Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai


sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11). Dan tidak bisa di
pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga
penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.
Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan
Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap
perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup
sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2009). Pelayanan kesehatan
tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena pelayanan asuhan
kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di memang
sangat penting untuk ibu. Dan dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga
kesehatan seperti bidan, dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari
masa kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di
bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 jumlah AKI di
Indonesia sebanyak 4,167.penyebab kematian ibu perdarahan pada tahun 2017
sebanyak 27,1%,hipertensi 22,1%.

Beberapa faktor predisposisi terjadinya perdarahan adalah grande


multipara. ibu hamil dengan grande multipara kemampuan untuk kestabilan
kondisi sudah mulai ada penurunan, terutama dalam otot-otot yang menyangga
uterus sudah mulai mengendur. oleh sebab itu penulis tertarik untuk

1
mengambil kasus pada Ny.”S” umur 30 tahun dengan grande multipara usia
kehamilan 39 minggu di ruang vk rsud kabupaten sorong

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
mampu Memberikan asuhan kebidanan secara continuty of care pada ibu
hamil dengan menggunakan pendekatan managemen kebidanan.
2. Tujuan husus
a. memenuhi salah satu tugas askeb praktik klinik kebidnan II
b. Melakukan Asuhan Kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil
resiko tinggi.
c. melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan tujuan untuk
mengetahui apakah perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu sesuai
dengan usia kehamilan atau tidak.
d. melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa merencanakan,
melaksanakan asuhan kebidanan, dan melakukan evaluasi serta
mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan managemen kebidanan.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat di terapkan dalam
pelayanan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan secara continuity of
care pada ibu hamil
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai metode penilaian pada para mahasiswa dalam melaksanakan
tugasnya dalam menyusun laporan tugas akhir, membimbing dan
mendidik mahasiswa agar lebih terampil dalam memberikan asuhan
kebidanan serta sebagai tambahan bahan referensi di perpustakaan
tentang asuhan kebidanan secara kesinambungan (continuity of care).
3. Bagi Ibu dan Keluarga

2
Ibu dan Keluarga mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara
komprehensif (continuity of care) yang sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan mulai dari kehamilan.

4. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pemberian asuhan
kebidanan secara continuity of care pada kehamilan dengan pendekatan
manejemen kebidanan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Multi Gravida


Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari 4 kali
atau lebih, hidup atau mati (Rustam, 2008).
Grande multipara merupakan suatu keadaan dimana Bayi yang
dilahirkannya dapat hidup dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan
berat bayi lebih dari 1000 gram. bagi ibu yang sudah melahirkan lebih dari 10
kali dengan bayi yang dapat hidup (viable) digolongkan pada
grandemultiparity atau great multiparity.

B. Komplikasi
Kehamilan pada multigravida mengandung lebih banyak resiko dari pada
kehamilan pada anak pertama maupun anak kedua, baik untuk ibu maupun
bayi. Karena seringnya melahirkan maka pada multigravida akan
menimbulkan kelainan:
1. Kelainan letak janin,
kelainan letak janin disebabkan oleh karena dinding rahim atau dinding
perut yang telah longgar akibat dari persalinan yang terdahulu
2. Anemia dalam kehamilan
bahaya anemia dalam kehamilan dapat terjadi abortus persalinan
maturitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim mudah terjadi
infeksi,ancaman dekompensasi (<6 gr%), mola hidatidosa,hiperemesis
gravidarum perdarahan antepartum ketuban pecah dini (KPD).
3. Kelainan endokrin
misalnya kencing manis (diabetes mellitus).-Gangguan kardiovaskuler,
misalnya kelainan jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi)
4. Kelainan letak plasenta ( plasenta previa )
karena dinding rahim tempat perlekatan plasenta yang normal (di daerah
fundus dan corpus rahim) sudah pernah dilekati plasenta pada kehamilan
sebelumnya sehingga pada kehamilan yang lebih dari lima kali,plasenta

4
melekat di bagian bawah Rahim.faktor yang dapat terjadi pada plasenta
previa yaitu endometrium yang cacat karena bekas persalinan yang
berulang atau dengan jarak yang kehamilan yang pendek.
5. Solutio plasenta
adalah suatu keadaan dalam kehamilan dimana plasenta yang tempat
perlekatannya yang normal (pada fundus dan corpus uteri) terlepas
sebelum waktunya.terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan
akumulasi darah dan antara plasenta dan dinding rahim yang dapat
menyebabkan gangguan penyulit terhadap ibu maupun janin.
6. Robekan pada rahim (ruptura uteri)
penyebabnya adalah dinding grahim pada ibu yang telah melahirkan
beberapa kali bayi yang dapat hidup (viable) sudah lemah. Rintangan
yang sangat kecil pada kehamilan maupun pada proses persalinan dapat
menimbulkan robekan pada rahim.
7. Rahim kurang berkontraksi ( inersia uteri )
Inersia uteri adalah his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan
pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. Disini kekuatan his
lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada pendrita keadaan
umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya
akibat hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia,
grandemultipara atau primipara, serta para penderita dengan keadaan
emosi yang kurang baik.
Rahim tidak berkontraksi setelah proses persalinan dimana dapat
menimbulkan perdarahan setelah persalinan.
8. anteversio uteri (perut gantung)
anteversio uteri artinya kedudukan uterus secara menyeluruh jatuh
kedepan dari sumbu badan.kejadian anteversio gravidi dijumpai pada
kehamilan grandemulti-para karena lemahnya dinding otot perut atau
pada primigravida karena kemungkinan sempitnya pintu atas
panggul.pada anteversio uteri gravidi dapat dijumpai kelambatan
pembukaan karena arah kekuatan his tidak tertuju pada kanalis servikalis
untuk dapat mengatasi keadaan tersebut ibu hamil inpartu diminta untuk

5
tidur terlentang selama persalinan sehingga kekuatan his dan mengejan
dapat diarahkan menuju jalan lahir.
pada grande multipara sering dijumpai perut gantung atau pendular
abdomen sehingga pasien mengalami kesulitan saat inpartu.wanita ini
akan mengeluh tentang rasa nyeri diperut bawah dan pinggang
bawah,menderita intertigo dilipatan kulit,dan kadang varises dan edema
divulva.

C. Penyulit Yang Dapat Timbul Pasca Persalinan Grandemultipara


1. Atonia Uteri
Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah dilakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri. Perdarahan
postpartum dengan penyebab uteri tidak terlalu banyak dijumpai karena
penerimaan gerakan keluarga berencana makin meningkat (Manuaba &
APN). 
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum
dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan
histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama
untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena
kegagalan mekanisme ini. Perdarahan  pospartum secara fisiologis
dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi
pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta.
Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi.
Penyebab :
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor
predisposisi (penunjang ) seperti :
1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau
paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama / partus terlantar
5. Malnutrisi.

6
6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta
belum terlepas dari dinding uterus.
7. Retensi plasenta
merupakan suatu keadaan dimana plasenta belumdapat lahir dalam
waktu setengah jam setelah janin lahir sebagai akibat dari kurangnya
kontraksi uterus. Hal ini dapat menyebabkanperdarahan setelah proses
persalinan.-Subinvolusi uteri.
Multigravida termasuk golongan resiko tinggi, karena banyaknya
kemungkinan timbulnya kesulitan kesulitan ini, seorang multigravida
seharusnya bersalin di rumah sakit dan mendapat perawatan antenatal
yang ketat. adalah satu kenyataan bahwa sering pada multigravida
terdapat kecenderungan untuk mengabaikan perawatan antenatal dan
perawatan persalinan. hal ini disebabkan karena mereka tidak begitu
memikirkan timbulnya penyakit persalinannya. Mereka merasa aman
karena kehamilan kehamilan dan persalinan persalinan yang lalu
dialaminya dengan selamat.

D. metode keluarga berencana (KB) yang dianjurkan bagi ibu dengan


grande multipara adalah :
1. Kontrasepsi mantap (Kontap).-IUD, syaratnya adalah:
a. Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih.
b. Ingin menjarangkan kehamilan.
c. Sudah cukup anak, tidak mau hamil lagi, namun menolakcara
permanen (Kontap). Biasanya dipasang IUD yang efeknya lama.
d. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsihormonal.
e. Usia ibu lebih dari 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonaldapat
kurang menguntungkan.
Multigravida termasuk golongan resiko tinggi, karena banyaknya
kemungkinan timbulnya kesulitan kesulitan ini, seorang multigravida
aseharusnya bersalin di rumah sakit dan mendapat perawatan antenatal
yang ketat. adalah satu kenyataan bahwa sering pada multigravida terdapat
kecenderungan untuk mengabaikan perawatan antenatal dan perawatan

7
persalinan. hal ini disebabkan karena mereka tidak begitu memikirkan
timbulnya penyakit persalinannya. Mereka merasa aman karena kehamilan
kehamilan dan persalinan persalinan yang lalu dialaminya dengan selamat.

E. 7 Langkah Varney Dalam Manajemen Kebidanan


1. Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat kesehatan
b. pemeriksaan fisik pada kesehatan
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
2. Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman
wanita yang di identifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut
terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat ditunda
lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar
diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang
membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu
perencanaan untuk mengurangi rasa sakit

8
3. Langkah III (ketiga): Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah
Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.
4. Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan
yang Memerlukan Penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa
data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
(misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir,
distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya
bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.
5. Langkah V(kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya.

9
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa
atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah
diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada
masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau masalah
psikologis.
Semua keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori
yg up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak
akan dilakukan oleh klien.
6. Langkah VI(keenam) : Melaksanaan perencanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.
Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
7. Langkah VII(Terakhir) : Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif
jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa
sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

10
BAB III

”ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.”S” UMUR 30 TAHUN

DENGAN GRANDE MULTIPARA USIA KEHAMILAN 39 MINGGU

DI RUANG VK RSUD J.P WANANE KABUPATEN SORONG “

NO REGISTER
MASUK PKM TANGGAL,JAM : 04 Mei 2021, 20:00
DIRAWAT DIRUANG : VK/Bersalin
I. Pengumpulan Data Dasar
Biodata

Ibu Suami

Nama : Ny.S Tn.L

Umur : 30.Th 35.Th

Agama : kristen protestan kristen protestan

Suku/Bangsa : Ayamaru/Indonesia Ayamaru/Indonesia

Pendidikan : DIII Akutansi SMA

Pekerjaan : IRT Petani

Alamat : Km 12 Km 12

No.Telepon : 082187914260 -

DATA SUBJEKTIF
1. Kunjungan Saat Ini : √ Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang
Keluhan Pertama :
Ibu merasa sakit pada tulang belakang
2. Riwayat Kehamilan

11
Kawin 1 kali, Kawin pertama umur 15 tahun, dengan suami sekarang 15
tahun

3. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan Menarche umur : 14 tahun. siklus 28 hari. haid teratur
Dismenorroe, banyaknya 60 cc
HPHT : 03-08-2020
HPL : 10-05-2021
UK : 39 Minggu
4. Riwayat kehamilan ini
a. Riwayat ANC
ANC sejak umur kehamilan 24 minggu. ANC di posyandu
Frekuensi : Trimester I : 0 Kali
Trimester II : 1 Kali
Trimester III : 1 Kali
b. Gerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 20 minggu,
Pergerakan janin dalam 24 terakhir 10 kali
c. Keluhan yang dirasakan
Ibu mengeluh merasa sakit pada perut hingga tembus pada tulang
belakang.
d. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi : 3x Sehari 5x Sehari
Macam : Nasi, Sayur, Lauk Air Putih,Susu
Jumlah : 1 Porsi 1 Gelas
Keluhan : Tidak Ada
e. Pola eliminasi BAB BAK
Frekuensi : 1x sehari Sering
Warna : kecoklatan kuning
Bau : khas khas
Konstitensi : padat cair
Jumlah :
Pola aktifitas

12
Kegiatan sehari-hari : Ibu mengatakan aktifitas sehari-harinya
pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, mencuci baju
dan memasak
Istirahat/tidur : ibu mengatakan bahwa tidur malamnya
sudah cukup +/- 8 jam dan tidur siangnyan
juga sudah cukup setiap harinya +/- 1 jam
Seksualitas : 1 minggu 2 kali
Tidak ada keluhan
Personal hygiene
kebiasaan mandi : 2 kali sehari
kebiasaan vulva hygiene : 2 kali sehari
mengganti pakian dalam : 4 kali sehari
bahan pakian dalam : kain katun
f. Imunisasi
TT 1 Tanggal : 2017 ( sejak hamil anak ke-5 )
TT 2 Tanggal : 2019 ( sejak hamil anak ke-6 )
Tt 3 Tanggal : belum dilakukan
TT 4 Tanggal : belum dilakukan
TT 5 Tanggal : belum dilakukan
Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu G7P6A0

Persalinan Nifas
Ha Kom
mil plikasi
ke

Umur Jenis Jenis


Tgl Peno Kom
keha per Ibu Bayi kela Bb
lahir Long Laktasi Plikasi
milan Salinan Min lahir
09/
36 Perem Tidak
1 01/ Normal Bidan Tidak ada 3000 g ASI
mgg puan Ada
2006

13
12/
36 Laki- Tidak
2 04/ Normal Bidan Tidak ada 2900 g ASI
mgg laki ada
2010

17/
32 Perem Tidak
3 05/ Normal Bidan Tidak ada 2400 g ASI
mgg puan ada
2012
23/
37 Laki- Tidak
4 06/ Normal Bidan Tidak ada 2900 g ASI
mgg laki ada
2014
12/1
37 Perem Tidak
5. 0/ Normal Bidan Tidak ada 3000 g ASI
mgg puan ada
2017
06/
36 Perem Tidak
6. 04/ Normal Bidan Tidak ada 3000 g ASI
mgg puan ada
2019
Ha
7 mil - - - - - - - -
ini

5. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Jenis Mulai Memakai Berhenti/ganti cara


N kontra Ke
Kelu Tang Ol Temp
o sepsi Tanggal Oleh Tempat Lu
Han Gal eh at
han
Suntik 15/01/201 Puskes Tidak
1 bidan - -
3 bulan 6 Mas ada

1. Riwayat kesehatan
a. Penyakitt sistemik yang pernah dialami

14
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah mempunyai penyakit kronis,
atau menular seperti DM, Asma, Hipertensi, Tumor, Maupun
Kanker.
b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga juga tidak ada yang mempunyai
penyakit kronis atau menular seperti DM, Asma, Hipertensi ,Tumor,
maupun kanker.
c. Riwayat keturunan kembar
ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar baik
ibu maupun dari keluarganya
d. Kebiasaan kebiasaan
Merokok : ibu mengatakan tidak merokok
Minum Jamu-Jamuan : ibu mengatakan tidak
mengkomsumi jamu-jamuan
Makanan/Minuman Pantang : ibu mengatakan tidak ada pantangan
dalam makanan atau minum
Perubahan pola makan : Ibu mengatakan tidak ada
perubahan pola makan atau minum
(ngidam, nafsu makan turun,dan
lain - lain)
2. Keadaan psikososial
a. Kelahiran ini : diinginkan tidak dinginkan

b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan keadaan sekarang
Ibu mnegatakan sudah lebih memahami dan lebih akan berhati-hati
dalam menjaga kehamilannya
c. Penerimaan ibu tentang kehamilan saat ini
Ibu mengatakan menerima kehamilan yang sekarang
d. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan
ibu mengatakan suami dan keluarga lainnya menginginkan
kehamilan ini
e. Ketaatan ibu dalam ibadah
ibu mengatakan sering mengikuti ibadah unsur

15
DATA SUBJEKTIF
1. pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis
b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C
c. TB : 157 cm
BB : sebelum hamil 45 kg, BB sekarang 55 kg
IMT : 18,3
LILA : 24 cm
d. Kepala dan leher
Edema wajah : tidak ada
Cloasma gravidarum+/- : -
Mata : simetris, konjungtiva merah mudah sklera
putih tidak adanya starbismus
Mulut : simetris, tidak ada sariawan, gusi tidak
berdarah
Leher : simetris, tidak pembesaran kelenjar
tiroid, dll
Payudara : simetris, tidak adanya benjolan pada
payudara, payudara membesar sesuai
dengan umur kehamilan
Bentuk areola mamae : terjadi hiperpigmentasi
Puting susu : menonjol dan bersih
Colostrum : penuh
e. Abdomen
Bentuk : simetris
Bekas luka : tidak ada
Strie gravidarum : tidak ada

16
Palpasi leopold
Leopold I : TFU 31 cm pada bagian fundus teraba
lunak dan kurang melenting yang
berarti bokong
Lepold II : bagian kanan teraba keras datar memanjang
seperti papan berarti punggung,
pada bagian kiri teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : bagian terbawah janin teraba keras, bulat,
dan melenting yang berarti kepala
Leopold IV : konvergen ,kepala belum masuk PAP
Osbirn test : tidak ada
TBJ : TBJ = ( 24 -11 ) x 155
= 2.945 gram
Aukultasi djj
Aukultasi djj : punctum maksimum PU-KA
: frekuensi :147 x/mnt
f. Ektremitas : atas bentuk simetris tidak ada cacat
bawah bentuk simetris,tidak ada cacat
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : positif kanan dan kiri
Kuku : pendek dan bersih
g. Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varises : tidak ada
bekas luka : tidak ada
kelenjar batholini : tidak ada
pengeluaran : tidak ada

h. Anus
Hemoroid : tidak ada

17
2. Pemeriksaan panggul luar (bila Perlu)
Tidak Dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

II. Interprestasi data dasar, masalah dan kebutuhan diagnosa :


Ny.S usia 30 tahun G7 P6 A0 Dengan UK 39 minggu
Ibu mengatakan hamil anak ke 7, belum pernah keguguran
Ibu mengatakan HPHT 03-08-2020
Masalah :
ibu mengatakan sakit perut hingga tembus tulang belakang
Kebutuhan :
1. Penyuluhan tentang pentingnya istirahat yang cukup dengan miring kiri
agar darah lebih lancar
2. perbanyak minum air putih
3. hindari stres yang berlebihan
4. jangan duduk atau berdiri terlalu lama
5. dan anjurkan kepada ibu untuk merencanakan jarak kehamilan yang baik
agar tidak terjadi komplikasi atau perdarahan.

III. Identifikasi Diagnose Dan Tindakan Antisipasi


Tidak ada
IV. Tindakan Segera, Kolaborasi, Dan Rujukan
tidak ada
V. Intervensi
Tanggal : 04 Mei 2021 Jam 09 : 00 WIT
1. Jalin komunikasi teraputik dengan pasien
2. anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan HB
3. Jelaskan hasil pemeriksaan
4. Berikan KIE kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya Kehamilan Trimester
III
5. Berikan KIE kepada tentang persiapan persalinan

18
VI. Implementasi
Tanggal : 04 Oktober 2019 Jam:11:00 WIT
1. Melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien atau keluarga agar pasien
dan keluarga lebih kooperatif dengan petugas
2. menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan HB
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5oC
TB : 157 cm
BB : 55 Kg
IMT : 18,3
LILA : 24 cm
TFU : 31 cm
DJJ : 150 x/menit
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
trimester III yaitu :
a. Perdarahan dari vagina
Perdarahan dikatakan normal jika hanya sebatas bercak. Namun, jika
volume darah yang keluar cukup banyak dan disertai adanya gumpalan
jaringan, kondisi tersebut bisa menjadi tanda bahwa ibu hamil
mengalami keguguran, kehamilan ektopik, atau hamil anggur.
Perdarahan tersebut perlu diwaspadai terutama jika disertai nyeri dan
kram perut.

b. Kontraksi sebelum waktu bersalin


Kontraksi ringan normal dialami ibu hamil pada trimester kedua atau
ketiga, terutama saat ibu hamil merasa lelah atau kekurangan cairan.

19
Kontraksi akan semakin sering terjadi saat hari perkiraan lahir semakin
dekat. Namun, kontraksi bisa menjadi tanda bahaya pada kehamilan
apabila disertai dengan perdarahan atau keluar cairan dari vagina,
ketuban pecah dini, dirasakan semakin kuat, dan terjadi sebelum
perkiraan waktu kelahiran bayi. Hal tersebut kemungkinan
menandakan ibu hamil akan melahirkan secara prematur.
c. Janin kurang aktif bergerak
Janin kurang aktif bergerak bisa menjadi tanda bahwa dia sedang tidur
atau Bumil tidak menyadari gerakannya. Namun, janin yang kurang
aktif atau bahkan berhenti bergerak dan tidak kembali aktif seperti
biasanya juga bisa menjadi tanda dia kekurangan nutrisi atau oksigen.
Jika gerakan janin kurang dari 10 kali dalam jangka waktu dua jam,
sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan.
d. Sakit kepala, bengkak-bengkak, dan gangguan penglihatan.
Sakit kepala normal terjadi saat hamil, karena tubuh akan mengalami
lonjakan hormon dan darah. Sementara, nyeri perut muncul akibat
rahim yang terus bertambah besar serta peregangan ligamen dan otot
panggul dan sekitar rahim. Akan tetapi, jika gejala-gejala tersebut
disertai oleh gangguan penglihatan, bengkak-bengkak, tekanan darah
tinggi, dan kencing berbusa (banyak protein pada urine), Bumil perlu
berhati-hati, karena bisa jadi hal tersebut menandakan preeklamsia.
e. Demam
Demam saat hamil adalah salah satu keluhan yang harus selalu
diwaspadai oleh ibu hamil. Hal ini karena bisa jadi demam ini
disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi saat hamil bisa terjadi akibat
banyak penyakit, misalnya infeksi saluran kemih, infeksi saluran
pernapasan, demam tifoid, hingga infeksi pada ketuban.

f. Ketuban Pecah Dini

20
Ketuban berbentuk semburan cairan tetapi ada beberapa juga yang
merasakan seperti aliran air biasa. Bila hal ini terjadi maka segeralah
ke rumah sakit.
5. Memberitahu ibu persiapan persalinan yang harus ibu perhatikan yaitu:
a. Persiapan fisik
Persiapan fisik persalinan meliputi kesiapan kondisi kesehtan ibu,
meliputi kesiapan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan fisilogis
selama menjelang persalinan.
b. Persiapan psikologis
Salah satunya yang harus diperhatikan ibu menjelang persalinan yaitu
hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang, dimana ibu
hamil dapat melalui saat-saat persalinan dengan baik dan siap serta
meminta dukungan dari orang-orang terdekat.
c. Periapan finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang aka melahirkan merupakan suatu
kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana berkaitan dengan
penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan
selama kehamilan berlangsung sampai persalinan seperti menyiapkan
popok bayi dan perlengkapan lainnya.
Menyiapkan pendodnor darah ketika dibutuhkan transfusi darah
setelah persalinan merupakan hal yang perlu disiapkan.
d. Persiapan kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, dan tradisiyang kurang
baik terhadap kehamilan agar persiapan yang berhubungan dengan
kebiasan tidak baik selam kehamilan dihindari.

VII. Evaluasi
Tanggal : 04 oktober 2019 Jam: 11:00 WIT
1. Ibu merasa senang terhadap sikap petugas kesehatan (bidan) yang begitu
ramah terhadap setiap pasien yang datang konseling tentang kehamilannya
2. Ibu sudah memahami dan akan melakukan pemeriksaan HB

21
3. Ibu sudah memahami hasil pemeriksaan yang telah disampaikan oleh
petugas kesehatan (bidan)
4. Ibu sudah mengerti tanda-tanda bahaya selama kehamilan trimester III
5. Ibu sudah mengerti apa saja persiapan persalinan dan dapat menjelaskan
kembali apa yang dijelakan oleh bidan

22
BAB V
PEMBAHASAN

Pada pembahasan in kami akan mengevaluasi tindakan yang di lakukan di


lahan praktik dengan teori yang ada. Dalam menjelaskan hal tersebut, kami
menggunakan langkah-langkah manajemen kebidanan atau 7 langkah varney yang
meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pada pengkajian data asuhan yang di berikan sudah komprehensif untuk dapat
menegakkan diagnosa.
2. Identifikasi masalah diagnosa
Identifikasi msalah pada Ny. S tersebut di ambil langsung dari hasil data
objektif yang mana di lakukan pemeriksaan langsung pada ibu tersebut
kemudian di tegakan diagnosa sesuai data yang di kaji dan tidak di temukan
kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat di simpulkan bahwa ada
kesamaan antara teori dan kasus.
3. Antisipasi masalah potensial
Antisipasi masalah potensial pada Ny. S tersebut di ambil laangsung dari data
objektif Ny. S dan tidak di temukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi
dapat di simpulkan bahwa tidak perlu antisipasi masalah potensial.
4. Identifikasi kebutuhan segera
Dari hasil pemeriksaan pada Ny. S tidak di perlukan identifikasi kebutuhan
segera
5. Intervensi
Intervensi adalah perencanaan tindakan pada Ny. S tersebut di ambil lagsung
dari hasil pengumpulan data subjektif dan objektif pada Ny. S dan tidak di
temukan kesenjangan antara teori dan kasus.
6. Implementasi
Pada implementasi atau pelaksanaan asuhan sudah di lakukan sesuai dengan
perencanaan yang di susun sesuai kebutuhan Ny. S

23
7. Evaluasi
Pada evaluasi asuhan yang di berikan sudah di lakukan secara komprehensif
dan evaluasi yang di dapat sesuai dengan yang di harapkan. Data yang di
peroleh pada asuhan kebidanan ini yaitu dari hasil wawancara Ny. S dan
pemeriksaan langsung

24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan kehamilan yang diberikan pada “Ny. S” telah sesuai dengan
tujuan antara lain :
1. Dalam melakukan pengkajian data subjektif dan objektif, data yang
ditemukan sudah lengkap.
2. Dari hasil pengkajian subyektif dan obyektif, mampu membuat diagnosa
sesuai teori dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.
3. Rencana disusun sesuai kebutuhan, namun tidak semua rencana yang ada di
teori terdapat pula pada tinjauan kasus. pada pemberian asuhan antenatal
care, yaitu saat melakukan leopold tidak dilakukan langkah cuci tangan.
4. Evaluasi yang diberikan yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,
melaksanakan prosedur pemberian asuhan kebidanan antenatal care dan
memberitahu ibu tanggal kembali
B. Saran
1. Untuk lahan Institusi
Lahan institusi merupakan tempat dimana mahasiswa mendapatkan ilmu
baik teori maupun praktik lab, oleh karena itu lahan institusi diharapkan
memberikan praktik lab setelah materi teori selesai.
2. Untuk mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori dan praktik yang telah
didapat dari lahan institusi dilahan praktik, dengan demikian mampu
menunjukkan kemampuannya baik dalam bidang pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang didasari oleh ilmu yang jelas, serta
mendokumentasikan semua hasil kerja yang dilaksanakan secara baik dan
benar.
3. Untuk lahan Praktek
Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan diharapkan mengingat
langkah-langkah yang sudah ditetapkan dan tetap mempertahankan jalinan
komunikasi dalam upaya menjalin kerja sama antara petugas dan klien
untuk keberhasilan asuhan yang diberikan.

25
4. Untuk klien/ibu
Bagi klieen/ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dengan menu
seimbang.

26
DAFTAR PUSTAKA

Romauli, suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohard.2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo.

Verralls, sylvia. 1997. Anatomi & Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. J

27

Anda mungkin juga menyukai