
Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memiliki risiko lebih tinggi akan
kejadiansindroma metabolik, obesitas, intoleransi glukosa dan diabetes
pada masa muda/dewasa.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara berat badan ibu hamil dan makrosomia?
1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Untuk mendeteksi secara dini adanya penyulit pada persalinan
sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan yang tepat dan dapat
1.3.2

menekan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.


Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui apa itu makrosomia
1.3.2.2 Untuk mengetahui penyebab makrosomia
1.3.2.3 Untuk mengetahui manifestasi klinis makrosomia
1.3.2.4 Untuk mengetahui patofisiologis makrosomia
1.3.2.5 Untuk mengetahui komplikasi makrosomia

1.4 Manfaat

1.4.1

Bagi Tenaga Kesehatan


Agar dapat mendeteksi secara dini adanya komplikasi persalinan
dengan makrosomia sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan

1.4.2

yang tepat sehingga tidak membahayakan jiwa ibu dan janin.


Bagi mahasiswa
Agar dapat membantu bidan mendeteksi secara dini adanya
komplikasi persalinan dengan makrosomia sehingga dapat
memberikan asuhan yang sesuai dengan wewenang bidan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori
1.2.1 Bayi Baru Lahir
3

1.2.1.1 Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatusadalah bayi
yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari.
Bayi Baru Lahir (BBL) memerlukan penyesuaianfisiologis
berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin) dan
toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi,
2012).
1.2.1.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
a. Berat badan 2.500- 4.000 gram.
b. Panjang Badan 48- 52 cm.
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33- 35 cm.
e. Lingkar lengan 11- 12 cm.
f. Frekuensi jantung 120-160 x/menit.
g. Pernapasan 40- 60 x/menit.
h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subkutan yangcukup.
i. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala
biasanya telah sempurna.
j. Kuku agak panjang dan lemas
k. Genitalia
1) Pada laki laki kematangan ditandai dengan
testissudah turun, skrotum sudah ada.
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan labia
mayora sudah menutupi labia minora.
l. Reflekssucking ataumenghisap dan menelansudah
terbentuk
dengan baik.
m. Refleks morrow atau gerakan memeluk bila dikagetkan
sudah terbentuk dengan baik.
n. Refleks grapsatau menggenggam sudah baik
o. Refleks rooting (mencari puting susu

dengan

rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah


terbentuk dengan baik.
p. Eliminasi baik yang

ditandai

dengan

keluarnya

mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam

1.2.2

kecokelatan.
(Marmi, 2012).
Makrosomia
1.2.2.1 Pengertian Makrosomia
4

Makrosomia merupakan komplikasi diabetes


mellitus gestasional tersering.Makrosomia didefinisikan
bayi lahir dengan berat badan 4000g. Hasil penelitian di
ujung pandang dari 40 pasien diabetes gestasional yang
dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang
paling sering adalah terjadinya makrosomia, hal ini
mungkin karena pada umumnya diabetes mellitus
gestasional didiagnosis terlambat terutama di negara kita
(Adam, 2007).
Kehamilan dengan janin besar merupakan salah satu
penyulit pada kehamilan yang bisa disebabkan beberapa
faktor antara lain adalah karena penyakit Diabetes
Mellitus yang diderita ibu, faktor genetik dan faktor
kecukupan gizi selama hamil. Pada ibu hamil
pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam
perjalanan kehamilan dan persalinannya.
a. Pengertian dari makrosomia menurut pendapat para
ahli sebagai berikut :
1) Makrosomia adalah bayi yang berat badannya
pada saat lahir lebih dari 4.000 gram.
(Keperawatan Maternitas Edisi 4. Bobak
Lowdermilk, Jensen).
2) Menurut Cunningham (1995 : 421) semua
neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih
tanpa memandang umur kehamilan dianggap
sebagai makrosomia.
Kondisi bayi dengan berat lahir makrosomia
membutuhkan perawatan yang lebih/intensif dan harus
selalu dipantau untuk menghindari resiko dikemudian
hari.Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000
gram dan jarang melebihi 5000 gram. Frekuensi berat
badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang
lebih dari 4500 gram adalah 0,4%.
1.2.2.2 Etiologi
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya
kelahiran
bayi besar / Baby giant. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a. Ibu yang menderita Diabetes Mellitus (DM) sebelum dan
selama kehamilan.Kadar gula darah ibu hamil penderita
Diabetes Melitus tergolong tinggi. Kondisi inilah yang
memberi peluang janin untuk tumbuh melebihi ukuran rata5

rata. Jika fungsi plasenta dan tali pusaT baik, maka si calon
bayi dapat tumbuh makin subur.
b. Ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi besar.
Ibu yang pada kehamilan pertama melahirkan Baby giant
berpeluang besar melahirkan anak kedua dengan kondisi yang
sama pada kehamilan berikutnya.
c. Faktor genetic
Obesitas dan overweight yang dialami ayah-ibu dapat
menurun pada bayi.
d. Pengaruh kecukupan gizi
Porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh
terhadapa bobot janin. Asupan gizi yang berlebih bisa
mengakibatkan bayi lahir dengan berat diatas rata-rata.Pola
makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga
mempengaruhi kelahiran bayi besar.
e. Bukan kehamilan pertama
Ada kecenderungan berat badan lahir anak kedua dan
seterusnya lebih besar daripada anak pertama.
1.2.2.3 Manifestasi Klinis
a. Pada saat kehamilan :
1) Uterus lebih besar dari biasanya atau tidak sesuai dengan
usia gestasi
2) Tinggi fundus pada kehamilan aterm lebih dari 40 cm.
3) Taksiran berat badan janin (TBBJ) dari 4000 gram.
b. Pada bayi baru lahir :
1) Berat badan lebih dari 4000 gram
2) Badan montok dan kulit kemerahan
3) Organ
internal
membesar
(hepatosplenomegali,
spenomegali, kardiomegali)
4) Lemak tubuh banyak.
1.2.2.4 Patofisiologis
Makrosomia ini disebabkan oleh terjadinya hiperglikemia pada
janin (akibat hiperglikemia ibu) dan hiperinsulinisme janin yang
menyebabkan :
a. Timbunan lemak subkutan janin dan glikogen hati bertambah
b. Pertambahan ukuran dan berat dari hampir seluruh organ,
yang memperlihatkan hipertropf dan hyperplasia seluler
c. Hematopiesis ektramedularis khususnya dari hepar yang
menyebabkan pertambahan berat badan.
Umumnya bayi dengan makrosomia ini dilahirkan oleh ibu
diabetik kelas A, B dan C. Insulin dikatakan merupakan hormon
pertumbuhan primer untuk perkembangan intra uterin. Diabetes

Maternal mengakibatkan peningkatan kadar asam-asam amino bus


plasenta, pancreas janin berespon dengan memproduksi insulin
untuk disesuaikan dengan sediaan bahan baker akselerasi sintesis
protein yang diakibatkan bersama dengan penyimpanan glikogen
dan lemak berlebih bertanggung jawab terhadap terjadinya
makrosomia yang khas pada kehamilan diabetik.
Bayi dari ibu yang menderita diabetes memperlihatkan
insiden sindrom kegawatan pernafasan yang lebih besar dari pada
bayi ibu yang normal pada umur kehamilan yang sama. Insiden
yang lebih besar mungkin terkait dengan pengaruh antagonis
antara kortisol dan insulin pola sintesis surfakton.
1.2.2.5 Komplikasi
Bayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu
indikator dari efek ibu.Yang walaupun dikontrol dengan baik
dapat timbul pada janin, maka sering disarankan persalinan yang
lebih dini sebelum aterm.Situasi ini biasanya dinilai pada sekitar
kehamilan 38 minggu.Penilaian yang seksama terhadap pelvis
ibu.Tingkat penurunan kepala janin dan diatas serviks.Bersama
dengan pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya.
Seringkali akan menunjukkan apakah induksi persalinan
kemungkinan dan menimbulkan persalinan pervaginam. (Bobak,
dkk. 2005)
Jika terjadi penyulit-penyulit ini dapat dinyatakan sebagai
penatalaksanaan yang salah.Karena hal ini sebenarnya dapat
dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana.Walaupun
demikian, yang perlu dingat bahwa persalinan dari bayi besar
(baby giant) dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan
hanya dapat dilakukan oleh dokter bedah kebidanan yang terampil.
Bayi besar juga kerap menjadi penyulit pada saat persalinan
normal, karena dapat menyebabkan cedera baik pada ibu maupun
bayinya.
Kesulitan yang dapat terjadi adalah :
a. Kesulitan pada ibu :
1) Robekan hebat jalan lahir
2) Perdarahan
3) Terjadi peningkatan persalinan dengan sectio caesaria.
4) Ibu sering mengalami gangguan berjalan pasca melahirkan
akibat peregangan maksimal struktur tulang panggul.
Keluhan keluhan tersebut bisa sembuh dengan perawatan
yang baik.
b. Pada bayi :

1) Terjadinya distosia bahu yaitu kepala bayi telah lahir tetapi


bahu tersangkut di jalan lahir.
2) Asfiksia pada bayi sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan untuk melahirkan bahu.
3) Brachial Palsy (kelumpuhan syaraf di leher) yang ditandai
dengan adanya gangguan motorik pada lengan.
4) Patah tulang selangka (clavicula) yang sengaja dilakukan
untuk dapat melahirkan bahu.
5) Kematian bila bayi tidak dapat dilahirkan.
1.3 Kasus
Prevalensi penyakit diabetes saat ini cukup mengkhawatirkan.
Menurut Adam (2006), kondisi diabetes 20 tahun mendatang akan seperti
kondisi AIDS dalam 20 tahun terakhir. Hal ini didukung dari catatan WHO
bahwa jumlah penderita diabetes di dunia saat ini mencapai lebih dari 230
juta jiwa.Jumlah tersebut diperkirakan terus meningkat menjadi 350 juta
jiwa pada tahun 2020.
Prevalensi prediabetes di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 10%
sedangkan prevalensi DMG di Indonesia sebesar 1,9%-3,6% pada kehamilan
umumnya.4 Prevalensi DMG sangat berhubungan dengan ras dan etnis. Di
Indonesia, dengan menggunakan kriteria diagnosis O'Sullivan-Mahan
dilaporkan bahwa prevalensi DM pada kehamilan adalah sebesar 1,9 % - 3,6
% pada kehamilan umum. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga
menderita DM, prevalensinya menjadi 5,1 %. Diabetes mellitus perlu
diperhatikan karena resiko morbiditas dan mortalitas pada maternal dan
perinatal tinggi (Zulfikar, D.,2009).
Insidens bayi makrosomia adalah sekitar 5 % dari semua kelahiran.
(Brudenell,M. dan Doddridge, M.C, 1994). Makrosomia merupakan salah
satu penyebab yang dapat menyulitkan proses persalinan yang dapat
menyebabkan trauma lahir. Bahkan bayi baru lahir yang mempunyai berat di
atas normal tidak bisa menangis atau bernapas secara spontan dan teratur
saat lahir. Bila kondisi ini berlangsung lama, kelak dapat menimbulkan cacat
mental atau fisik (buah-hatiharapan.com)
Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7 %. Menurut
guinnes book of world records menunjukan bahwa bayi terberat di dunia
dilahirkan di kanada pada tahun 1997 dan berat badan mencapai 10,8 kg.
Bayi ini hanya dapat bertahan hidup selama 11 jam. Sedangkan di indonesia
tepatnya di medan Sumatra Utara bayi terberat pernah dilahirkan oleh
seorang ibu berusia 41 tahun pada tahun 2009 dengan berat mencapai 8,7 kg.
(Jurnal Penelitian Heru Setiawan, Yudhia Fratidhina, Mohammad Ali. 2014).

1.4 Diskusi
Selama perawatan antepartem dilakukan pengkajian ukuran pelvic ibu
dan ukuran janin yang sedang berkembang.Ukuran janin ditentukan dengan
palpasi panjang crown-rump janin dalam uterus.Sonografi pelvimetri dapat
memberikan informasi lebih lanjut.Bila terlihat uterus yang sangat besar,
hidramnion, atau ukuran janin yang sangat besar, atau janin lebih dari satu
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebagai kemungkinan penyebab.
Hal hal yang dilakukan untuk mengantisipasi makrosomia :
a. Melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur sehingga kenaikan berat
badan janin saat masih dalam kandungan dapat dikontrol dengan baik.
b. Melakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah.
c. Konsultasikan pola makan dan asupan gizi semasa hamil dengan dokter.
d. Sesuaikan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan antara 8-12 kg.
e. Lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein (ikan,
susu, daging, tahu, tempe) vitamin dan mineral (sayur dan buah buahan).
f. Kurangi makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat seperti
nasi, gula, mie, roti/kue, dll. Melakukan USG secara rutin selama
kehamilan, sehingga dapat memantau penambahan berat badan bayi
selama dalam kandungan dan dapat diambil langkah langkah untuk
mencegah terjadinya bayi besar. (Hendrik, 2009)
Berdasarkan uraian di atas , kelompok kami menyimpulkan bahwa
makrosomia penanganannya lebih ditekankan pada masa kehamilan. Dimana
pada masa kehamilan bidan melakukan pencegahan terjadinya makrosomia,
yaitu dengan menerapkan asuhan 14 T dalam ANC terpadu serta melakukan
kolaborasi dengan dokter SpOG apabila terdapat komplikasi untuk
penanganan lebih lanjut.
a. Standar penataksanaan dalam pemeriksaan kehamilan antara lain :
1) Kunjungan Ante-Natal Care ( ANC ) minimal :
a) Satu kali pada trimester I ( Usia kehamilan 0-13 minggu)
(1) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
(2)
(3)
(4)
(5)

hamil.
Masalah dan cara mengatasinya.
Memberitahukan hasil pemeriksaan.
Mengajarkan ibu cara mengatasi ketidaknyamanan.
Mengajarkan dan mendorong perilaku yang sehat cara hidup
sehat bagi wanita hamil, nutrisi, mengenali tanda bahaya

kehamilan.
(6) Memberikan imuniasi Tetanus Toxoid, Tablet besi.
(7) Mulai mendiskusikan mengenai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi kegawatdaruratan.

(8) Menjadwalkan kunjungan berikutnya


(9) Mendokumentasikan pemeriksaan dan asuhan.
b) Satu kali pada trimester II ( Usia kehamilan 1427 minggu )
(1) Sama seperti diatas ditambahkan.
(2) Kewaspadaan khusus terhadap pre eklamsi ( Tanya ibu
tentang gejala pre eklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi
edema, periksa untuk mengetahui proteinuria ).
c) Dua kali pada trimester III ( Usia kehamilan 28-40 minggu )
(1) Antara minggu ke 28 36
Sama seperti diatas, ditambahkan palpasi abdominal untuk
mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
(2) Setelah 36 minggu
Sama seperti diatas ditambahkan deteksi letak janin, dan
kondisi lain atau tanda abnormal lain.
(3) Apabila ibu mengalami masalah atau komplikasi kegawatdaruratan.
Diberikan pertolongan awal sesuai dengan masalah yang
timbul. Ibu rujukan ke SpOG atau RSI untuk konsultasi dan
kolaborsi dan melakukan tindak lanjut(Sulistyawati, 2009).
2) Pelayanan atau Asuhan Standar minimal termasuk 14T
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai stantar terdiri dari:
a) Ukur tinggi badan dan berat badan
b) Ukur tekanan darah
c) Ukur tinggi fundus uteri
d) Pemberian imunisaasi TT
e) Pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan
f) Tes terhadappenyakit menular seksual
g) Temu wicara/konseling
h) Tes/pemeriksaan Hb
i) Tes/pemeriksaan protein urin
j) Tes reduksi urin
k) Perawatan payudara (tekan pijat payudara)
l) Pemeriksaan tingkat kebugaran (senam hamil)
m) Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemik gondok)
n) Terapi obat malaria (untuk daerah endemik malaria)
(Marmi,2011).

10

11

Anda mungkin juga menyukai