Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS

KELUARGA BINAAN Tn “K” DI DUSUN GEMPOL DESA KEDUNG RAWAN


KREMBUNG SIDOARJO

Disusun Oleh :

ANIN PRATIWI

P27824416031

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat kasih yang
dianugerahkanNya sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktik Kebidanan Komunitas di
Desa Kedung Rawan Krembung Sidoarjo. ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sangat
dalam kepada:

1. Ibu Astuti Setiyani, SST, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
2. Dwi Purwanti, SST, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua Program Studi D4 Kebidanan Sutomo
Poltekkes Kemenkes Surabaya
3. dr.Tridiana Libriawati selaku Kepala Puskesmas Krembung Kabupaten Sidoarjo.
4. Sigit Hari P, S.H., selaku Kepala Kelurahan Kedung Rawan Krembng Sidoarjo.
5. Ervi Husni S.Kp.Ns.M.Kes selaku Penanggung Jawab Praktik Kebidanan Komunitas
sekaligus pembimbing akademik Prodi D4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
6. Ibu Astuti Setiyani, SST, M.Kes., selaku selaku pembimbing akademik praktik kerja
lapangan program studi DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
7. Titi Maharani M.Keb selaku selaku pembimbing akademik praktik kerja lapangan
program studi DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
8. Ibu Nur Wasiah Amd.Keb selaku pembimbing praktik kerja lapangan program studi DIV
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.

Surabaya

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan pembinaan wilayah Puskesmas Krembung mulai tanggal 24 Februari s/d 20
Maret 2020 yang dilaksanakan oleh Mahasiswi Program Studi D4 Kebidanan Sutomo
Surabaya. Berdasarkan hasil pengkajian data dan analisis yang dilakukan dapat ditemukan
beberapa masalah pada tingkat keluarga yang juga telah ditindak lanjuti selama kegiatan
praktik kerja lapangan tersebut.
Tindak lanjut yang dilakukan berupa asuhan kebidanan pada keluarga yang telah
dilaksanakan oleh masing-masing mahasiswa pada keluarga sasaran berdasarkan priorotas
masalah yang ditemukan pada keluarga tersebut. Melalui asuhan kebidanan pada keluarga
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat menciptakan
perilaku kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


Masalah-masalah yang ditemukan pada pengkajian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana melakukan asuhan kebidanan pada konteks keluarga dengan Ibu Nifas?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum


Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan serta dapat melaksanakan asuhan kebidanan
komunitas.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.Mahasiswi mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
2.Mahasiswi mampu menganalisa data hasil pengkajian yaitu diagnosa atau masalah
3.Mahasiswi mampu merencanakan asuhan kebidanan yang akan diberikan sesuai
diagnose
4.Mahasiswi mampu mengevaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kumpulan asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:

BAB 1 : Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sistematika
penulisan

BAB 2 : Asuhan Kebidanan pada Keluarga

BAB 3 : Penutup berisi Kesimpulan dan Saran


BAB II
TINJUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kasus

2.1.1 Konsep Dasar Bendungan Asi

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu (Rukiyah, dkk, 2012:2). Masa nifas atau masa puerperium atau masa postpartum
adalah mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi,
seluruh otot genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan
(Astutik, 2015: 2).

Bendungan ASI adalah terkumpulnya ASI di dalam payudara akibat penyempitan


duktus laktiferus atau kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna pada saat menyusui
bayi atau karena kelainan pada puting susu (Rukiyah,Yulianti,2012:20).

Bendungan ASI adalah bendungan yang terjadi pada kelenjar payudara oleh karena ekspansi
dan tekanan dari produksi dan penampungan ASI.

Bendungan ASI terjadi pada hari ke 3-5 setelah persalinan(Kemenkes RI, 2013: 227)

2.1.2 Dampak dari bendungan asi

1. Payudara bengkak, keras, nyeri dan warna kulit kemerahan,

2. Demam, nyeri lokal pada mammae

3. Pemadatan mammae, dan terjadi perubahan kulit mammae

(Rukiyah, Yulianti,2012:22).

2.2 Kesehatan Lingkungan

2.2.1 Definisi Kesehatan Lingkungan

Menurut WHO kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus
tercipta diantara manusia dengan lingkungannya agar bisa menjamin keadaan sehat dari
manusia.
2.2.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Menurut WHO ruang lingkup kesehatan dibagi menjadi 17, yaitu:

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor.(pengendalian vector ialah segala macam usaha yang
dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi populasi vector dengan maksud
mencegah atau memberantas penyakit yang ditularkan vector atau gangguan yang
diakibatkan vektor.)
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia. (yang
dimaksud ekskreta adalah seluruh zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh)
6. Higiene makanan termasuk juga susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan.
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemic atau
wabah, bencana alam dan migrasi penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

2.2.3 Tujuan Kesehatan Lingkungan

1. Melakukan korelasi, memperkecil terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap


kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia.
2. Untuk pencegahan, dengan cara mengefisienkan pengaturan berbagai sumber
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia serta
untuk mencegah dari bahaya penyakit.
2.3 Fisik Rumah

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Menurut Dinkes (2005), secara umum rumah dapat dikatakan sehat
apabila memenuhi kriteria yaitu:
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak
yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu
2) Memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar keluarga dan penghuni rumah
3) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah meliputi
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit
dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan cukup sinat matahari pagi
4) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir
(Notoatmodjo, 2003)

2.4 Saluran Air

Menurut Suripin (2004 : 7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang,


atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

2.5 Jamban Keluarga

Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan.


Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit
tertentu yang penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. Syarat pembuangan
kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah :
(1) Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya
(2). Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
(3). Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya
(4). Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau
perkembangbiakan vektor penyakit lainnya
(5). Tidak menimbulkan bau
(6). Pembuatannya murah
(7). Mudah digunakan dan dipelihara (Notoatmodjo, 2003).

2.6 Saluran Pembuangan Air Limbah

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah bangunan yang digunakan untuk
mengumpulkan air bungan sisa pemakaian dari kran / hidran umum, sarana cuci tangan,
kamar mandi, dapur, dan lain-lain, sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan atau meresap
kedalam tanah dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit serta tidak mengotori lingkungan
sekitarnya. SPAL tidak menyalurkan air kotor dari peturasan/jamban .

2.7 Pembuangan Sampah

Yang dimaksud dengan sampah adalah semua zat/ benda yang sudah tidak terpakai lagi
baik berasal dari rumah-rumah maupun sisa-sisa proses industri.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Data Umum

a.Daftar nama anggota rumah tangga


No Nama Hubungan Sex Umur Pendidikan Pekerjaan
ART ART
Tn.”K” Kepala Laki-laki 31 tahun S1 Swasta
Keluarga
Ny.”E” Istri Perempuan 24 tahun SMA IRT
An.”N” Anak Perempuan 3 Hari Belum Belum
Sekolah Bekerja

b.Genogram

Keterangan:

Laki-laki Klien P Pisah

Perempuan Mati Tinggal dalam 1 rumah

Klien Laki Menikah


c.Tipe keluarga :
Beri tanda check (√ ), pada pilihan tipe keluarga berikut, sesuai tipe keluarga yang
anda asuh :

√ Keluarga inti Keluarga Dyad (suami=istri tanpa anak)


Keluarga besar Single parent
Single adult Keluarga lansia
Ayah+ibu tanpa nikah Comunity family (tanpa pertalian darah

d.Status ekonomi (berdasarkan acuan Rp.20.000/hari/keluarga)


Miskin (penghasilan < Rp.600.000)/bulan
-- Menengah (penghasilan Rp.600.000-1.500.000)/bulan
Kaya (penghasilan > Rp.1.500.000)/bulan

e.Aktivitas rekreasi keluarga (nonton TV, mendengarkan radio, wisata, dll)
Tidak pernah
Pernah

II.Data Khusus
f.Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga dengan kelahiran anak pertama (Child bearing)
Keluarga dengan anak Balita
Keluarga dengan anak Pra sekolah
Keluarga dengan anak Sekolah
Keluarga dengan anak Remaja (reproduksi remaja)
Keluarga dengan lansia (Menopouse)
Keluarga dengan ibu hamil
Keluarga dengan ibu nifas

g. Riwayat kesehatan saat ini
Keluarga dengan riwayat penyakit kronik
Keluarga dengan penyakit menular
Keluarga dengan penyakit khusus (RM, kusta, HIV/AIDS)
Keluarga dengan penyakit keturunan

III.Sanitasi Lingkungan
h.Karakteristik rumah; kebersihan, penerangan, air minum, SPAL, sampah?
√ Permanen, bersih,cukup
Permanen, tidak bersih, tidak cukup
Tidak permanen, bersih, cukup
Tidak permanen, tidak bersih, tidak cukup

i.Karakter tetangga yang di asuh


Pedesaan dan teratur
Pedesaan dan kumuh
Perkotaan dan teratur
Perkotaan dan kumuh

j. Interaksi keluarga dengan tetangga dekat

√ Harmonis

Tidak Harmonis

IV.Fungsi Keluarga
k.Struktur peran masing-masing ART (anggota rumah tangga)

√ Sesuai
Tidak sesuai

l.Pola komunikasi keluarga untuk masing-masing ART

√ Terbuka
Tertutup

m.Pola keputusan dalam keluarga (ART) tergantung pada:

√ Suami/Bapak
Istri/Ibu
Orang tua/Mertua/dari Bapak/Ibu
Anak

n.Fungsi reproduksi berkaitan dengan pernah melahirkan (Paritas)

√ Jumlah anak 1 (P-1)


Jumlah anak 2 (P-2)
Jumlah anak lebih dari 2 (P>2)

o.Family Planning (Perencanaan Keluarga Berencana)

√ Ya, sekarang menggunakan alat kontrasepsi


Pernah, sekarang tidak menggunakan alat kontrasepsi
Tidak pernah menggunakan alat kontrasepsI
p.Jenis alat kontrasepsi (di isi bila sekarang menjadi peserta KB)

Berkala

Pil
Suntik
MOW
Implant
AKDR
Kondom
MOP

q.Strategi Koping, yang dipakai keluarga bila ada masalah/krisis

Konfrontasi; menyangkal dan marah


Mencari dukungan sosial
Problem solving; mengatasi dengan diskusi keluarga

Control diri; bicara seperlunya, penyelesaian lama/perlu waktu
Bikin jarak; komunikasi terputus
Menghindar; tidak merasa ada masalah
Bertanggung jawab; merasa ada masalah dan berusaha mengatasinya
Bersikap positif; selalu menerima masalah dan mengatasinya

r.Stres dan Koping Keluarga, yang dipilih keluarga sesuai point (Q)

√ Adaptif
Maladaptif

V.Data Khusus Post Partum


Ny E post partum 3 hari dengan bendungan asi
s. Riwayat ASI Eksklusif

Ya
Tidak
2.2 ANALISISA DATA
Data Mayor: Keluarga inti, keluarga dengan istri yang mengalami bendungan asi karena
kurangnya pengetahuan mengenai cara menyusui yang baik dan benar serta cara perawatan
payudara yang baik dan benar.
Data Minor: Pengetahuan ibu masih kurang akan cara menyusui yang baik dan benar,
ketika keluarga mendapatkan masalah, keluarga dapat menyikapi masalah dengan positif,
hubungan keluarga harmonis, keputusan ada di tangan suami, ibu belum pernah menggunakan
KB dan sedang berdiskusi dengan suami untuk merencanakan KB.

2.3 DIAGNOSA KEBIDANAN KELUARGA

Keluarga Tn.”K” dengan istri yang mengalami bendungan asi karena ketidaktahuan
tentang cara perawatan payudara yang benar. Prioritas diagnosa kebidanan keluarga
berdasarkan kriteria:
Sifat masalah:

Aktual (terjadi gangguan/defisit kesehatan)


Resiko tinggi (sudah ada ancaman kesehatan)
Resiko (kemungkinan adanya ancaman kesehatan)

Kemungkinan masalah saat diubah :

Mudah
√ Sebagian saja
Tidak dapat

Kemungkinan masalah tersebut dapat dicegah :

Masalah dirasakan berat, perlu penanganan segera


Ada masalah tetapi tidak perlu penanganan segera
Keluarga tidak merasakan adanya masalah

Rasional diagnosa :

Data Mayor Data Minor


(Dari tugas perkembangan dan pemeriksaan (Dari data lainnya)
fisik)
Keluarga inti, keluarga dengan istri yang Pengetahuan ibu masih kurang akan
mengalami bendungan asi karena kurangnya cara menyusui yang baik dan benar,
pengetahuan mengenai cara menyusui yang baik ketika keluarga mendapatkan
dan benar serta cara perawatan payudara yang masalah, keluarga dapat menyikapi
baik dan benar. masalah dengan positif, hubungan
keluarga harmonis, keputusan ada di
tangan suami, ibu belum pernah
menggunakan KB dan sedang
berdiskusi dengan suami untuk
merencanakan KB.

2.4 PERENCANAAN
Keluarga Tn“K” dengan istri yang mengalami bendungan asi karena kurangnya
pengetahuan mengenai cara pengeluaran asi atau cara memerah asi agar asi keluar lancar
tanpa bendungan.

No Perencanaan Sasaran Waktu Indikator


keberhasilan
1. Memberikan penjelasan Ibu “E” Senin, 10 Maret Ibu “E” dan
mengenai pengertian dan 2020 keluarga mengerti
bendungan asi dan faktor keluarga dan memahami
penyebab bendungan asi penjelasan yang
telah diberikan
2. Memberikan penjelasan Ibu “E” Senin, 10 Maret Ibu “E” dan
mengenai dampak yang dan 2020 keluarga mengerti
ditimbukan dari bendungan keluarga dan memahami
asi dan cara penanganannya penjelasan yang
telah diberikan
3. Memberikan penjelasan Ibu “E” Senin, 10 Maret Ibu “E” dan
mengenai macam-macam dan 2020 keluarga mengerti
cara mengeluarkan asi atau keluarga dan bisa
memerah asi menerapkan cara
mengeluarkan asi di
rumah
4. Memberikan dukungan agar Ibu “E” Senin, 10 Maret Ibu.”E” dan
ibu dan keluarga bersedia dan 2020 keluarga bersedia
melakukan konsultasi ke keluarga untuk konsultasi gizi
bidan atau dokter kandungan ke Puskesmas.
5. Dst

2.5 PELAKSANAAN

Waktu Status Hasil Tindakan


Perkembangan
Senin, 11 Maret Subyek (S) Ny. E menyatakan bahwa ia memasuki masa
2020 nifas hari ke empat. Saat ini yang di alami ibu
ialah pembengkakan payudara karena
kurangnya pengetahuan akan cara perawatan
payudara yang baik dan benar agar
menghasilkan asi yang keluar dengan lancar .
Obyek (O) Post partum 4 hari dengan bendungan asi
Assesment (A) Kurangnya pengetahuan mengenai cara
perawatan payudara.
Planning (P) 1. Memberikan penjelasan mengenai
pengertian bendungan asi dan faktor yang
menyebabkan terjadinya bendungan asi
2. Memberikan penjelasan mengenai
dampak yang ditimbukan dari bendungan
asi dan cara mengatasinya
3. Memberikan penjelasan mengenai cara-
cara mengeluarkan asi atau cara memerah
asi agar tidak terjadi bendungan asi
4. Memberikan dukungan agar ibu dan
keluarga bersedia melakukan konsultasi
dengan dokter di Rumah sakit

2.6 POA

No Kegiatan Hari Ke
1. Menyampaikan hasil pengkajian Ke-1
bersama menetapkan masalah dan
merencanakan kegiatan:
 Memberikan penjelasan
mengenai pengertian
bendungan asi dan faktor
yang menyebabkan
bendungan asi
 Memberikan penjelasan
mengenai dampak yang
ditimbukan dari bendungan
asi dan cara penanganannya
 Memberikan penjelasan
mengenai macam-macam
cara mengeluarkan asi atau
memerah asi agar tidak
terjadi bendungan asi
 Memberikan dukungan agar
ibu dan keluarga bersedia
melakukan konsultasi dengan
bidan atau dokter kandungan
2 Kunjungan rumah kedua untuk Ke-2
melaksanakan kegiatan:
 Memastikan ibu dan keluarga
sudah melakukan konsultasi
ke bidan atau dokter.
 Memastikan ibu sudah bisa
mengeluarkan asi atau
memerah asi dengan benar
sehingga tidak terjadi
bendungan asi
 Mengulang kembali
pengetahuan ibu mengenai
penjelasan pengertian,faktor
penyebab,dampak serta cara
penanganan Bendungan asi
3 Evaluasi terhadap capaian Ke-3
kegiatan :
Ibu sudah mengetahui cara
mengeluarkan asi atau memerah
asi agar tidak terjadi bendungan
asi sehingga asi lancar.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan yang telah di lakukan pada keluarga oleh mahasiswa kebidanan
semester 8 prodi D4 Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya yang merupakan
sarana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas derajat kesehatan masyarakat khususnya
dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Dalam pelaksanaannya berjalan lancar walaupun ada
sedikit faktor menghambat tetapi warga cukup antusias dan kooperatif.
Pelaksaan asuhan kebidanan pada keluarga yaitu bagian dari pelaksanaa program
pengabdian masyarakat dari mahasiswa semester 8 prodi D4 Kebidanan Sutomo Surabaya
yang di lakukan tanggal 24 Februari sampai 20 Maret di RT 14 RW 007 di Desa Kedung
Rawan Krembung Sidoarjo
4.2 Saran
Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi di butuhkan kerja sama
yang baik antara petugas kesehatan wilayah pukesmas setempat, tokoh masyarakat dan
masyarakat. Petugas kesehatan sebaiknya lebih banyak memberikan KIE pada masyarakat
sehingga masyarakat lebih aktif serta antusias dalam kegiatan yang di lakkan oleh pukesmas
setempat.

Anda mungkin juga menyukai