1
Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan keracunan CO
(rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
Merekomendasikan 100% oksigen segera diterapkan pada
orang yang keracunan CO sebagai pengobatan pertolongan
pertama (rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
Merekomendasikan HBOT untuk setiap orang yang keracunan
CO yang disertai dengan adanya perubahan kesadaran, tanda-
tanda klinis gangguan neurologis, jantung, pernapasan atau
psikologis dan tingkat karbokshaemoglobin pada saat masuk
rumah sakit (rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
Merekomendasikan HBOT pada wanita hamil yang keracunan
CO apa pun gejala klinis mereka dan tingkat
karboksihemoglobin saat masuk rumah sakit (rekomendasi Tipe
1, bukti Level B).
Sebaiknya merawat pasien dengan keracunan CO minor baik
dengan oksigen normobarik 12 jam atau HBOT (rekomendasi
Tipe 3, bukti Level B).
Tidak merekomendasikan perawatan dengan pasien tanpa
gejala HBOT yang terlihat lebih dari 24 jam setelah akhir
paparan CO (rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
2. Radionekrosis/lesi yang disebabkan oleh radiasi
Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan osteoradionekrosis
mandibula (Rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
Merekomendasikan HBOT untuk pencegahan osteoradionekrosis
mandibula setelah pencabutan gigi (rekomendasi Tipe 1, bukti
Level B).
Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan sistitis radiasi
hemoragik (Rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
2
Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan proktitis radiasi
(rekomendasi Tipe 1, bukti Level A).
Menyarankan HBOT dalam pengobatan osteoradionekrosis
tulang selain mandibula (Rekomendasi Tipe 2, bukti Level C).
Menyarankan HBOT untuk mencegah kehilangan implan
osseointegrasi pada tulang yang diradiasi (Rekomendasi Tipe 2,
bukti Level C).
Menyarankan HBOT dalam pengobatan radionekrosis jaringan
lunak (selain sistitis dan proktitis), khususnya di daerah kepala
dan leher (rekomendasi Tipe 2, bukti Level C).
3
HBOT dapat menginduksi ekspresi protein pelindung termasuk HSP,
yang secara langsung dapat mencegah cedera oksidatif dan iskemia,
dan memiliki anti-oksidatif, anti-inflamasi, dan anti-apoptosis (Qing et
al., 2018)
4. Emboli Gas
Emboli gas adalah gelembung gas yang berjalan di pembuluh darah,
dan bila mencapai pembuluh darah kecil akan menyumbat pemb. uluh
darah. Penyumbatan pembuluh darah pada otak berakibat stroke,
pada jantung berakibat penyakit jantung koroner, pada ginjal menjadi
gagal ginjal akut, pada paru menjadi gagal napas. Volume gelembung
gas baik nitrogen ataupun gas lainnya dapat mengecil bila dalam
lingkungan dengan tekanan atmosfer yang lebih tinggi. Terapi oksigen
hiperbarik dapat memperkecil ukuran atau volume gelembung gas
sehingga terhindar dari masalah penyumbatan pembuluh darah.
Gelembung gas tersebut secara perlahan akan dimetabolisme atau
dibuang dari tubuh melalui pernapasan (wash out).
5. Infeksi bakteri anaerob mixed
Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan infeksi bakteri
anaerob mixed (rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
Merekomendasikan HBOT untuk pengobatan infeksi jaringan
lunak nekrotikans di semua lokasi, terutama gangren perineum.
(Rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
Merekomendasikan HBOT diintegrasikan dalam protokol
pengobatan yang dikombinasikan dengan pembedahan segera
dan memadai dan pemberin antibiotik bakteri anaerob dan
aerobik yang paling sesuai (rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
Merekomendasikan HBOT diintegrasikan dalam protokol
pengobatan abses intra-kranial ketika salah satu kriteria berikut
dipenuhi: terdapat beberapa abses; abses di lokasi yang dalam
atau dominan; compromised host; kontra indikasi terhadap
4
pembedahan, kurangnya respons atau kemunduran lebih lanjut
terlepas dari pengobatan standar (rekomendasi Tipe 1, bukti
Level C).
Menyarankan HBOT diintegrasikan sebagai tindakan kedua
dalam pengobatan infeksi jaringan anaerob atau aerob-
anaerob-Mixed lainnya seperti infeksi pleuropulmonary atau
peritoneal (Rekomendasi Tipe 2, bukti Level C).
6. Tuli mendadak (gangguan pendengaran sensorineural mendadak
idiopatik, ISSNHL)
Sudden Deafness adalah penyakit tiba-tiba tuli atau tidak mendengar,
hal ini bisa terjadi karena infeksi (panas terlebih dahulu), bunyi-
bunyian yang keras atau penyebab lain yang tidak diketahui. Dengan
melakukan terapi hiperbarik oksigen dapat segera sembuh atau
terhindar dari tuli permanen.
• Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan ISSNHL
(Rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
• Merekomendasikan HBOT dikombinasikan dengan terapi
medis pada pasien dengan ISSNHL akut yang datang dalam
dua minggu setelah onset penyakit (Rekomendasi Tipe 1, bukti
Level B).
• Tidak merekomendasikan penggunaan HBOT sendiri atau
dikombinasikan dengan terapi medis pada pasien dengan
ISSNHL yang datang setelah enam bulan onset penyakit
(rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
• Sebaiknya menggunakan HBOT sebagai tambahan untuk
kortikosteroid pada pasien yang datang setelah dua minggu
pertama tetapi tidak lebih dari satu bulan, terutama, pada
pasien dengan gangguan pendengaran yang parah dan
mendalam (rekomendasi Tipe 3, bukti Level C).
5
2.1.5 Kontra Indikasi dan Efek Samping
Seizures
Congestive heart failure (CHF) exacerbation
Pulmonary edema
Retinal changes
Relative Contraindications
Febrile illness
Seizure disorder
Hyperthyroidism
CHF
Pulmonary disease (eg, chronic obstructive pulmonary disease)
Severe claustrophobia
Absolute Contraindications
6
Untreated pneumothorax
2.1.7 Komplikasi
2.2 D-dimer
2.2.1 Definisi
7
kerja plasmin dalam sistem fibrinolitik. Sejak 1990, tes D-dimer digunakan
untuk pemeriksaan trombosis. Hasil pemeriksaan yang positif menunjukkan
adanya trombus,namun tidak dapat menunjukkan lokasi kelainan dan
menyingkirkan etiologi-etiologi potensial lain.46
2.2.2. Struktur dan sintesis D-dimer
8
Plasminogen yang secara normal terdapat dalam plasma akan diserap oleh
fibrin. Saat didalam fibrin, plasminogen diubah oleh tissue-plasminogen
activator (tPA) menjadi plasmin.46,53
9
Gambar 4. Skema pembentukan D-dimer (Dikutip dari : Adam 55)
10
2.2.4. Metode Pemeriksaan D-dimer
11
Sampel darah vena yang dimasukan ke dalam vacutainer plastik
berkapasitasvolume 2,7 mL yang mengandung sodium citras dengan kadar
0,109 M (9:1). Dikirim kelaboratorium tanpa perlakuan khusus. Sampel
disentifugasi untuk mendapatkansupernatan untuk dilakukan pemeriksaan
kadar D-dimer. Supernatan dapat disimpan pada suhu -20 0C yang stabil
sampai 1 bulan.58
2.2.6. Interpretasi hasil tes D-dimer
Hasil pemeriksaan kadar D-dimer secara kuantitatif dinyatakan dalam
satuan μg/L. Nilai cut off D-dimer dengan metode latex agglutination adalah
500 μg/L.31 Kadar D-dimer yang lebih dari nilai normal rujukan menunjukkan
adanya produk degradasi fibrin dalam kadar yang tinggi; mempunyai arti
adanya pembentukan dan pemecahan trombus dalam tubuh. Kadar D-dimer
yang normal dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding
gangguan pembekuan darah sebagai penyebab dari gejala klinik yang
ada.30,31
BAB III
12
Kerangka Konsep
HBOT
Pemberian O2 100%
& tekanan > 1 ATA
Peningkatan kadar
hirupan O2
Peningkatan
FiO2
13
3.2 Keterangan Kerangka Konseptual
BAB IV
14
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Lam, Gretl BA; Fontaine, Rocky CHT; Ross, Frank L. MD; Chiu, Ernest
S.2017. MD Advances in Skin & Wound Care. Wolters Kluwer Health
15
3. Fuentes, Stephany; Chowdhury, Yuvraj S. 2020. Fraction of Inspired
Oxygen(FiO2). Available online at
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560867/
6. Leung, J. K., & Lam, R. P. (2018). Hyperbaric Oxygen Therapy: It’s Use in
Medical Emergencies and Its Development in Hong Kong. Hong Kong
Medical Journal.
11. Gill, A. L., & Bell, C. N. A. 2004. Hyperbaric oxygen: Its uses, mechanisms
of action and outcomes. QJM – Monthly Journal of teh Association of
Physicians, 97(7), 385-395. https://doi.org/10.1093/qjmed/hch074
16
12. Ustad, Farheen. Ali, Fareedi Mukram. Ustad, Tanveer. Aher, Vinit Aher.
M, Prasant. Suryavanshi, C Harshal. 2012. USES OF HYPERBARIC
OXYGEN THERAPY: A REVIEW. Journal of Evolution of Medical and
Dental Sciences.Volume1.Page-893
13. Johnston, Benjamin R, Austin Y, Bielinsky Brea, dan Paul Y Liu. 2016.
“The Mechanismof Hyperbaric Oxygen Therapy.” Rhode Island Medical
Journal, 2: 26-29
18. Allardet-Servent, J., Sicard, G., Metz, V., & Chiche, L. (2019). Benefits
and risks of oxygen therapy during acute medical illness: Just a matter of
dose! La Revue de Médecine Interne. doi:10.1016/j.revmed.2019.04.003
17