Anda di halaman 1dari 31

Patofisiologi dan Diagnosis

Lupus Nefritis pada Anak


WKD 2022
dr. Astrid Kristina Kardani.,Sp.A(K).,M.Biomed
Outline

Sejarah

Definisi

Epidemiologi

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Diagnosis
2
Sejarah Lupus Nefritis
The term
“Lupus” The generic
term
“nephritis” was
Lesi kulit erosif
non spesifik first use to
describe the
Lupus renal lesions
Herpes erithematosus of SLE
esthiomenos

Middle
1828 1850 1872 1902 1904
Ages
Disseminated
Lesi spesifik lupus A preference
pada kulit erythematosus for “systemic”
“erythematosus (ada rather than
butterfly rash” keterlibatan “disseminated”
sistemik) was suggested

(Airy et al, 2019)

3
Sejarah Lupus Nefritis

varied lesions Management


observed were of lupus
classified by nephritis based
glomerular on kidney
changes biopsy

1950 1975 2003 -now

Introduction of Advances in
kidney biopsy genetic and
molecular
profiling
Autoimmunity as
the cause of SLE

(Airy et al, 2019)

4
Definisi Lupus Nefritis

Lupus Nephritis adalah penyakit inflamasi kronis pada ginjal yang disebabkan oleh SLE

Kelainan pada Lupus nephritis (LN) yaitu :


 Glomerulus
 Tubulus
 Interstitium
 Pembuluh darah renal

LN lebih sering dan berat pada pasien anak dan ini


berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas (Brent et al, 2021)

5
Epidemiologi

Insiden lupus nefritis pertahun  0,72 kasus per 100.000 anak di Amerika
Serikat.

Di Amerika Serikat, 37% anak dengan cSLE mengalami penyakit ginjal.

20% kasus SLE didiagnosis pada masa anak dan 50-80 % anak dengan SLE
akan mengalami lupus nefritis dibandingkan dengan dewasa hanya 40-50%.

40–60% pasien SLE dapat berakhir dengan gagal ginjal dalam lima tahun.
(Pons-Estel et al, 2017)

6
Patofisiologi Lupus Nefritis

Prinsip patofisiologi :
1. Immune tolerance ↓
2. Produksi antibodi
3. Deposit kompleks imun pada ginjal
4. Aktivasi sistem komplemen

(Choi et al, 2012)

7
Patofisiologi Lupus Nefritis

Adanya prositokin profinlamasi dan


profibrotic menyebabkan terjadinya :
- injuri podosit
- proliferasi sel mesangial, endotel,
dan epitel
- meningkatyna sintesis dan deposisi
matrix ekstra seluler
- penurunan fungsi ginjal

(Choi et al, 2012; Airy et al., 2019)

8
Manifestasi Klinis

Hematuria asimtomatik
Proteinuria ringan
Bervariasi
Sindrom nefrotik
Benign
Sindrom nefritik akut

Slow-progressing
RPGN

Rapidly progressing disease


AKI

CKD

(Cojocaru et al, 2011; Airy et al, 2019)

9
Diagnosis

Keterlibatan Ginjal

(Kuhn et al, 2015)


ACR (1997)  SLICC (2012)  New EULAR (2019)

10
Kriteria ACR (1997)

(Hochberg et al, 1997)

11
Kriteria SLICC (2012)

Renal :
- Urinalisis + sedimen
- Serum kreatinin, ureum
- Biomarker urine yang lain
- Biopsi ginjal
12
Kriteria EULAR (2019)

13
(Aringer et al, 2019)
Kita memakai kriteria yang mana ??

14
SLE CLASSIFICATION CRITERIA COMPARISON
ACR 1997 SLICC 2012 EULAR/ACR 2019

Any 4 of 11 Any 4 of 17 criteria, with at least 1 ANA of at least ≥1:80


criteria clinical criterion AND 1 positive
SLE Criteria immunologic criterion OR
Lupus nephritis as the sole clinical Score ≥ 10 point
criterion in the presence of ANA or
anti-dsDNA antibodies

Sensitivity 82.8% 96.7% 96.1%


(95% CI)
Specificity 93.4% 83.7% 93.4%
(95% CI)
(Carneiro et al, 2020)

15
Klasifikasi Lupus Nefritis

16
(Pinheiro et al, 2018)
Klasifikasi Histopatologis-Manifestasi Klinis NL

(Vaillant et al, 2022)

17
Klasifikasi Histopatologis-Manifestasi Klinis NL

Klasifikasi manifestasi klinis yang menyetarakan histopatologis berdasarkan ISN/RPS

Lupus Nefritis Proteinuria Hematuria Hipertensi Sindrom Gangguan fungsi


nefrotik ginjal
Kelas I <1 gr/24 jam Tidak Tidak Tidak Normal
Kelas II 1-3 gr /24 jam Ya/Tidak Ya/Tidak Tidak Normal

Kelas III >3 gr /24 jam Ya Ya Ya ↑Kreatinin


Kelas IV >3 gr /24 jam Ya Ya Ya ↑Kreatinin

Kelas V >3 gr /24 jam Ya/tidak Ya Ya Normal atau ↓


kreatinin

Kelas VI 1 gr /24 jam Ya/tidak Ya/tidak Ya/tidak ↓ lambat

(Vaillant et al, 2022)

18
Biopsi Ginjal

• Biopsi ginjal harus dilakukan secara rutin untuk memastikan lupus nefritis sebelum
pengobatan dimulai.

• Pendekatan ini digunakan ketika pasien SLE terbukti ada keterlibatan ginjal yang tidak
dapat dijelaskan oleh penyebab lain.

GOLD STANDARD
(Rovin et al, 2014)

19
Mikroskop Cahaya

(Rovin et al, 2014)


Glomerulus with intense global hypercellularity and subendothelial hyaline
deposits in peripheral capillary loops (wire loops). Masson thricrome 400x.
20
Pewarnaan IF dan Elektron

(Rovin et al, 2014)


21
(Rovin et al, 2014) 22
Biomarker pada Nefritis Lupus (NL)

BIOMARKER
Faktor yang dapat diukur secara objektif dan
digunakan untuk mendukung diagnosis NL
atau untuk memprediksi perjalanan penyakit
atau respons terhadap terapi

Beberapa marker telah digunakan untuk


menentukan respon terapi untuk
memprediksi flare, terapi tetap memerlukan
biopsi ginjal

Titer antibody spesifik double strand DNA


dapat memprediksi adanya NL dengan
sensitivitas 57% dan spesifisitas 97%

23
Biomarker pada Nefritis Lupus (NL)

• Penelitian pada cSLE telah


menghasilkan beberapa
biomarker

• Karena terdapat berbagai


macam gambaran histologis
NL, sehingga biomarker
yang cukup untuk monitor
aktivitas penyakit pada cSLE
perlu digunakan kombinasi

24
Biomarker NL pada Anak

25
CXCL10  sensitivitas 100%;
spesifisitas: 98% untuk
memprediksi NL

2
Sensitivitas NGAL urin 91%; spesifisitas 70%
prediktif terhadap NL kelas III dan IV

2
MCP-1 : sensitivitas 75%,
spesifisitas 48% untuk LN
kelas V

2
Marker pada sirkulasi
menunjukkan aktivasi
komplemen berhubungan
dengan NL atau aktivitas NL

2
Points To Remember

Lupus nefritis merupakan salah satu manifestasi klinis yang berat pada SLE

Faktor genetik dan lingkungan sangat mempengaruhi keterlibatan ginjal pada


anak dengan SLE.

Diagnosis dan intervensi yang lebih awal keterlibatan ginjal sangat mempengaruhi
outcome pasien dan mencegah terjadinya end stage kidney disease.

3
Terima Kasih

31

Anda mungkin juga menyukai