PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Mengetahui epidemologi Mola Hidatidosa.
b. Mengetahui perbedaan antara Mola Hidatidosa sempurna dan Mola
Hidatidosa parsial.
c. Mengetahui etiologi dan gejala klinis Mola Hidatidosa.
d. Mengetahui pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakan diagnosis.
e. Mengetahui penatalaksanaan mola hidatidosa.
f. Mengetahui komplikasi dan prognosa dari mola hidatidosa.
g. Menjelaskan konsep dasar manajemen kegawatdaruratan pada kasus mola
hidatidosa dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut varney.
h. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan mola hidatidosa
menggunakan 7 langkah varney: melakukan pengkajian, melakukan
interpretasi data (diagnosa dan masalah aktual), mengidentifikasi diagnosa
dan masalah potensial, mengidentifikasi kebutuhan segera,
mengembangkan rencana asuhan kebidanan, melaksanakan rencana
asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan kebidan yang telah diberikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Etiologi
4. paritas tinggi
5. kekurangan protein
2
4. Genetik, wanita dengan balance translocation mempunya
resiko lebih tinggi
2.4 Patologi
3
biasanya avaskular, sementara villi – villi berpembuluh lainnya
dengan sirkulasi janin plasenta yang masih berfungsi tidak terkena.
h. Tirotoksikosis
pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan adanya kehamilan dan pada waktu
tertentu akan diulang untuk melihat pola peningkatan/lonjakan hormone β-hCG
ini untuk membedakan adanya kehamilan normal atau kehamilan anggur (mola
hidatidosa). Pemeriksaan ini juga dikatakan sebagai pemeriksaan β-hCG serial.
4
b. USG (ultrasonografi)
2.7 Komplikasi
2.8 Penatalaksanaan
2.9.1. Evakuasi
5
c. Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan
perbaiki keadaan umum penderita.
b. Pemeriksaan dalam :
1. Keadaan Serviks
2. Uterus bertambah kecil atau tidak
c. Laboratorium
6
Reaksi biologis dan imunologis :
7
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Mola
Hidatidosa
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
8
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Menurut (Sarwono,1999:401; Persis Mary, 1995; Persis Mary,
1995; jones,1996 ; Jurnal Kesehatan, 2009)
1) Penyakit Kardiovaskuler : Hipertensi
2) Penyakit Darah : Anemia
3) Penyakit Paru-paru : TBC, Asma
4) Penyakit Hati : Hepatitis
5) Penyakit Endokrin : Kelenjar Tiroid
6) Penyakit Infeksi : Infeksi TORCH
7) Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing :
8) Penyakit/Kelainan sistem Reproduksi : Penyakit
Ginekologik, mioma
uteri,
Koriokarsinoma.
9) Riwayat Alergi :
10) Riwayat Pembedahan :
9
5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya. (Sulistyawati,2010)
Riwayat siklus : 23 – 32 hari (Sulistyawati,2010)
Lama haid :
6. Riwayat Obstetri:
8. Riwayat Kontrasepsi :
Pemakaian kondom, diafragma pil untuk mencegah
beta hCG kehamilan tidak mengacaukan beta hCG karena
10
keganasan. Alat kontrasepsi dalam rahim tidak boleh
digunakan karena bahaya periforasi dan perdarahan tidak
teratur sehingga menyulitkan evakuasi. Pemakaian pil KB
kombinasi sebaiknya setelah beta hCG normal. sebab, jika
beta hCG masih tinggi dikhawatirkan sel trofoblast akan
menjadi aktif lagi dan mejadi ganas, karena esterogen yang
ada pada pil KB akan merangsang produksi PAAG
(Pregnancy Associated Alpha 2 Glicoprotein) yang akan
menekan respon imun. Boleh hamil 6 bulan setelah beta
hCG normal. (Jurnal Kesehatan, 2009)
Pola Keterangan
Nutrisi Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual muntah.
(Maria Ulfah, 2010)
Eliminasi Volume urine berkurang (Diuresis)
Terjadi berhubungan dengan
pengurangan volume darah (Varney,
2007)
Istirahat Gangguan pola tidur berhubungan
dengan adanya nyeri. (Maria Ulfah,
2010)
Aktivitas Intoleran aktivitas berhubungan
dengan kelemahan, Gangguan rasa
nyaman : hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi. (Maria Ulfah,
2010)
Personal Hygiene Klien mampu memenuhi rawat diri
sehingga personal hygiene terpenuhi
Klien nampak rapi dan bersih. (Maria
Ulfah, 2010)
11
Kebiasaan
Seksualitas Nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan.
(Maria Ulfah, 2010)
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis (Sulistyawati, 2010 h.226)
Tanda Vital :
Tekanan Darah : > 120/80 mmHg akibat komplikasi dari Pre
eklamsi dan eklamsi (Jurnal Kesehatan, 2009)
12
Pernafasan harus berada dalam rentang yang
normal,yaitu sekitar 20-30 x/menit. (Ambarwati
dkk,2009).
Antropometri :
- Tinggi Badan : > 145 cm
Tinggi Badan ibu lebih dari 145 cm. Bila kurang
curiga kesempitan panggul (CPD).Tinggi badan
merupakan salah satu ukuran pertumbuhan
seseorang. Tinggi badan dapat diukur dengan
stasiometer atau tongkat pengukur (Tambunan
dkk,2011).
BB sebelum hamil :
BB sekarang :
Massa tubuh di ukur dengan pengukuran massa
atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan
untuk menghitung hubungan antara tinggi dan
berat badan, serta menilai tingkat kegemukan.
(Tambunan dkk,2011;h.9).
- LILA : > 23,5 cm
Ukuran lila tidak boleh kurang dari 23.5 cm, bila
kurang berarti status gizi buruk. (Christina, 1989)
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata dan
tekstur rambut tampak lembut (Priharjo,2006).
Wajah : muka dan kadang-kadang badan kelihatan
pucat kekuning-kuningan, yang disebut muka
mola. (Mochtar. R.,1998)
13
Mata : Conjungtiva pucat, menunjukan adanya
anemis (Jurnal kesehatan,2009)
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan (Tambunan
dkk,2011)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih,
tidak tampak pembesaran tonsil (Tambunan
dkk,2011 & Uliyah dkk,2008).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/secret
(Tambunan dkk,2011 & Uliyah dkk,2008).
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak
tampak pembesaran tonsil, tidak tampak
peradangan faring, tidak tampak pembesaran vena
jugularis, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid,
dan kelenjar getah bening (Priharjo, 2006 &
Tambunan dkk,2011).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(Tambunan,2011)
Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,
tidak tampak pengeluaran colostrum, areolla
tampak hyperpigmentasi, puting susu menonjol,
tidak tampak retraksi ( Helen Farrer, 1999)
Abdomen : Pembesaran uterus yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan (Mochtar. R.,1998)
Genetalia : Terdapat perdarahan (Mochtar. R.,1998)
Ekstremitas : Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak
tampak varices(Ambarwati dkk, 2009)
Palpasi
14
Kepala : Tidak teraba oedema / massa (Priharjo,2006).
Mata : Tidak teraba oedema
Hidung : Tidak teraba polip
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelejar getah bening (Priharjo,2006).
Payudara : Tidak teraba benjolan / massa ( Ambarwati dkk,
2009)
Abdomen : Teraba lembek. Tidak teraba
bagian-bagian janin dan balotement, juga
gerakan janin. (Mochtar. R.,1998)
Auskultasi
Abdomen : Tidak terdengar bunyi denyut jantung
janin. terdengar bising dan bunyi khas.
(Mochtar. R.,1998)
Perkusi
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+),
Bisep (+), Trisep (+)(Varney 2008)
2. Pemeriksaan Penunjang
Foto thoraks
Pemeriksaan HCG urine atau darah
Pemeriksaan USG
15
Uji sonde
Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala
tirotoksikosis.
16
perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna
kecoklatan. (Mochtar. R.,1998)
Intervensi
17
3. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan
klien
Rasional :
Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat
membantu menentukan intervensi yang tepat
18
Rasional :
Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan
volume sirkulasi dan dapat terjadi sebagai efek samping
vasopressin
10. Persiapan Kuretase
19
e. Histerotomi total dilakukan pada mola resiko tinggi
(high mola risk): usia lebih dari 30 tahun, paritas 4
atau lebih, dan uterus yang sangat besar (mola besar),
yaitu setinggi pusat atau lebih. (Mochtar. R.,1998)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini dilakukan
oleh bidan dan berkolaborasi dengan tim tenaga kesehatan yang
ahli dibidangnya.
VII. EVALUASI
BAB III
KASUS FIKTIF
20
I. PENGKAJIAN
C. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny. Z
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa: Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : jl. dipalas
21
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gagguan kesehatan
pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya (Ambarwati, 2009)
5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya. (Sulistyawati,2010)
Riwayat siklus : 28 hari
Lama haid : 5 hari
6. Riwayat Obstetri:
8. Riwayat Kontrasepsi :
ibu tidak menggunakan kontrasepsi apapun
Pola Keterangan
22
Nutrisi Nafsu makan ibu kurang, ibu makan
sehari 2x dengan porsi sedikit
Eliminasi BAB : 1x/ hari
BAK : 2-3x/hari
Istirahat Istirahat ibu kurang karena rasa nyeri
Aktivitas Aktivitas ibu kurang aktif, karena rasa
nyeri
Personal Hygiene Mandi : 2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari
Kebiasaan Tidak ada kebiasaan ibu yang
mengganggu kehamilan ibu
Seksualitas Ibu tidak berhubungan dengan suami
untuk sementara, Karena nyeri
D. DATA OBYEKTIF
4. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 77 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
23
Antropometri :
- Tinggi Badan : 156 cm
BB sebelum hamil : 47 kg
BB sekarang : 51 kg
- LILA : 23,7 cm
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata dan
tekstur rambut tampak lembut
Wajah : pucat kekuningan
Mata : Conjungtiva pucat
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih,
tidak tampak pembesaran tonsil
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/secret
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak
tampak pembesaran tonsil, tidak tampak
peradangan faring, tidak tampak pembesaran vena
jugularis, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid,
dan kelenjar getah bening
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,
tidak tampak pengeluaran colostrum, areolla
tampak hyperpigmentasi, puting susu menonjol,
tidak tampak retraksi
24
Abdomen : Pembesaran uterus yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan
Genetalia : Terdapat perdarahan
Ekstremitas : Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak
tampak varices
Palpasi
Kepala : Tidak teraba oedema / massa
Mata : Tidak teraba oedema
Hidung : Tidak teraba polip
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelejar getah bening
Payudara : Tidak teraba benjolan
Abdomen : Teraba lembek. Tidak teraba
bagian-bagian janin dan balotement, juga
gerakan janin.
janin.
Auskultasi
Abdomen : Tidak terdengar bunyi denyut jantung
janin. terdengar bising dan bunyi khas.
Perkusi
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+),
Bisep (+), Trisep (+)
25
5. Pemeriksaan Penunjang
Belum dilakukan
Kebutuhan :
V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
26
VII. EVALUASI
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mola hidatidosa adalah suatu bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblast
(yaitu bagian dari tepi sel telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) hasil
pembuahan yang gagal tersebut lalu membentuk gelembung-gelembung
menyerupai buah anggur. Pertumbuhan gelembung semakin hari semakin banyak
bahkan bisa berkembang secara cepat. Hal ini yang membuat perut seorang ibu
hamil dengan mola hidatidosa tampak cepat besar.
Hamil anggur atau mola hidatidosa hanya dapat dialami oleh wanita yang
pernah melakukan hubungan suami istri. Jadi tidak benar bahwa hamil anggur
bisa terjadi begitu saja tanpa ada pertemuan sel sperma dan sel telur melalui
hubungan seksual.
28
sungguh-sungguh bersih. Pada keadaan ibu dapat pula dilakukan tindakan
pengangkatan Rahim, namun keputusan ini juga mempertimbangkan faktor umur
ibu dan jumlah anak yang sudah dimiliki. Tindakan terakhir ini sangat jarang
dilakukan.
B. Saran
Untuk klien:
Diharapkan saran kesehatan untuk memberikan penanganan yang lebih baik lagi,
untuk meminimalkan kejadian kematian ibu akibat perdarahan khususnya yang
diakibatkan kehamilan mola hidatidosa dan kejadian keganasan akibat mola
hidatidosa.
29