Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA BINAAN

Tn. “H” DI RT 09 RW 03 KELURAHAN KERET KECAMATAN KREMBUNG

SIDOARJO

Disusun Oleh:

SITI HALIMAH

NIM. P27824416060

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D4 KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan Praktik Kebidanan Komunitas di Kelurahan
Porong Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sangat
dalam kepada:

1. Drg. Bambang Hadi Sugito, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya.


2. Astuti Setiyani, SST., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Surabaya.
3. Dwi Purwanti, S,Kp., SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi D4 Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
4. dr. Tridiana Libriawaty, selaku Kepala Puskesmas Krembung Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo.
5. Dra. Hj Anis Aini Fauziah selaku Kepala Kelurahan Porong Kecamatan Porong
Kabupaten Sidoarjo.
6. Ervi Husni,S.Kep.Ns., M.Kes, selaku Penanggung Jawab Praktik Kebidanan
Komunitas sekaligus pembimbing akademik Prodi D4 Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
7. Sriami, SKM., M.Kes, selaku pembimbing akademik Prodi D4 Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
8. Dina Rahmawati, SST selaku pembimbing klinik dari Puskesmas Krembung
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
9. Semua staf dan rekan dosen yang menjadi panitia dalam kegiatan Praktik Kebidanan
Komunitas.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya.

Surabaya, 15 Maret 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan pembinaan wilayah Puskesmas Krembung Kecamatan Krembung
Kelurahan Keret mulai tanggal 17 Februari s/d 20 Maret 2020 yang dilaksanakan
oleh Mahasiswi Program Studi D4 Kebidanan Sutomo Surabaya. Berdasarkan hasil
pengkajian data dan analisis yang dilakukan dapat ditemukan beberapa masalah pada
tingkat keluarga yang juga telah ditindak lanjuti selama kegiatan praktik kerja
lapangan tersebut.
Tindak lanjut yang dilakukan berupa asuhan kebidanan pada keluarga yang telah
dilaksanakan oleh masing-masing mahasiswa pada keluarga sasaran berdasarkan
priorotas masalah yang ditemukan pada keluarga tersebut. Melalui asuhan kebidanan
pada keluarga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga
dapat menciptakan perilaku kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


Masalah-masalah yang ditemukan pada pengkajian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana melakukan asuhan kebidanan pada konteks keluarga dengan Balita BGM?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum


Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan serta dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswi mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
2. Mahasiswi mampu menganalisa data hasil pengkajian yaitu diagnosa atau
masalah
3. Mahasiswi mampu merencanakan asuhan kebidanan yang akan diberikan
sesuai diagnose
4. Mahasiswi mampu mengevaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kumpulan asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
BAB 1 : Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
sistematika penulisan
BAB 2 : Asuhan Kebidanan pada Keluarga
BAB 3 : Penutup berisi Kesimpulan dan Saran
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Kasus

2.1.1. Konsep Dasar BGM (Bawah Garis Merah)

Balita Bawah Garis Merah adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada
garis merah atau dibawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Balita Bawah Garis
Merah (BGM) dapat ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kondisi ini
berarti balita tersebut mengalami gangguan pertimbuhan dan perlu perhatian khusus. Bawah
Garis Merah (BGM) merupakan gambaran status gizi balita yang mengalami Kurang Energi
Protein (KEP) sedang atau berat.
Menurut Supariasa(2002), Kurang Energi Protein adalah seseorang yang kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makana sehari-hari dan atau
gangguan penyakit tertentu. Kurang Energi Protein pada balita adalah keadaan kurang gizi
yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk usia dibawah lima tahun.
Faktor yang dapat menyebabkan BGM, yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung,
akar masalah, dan pokok masalah dapat dilihat secara rinci pada bagan pada lembar
berikutnya (Supariasa, 2002).
2.1.2. Dampak dari BGM (Bawah Garis Merah)

1. Kecerdasan Berkurang
2. Anak sering lemas, sehingga menghambat aktifitas
3. Gangguan tumbuh kembang
4. Kematian
2.1.3. Konseling Gizi

Konseling gizi adalah kegiatan pemberian informasi atau nasehat gizi dan dietik
yang erat kaitannya dengan kondisi gizi dan kesehatan seseorang, konseling gizi terlebih
dahulu di awali dengan pengkajian gizi (Depkes RI, 2002). Konseling gizi merupakan
suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien untuk membantu klien
mengenali dan mengatasi masalah gizi (Depkes RI, 2010). Konseling kesehatan adalah
kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan
bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan
kesehatan bertujuan mengubah agar masyarakat memiliki perilaku hidup sehat
(Anneahira, 2010).

2.2. Kesehatan Lingkungan

2.2.1. Definisi Kesehatan Lingkungan

Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu


keseimbangan ekologi yang harus tercipta diantara manusia dengan lingkungannya agar
bisa menjamin keadaan sehat dari manusia.
2.2.2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Menurut WHO ruang lingkup kesehatan dibagi menjadi 17, yaitu:

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor.(pengendalian vector ialah segala macam usaha yang dilakukan
untuk menurunkan atau mengurangi populasi vector dengan maksud mencegah atau
memberantas penyakit yang ditularkan vector atau gangguan yang diakibatkan
vektor.)
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia. (yang
dimaksud ekskreta adalah seluruh zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh)
6. Higiene makanan termasuk juga susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan.
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemic atau wabah,
bencana alam dan migrasi penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
2.2.3. Tujuan Kesehatan Lingkungan

1. Melakukan korelasi, memperkecil terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap


kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia.
2. Untuk pencegahan, dengan cara mengefisienkan pengaturan berbagai sumber
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia serta
untuk mencegah dari bahaya penyakit.

2.3. Fisik Rumah

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Menurut Dinkes (2005), secara umum rumah dapat dikatakan sehat
apabila memenuhi kriteria yaitu:
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak
yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu
2) Memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar keluarga dan penghuni rumah
3) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah meliputi
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit
dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan cukup sinat matahari pagi
4) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir
(Notoatmodjo, 2003)

2.4. Saluran Air

Menurut Suripin (2004 : 7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras,


membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

2.5. Jamban Keluarga

Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan.


Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit
tertentu yang penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. Syarat pembuangan
kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah :
(1) Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya
(2). Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
(3). Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya
(4). Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau
perkembangbiakan vektor penyakit lainnya
(5). Tidak menimbulkan bau
(6). Pembuatannya murah
(7). Mudah digunakan dan dipelihara (Notoatmodjo, 2003).

2.6. Saluran Pembuangan Air Limbah

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah bangunan yang digunakan untuk
mengumpulkan air bungan sisa pemakaian dari kran / hidran umum, sarana cuci tangan,
kamar mandi, dapur, dan lain-lain, sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan atau meresap
kedalam tanah dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit serta tidak mengotori lingkungan
sekitarnya. SPAL tidak menyalurkan air kotor dari peturasan/jamban .

2.7. Pembuangan Sampah

Yang dimaksud dengan sampah adalah semua zat/ benda yang sudah tidak terpakai
lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun sisa-sisa proses industri.
BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn “H”

RT 09 RW 03 DUSUN JATITANI KELURAHAN KERET

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
a. Daftar nama anggota rumah tangga

No Nama ART Hubungan Sex Umur Pendidikan Pekerjaan


ART
Tn.”H” Kepala Laki-laki 37 tahun SMP Wiraswasta
Keluarga
Ny.”D” Istri Perempuan 30 tahun SMP Ibu Rumah
Tangga
An.”B” Anak Laki-laki 72 bulan TK Belum
Bekerja
An.”I” Anak Perempuan 24 bulan Belum Belum
Sekolah Bekerja

b. Genogram

Keterangan:

Laki-laki Klien P Pisah

Perempuan Mati Tinggal dalam 1 rumah

Klien Laki Menikah

c. Tipe keluarga :
Beri tanda check (√ ), pada pilihan tipe keluarga berikut, sesuai tipe keluarga
yang anda asuh :
Keluarga inti Keluarga Dyad (suami=istri tanpa anak)

Keluarga besar Single parent
Single adult Keluarga lansia
Ayah+ibu tanpa nikah Comunity family (tanpa pertalian darah)
d. Status ekonomi (berdasarkan acuan Rp.20.000/hari/keluarga)

Miskin (penghasilan < Rp.600.000)/bulan
Menengah (penghasilan Rp.600.000-1.500.000)/bulan
Kaya (penghasilan > Rp.1.500.000)/bulan
e. Aktivitas rekreasi keluarga (nonton TV, mendengarkan radio, wisata, dll)
Tidak pernah
Pernah

II. Data Khusus

f. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga dengan kelahiran anak pertama (Child bearing)
√ Keluarga dengan anak Balita
Keluarga dengan anak Pra sekolah
Keluarga dengan anak Sekolah
Keluarga dengan anak Remaja (reproduksi remaja)
Keluarga dengan lansia (Menopouse)
Keluarga dengan ibu hamil
Keluarga dengan ibu nifas
g. Riwayat kesehatan saat ini
Keluarga dengan riwayat penyakit kronik
Keluarga dengan penyakit menular
Keluarga dengan penyakit khusus (RM, kusta, HIV/AIDS)
Keluarga dengan penyakit keturunan

III. Sanitasi Lingkungan


h. Karakteristik rumah; kebersihan, penerangan, air minum, SPAL, sampah?
Permanen, bersih,cukup

Permanen, tidak bersih, tidak cukup
Tidak permanen, bersih, cukup
Tidak permanen, tidak bersih, tidak cukup
i. Karakter tetangga yang di asuh
√ Pedesaan dan teratur
Pedesaan dan kumuh
Perkotaan dan teratur
Perkotaan dan kumuh
j. Interaksi keluarga dengan tetangga dekat
√ Harmonis
Tidak harmonis
IV. Fungsi Keluarga
k. Struktur peran masing-masing ART (anggota rumah tangga)
Sesuai

Tidak sesuai
l. Pola komunikasi keluarga untuk masing-masing ART
√ Terbuka
Tertutup
m. Pola keputusan dalam keluarga (ART) tergantung pada:
√ Suami/Bapak
Istri/Ibu
Orang tua/Mertua/dari Bapak/Ibu
Anak
n. Fungsi reproduksi berkaitan dengan pernah melahirkan (Paritas)
Jumlah anak 1 (P-1)
Jumlah anak 2 (P-2)

Jumlah anak lebih dari 2 (P>2)
o. Family Planning (Perencanaan Keluarga Berencana)
√ Ya, sekarang menggunakan alat kontrasepsi
p. Pernah, sekarang tidak menggunakan alat kontrasepsi
q. Tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
p. Jenis alat kontrasepsi (di isi bila sekarang menjadi peserta KB)
Berkala
Pil
√ Suntik
MOW
Implant
AKDR
Kondom
MOP

q. Strategi Koping, yang dipakai keluarga bila ada masalah/krisis


Konfrontasi; menyangkal dan marah
Mencari dukungan sosial

Problem solving; mengatasi dengan diskusi keluarga
Control diri; bicara seperlunya, penyelesaian lama/perlu waktu
Bikin jarak; komunikasi terputus
Menghindar; tidak merasa ada masalah
Bertanggung jawab; merasa ada masalah dan berusaha mengatasinya
Bersikap positif; selalu menerima masalah dan mengatasinya
r. Stres dan Koping Keluarga, yang dipilih keluarga sesuai point (Q)
√ Adaptif
Maladaptif
V. Data Khusus Balita
Balita 1 An.”I”
s. Riwayat Imunisasi:

Jenis Bulan
Lahir 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Imunisasi
Hepatitis B √
Polio √ √ √ √
BCG √
DPT √ √ √
Campak √
Adakah masalah dalam riwayat imunisasi ini:
Pemberian imunisasi sudah lengkap sesuai dengan umur balita.
t. Riwayat ASI Eksklusif
Ya
Tidak

u. Status Gizi sekarang, bisa ditimbang, bisa dilihat riwayat penimbangan 3
bulan berurutan, kalau ditimbang gunakan konversi TB/BB saja.
√ Kurus sekali
Kurus
Normal
Gemuk

v. Makanan pengganti/pendamping ASI, yang sekarang diberikan pilih yang


paling sering/dominan
Susu formula
Sari buah
Bubur tepung/SUN dan sejenisnya
√ Bubur nasi/nasi tim
Pisang dihaluskan dan sejenisnya
w. Perkembangan anak sekarang (Gunakan KPSP) untuk deteksi
√ Normal
Meragukan
Menyimpang

B. ANALISIS DATA
Data Mayor: Keluarga inti, keluarga dengan anak balita yang mengalami BGM , dengan
status gizi kurus sekali,ketidakmampuan daya beli makanan dan kurangnya pengetahuan
mengenai makanan yang bervariasi dan bergizi.
Data Minor: Status ekonomi rendah,ketika terdapat masalah selalu menerima masalah
dengan positif, hubungan keluarga harmonis, keputusan ada di suami, ibu menggunakan KB
suntik 1 bulan,berada di lingkungan pedesaan yang teratur, serta keadaan rumah permanen
dan bersih.

C. DIAGNOSA KEBIDANAN KELUARGA


Keluarga Tn.”H” dengan balita BGM, terjadinya BGM berhubungan dengan kelainan
dari lahir serta ketidakmampuan daya beli makanan dan kurangnya pengetahuan mengenai
makanan yang bervariasi dan bergizi serta cara mengolahnya.
Prioritas diagnosa kebidanan keluarga berdasarkan kriteria:
Sifat masalah:
Aktual (terjadi gangguan/defisit kesehatan)
√ Resiko tinggi (sudah ada ancaman kesehatan)
Resiko (kemungkinan adanya ancaman kesehatan)
Kemungkinan masalah saat diubah :
Mudah
√ Sebagian saja
Tidak dapat
Kemungkinan masalah tersebut dapat dicegah
Kemungkinan masalah tersebut dapat dicegah :
Masalah dirasakan berat, perlu penanganan segera
Ada masalah tetapi tidak perlu penanganan segera
√ Keluarga tidak merasakan adanya masalah

Rasional diagnosa :
Data Mayor Data Minor
(Dari tugas perkembangan dan pemeriksaan fisik) (Dari data lainnya)
Keluarga dengan balita BGM, usia 24 bulan, Keputusan keluarga ada di suami,
status gizi kurus sekali,balita mengalami strategi coping keluarga dengan cara
kelumpuhan dikarenakan adanya kelainan sejak problem solving, ibu sedang
lahir. menggunakan KB suntik, stres dan
koping adaptif, tipe keluarga inti,

D. PERENCANAAN
Keluarga Bapak “H” dengan balita yang mengalami BGM berhubungan
ketidakmampuan daya beli makanan dan kurangnya pengetahuan mengenai makanan yang
bervariasi dan bergizi serta cara mengolahnya.

No Perencanaan Sasaran Waktu Indikator


keberhasilan
1. Memberikan penjelasan Ibu “D” Jumat, 13 Maret Ibu “D” dan
mengenai pengertian BGM dan 2020 keluarga mengerti
dan faktor yang keluarga dan memahami
menyebabkan terjadinya penjelasan yang
BGM telah diberikan
2. Memberikan penjelasan Ibu “D” Jumat, 13 Maret Ibu “D” dan
mengenai dampak yang dan 2020 keluarga mengerti
ditimbukan dari BGM dan keluarga dan memahami
cara penanganannya penjelasan yang
telah diberikan
3. Memberikan penjelasan Ibu “D” Sabtu, 14 Maret Ibu “D” dan
mengenai macam-macam dan 2020 keluarga mengerti
MODISCO yang praktis dan keluarga dan bisa
mudah dibuat, serta cara menerapkan cara
membuatnya membuat
MODISCO dirumah
4. Memberikan PMT Ibu “D” Sabtu, 14 Maret An.”RA” mau
(pemberian makanan 2020 mengonsumsi PMT
tambahan) yang diberikan
5. Memberikan dukungan agar Ibu “N” Sabtu, 14 Maret Ibu.”N” dan
ibu dan keluarga bersedia dan 2020 keluarga bersedia
melakukan konsultasi keluarga untuk konsultasi gizi
dengan dokter dan ahli gizi ke Puskesmas.
di Puskesmas untuk
mengatasi BGM
6. Dst

E. PELAKSANAAN

Waktu Status Perkembangan Hasil Tindakan


Kamis, 28 Subyek (S) Ny.D menyatakan bahwa anak keduanya
Maret 2019 yang berusia 24 bulan mengalami BGM
dan status gizi nya sangat kurus, Ny.D
menyatakan belum mampu untuk rutin
memberikan susu sebagai tambahan nutrisi
untuk anaknya dikarenakan status
ekonominya, serta kurangnya pengetahuan
mengenai makanan yang bervariasi dan
bergizi serta cara mengolahnya
Obyek (O) Balita usia 24 bulan, dengan BGM (Bawah
Garis Merah), dengan stress coping
keluarga adaptif
Assesment (A) Ketidakmampuan daya beli makanan
karena status ekonomi yang rendah serta
kurangnya pengetahuan pengetahuan Ny.
N mengenai makanan yang bervariasi dan
bergizi serta cara mengolahnya
berhubungan dengan BGM (Bawah Garis
Merah)
Planning (P) 1. Memberikan penjelasan
mengenai pengertian BGM dan
faktor yang menyebabkan
terjadinya BGM
2. Memberikan penjelasan
mengenai dampak yang
ditimbukan dari BGM dan cara
penanganannya
3. Memberikan penjelasan
mengenai macam-macam
MODISCO yang praktis dan
mudah dibuat, serta cara
membuatnya
4. Memberikan PMT
(pemberian makanan tambahan)
5. Memberikan dukungan
agar ibu dan keluarga bersedia
melakukan konsultasi dengan
dokter dan ahli gizi di Puskesmas
untuk mengatasi BGM.

F. POA

No Kegiatan Hari Ke
1. Menyampaikan hasil Ke-1
pengkajian bersama
menetapkan masalah dan
merencanakan kegiatan:
 Memberikan
penjelasan mengenai
pengertian BGM dan
faktor yang
menyebabkan
terjadinya BGM
 Memberikan
penjelasan mengenai
dampak yang
ditimbukan dari BGM
dan cara
penanganannya
 Memberikan
penjelasan mengenai
macam-macam
MODISCO yang
praktis dan mudah
dibuat, serta cara
membuatnya
 Memberikan PMT
(pemberian makanan
tambahan)
 Memberikan
dukungan agar ibu
dan keluarga bersedia
melakukan konsultasi
dengan dokter dan
ahli gizi di Puskesmas
untuk mengatasi
BGM.
2. Kunjungan rumah kedua Ke-2
untuk melaksanakan
kegiatan:
 Memastikan ibu dan
keluarga sudah
melakukan konsultasi
gizi ke Puskesmas.
 Memastikan ibu
sudah bisa membuat
MODISCO dan
memberikannya
kepada anaknya untuk
makanan tambahan
sehari-hari.
 Mengulang kembali
pengetahuan ibu
mengenai penjelasan
tentang
pengertian,faktor
penyebab,dampak,
serta cara penanganan
BGM.
3. Evaluasi terhadap capaian Ke-3
kegiatan :
Ibu sudah mengetahui gizi
balita yang baik, cara
pembuatan modisco, dan
sudah konsultasi ke poli
gizi puskesmas

Anda mungkin juga menyukai