0 0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan dengan judul
“Laporan Kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Binaan di
Desa Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar”.
Shalawat beserta salam penulis hantarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu
pengetahuan sehingga banyak hamba Allah memperoleh kesempatan untuk
mempelajari dan menambah ilmu pengetahuan
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan Laporan ini tidak dapat
terwujud tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak T.Iskandar Faisal, Skp, M. Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Aceh.
2. Ir.H.Mawardi Ali selaku Bupati Aceh Besar
3. Bapak Zulfadli, S.H.M.H selaku Camat Balng Bintang
4. Bapak Nasrul selaku keuchik gampong teupin batee
5. Ibu Fithriany, S.SiT., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan.
6. Hj. Novemi, SKM, M.Kes dan Noviyanti, SST, M. Keb. selaku
Pembimbing
7. Orang tua dan sahabat saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
Akhir kata, saya berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penulisan Laporan ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
ii
0 0
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan ................................................................................................3
C. Manfaat ..............................................................................................4
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
0 0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebidanan berasal dari kata “bidan”, bidan merupakan seseorang yang
telah menyelesaikan pendidikan kebidanan yang telah diakui oleh pemerintah
setempat, lulus dari pendidikan tersebut, dan berkualifikasi untuk diregistrasi
serta mendapa izi melakukan praktek kebidanan. Komunitas adalah kelompok
orang yang berada di suatu lokasi dan saling berinteraksi. Bidan komunitas
adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah
tertentu (Dianty, dkk, 2017).
Kegiatan Praktek kebidanan komunitas merupakan salah satu metode
pembelajaran di Jurusan kebidanan yang bertujuan agar mahasiswa
mendapatkan pengalaman nyata dan praktis di masyarakat dalam memberikan
pelayanan kebidanan. Praktek kebidanan komunitas memberikan kesempatan
kepada mahasiswa melakukan pemberdayaan masyarakat terkait dengan
masalah kesehatan yang dijumpai di komunitas.
Program pendidikan kebidanan komunitas di dalamnya terdapat tentang
pembelajaran mengenai tugas bidan yang akan memberikan asuhan kebidanan
pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Asuhan
yang diberikan terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, kesehatan reproduksi termasuk wanita usia lansia.
Program Studi D III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
menerapkan praktek komunitas kebidanan I dengan menempatkan mahasiswa
di 8 Desa, salah satunya adalah Desa Ulee Tuy. Praktek komunitas I diadakan
kegiatan penyerahan mahasiswa kepada perangkat Desa dan bidan Desa,
pengumpulan data dari rumah ke rumah, tabulasi data, Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD), intervensi, pembuatan laporan dan asuhan pada
KK binaan.
0 0
Pelaksanaan Praktek komunitas I berlangsung di Desa Teupin bate
Kecamatan Blang bintang Kabupaten Aceh Besar selama 21 hari. Kegiatan
dimulai dengan penyerahan mahasiswa yang berlangsung pada hari Senin 18 –
07 November 2021. Desa Teupin bate terdiri dari 2 Dusun yaitu: Dusun
Muara dan Dusun Cot Tambah. Gampung teupin bate dengan gampong cot
leuot dibatasi oleh anak sungai ( krueng lingka ).
Menurut sejarah pada jaman dahulu sungai tersebut banyak digunakan
oleh masyarakat setempat dan juga masyarakat sekitarnya untuk mencuci
pakaian, sebagai tempat pemandian bahkan sungai tersebut juga digunakan
untuk mengairi persawahan warga. Untuk tempat mencuci dan pemandian,
dibuatlah susunan batu-batu besar atau batu gunung ( dalam bahasa aceh
disebut dengan “Batee” ) ditepian sungai ( dalam bahasa aceh disebut dengan
“Teupin” ) supaya tidak mudah dibawa arus air sungai apabila terjadinya
banjir. Oleh karena manfaat sungai dari gampong ini sangat besar, maka
dinamakan desa tersebut menjadi Gampung Teupin Batee.
Dimasa sebelumnya gampong teupin batee masih dibawah pemerintahan
kecamatan montasik. Naman setelah terjadinya pemekaran kecamatan pada
tahun 2006 maka gampong teupin batee berada dalam wilayah kecamatan
blang bintang.
Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan pada tanggal 19 – 22
oktober 2021 di Desa Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten
Aceh Besar terdapat beberapa masalah yang ditemukan seperti , masih banyak
nya masyarakat yang tidak melakukan imunisasi kepada bayinya, remaja
belum mengetahui tentang SADARI dan Balita dengan gizi baik. Permasalah
yang pertama dari 1 bayi yang terdata, 1 (100%) tidak melakukan imunisasi
lengkap pada bayi, dikarenakan pengetahuan ibu tentang imunisasi dan
manfaat nya masih kurang.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan ( Kemenkes RI, 2015). Data Riskesdas 2018
0 0
menunjukkan bahwa 32,9% bayi di indonesia tidak mendapatkan imunisasi
dasar lengkap dan 9,2% bayi tidak melakukan imunisasi.
Permasalahan lainnya terdapat 2 remaja, dengan 2(100%) tidak melakukan
SADARI. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang SADARI di desa teupin
Batee masih kurang. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan
bagian penting dari kesehatan sebagai upaya pemeriksaan secara dini
tumor/kanker. Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama baik di
dunia maupun di indonesia. Angka kejadian tumor/benjolan payudara di
indonesia mencapai 28.910 kasus, sementara untuk 2.910 kaus mengalami
kanker payudara. Angka kejadian tumor/benjolan payudara di provinsi Aceh
sebesar 672 kasus dan 150 kasus adalah kanker payudara ( Kemenkes RI,
2019).
Pada Balita didesa Teeupin Batee 2 (100%) yang terdata dengan gizi baik.
Prevalensi permasalahan gizi di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2018
terdapat 17,7% kasus balita kekurangan gizi dan jumlah tersebut terdiri dari
3,9% giziburuk dan 13,8% gizi kurang. Dari prevalensi balita usia 0-59bulan
menurut status gizi indeks BB/U tahun 2018 Provinsi Riau memiliki data
giziburuk 4,3% dan gizi kurang 14,00%, berdasarkan indeks TB/U sangat
pendek 10,3% dan pendek 17,1%, berdasarkan indeks BB/TB sangat kurus
4,2% dan kurus 8,0% (Riskesdas, 2018).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas I
secara individu pada keluarga binaan di Gampon Teupin Batee.
Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan Praktik Kebidanan Komunitas I mahasiswa
mampu:
a. Dapat melakukan asuhan kebidanan pada Bayi dalam bentuk SOAP
b. Dapat melakukan asuhan kebidanan pada balita dalam bentuk SOAP
0 0
c. Dapat melakukan asuhan kebidanan pada Kesehatan Reproduksi dalam
bentuk SOAP
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai pengalaman dan wawasan bagi mahasiswa dalam berinteraksi
dengan masyarakat dan penerapan ilmu kebidanan komunitas dalam
lingkungan masyarakat, sehingga dapat mengidentifikasi masalah yang ada
serta dapat mencegah sekaligus mengatasi masalah-masalah tersebut.
2. Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di gampong terebut,
sehingga dapat mencegah dan mengatasi masalah tersebut.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai pengalaman dan Pengajaran untuk mahasiswadalam
berinteraksi dengan masyarakat dan penerapan ilmu Asuhan Kebidanan
Komunitas dalam lingkungan masyarakat.
BAB II
HASIL KEGIATAN
0 0
A. Gambaran Umum Lokasi Keluarga Binaan
1. Data Geografis
1) Dusun Muara
2) Dusun cot tambah
2. Data Demografis
a. Jumlah KK : 10 KK
b. Jumlah Penduduk : 29 Penduduk
c. Jumlah Perempuan : 15 Orang
d. Jumlah Laki-laki : 14 Orang
e. Jumlah PUS : 10 Orang
f. Jumlah WUS : 10 Orang
g. Jumlah Bayi : 1 Orang
h. Jumlah Balita : 2 Orang
i. Jumlah Remaja
0 0
1) Remaja Laki-Laki : 26 Orang
2) Remaja Perempuan : 33 Orang
Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa di Gampong Teupin Batee jenis umur yang
terbanyak adalah kelompok umur 25-45 tahun yaitu 10 orang (34%).
0 0
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Kepala Keluarga Pada KK Binaan Di Gampong
Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2021
Jumlah
No Tingkat Pendidikan
f %
3 Pendidikan Tinggi 1 4%
Total 26 100%
Jumlah
No Jenis Pekerjaan
f %
1 PNS/TNI/Polri 0 0%
2 Swasta 0 0%
3 Wiraswasta 0 0%
4 Petani 9 100%
Total 9 100%
0 0
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Akseptor KB Pada KK Binaan Gampong
Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2021
Jumlah
No Akseptor KB
f %
1 Akseptor KB 8 80%
2 Non Akseptor KB 2 20%
Total 10 100%
Jumlah
No Jenis Kontrasepsi Pilihan
f %
1 Kondom 0 0%
2 Pil 3 30%
3 Suntikan 7 70%
4 AKBK/Implan 0 0%
5 AKDR/IUD 0 0%
6 Sterilisasi 0 0%
7 Tradisional 0 0%
Total 10 100%
Jumlah
No Riwayat IMD
f %
1 IMD 1 100%
2 Tidak IMD 0 0%
Total 1 100%
0 0
Tabel 7. menunjukkan bahwa inisiasi menyusu dini di Gampong Teupin Batee
yaitu berjumlah 1 orang (100%).
Jumlah
No Pemberian ASI Eksklusif
f %
1 ASI Eksklusif 1 100%
2 Tidak ASI Eksklusif 0 0%
Total 1 100%
Jumlah
No Pemberian MP-ASI
f %
1 < 6 Bulan 0 0%
2 > 6 Bulan 1 100%
Total 1 100%
0 0
Indikato Jumlah
No Status Gizi
r f %
Gizi Buruk 0 0%
Gizi Kurang 0 0%
1 BB/U
Gizi Baik 2 33%
Gizi Lebih 0 0%
Sangat Pendek 0 0%
2 TB/U Pendek 0 0%
Normal 2 33%
Sangat Kurus 0 0%
Kurus 0 0%
3 BB/TB
Normal 2 33%
Gemuk 0 0%
Total 6 100%
Jumlah
No imunisasi
F %
1 Lengkap 0 0%
2 tidak 1 100%
Total 1 100%
10
0 0
Tabel 12 menunjukkan bahwa mayoritas wanita yang tidak melakukan sadari
di Gampong Teupin Batee yaitu berjumlah 2 orang (100%).
C. Analisis Kasus
11
0 0
dilakukan HB0 dan Vit K dan setelah itu tidak diberikan imunisasi
lengkap.
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composimentis
N : 138x/m
R : 46x/m
BBL : 2100 gram
BB sekarang : 5200 gram
PB : 66,4 cm
LK : 34
LD : 35
S : 36,7 ˚C
Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih, tidak ada caput succadeneum
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Mulut : bersih
Leher : tidak ada pembengakakan kelenjar tiroid
Ekstremitas : simetris
Genetalia : bersih, labia mayora dan labia minora (+)
Anus : (+)
P:
12
0 0
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi. Normal
2. Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dasar pada bayi yaitu
HB0 usia 24 jam diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis
B
BCG dan Polio 1 usia 1 bulan yaitu untuk mencegah penyakit
tubercolusis dan polio
DPT-HB-Hib 1 dan polio 2 diberikan pada usia 2 bulan untuk
mencegah penyakit Difteri,pertusif, tetanus hepatitis B, serta
pneumonia.
DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 diberikan usia 3 bulan .
DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV diberikan usia 4 bulan.
Campak diberikan pada usia 9 bulan.
3. Menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif kepada bayi
nya sampai umur 6 bulan.
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makan yang bergizi dan makanan
untuk memperbanyak ASI seperti kurma
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygene bayi agar selalu
bersih suapaya terhindar dari berbagai penyakit.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi yaitu :tidak mau menyusu,
kejang, bayi lemah, sesak nafas, bayi merintih, dan demam tinggi.
7. Memberitahu ibu kunjungan ke posyandu untuk melakukan imunisasi
pada bayi.
8. Ibu mengerti dan bersedia melakukan
13
0 0
Umur : 6 bulan
Nama ayah : Mustafa
Nama ibu : Nafais
Pekerjaan : petani/IRT
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composimentis
N : 136x/m
R : 48x/m
BBL : 2100 gram
BB sekarang : 5200 gram
PB : 66,4 cm
LK : 34
LD : 35
S : 36,6 ˚C
Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih, tidak ada caput succadeneum
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Mulut : bersih
Leher : tidak ada pembengakakan kelenjar tiroid
14
0 0
Ekstremitas : simetris
Genetalia : bersih, labia mayora dan labia minora (+)
Anus : (+)
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi. Normal
2. Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dasar pada bayi yaitu
HB0 usia 24 jam diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis
B
BCG dan Polio 1 usia 1 bulan yaitu untuk mencegah penyakit
tubercolusis dan polio
DPT-HB-Hib 1 dan polio 2 diberikan pada usia 2 bulan untuk
mencegah penyakit Difteri,pertusif, tetanus hepatitis B, serta
pneumonia.
DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 diberikan usia 3 bulan .
DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV diberikan usia 4 bulan.
Campak diberikan pada usia 9 bulan.
3. Menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif kepada
bayi nya sampai umur 6 bulan.
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makan yang bergizi dan makanan
untuk memperbanyak ASI seperti kurma
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygene bayi agar selalu
bersih suapaya terhindar dari berbagai penyakit.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi yaitu :tidak mau
menyusu, kejang, bayi lemah, sesak nafas, bayi merintih, dan
demam tinggi.
7. Memberitahu ibu kunjungan ke posyandu untuk melakukan
imunisasi pada bayi.
15
0 0
8. Ibu mengerti dan bersedia melakukan
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composimentis
N : 80x/m
R : 40x/m
S : 36,5 ˚C
BB :12 kg
TB : 90 cm
Lingkar kepala : 47 cm
16
0 0
Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Mulut : tidak ada labioskiziz dan labiopalatoskiziz
Leher : tidak ada pembengakakan kelenjar tiroid
Ekstremitas : simetris
Genetalia : bersih, tidan haemoroid
17
0 0
Kesadaran : Composimentis
N : 136x/m
R : 48x/m
BBL : 2100 gram
BB sekarang : 5200 gram
PB : 66,4 cm
LK : 34
LD : 35
S : 36,6 ˚C
Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih, tidak ada caput succadeneum
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Mulut : bersih
Leher : tidak ada pembengakakan kelenjar tiroid
14
Ekstremitas : simetris
Genetalia : bersih, labia mayora dan labia minora (+)
Anus : (+)
0 0
A : Bayi.A 6 bulan Normal
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi. Normal
2. Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dasar pada bayi yaitu
HB0 usia 24 jam diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis
B
BCG dan Polio 1 usia 1 bulan yaitu untuk mencegah penyakit
tubercolusis dan polio
DPT-HB-Hib 1 dan polio 2 diberikan pada usia 2 bulan untuk
mencegah penyakit Difteri,pertusif, tetanus hepatitis B, serta
pneumonia.
DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 diberikan usia 3 bulan .
DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV diberikan usia 4 bulan.
Campak diberikan pada usia 9 bulan.
3. Menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif kepada
bayi nya sampai umur 6 bulan.
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makan yang bergizi dan makanan
untuk memperbanyak ASI seperti kurma
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygene bayi agar selalu
bersih suapaya terhindar dari berbagai penyakit.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi yaitu :tidak mau
menyusu, kejang, bayi lemah, sesak nafas, bayi merintih, dan
demam tinggi.
7. Memberitahu ibu kunjungan ke posyandu untuk melakukan
imunisasi pada bayi.
15
0 0
8. Ibu mengerti dan bersedia melakukan
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composimentis
N : 80x/m
R : 40x/m
S : 36,5 ˚C
BB :12 kg
TB : 90 cm
Lingkar kepala : 47 cm
0 0
16
Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Mulut : tidak ada labioskiziz dan labiopalatoskiziz
Leher : tidak ada pembengakakan kelenjar tiroid
Ekstremitas : simetris
Genetalia : bersih, tidan haemoroid
17
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composimentis
N : 80x/m
R : 40x/m
S
0 0
: 36,5 ˚C
BB :12 kg
TB : 90 cm
Lingkar kepala : 47 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Mulut : tidak ada labioskiziz dan labiopalatoskiziz
Leher : tidak ada pembengakakan kelenjar tiroid
Ekstremitas : simetris
Genetalia : bersih, tidan haemoroid
18
19
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composimentis
TD :100/70 MmHg
N : 81x/m
R : 22 x/m
S : 36,5 ˚C
BB :45 kg
Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Mulut : bersih
Leher : tidak ada pembengakakan kelenjar tiroid
Ekstremitas : simetris
Genetalia : bersih, tidak haemoroid
20
0 0
1. Memberitahu Hasil pemeriksaan . Normal
2. Memberitahu pada remaja tentang SADARI. SADARI adalah pemeriksaan
payudara sendiri yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada benjolan
atau tidak di payudara.
3. Mengajarkan Sadari pada remaja dengan cara
Mengangkatkan kedua tangan ke atas dan berdiri di cermin melihat
apakah ada kemerahan
Menekan kearah bawah dan atas payudara untuk melihat apakah
ada benjolan
Menekan dengan arah memutar untuk melihat apakah ada benjolan
atau tidak
4. Menganjurkan remaja untuk menjaga kebersihan diri dengan menggangti
pakaian 3 kali sehari
5. Menganjurkan remaja untuk menggangti pembalut sesering mungkin.
6. Remaja mengetahu dan bersedia melakukan.
0 0
21
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composimentis
TD :100/70 MmHg
N : 80x/m
R : 22 x/m
S : 36,5 ˚C
BB :45 kg
Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Mulut : bersih
Leher : tidak ada pembengakakan kelenjar tiroid
Ekstremitas : simetris
Genetalia : bersih, tidak haemoroid
0 0
A : remaja usia 13 tahun belum mengetahui SADARI
P:
1. Memberitahu Hasil pemeriksaan . Normal
2. Memberitahu remaja untuk melakukan SADARI sebulan sekali.
3. Memberitahu kembali pada remaja tentang SADARI. SADARI adalah
pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan untuk mengetahui
apakah ada benjolan atau tidak di payudara.
4. Mengajarkan Sadari pada remaja dengan cara
22
0 0
23
0 0
BAB III
PEMBAHASAN
A. Imunisasi
Hasil pendataan yang penulis Lakukan Pada KK Binaan di Gampong
Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar pada tanggal
18 sampai dengan 07 november 2021 terdapat 1 bayi , dengan hasil 1 (100%)
bayi tidak melakukan imunisasi lengkap dengan alasan takut dengan isu-isu
yang beredar di masyarakat bahwa vaksin mengandung babi, tidak diberikan
izin oleh suami serta ada warga menghasut warga lainnya untuk tidak
melakukan Imunisasi.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.Vaksin adalah mikroorganisme atau
toksoid yang diubah sedemikian rupa sehingga patogenisitas atau toksisitasnya
hilang tetapi masih tetap mengandung sifat antigenisitas.
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti
pada imunisasi cacar (Jamil, S. N. dkk. 2017).
Pada tanggal 29 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB telah dilakukan konseling
tentang imunisasi bayi pada ibu dan dievaluasi secara keseluruhan
pengetahuan ibu sudah meningkat, ibu mulai berpikir bahwa imunisasi itu
24
0 0
penting. Kemudian pada tanggal 01 November 2021 pukul 10: 30 dilakukan
evaluasi kembali pengetahuan ibu tentang Imunisasi bayi. Ibu sudah mengerti
bahwa imunisasi penting untuk bayi.
25
0 0
C. SADARI
Hasil pendataan yang penulis Lakukan Pada KK Binaan di Gampong
Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang Aceh Besar pada tanggal 18 sampai
dengan 07 november 2021 terdapat 2 remaja, dengan hasil 2 (100%) tidak
melakukan SADARI dikarenakan pengetahuan remaja tentang SADARI di
Gampong Teupin Batee Masih Kurang.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara
yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar di
antara jaringan atau organ di dekat payudara atau bagian tubuh lainnya
(Infodatin, 2016).
SADARI merupakan upaya deteksi dini untuk mengetahui kelainan-
kelainan pada payudara dan mencegah keterlambatan penanganan.
Dikarenakan pengetahuan tentang SADARI masih kurang, maka diperlukan
penyuluhan atau demonstrasi tentang SADARI. Berdasarkan hasil penelitian
Puput pada tahun 2020 menyatakan adanya pengaruh demonstrasi SADARI
terhadap kemampuan melakukan SADARI karena metode demonstrasi
melibatkan semua indera untuk menerima informasi yang diberikan
(Puput,2020).
Pada tanggal 29 Oktober 2021 pukul 16.00 WIB telah dilakukan konseling
dan mengajarkan tentang SADARI pada remaja dan dievaluasi secara
keseluruhan pengetahuan remaja sudah meningkat, remaja mulai berpikir
bahwa SADARI itu penting. Kemudian pada tanggal 01 November 2021
pukul 17.00 dilakukan evaluasi kembali pengetahuan dan cara melakukan
SADARI . remaja sudah mengerti bagaimana cara melakukan SADARI
0 0
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari data yang ditemukan pada praktik kebidanan
komunitas I di Gampong Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang
Kabupaten Aceh Besar terdapat 10 KK dan ditemukan berbagai macam
masalah kesehatan.
2. Setelah dilakukan pendekatan edukatif kepada masyarakat melalui
kegiatan Musyawarah Mayarakat Desa (MMD)
0 0
3. Di dapatkan 3 masalah di desa teupin batee : Imunisasi,Gizi pada Balita
dan SADARI.
4. Setelah dilakukan intervensi bersama masyarakat tentang Imunisasi,Gizi
pada Balita dan SADARI
5. Pengetahuan masyarakat tentang Imunisasi,Gizi pada Balita dan
SADARI sudah mulai meningkat dan masyarakat juga mempraktekkan
cara melakukan SADARI
6. Setelah dilakukan penyuluhan tentang imunisasi bagi bayi pada
masyarakat dan dievaluasi secara keseluruhan masyarakat mau mulai
membawa anak nya untuk imunisasi
27
0
mencegah sekaligus mengatasi 0masalah-masalah tersebut.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan yaitu jurusan kebidanan untuk
membantu terselenggaranya pembunaan dan penyuluhan di komunitas dengan
sebaik-baiknya.
3. Petugas Kesehatan
Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan didesa untuk
lebih aktif dalam memberikan penyuluhan atau memberikan konseling sesuai
masalah yang didapatkan khususnya pada Imunisasi, Gizi pada balita dan
SADARI.
28
0 0
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Jamil. dkk. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Prasekolah. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiah.
INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2016. Situasi
Gizi.Jakarta.Http://Www.Depkes.Go.Id/Download.Php?
File=Download/Pusdatin/Infodatin/Infodatin-Gizi-2016.Pdf.[Diakses pada 12
Desember 2016].
29
0 0
0 0
0 0
SATPEL PENYULUHAN IMUNISAS
0a. Penutup
0
1. Melakukan
Evaluasi
2. Mengakhiri
salam
ii