Anda di halaman 1dari 21

FOCUS GROUP DISCUSSION

” OPEN DEFECATION (OD)”

Wandi Wardani Ardi 18710005


Fatmawati 18710015
Gabriel Renata Handoyo 18710033
Cokorda Gede Ari Dananjaya 18710046
Ni Putu Yunita Karina P 18710050
Wahyu Purwaning Tiyas 18710066
Ngurah Putu Agus Indrawiguna 18710075
Silvya Mahmuda 18710081
M. Septian Feri Irawan 18710099
Arya Vandy Eka Pradana 18710100
Mia Audina 18710102

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah FGD IKM ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada pemimbing kami Ayu Cahyani Noviana, dr.,
M.KKK yang telah membimbing kami dan pihak yg telah ikut memberikan sumbangan baik
materi maupun pemikirannya .
FGD IKM dibuat agar para calon dokter muda dapat memecahkan masalah dalam
dunia kesehatan secara holistik dimana FGD ini merupakan salah satu cara memadukan
berbagai disiplin Ilmu IKM untuk memecahkan permasalahan kesehatan yang terjadi di
masyarakat. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Tim Penyusun FGD telah bekerja dengan maksimal, namun masih banyak
kekurangan dalam menyelesaikan makalah ini, antara lain karena kurangnya referensi dan
pengalaman kami dalam kegiatan FGD yang pertama kami lakukan ini.
Kami ucapkan terimakasih atas bantuan dan saran yang telah diberikan hingga
tersusunnya makalah ini. Saran perbaikan sangat kami harapkan.

Surabaya, Mei 2020

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. Skenario ..................................................................................................... 3
B. Inventaris masalah ....................................................................................... 3
C. Fish Bone Diagram ...................................................................................... 4
D. Analisis Dan Pembahasan............................................................................ 4

BAB III PENYUSUNAN PROGRAM .................................................................... 9


BAB IV PENYUSUNAN KEGIATAN PRIORITAS ........................................... 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ....................................................................................................13
B.Saran ...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan kesehatan di Indonesia masih ditandai dengan tingginya angka


kesakitan dan kematian penyakit yang berbasis lingkungan. Kondisi tersebut banyak
dijumpai di daerah pedesaan. Penyakit yang penularannya berkaitan dengan air dan
lingkungan terutama penyakit diare masih endemis dan merupakan masalah kesehatan
yang belum selesai.1 Berdasarkan data WHO bahwa kematian yang disebabkan karena
waterborne disease mencapai 3.400.000 jiwa per tahun, dan penyakit diare
merupakan penyebab kematian terbesar yaitu 1.400.000 jiwa per tahun. Dari semua
kematian tersebut penyebabnya berakar pada sanitasi dan kualitas air yang buruk.2
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STMB), yang dimaksud STBM adalah pendekatan untuk
mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
cara pemicuan. Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop
BABS yang merupakan pintu masuk sanitasi total dan merupakan upaya memutuskan
rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku minum, makan dan lainnya.
STBM menggunakan pendekatan yang mengubah perilaku hygiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Dengan metode pemicuan,
STBM diharapkan dapat merubah perilaku kelompok masyarakat dalam upaya
memperbaiki keadaan sanitasi lingkungan mereka, sehingga tercapai kondisi Open
Defecation Free (ODF), pada suatu komunitas atau desa. Suatu desa dikatakan ODF
jika 100% penduduk desa tersebut mempunyai akses BAB di jamban sehat3.
Dari permasalahan yang tertera diatas, untuk memperbaiki persepsi yang ada
dalam masyarakat adalah dengan cara memberikan penyuluhan, penyuluhan ini berisi
tentang dampak buruk BAB (Buang Air Besar) di sungai sehingga diharapkan dengan
pengetahuan yang meningkat berdampak pada membaiknya persepsi masyarakat. Dan
output akhir dari aktivitas ini adalah berubahnya perilaku masyarakat dalam BAB
(Buang Air Besar) dan menuju ke arah yang lebih baik. Melihat keadaan
tersebut,bukan semata faktor ekonomi tetapi lebih kepada tidak adanya kesadaran
masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan mengerti pentingnya
menjaga kebersihan sungai serta dampak dari BAB (Buang Air Besar) di sungai bisa
mencemari air sungai dan menimbulakan bibit penyakit.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara mengatasi kebiasaan open defecation (OD) di masyarakat Duren ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperbaiki pola kebiasaan open defecation (OD) di masyarakat desa
Duren .

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat.
b. Menjelaskan masalah kebiasaan OD.
c. Menjelaskan akibat kebiasaan OD terhadap peningkatan angka kesakitan
penyakit berbasis saluran alat cerna (diare, kecacingan).
d. Menjelaskan ruang lingkup perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
e. Menjelaskan fasilitas-fasilitas yang seharusnya dimiliki untuk menunjang
PHBS.
f. Menjelaskan peranan PHBS dalam pengendalian penyakit saluran pencernaan.
g. Memahami konsep STBM dalam menunjang PHBS.

5
BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. SKENARIO

Desa Duren adalah salah satu desa di Wilayah Kecamatan Madurasa Kabupaten
Madangkara. Desa tersebut terdiri atas 4 RW (Rukun Warga) dan14 RT (Rukun
Tetanga), dihuni oleh 3809 jiwa dalam 1008 Kepala Keluarga. Proporsi pekerjaan
penduduk didominasi oleh pekerja swasta, menyusul pekerjaan petani atau buruh tani
dan sedikit yang bekerja di lembaga pemerintahan atau lembaga formal lainnya.
Tingkat pendidikan penduduk dewasa umumnya lulusan SD dan SMP dan hanya
sedikit yang mengenyam pedidikan tinggi. Dalam catatan Puskesmas Madurasa desa ini
hanya memiliki 487 Jamban (Kakus) dan 3 buah fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK).
Kebiasaan open defecation (OD) sudah menjadi kebiasaan di masyarakat Duren.

Menghadapi keadaan desa ini dr. Anggi, Kepala Puskesmas Madurasa, cukup
resah apalagi angka kesakitan penyakit berbasis saluran alat cernak juga masih cukup
tinggi. Dalam membina kesehatan masyarakat desa Duren memiliki Kepala Desa
dengan perangkatnya yang cukup kooperatif dan telah membina 20 kader kesehatan.

Dr. Anggi bertekat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dengan mendorong masyarakat memiliki fasilitas yang berkaitan dengan program
tersebut secara swadaya, sehingga tercapai open defecation free (ODF) sesuai dengan
konsep “sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)”

B. Inventaris Masalah

Dalam inventaris masalah pada skenario ini diperoleh permasalahan sebagai berikut:

a. Fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) dan jamban kurang memadai

b. Kebiasaan Open Defectaion (OD) masyarat

c. Tidak ada Kerjasama yang memadai untuk memperbaiki ekonomi

d. Tingkat Pendidikan rendah

e. Kurangnya tenaga kesehatan (Kader) untuk memberikan edukasi

6
C. Fish Bone
Tingkat
a. Analisis Fish Bone Pendidikan
rendah rata-rat
Input lulusan SD/SMP
Man

Money Kurangnya fasilitas


jamban
Material
Perekonomian
masyarakat kurang
Open defecation
Kurang penyuluhan (OD)
mengenai dampak OD Metode

Biaya
pembuatan
jamban dan
MCK kurang

Lokasi MCK dan


Peran
Managemant Masyarakat
jamban jauh

Ada program
kesehatan lain yang Kebiasaan OD
di prioritaskan Proses Lingkungan

Gambar 1. Analisis diagram tulang ikan.

b. Analisis dan Pembahasan

1. INPUT

7
a. Perekonomian masyarakat kurang

Perekonomian masyarakat kurang disebabkan kurangnya lapangan

pekerjaan bagi masyarakat. Dimana merupakan salah satu faktor penyebab

karena dengan perokomian rendah masyarakat sulit untuk mempunyai toilet

pribadi. Sehingga masyarakat berkebiasaan dengan open defecation (OD).

Dengan kebiasaan od bisa juga menimbulkan beberapa masalah mengenai

kesehatan karena sanitasi yang buruk. Dalam mencegah agar tidak terjadi od

terus menerus masyarakat harus mampu bekerjasama atau menciptakan suatu

pekerjaan untuk memperbaiki status ekonomi, sehingga masyarakat sadar

bahwa toilet pribadi sangat penting.

Solusi dalam menanggulangi perekonomian masyarakat yang kurang,

yakni dengan upaya bekerja sama dengan lintas sectoral untuk memberikan

lebih banyak lapangan kerja yang setara dengan tingkat pendidikannya.

b. Tingkat Pendidikan rendah

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan orang akan kurang

respon untuk dapat menerima informasi yang baik bagi dirinya, sehinggan

orang tersebut menjadi kurangnya pengetahuan mengenai dampak yang

ditimbulkan oleh kebiasaan yang dilakukan, seperti open defecation. Padahal

open defecation memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan tubuh, misalnya

dapat menyebabkan timbulnya diare ataupun masuknya cacing kedalam

tubuh.

Solusi dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tersebut bisa

dengan sering diadakannya penyuluhan mengenai dampak yang dapat

8
ditimbulkan dari open defecation dan atau penyuluhan mengenai pembuatan

jamban yang memenuhi kriteria.

c. Jumlah jamban dan MCK kurang

Jumlah fasilitas mck dan jamban yang kurang jika dibandingkan

dengan jumlah populasi masyarakat menyebabkan masyarakat cenderung

melakukan open defecation. ketersediaan fasilitas mck dan jambang yang

mencukupi sangat di perlukan untuk pencegahan open defecation yang masih

dilakukan masyarakat.

Solusi dari permasalahan tersebut yaitu pembuatan jamban dan mck

yang lebih banyak sehingga masyarakat tidak merasa malas karena terlalu

jauh atau yang lain.

2. PROSES

a. Kurang penyuluhan

Kurangnya penyuluhan yang di lakukan menyebabkan ketidak tahuan

masyarakat tentang permasalahan yang dapat di timbulkan open defecation.

Masalah kesehatan merupakan salah satu permasalah yang dapat timbul. Jika

masyarakat tidak dapat penyuluhan, kemungkinan kebiasaan akan open

defecation akan terus berlanjut dan permasalahan akan meningkat.

Oleh karena itu, penyuluhan harus dilakukan dengan tepat. Tepat

sasaran, tepat tempatnya dan tepat cara penyampainnya. Jika sudah dilakukan

penyuluhan, makan hasil yang diharapkan agar masyarakat dapat mengerti

akan permaslahan kesehatan yang ada di lingkungan tersebut.

b. Kurangnya biaya pembuatan jamban

9
Karena rendahnya penghasilan yang didapat dari masyarakat, sehingga

biaya untuk pembangunan jamban jadi kurang. Akibatnya jumlah jamban di

masyarakat jadi tidak mencukupi untuk kebutuhan seluruh populasi

dimasyarakat tersebut. Jumlah jamban yang kurang itu akhirnya

menyebabkan masyarkat menjadi melakukan kebiasaan OD. kurangnya biaya

pembangunan jamban di pengaruhi oleh rendahnya pendapatan yang

diperoleh masyarakat. dimana pemdapatan yang diperoleh hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari hari, sehingga tidak ada dana yang di alokasikan

untuk pembangunan jamban. sehingga masyarakat cenderung melakuakan

open defecation.

Oleh karena itu, perlunya kerjasama dengan lintas sektor sangatlah

penting, terutama untuk pembangunan jamban yang lebih memumpuni.

c. Terdapat program kesehatan yang diprioritaskan

Pada suatu wilayah biasanya memiliki beberapa permasalahan yang

harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan. Kurangnya perhatian pada masalah

open defecation mungkin saja dipengaruhi oleh masalah yang lain yang lebih

banyak memiliki dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Sehingga tidak

banyak kader yang memberikan penyuluhan mengenai dampak dari open

defecation.

Oleh karena itu, solusi yang dapat diberikan adalah di adakannya lebih

banyak rekruitment dari ibu-ibu atau dari bapak-bapak masyarakat yang

setidaknya berpengaruh pada kelompok masyarakat sehingga banyak

masyarakat menjadi segan. Serta penambahan jumlah kader dan diadakannya

10
penyuluhan secara berkala sampai tercapai open defecation free (ODF) sesuai

dengan konsep “sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).

3. LINGKUNGAN

a. Lokasi jamban dan mck yang jauh

Lokasi mck dan jamban yang jauh menyebabkan masyarakat lebih

memilih untuk melakukan OD. sehingga lama kelamanan OD menjadi suatu

kebiasaan yang di lakukan dalam masyarakat. padahal OD dapat berdampak

buruk bagi kesehatan masyarakat, dimana OD dapat menyebabkan timbulnya

beberapa penyakit seperti diare, atau cacing kremi yang disebabkan oleh

enterobius vermicularis.

Solusi dari permasalahan tersebut yaitu pembuatan jamban dan mck

yang lebih banyak sehingga masyarakat tidak merasa malas karena terlalu

jauh atau yang lain.

b. Kebiasaan Open Defecation

Masyarakat yang sudah lama tinggal diwilayah tersebut dan melihat

kebiasaan orang-orang sebelumnya beranggapan lumrah melakukan od karena

selain menghemat air yang digunakan untuk membilas juga tidak perlu

mengeluarkan biaya untuk pembuatan jamban. padahal apabila dikaji lebih

lanjut banyak dampak yang di peroleh apabila od, seperti kita tidak tahu kapan

masyarakat yang lain od ditepat tersebut dan apakah masyarakat yang od di

tempat tersebut sehat. juga tidak ada sanitasi yang baik karena tidak ada air

bersih yang digunakan untuk membilasnya.

11
Solusi yang dapat dilakukan saat ini adalah memberikan penyuluhan

dan himbauan kepada masyarat mengenai dampak melakukan od atau

memberikan penyuluhan mengenai banyaknya penyakit yang diderita

masyarakat saat ini yang disebabkan oleh od secara berkala, terjadwal dan

merata. Penyuluhan dibuat menarik sedemikian rupa supaya masyarakat yang

biasanya hanya bekerja memiliki keininan untuk hadir dalam penyuluhan

tersebut.

Oleh karena itu, penyuluhan harus dilakukan dengan tepat. Tepat

sasaran, tepat tempatnya dan tepat cara penyampainnya. Jika sudah dilakukan

penyuluhan, makan hasil yang diharapkan agar masyarakat dapat mengerti

akan permaslahan kesehatan yang ada di lingkungan tersebut.

BAB III

PENYUSUNAN PROGRAM

12
Seperti yang telah dijelaskan bahwa masalah yang terjadi di Desa Duren di wilayah

puskesmas Madurasa Kecamatan Madurasa adalah upaya penanggulangan open defecation

free (ODF). Dari masalah tersebut terdapat beberapa alternative kegiatan yang diperlukan,

yaitu sebagai berikut: .

a. Upaya/Kegiatan Pencegahan

1. Solusi dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tersebut bisa dengan sering

diadakannya penyuluhan mengenai dampak yang dapat ditimbulkan dari open

defecation dan atau penyuluhan mengenai pembuatan jamban yang memenuhi

kriteria.

2. Lebih banyak rekruitment dari ibu-ibu atau dari bapak-bapak masyarakat yang

setidaknya berpengaruh pada kelompok masyarakat sehingga banyak masyarakat

menjadi segan. Serta penambahan jumlah kader dan diadakannya penyuluhan secara

berkala sampai tercapai open defecation free (ODF) sesuai dengan konsep “sanitasi

total berbasis masyarakat (STBM).

b. Upaya/ Kegiatan Pengendalian Pasien dan Kontak

1. Upaya bekerja sama dengan lintas sectoral untuk memberikan lebih banyak

lapangan kerja yang setara dengan tingkat pendidikannya. Selain itu, kerjasama ini

juga bertujuan untuk pembangunan jamban yang lebih memumpuni

c. Upaya/ Kegiatan Perbaikan Lingkungan

1. Pembuatan jamban dan mck yang lebih banyak sehingga masyarakat tidak merasa

malas karena terlalu jauh atau yang lain.

BAB IV
PENYUSUNAN KEGIATAN PRIORITAS

13
Seperti yang telah dijelaskan bahwa masalah yang terjadi di Desa Duren di wilayah

puskesmas Madurasa Kecamatan Madurasa adalah upaya penanggulangan open defecation

free (ODF). Dari masalah tersebut terdapat beberapa alternative kegiatan yang diperlukan,

yaitu sebagai berikut: .

A. Upaya/Kegiatan Pencegahan

1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan jamban.

B. Upaya/ Kegiatan Pengendalian Pasien dan Kontak

1. Pelatihan lapangan pekerjaan USM dengan lintas sektoral

C. Upaya/ Kegiatan Perbaikan Lingkungan

1.Melakukan penambahan MCK

1Scoring Prioritas Jalan Keluar

Tabel 1. ScorinG menentukan urutan preoritas.

No Kegiatan Efektifitas Efesiensi Hasil


M I V C M x I xV
P=
C
1 Memperbanyak 4 3 4 4 12
kapasitas jamban
2 Melakukan pelatihan 3 2 3 3 6
kerja dengan lintas
sektor
3 Sosialisasi kehidupan 3 1 2 3 2
sehat

Tabel 2. Kerja Bakti Pembuatan Jamban dan saluran air di Desa Duren

14
Volum Kebu
Tenaga
Kegiata Sasara e Rincian Lokasi Jadw han
No Target pelaksan
n n kegiat kegiatan pelaksana al pelak
a
an naan
Ming
gu
1 ,RW
1 kali Asessme 1
Asessme
Asess nt
nt
ment jumlah Balai
jumlah Seluruh Sebagian Ming
jumlah KADER Lurah, desa
KADER warga warga gu
1. KADE atau Balai desa Kepala dan
atau desa desa 2,RW
R atau PKK RW dll konsu
PKK di Duren Duren 2
PKK di yang si
desa
desa sudah
Duren
Duren terbentuk Ming
gu
3,RW
3
Ming
gu
Memberikan 4 ,RW Balai
pelatihan dan 1 desa,
S.I.M
informasi terkait konsu
Develop 1 kali Kader
faktor-faktor si,
ment pember dan
Para kekurangan Ming proye
Reqruit Para ian tenaga
calon jamban, S.I.M or,
2. ment calon pelatih Balai desa kesehata gu
KADE (Sistem LCD
KADER KADER an dan n di 5,RW
R Informasi mater
atau inform puskesm 2
Manajemen) pelati
PKK asi as
kepada para n d
Desa Ming pemb
KADER atau
PKK gu i mat
6,RW
3
3. Inventa Seluruh Sebagian 1 kali Mendata Balai desa KADER Ming Balai
risasi KK KK desa inventa fasilitas jamban desa gu desa,
dan desa Duren risasi yang ada di tiap 7 ,RW konsu
target Duren KK KK 1 si d
pada ATK
desa
Duren Ming
gu
8,RW
2

15
Ming
gu
9,RW
3
4 Pelaksa Para Para 1 kali Membuat Tiap Kader Ming Alat
naan Kader Kader fasilitas jamban rumah dan gu 10, dan
pembua dan dan di tiap rumah warga warga RW 1 bahan
tan seluruh Sebagian desa yang desa pemb
warga desa yang
fasilitas warga warga belum ada tan
belum memiliki fasilitas
jamban desa desa fasilitas jamban Ming jamb
jamban
dan Duren gu
MCK 11 ,
RW 2

Ming
gu
12 ,
Rw 3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

16
Kejadian akan kebiasaan Open Defecation (OD) pada masyarakat di Desa Duren di
wilayah puskesmas Madurasa Kecamatan Madurasa disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Pendidikan yang rendah
2. Tingkat perekonomian yang rendah
3. Jumlah MCK dan jamban yang kurang
4. Lokasi MCK dan jamban yang jauh dari rumah/sawah
5. Desa dekat dengan sungai
6. Kurangnya penyuluhan tentang dampak bahaya dari Open Defecation (OD)

B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
a. Melakukan penyuluhan untuk meberikan edukasi kepada masyarakat Desa Duren
akan dampak bahaya dari Open Defecation (OD)
b. Membuat program kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi faktor penyebab
kebiasaan Open Defecation (OD)
2. Masyarakat Desa Duren
a. Melakukan pelatihan kerja dengan bantuan dari lintas sektor untuk meningkatkan
wawasan akan dampak dari Open Defecation (OD)
b. Membuat tambahan MCK dan jamban untuk mengurangi kebiasaan Open
Defecation (OD)

DAFTAR PUSTAKA

17
Kementerian Kesehatan RI.2011. Modul Pelatihan Stop Buang Air Besar
Sembarangan. Jakarta: Ditjen pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan; 2011.
Kementerian Kesehatan RI.2013. Road Map Percepatan Program STBM 2013-2015.
Jakarta: Direktorat PP dan PL Kementerian Kesehatan RI; 2013. 1-4 p
Zulfiherwindo.2016.ANALISIS PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM KABUPATEN
PADANG PARIAMAN TAHUN 2016. Diploma thesis, Universitas Andalas

18
BERITA ACARA PERBAIKAN FOCUSSED GROUP DISCUSSION
“OPEN DEFECATION (OD) “
Nama yang memberikan revisi : Prof. H. Didik Sarudji, M.Sc
Tanggal presentasi : 23 Mei 2020
Tempat presentasi : Daring Zoom
NO Uraian Perbaikan Yang Keterangan Paraf
Diharapkan
1 Perbaikan POA Dilengkapi Sudah dilengkapi

Penguji I
Prof. H. Didik Sarudji, M.Sc : ………………………………
NIDK. 8809030016

Penguji II
Dr.Hj. Tri Ratih Agustina, dr.,MARS : ………………………………
NIDN. 07080885403

Pembimbing
Ayu C. Noviana, dr.,M.KKK : ………………………………
NIDN. 0707116903

BERITA ACARA PERBAIKAN FOCUSSED GROUP DISCUSSION

19
“OPEN DEFECATION (OD) “
Nama yang memberikan revisi : Dr.Hj. Tri Ratih Agustina, dr.,MARS
Tanggal presentasi : 23 Mei 2020
Tempat presentasi : Daring Zoom

NO Uraian Perbaikan Yang Keterangan Paraf


Diharapkan
1 Tidak ada perbaikan

Penguji I
Prof. H. Didik Sarudji, M.Sc : ………………………………
NIDK. 8809030016

Penguji II
Dr.Hj. Tri Ratih Agustina, dr.,MARS : ………………………………
NIDN. 07080885403

Pembimbing
Ayu C. Noviana, dr.,M.KKK : ………………………………
NIDN. 0707116903

20
BERITA ACARA PERBAIKAN FOCUSSED GROUP DISCUSSION
“OPEN DEFECATION (OD) “
Nama yang memberikan revisi : Ayu C. Noviana, dr.,M.KKK
Tanggal presentasi : 23 Mei 2020
Tempat presentasi : Daring Zoom
NO Uraian Perbaikan Yang Keterangan Paraf
Diharapkan
1 Rumusan masalah Dilengkapi Sudah dilengkapi

Penguji I
Prof. H. Didik Sarudji, M.Sc : ………………………………
NIDK. 8809030016

Penguji II
Dr.Hj. Tri Ratih Agustina, dr.,MARS : ………………………………
NIDN. 07080885403

Pembimbing
Ayu C. Noviana, dr.,M.KKK : ………………………………
NIDN. 0707116903

21

Anda mungkin juga menyukai