Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PEMBUATAN JAMBAN SEHAT

UAS Kesehatan Lingkungan Permukiman dan Tempat


Umum

Dosen Pengampu Misbahul Subhi, S.KM., M.KL

Program Studi : S1 Kesehatan Lingkungan Semester/TA : V/ 2021-2022


Hari/Tanggal : Selasa, 21 Desember 2021 Pukul/Waktu : Take Home
Nama : Ivan Tedy Aryani Nim : 191313251364

PROGRAM S1 KESEHATAN LINGKUNGAN

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yesus yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rezeki dan berkat-Nya kepada saya. Tidak lupa doa kepada Tuhan
Yesus Kristus yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus. Sehingga
kami dapat menyelesaikan Proposal Jamban Sehat UAS Kesehatan Lingkungan
Permukiman dan Tempat Umum.

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi t UAS Kesehatan


Lingkungan Permukiman dan Tempat Umum. Proposal ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan


dalam proses pembuatan makalah. Penulis dengan lapang dada menerima kritik
dan saran sebagai bagian dari Proposal Jamban Sehat UAS Kesehatan Lingkungan
Permukiman dan Tempat Umum.

Malang, 22 November 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................4

1.5 Dasar Pemikiran............................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamban Sehat.................................................................................................6

2.2 Syarat-Syarat Jamban...................................................................................7

2.3 Manfaat dan Fungsi Jamban..........................................................................8

2.4 Budaya Masyarakat.......................................................................................8

2.5 Penyediaan Air Bersih...................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian.........................................................................................10

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya...........................................................................................11

4.2 Jadwal Kegiatan...........................................................................................11

4.3 Anggaran Jamban........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

BAB 1

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi


kualitas sumber daya manusia, yang akan meningkatkan produktivitas dan
meningkatkan daya saing manusia. Persoalan kondisi lingkungan untuk
pengolahan kotoran manusia tidak lepas dari kepemilikan fasilitas yang
digunakan. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2013
diperkirakan 1,1 miliar orang atau 17% dari populasi dunia masih buang air
besar di tempat terbuka. Ditemukan di 10 negara, Indonesia sebagai negara
terbesar kedua ditemukan orang yang buang air besar di tempat terbuka yaitu
India (58%), Indonesia (12,9%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan
(4,3% ), Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brasil (1,2%) dan Nigeria
(1,1%) (WHO, 2014).

Air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak merupakan kebutuhan dasar
manusia. Salah satu poin penting Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG)
Bidang Lingkungan adalah memastikan masyarakat memiliki akses universal
terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi dasar, yaitu jamban sehat. Tujuan
global untuk ini adalah bahwa pada tahun 2030, orang akan dapat memperoleh
sanitasi dan kebersihan pribadi yang memadai dan adil, dan menghentikan
buang air besar sembarangan. Di Sumatera Selatan, proporsi rumah tangga
dengan fasilitas sanitasi yang memadai pada tahun 2013 sebesar 58,29%,
namun turun menjadi 59,79% pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 61,30%
pada tahun 2015. Provinsi dengan persentase rumah tangga dengan fasilitas
sanitasi yang memadai tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta, dan provinsi
terendah adalah Papua setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2016).

Di Indonesia, buang air besar sembarangan (BAB) masih ada. Di


beberapa daerah, orang masih buang air kecil dan buang air kecil di sembarang
tempat di sungai atau sungai. Menurut data proyek pemantauan bersama
WHO/UNICEF tahun 2014, sebanyak 55 juta orang masih buang air besar di
udara terbuka di Indonesia. Mereka bisa mandi dan mencuci pakaian di sungai
yang sama. Karena itu, mereka rentan terhadap diare. Selain diare, anak kecil
juga rentan terkena pneumonia akibat pencemaran tinja di udara. Penyakit yang
paling sering terjadi akibat buang air besar sembarangan adalah E.coli. Ini
adalah penyakit yang menyebabkan orang mengalami diare. Setelah itu, Anda
akan mengalami dehidrasi, kemudian penyakit lain akan masuk karena kondisi
fisik Anda yang menurun. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2012, sebanyak 39-40 juta orang buang air besar sembarangan, termasuk
mereka yang memiliki jamban tetapi masih membuang kotorannya ke sungai.
Riset yang dilakukan UNICEF dan WHO, juga menyatakan lebih dari 370
balita Indonesia meninggal akibat perilaku buruk BAB sembarangan.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena diatas, maka rumusan masalah yang ada pada


penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan Jamban sehat dan terjadinya
budaya dimasyarakat soal BAB disungai dan Jamban tidak sehat ”

1.3 Tujuan Penelitian

3.1.1 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pembuatan dan anggaran jamban sehat didaerah


yang masih belum menerapakan jamban sehat.

3.1.2 Tujuan Umum

1 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat


didaerah yang masih belum punya jamban sehat dan sering buang air
besar disungai;

2 Meningkatkan pemerataan pembangunan dan meningkatkan peran


serta masyarakat dalam proses penentuan kebijakan;

3 Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan


mengoptimalkan pemanfaatan potensi warga dan masyarakat yang
berwawasan lingkungan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana


Jamban sehat dan tidak sehat, dan peran masyarakat dalam menjaga
lingkungan.

b. Manfaat bagi pemerintah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk


meningkatkan pembangunan dan anggaran dalam memperhatikan
masyarakat yang masih belum punya jamban sehat.

c. Manfaat bagi insitusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah daftar pustaka dan sumber


referensi bagi mahasiswa dan masyarakat yang berkaitan dengan
hubungan Jamban sehat.

5
d. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru bagi


peneliti yaitu tentang yang berkaitan pembuatan dan anggaran jamban
sehat.

1.5 Dasar Pemikiran

Bahwa sarana kegiatan Jamban Sehat ini, telah dibahas dan di


agendakan didalam Rencana pembangunan didaerah yang masih banyak
orang BAB disungai dan belum memiliki jamban sehat didaerah, akan
tetapi karena keterbasan dana dari pemerintah daerah maupun pusat maka
rencana kegiatan ini belum terealisasi sebab banyak kegiatan yang telah
diprioritaskan. Rencana kegiatan ini juga merupakan kebutuhan yang
sangat mendesak dan dibutuhkan oleh Masyarakat akan tetapi peluang
untuk memasukan dalam anggaran keuangan sangat minim.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamban Sehat

6
Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan
untuk membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut
kakus. Penyediaan sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja
(kakus/jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting
peranannya, pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan,
terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Yusuf, 2021).

Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum,


disarankan bahwa 1 toilet digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik
terpisah antara laki-laki dan perempuan. Namun untuk daerah dengan
kepadatan tinggi (>1000 jiwa/ hektar) jumlah penduduk yang dapat
dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa. angsa), dengan jumlah air
yang digunakan 15-20 liter/orang/ hari (Yusuf, 2021). Jamban dapat
dibedakan atas beberapa macam, yaitu :

a. Jamban cubluk (pit privy) adalah jamban yang tempat penampungan


tinjanya dibangun dekat di bawah tempat injakan, dan atau di bawah
bangunan jamban. Jamban model ini ada yang mengandung air berupa
sumur-sumur yang banyak ditemui di pedesaan di Indonesia, ataupun
yang tidak mengandung air seperti kaleng, tong, lubang tanah yang
tidak berair.

b. Jamban empang (overhung Latrine) adalah jamban yang dibangun


diatas empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang
kotorannya tersebar begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan
ikan, atau ada yang dikumpulkan memakai saluran khusus yang
kemudian diberi pembatas, berupa bambu, kayu dan lain sebagainya
yang ditanamkan melingkar di tengah empang, sungai ataupun rawa.

c. Jamban kimia (chemical toilet) adalah jamban model yang dibangun


pada tempat-tempat rekreasi, pada alat transportasi dan lain
sebagainya. Pada model ini, tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia
seperti caustic soda dan sebagai pembersihnya dipakai kertas (toilet
paper). Ada dua macam jamban kimia, yakni :

1) Tipe lemari (commode type) Pada tipe ini terbagi lagi menjadi
ruang-ruang kecil, seperti pada lemari.

2) Tipe tangki (tank type) Pada tipe ini tidak terdapat pembagian
ruangan atau dengan kata lain hanya terdiri dari satu ruang.

d. Jamban dengan “angsa trine” adalah jamban dimana leher lubang


closet berbentuk lengkungan; dengan demikian akan selalu terisi air

7
yang penting untuk mencegah bau serta masuknya binatang-binatang
kecil. Jamban model ini biasanya dilengkapi dengan lubang atau
sumur penampung dan lubang atau sumur rembesan yang disebut
septic tank. Jamban model ini adalah yang terbaik, yang dianjurkan
dalam kesehatan lingkungan.

2.2 Syarat-Syarat Jamban

Menurut Depkes RI, 2004 jamban keluarga sehat adalah jamban


yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung


berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih.

2 Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijangkau serangga maupun


tikus

3 Mudah dibersihkan dan aman penggunanya

4 Cukup penerangan

5 Lantai kedap air

6 Ventilasi cukup baik

7 Tersedia air dan tersedia alat pembersih

8 Dilengkapi dinding dan atap penutup

Menurut Handayani (2011), jarak aman antara lubang kakus


dengan sumber air minum dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :

a. Topografi tanah : topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi


permukaan tanah dan kemiringan tanah

b. Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara


lain kedalaman air tanah, arah dan kecepatan aliran tanah,
lapisan tanah yang berbatu dan berpasir, pada lapisan

2.3 Manfaat dan Fungsi Jamban

Menurut Handayani(2011), Jamban berfungsi sebagai pengisolasi


tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat
kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :

1 Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit

8
2 Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana
yang sama

3 Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan


lingkungan.

Berdasarkan tujuan di atas, maka tujuan dari acara ini adalah


sebagai berikut:

1. Memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat.

2. Meningkatkan peran positif masyarakat dalam pembangunan.

3. Memperkuat kemitraan antara masyarakat dan pemerintah dalam


pelaksanaan pembangunan.

4. Meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat atas


hasil pembangunan.

2.4 Budaya Masyarakat

Kearifan nilai-nilai sosial budaya lokal dalam hal gotong royong


dan kemandirian harus dimanfaatkan, dilestarikan dan dikembangkan
menjadi potensi yang efektif untuk melaksanakan pembangunan
masyarakat desa. Nilai-nilai budaya daerah khususnya budaya Sunda
sudah ada sejak lama dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
Nilai-nilai tersebut dapat digunakan untuk mengatasi berbagai
kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Masyarakat harus didorong,
saling bekerja sama, dan bersatu dalam masyarakat untuk melakukan
berbagai kegiatan dan pembangunan masyarakat dalam rangka
memecahkan berbagai masalah sosial di masyarakat. Jika setiap
kegiatan, seperti pembangunan sarana dan prasarana sosial, seperti
pembangunan masjid, jembatan, toilet, dan perbaikan saluran air yang
dibutuhkan masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat, maka prinsip ini
akan terlihat indah. Spontanitas masyarakat dalam menolong anggota
masyarakat lainnya yang terkena musibah atau dalam membantu
membangun rumah tidak layak huni, adanya lumbung desa, dana modal
bergulir dan kegiatan sosial lainnya merupakan perwujudan bersama
dalam ISTILAH SUNDA “nulung kanu butuh, nalang kanu susah”.

2.5 Penyediaan Air Bersih

Tujuan penyediaan air bersih adalah membantu penyediaan yang


memenuhi syarat kesehatan dan pengawasan kualitas air bagi seluruh

9
masyarakat baik yang tinggal diperkotaan maupun dipedesaan serta
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk penyediaan dan
pemanfaatan air bersih. Air bersih yang digunakan selain harus
mencukupi dalam arti kuantitas untuk kehidupan sehari-hari juga harus
memenuhi persyaratan kualitas fisik, kimia, mikrobiologi dan
radioaktif. Persyaratan tersebut tertuang dalam PermenkesNo. 32 Tahun
2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.

Penyediaan air bersih harus memenuhi syarat kesehatan, diantaranya


parameter fisik, parameter kimia, parameter biologi, dan parameter
radiologi. Air bersih untuk MCK komunal bisa berasal dari sambungan
air bersih PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), air tanah yaitu
sumber air bersih yang berasal dan air tanah, lokasinya minimal 11 m
dari sumber pengotoran sumber air bersih. Pengambilan air tanah dapat
berupa sumur bor. Sekeliling sumur harus terbuat dan bahan kedap air
selebar minimal 1,20 m dan pipa selubung sumur harus terbuat dari
lantai kedap air sampai kedalaman minimal 2,00 m dari permukaan
lantai. Selain itu dapat berupa sumur gali, yaitu sekeliling sumur harus
terbuat dari lantai rapat air selebar minimal 1,20 m dan dindingnya
harus terbuat dari konstruksi yang aman, kuat dan kedap air sampai
ketinggian ke atas 0,75 m dan ke bawah minimal 3,00 m dari
permukaan lantai. Air bersih juga bisa berasal dari air hujan dimana
bagi daerah yang curah hujannya di atas 1300 mm/tahun dapat dibuat
bak penampung air hujan serta berasal dari sumber mata air yang
dilengkapi dengan bangunan penangkap air (Krisnayanti, 2013).

10
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian dengan Menggunakan studi literatur
penelitian studi literatur ialah merupakan salah satu pencarian dan penelitian
kepustakaan yaitu dengan membaca bermacam-macam buku, jurnal dan
terbitkan lainnya yang berkaitan dengan topik maupun tema untuk
menghasilkan sebuah tulisan berkenan maupun sama dengan satu topik atau
isu tertentu.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitik dengan rancangan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel
dengan simple random sampling. Data yang digunakan data sekunder dan
data primer dengan alat ukurnya berupa checklist untuk melihat kepemilikan
jamban sehat, dan kuisioner untuk melihat tingkat pendidikan, pengetahuan,
sikap dan pendapatan keluarga. Analisa berupa univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji chi- square.

11
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Rekomendasi besarnya pengalokasian dan penggunaan dana penelitian
adalah antara Rp1.000.000 s.d Rp 4.000.000 dengan komposisi minimum
80% untuk operasional dan maksimum 20% untuk administrasi.
Rekomendasi untuk pengalokasian dan penggunaan dana untuk kebutuhan
administrasi berupa kuota internet, produk, dan alat pendukung untuk kinerja
berbasis online/ digital. Adapun item biaya yang tidak diperkenankan
diusulkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah:
1) Honorarium untuk Tim atau Pihak ke 3
2) Konsumsi untuk Tim atau Pihak ke 3
3) Pembelian atau penyewaan perangkat berupa Komputer PC,
Laptop, Printer, Ponsel, Kamera, Handycam, peralatan lainnya
untuk kelengkapan riset (jika sifatnya wajib agar besarannya tidak
melebihi Rp 225.000,-)
4) Penyusunan, penggandaan dan penjilidan laporan
kemajuan, laporan akhir. Tabel 4.1 Format
Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Perlengkapan yang diperlukan 200.000
2 Bahan habis pakai 100.000
3 Perjalanan dalam kota 100.000
4 Lain-lain 600.000
JUMLAH 1.000.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan disesuaikan dengan Tahap Kegiatan dan dibatasi
selama 3 (tiga) bulan sampai 4 (empat) bulan. Jadwal disusun dalam
bentuk bar chart untuk rencana kegiatan yang diajukan.
4.3 Anggaran Jamban
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pembuatan Jamban Sehat
NO URAIAN SAT VOLUME HARGA JUMLAH
PEKERJAAN SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)

1 2 4 3 6 7

I PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah M3 0,70 - -

12
2 Urugan Kembali M3 0,18 - -
3 Urugan Tanah M3 0,60 - -
Sub Total I -

II PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1 Pas. Batu Kali 1 M3 0,870 372.884,8 325.371,39
pc : 5pp 0
2 Pas. Dinding M3 9,100 57.105,00 519.655,50
KM/WC
Galvalume
BJLS 30
Sub Total II 845.026,89
III PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
1 Pek. Rangka M3 0,115 4.452.250, 512.721,11
Kayu Dinding 00
2 Pek. Pintu Fiber BUA 1,00 420.000,0 420.000,00
KM/WC H 0
Komplit
Sub Total III 932.721,11
IV PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
1 Pas. Atap Seng M2 4,14 57.105,00 236.414,70
Galvalum BJLS
30
Sub Total IV 236.414,70
V PEKERJAAN SANITAIRE
1 Avoir Bh 1,00 35.000,00 35.000,00
2 Instalasi Air M1 1,00 100.000,00 100.000,00
Bersih
3 Instalasi Air M1 1,00 100.000,00 100.000,00
Kotor
4 Closet Jongkok Bh 1,00 119.567,00 119.567,00
Porselin
5 Kran Diametr ½ M1 1,00 19.387,50 19.387,50
6 Septictank Bh 1,00 1.000.000,0 1.000.000,00
Kapasitas 1 M3 0
7 Bak Mandi Bh 1,00 100.000,00 100.000,00
Plastik Kap 0,5

13
M3
Sub Total V 1.373.954,50
Total Jumlah 3.388.117,20

DAFTAR PUSTAKA
Gultom, S. S. (2021). Kepemilikan Jamban Sehat Di Desa Sinar Kalimantan
Wilayah Kerja Puskesmas Mendahara Kabupaten Tanjung Timur Tahun
2020 (Doctoral dissertation, Ilmu Kesehatan Masyarakat).

14
Handayani, Y. (2011). Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Upaya
mengatasi Pencemaran Lingkungan pada Masyarakat Sekitar tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Krisnayanti, D. S., Udiana, I. M., & Benu, H. J. (2013). Studi Perencanaan


Pengembangan Penyediaan Air Bersih. Jurnal Teknik Sipil, 2(1), 71-86.

Madjid, U., & Saputri, N. E. (2021). EFEKTIVITAS PROGRAM


PENGHAPUSAN 1000 JAMBAN APUNG DI KECAMATAN
MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Academia Praja, 4(2), 496-508.

Novitry, F., & Agustin, R. (2018). Determinan Kepemilikan Jamban Sehat di


Desa Sukomulyo Martapura Palembang. AISYAH: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(2), 217397.

Novitry, F., & Agustin, R. (2018). Determinan Kepemilikan Jamban Sehat di


Desa Sukomulyo Martapura Palembang. AISYAH: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(2), 217397.

15

Anda mungkin juga menyukai