Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP D-DIMER

2.1.4 Indikasi HBO

Penting untuk mengetahui indikasi untuk terapi hiperbarik. Indikasi


meliputi penyakit dekompresi, emboli udara, keracunan karbon monoksida,
cedera, anemia kehilangan darah akut, abses intrakranial, luka bakar termal,
fasciitis nekrotikans, gas gangren, dan kehilangan pendengaran akut. Kondisi
tersebut perlu mendapat perawatan terapi oksigen hiperbarik. Pada umunya
pusat hiperbarik merawat pasien dengan dengan kondisi non-alergi seperti
penyembuhan luka yang buruk, cedera radiasi yang tertunda, osteomielitis
kronis dan flap. Sangat penting bagi tim medis yang merawat untuk
mengenali indikasi hiperbarik yang muncul. (Chen et al., 2019)
Menurut UHMS indikasi untuk terapi oksigen hiperbarik adalah; Emboli
udara atau Keracunan gas karbon monoksida; keracunan sianida; inhalasi
asap Myostitis dan mionekrosis klostridial (gangren gas); Cedera; sindrom
kompartemen, dan iskemia perifer akut lainnya. Penyakit dekompresi;
Peningkatan penyembuhan pada luka; Anemia kehilangan darah yang
banyak; Abses intrakranial; Infeksi jaringan lunak nekrotikans; Osteomielitis
refraktori; Flap dan cangkok kulit (terganggu); Cedera radiasi (jaringan lunak
dan nekrosis tulang); Luka bakar termal.(Chen et al., 2019; Mathieu, Marroni,
& Kot, 2017)
Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik menurut (Mathieu et al., 2017)
1. Keracunan karbon monoksida (CO)
Keracunan karbon monoksida dapat terjadi ketika seseorang
menghirup gas karbon monoksida yang menyebabkan penyerapan
oksigen oleh darah terganggu. Terapi oksigen hiperbarik dapat
mengatasi kondisi ini dengan cara menghilangkan karbon monoksida
dari dalam darah dengan pemberian oksigen murni bertekanan tinggi.

1
 Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan keracunan CO
(rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
 Merekomendasikan 100% oksigen segera diterapkan pada
orang yang keracunan CO sebagai pengobatan pertolongan
pertama (rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
 Merekomendasikan HBOT untuk setiap orang yang keracunan
CO yang disertai dengan adanya perubahan kesadaran, tanda-
tanda klinis gangguan neurologis, jantung, pernapasan atau
psikologis dan tingkat karbokshaemoglobin pada saat masuk
rumah sakit (rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
 Merekomendasikan HBOT pada wanita hamil yang keracunan
CO apa pun gejala klinis mereka dan tingkat
karboksihemoglobin saat masuk rumah sakit (rekomendasi Tipe
1, bukti Level B).
 Sebaiknya merawat pasien dengan keracunan CO minor baik
dengan oksigen normobarik 12 jam atau HBOT (rekomendasi
Tipe 3, bukti Level B).
 Tidak merekomendasikan perawatan dengan pasien tanpa
gejala HBOT yang terlihat lebih dari 24 jam setelah akhir
paparan CO (rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
2. Radionekrosis/lesi yang disebabkan oleh radiasi
 Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan osteoradionekrosis
mandibula (Rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
 Merekomendasikan HBOT untuk pencegahan osteoradionekrosis
mandibula setelah pencabutan gigi (rekomendasi Tipe 1, bukti
Level B).
 Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan sistitis radiasi
hemoragik (Rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).

2
 Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan proktitis radiasi
(rekomendasi Tipe 1, bukti Level A).
 Menyarankan HBOT dalam pengobatan osteoradionekrosis
tulang selain mandibula (Rekomendasi Tipe 2, bukti Level C).
 Menyarankan HBOT untuk mencegah kehilangan implan
osseointegrasi pada tulang yang diradiasi (Rekomendasi Tipe 2,
bukti Level C).
 Menyarankan HBOT dalam pengobatan radionekrosis jaringan
lunak (selain sistitis dan proktitis), khususnya di daerah kepala
dan leher (rekomendasi Tipe 2, bukti Level C).

3. Penyakit Dekompresi (DCI)


Penyakit dekompresi merupakan kondisi yang terjadi pada saat
aliran darah di dalam tubuh terhambat, dikarenakan perubahan
tekanan udara. Perubahan tekanan ini dapat terjadi akibat
penerbangan, menyelam, atau hal lain yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tekanan udara secara drastis. Perubahan tekanan udara di
luar tubuh yang tiba-tiba dapat menyebabkan timbulnya gelembung
udara di dalam pembuluh darah atau emboli. Terapi oksigen hiperbarik
dapat mengecilkan gelembung di dalam pembuluh darah akibat
perubahan tekanan.
Terapi hiperbarik oksigen (HBOT) adalah terapi penting untuk
Decompresi (DCS), dan memiliki aplikasi luas dalam pengobatan
keracunan karbon monoksida, penyembuhan luka, iskemia serebral
dan penyakit lainnya. HBOT juga berfungsi secara profilaksis untuk
mencegah DCS. Dalam sebuah penelitian, menunjukkan bahwa
pretreatment HBOT 18 jam sebelum menyelam, secara signifikan
mengurangi kejadian dan kematian dari DCS dalam model tikus dan
selanjutnya memverifikasi keterlibatan protein heat shock (HSP) dalam
model dan dalam kultur sel primer Sebagai stres oksidatif moderat,

3
HBOT dapat menginduksi ekspresi protein pelindung termasuk HSP,
yang secara langsung dapat mencegah cedera oksidatif dan iskemia,
dan memiliki anti-oksidatif, anti-inflamasi, dan anti-apoptosis (Qing et
al., 2018)
4. Emboli Gas
Emboli gas adalah gelembung gas yang berjalan di pembuluh darah,
dan bila mencapai pembuluh darah kecil akan menyumbat pemb. uluh
darah. Penyumbatan pembuluh darah pada otak berakibat stroke,
pada jantung berakibat penyakit jantung koroner, pada ginjal menjadi
gagal ginjal akut, pada paru menjadi gagal napas. Volume gelembung
gas baik nitrogen ataupun gas lainnya dapat mengecil bila dalam
lingkungan dengan tekanan atmosfer yang lebih tinggi. Terapi oksigen
hiperbarik dapat memperkecil ukuran atau volume gelembung gas
sehingga terhindar dari masalah penyumbatan pembuluh darah.
Gelembung gas tersebut secara perlahan akan dimetabolisme atau
dibuang dari tubuh melalui pernapasan (wash out).
5. Infeksi bakteri anaerob mixed
 Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan infeksi bakteri
anaerob mixed (rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
 Merekomendasikan HBOT untuk pengobatan infeksi jaringan
lunak nekrotikans di semua lokasi, terutama gangren perineum.
(Rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
 Merekomendasikan HBOT diintegrasikan dalam protokol
pengobatan yang dikombinasikan dengan pembedahan segera
dan memadai dan pemberin antibiotik bakteri anaerob dan
aerobik yang paling sesuai (rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
 Merekomendasikan HBOT diintegrasikan dalam protokol
pengobatan abses intra-kranial ketika salah satu kriteria berikut
dipenuhi: terdapat beberapa abses; abses di lokasi yang dalam
atau dominan; compromised host; kontra indikasi terhadap

4
pembedahan, kurangnya respons atau kemunduran lebih lanjut
terlepas dari pengobatan standar (rekomendasi Tipe 1, bukti
Level C).
 Menyarankan HBOT diintegrasikan sebagai tindakan kedua
dalam pengobatan infeksi jaringan anaerob atau aerob-
anaerob-Mixed lainnya seperti infeksi pleuropulmonary atau
peritoneal (Rekomendasi Tipe 2, bukti Level C).
6. Tuli mendadak (gangguan pendengaran sensorineural mendadak
idiopatik, ISSNHL)
Sudden Deafness adalah penyakit tiba-tiba tuli atau tidak mendengar,
hal ini bisa terjadi karena infeksi (panas terlebih dahulu), bunyi-
bunyian yang keras atau penyebab lain yang tidak diketahui. Dengan
melakukan terapi hiperbarik oksigen dapat segera sembuh atau
terhindar dari tuli permanen.
• Merekomendasikan HBOT dalam pengobatan ISSNHL
(Rekomendasi Tipe 1, bukti Level B).
• Merekomendasikan HBOT dikombinasikan dengan terapi
medis pada pasien dengan ISSNHL akut yang datang dalam
dua minggu setelah onset penyakit (Rekomendasi Tipe 1, bukti
Level B).
• Tidak merekomendasikan penggunaan HBOT sendiri atau
dikombinasikan dengan terapi medis pada pasien dengan
ISSNHL yang datang setelah enam bulan onset penyakit
(rekomendasi Tipe 1, bukti Level C).
• Sebaiknya menggunakan HBOT sebagai tambahan untuk
kortikosteroid pada pasien yang datang setelah dua minggu
pertama tetapi tidak lebih dari satu bulan, terutama, pada
pasien dengan gangguan pendengaran yang parah dan
mendalam (rekomendasi Tipe 3, bukti Level C).

5
2.1.5 Kontra Indikasi dan Efek Samping

Kontraindikasi yang paling serius terhadap HBOT adalah


pneumotoraks yang tidak dikenali atau tidak diobati, yang akan memburuk
tekanan ruang. Kontraindikasi relatif terhadap HBOT termasuk penyakit
demam, yang menurunkan ambang toksisitas kejang sistem saraf pusat,
gangguan kejang yang tidak terkontrol, dan hipertiroidisme. Karena oksigen
adalah vasokonstriktor, dan HBOT dapat meningkatkan afterload jantung,
CHF juga merupakan kontraindikasi relatif bagi siapa saja dengan fraksi
ejeksi kurang dari 30% (Lam et al,2017).
Minor Adverse Events

 Barotrauma to ears and sinuses


 Myopia
 Accelerated cataract maturation

Major Adverse Events

 Seizures
 Congestive heart failure (CHF) exacerbation
 Pulmonary edema
 Retinal changes

Relative Contraindications

 Febrile illness
 Seizure disorder
 Hyperthyroidism
 CHF
 Pulmonary disease (eg, chronic obstructive pulmonary disease)
 Severe claustrophobia

Absolute Contraindications

6
 Untreated pneumothorax

2.1.6 Efek Terapetik pada Terapi HBO

2.1.7 Komplikasi

2.2 D-dimer
2.2.1 Definisi

D-dimer adalah produk akhir degenerasi cross-linked fibrin oleh


aktivitas

7
kerja plasmin dalam sistem fibrinolitik. Sejak 1990, tes D-dimer digunakan
untuk pemeriksaan trombosis. Hasil pemeriksaan yang positif menunjukkan
adanya trombus,namun tidak dapat menunjukkan lokasi kelainan dan
menyingkirkan etiologi-etiologi potensial lain.46
2.2.2. Struktur dan sintesis D-dimer

Dalam proses pembentukan bekuan normal, bekuan fibrin terbentuk


padatahap terakhir proses koagulasi. Fibrin dihasilkan oleh aktivitas trombin
yang memecah fibrinogen menjadi fibrin monomer. Fibrinogen adalah
glikoprotein dengan formula Aα, Bβ, γ. Terdiri dari 3 pasang rantai polipeptida
yang tidak identik dan saling beranyaman yaitu 2 rantai Aα, 2 Bβ, dan 2γ.
Molekul fibrinogen adalah dimer yang diikat oleh ikatan disulfida pada bagian
terminal end. Pasangan rantai Aα dan Bβ memiliki fibinopolipeptida
berukuran kecil pada bagian terminal yang disebut sebagai fibrinopolipeptida
A dan B.28,46,52
Proses perubahan fibrinogen menjadi fibrin terdiri dari 3 tahap yaitu
tahap enzimatik, polimerisasi dan stabilisasi. Pada tahap enzimatik, 2 molekul
fibrinopeptida A dan 2 molekul fibrinopeptida B dipecah dan fibrinogen diubah
oleh trombin menjadi monomer fibrin yang larut. Tahap polimerisasi,
fibrinopolipeptida A dilepas yang akan menimbulkan agregasi side to side
disusul dengan pelepasan fibrinopeptida B yang mengadakan kontak dengan
unit-unit monomer dengan lebih kuat dan membentuk bekuan yang tidak
stabil. Tahap selanjutnya adalah stabilisasi dimana ada penambahan
trombin, faktor XIIIa dan ion kalsium (Ca2+) sehingga terbentuk unsoluble
fibrin yang stabil.25,27,28,46,52
Trombin menyebabkan aktivasi faktor XIII menjadi XIIIa yang berperan
sebagai transamidinase. Faktor XIIIa menyebabkan ikatan silang (cross-
linked) fibrin monomer yang saling berdekatan dengan membentuk ikatan
kovalen yang stabil (fibrin Mesh). Rantai α dan γ berperan dalam
pembentukan unsoluble fibrin yang stabil.25,27,46,53

8
Plasminogen yang secara normal terdapat dalam plasma akan diserap oleh
fibrin. Saat didalam fibrin, plasminogen diubah oleh tissue-plasminogen
activator (tPA) menjadi plasmin.46,53

Gambar 3. Alur pembentukan cross-linked fibrin (Dikutip dari : King 54)

Plasmin merupakan enzim fibrinolitik utama yang berfungsi memecah


fibrinogen dan fibrin yang menghasilkan bermacam-macam produk
degenerasi
fibrinogen (Fibrin Degradation Product / FDP). Jika plasmin melisiskan
unsoluble fibrin, maka akan meningkatkan jumlah produk degradasi fibrin
yang terlarut.13,24 Fibrin degradation product (FDP) yang dihasilkan berupa
fragmen X, Y, D dan E. Dua fragmen D dan satu fragmen E akan berikatan
dengan kuat membentuk D-dimer.24,25,26

9
Gambar 4. Skema pembentukan D-dimer (Dikutip dari : Adam 55)

2.2.3. Peran pemeriksaan D-dimer


Pemeriksaan D-dimer bermanfaat untuk mengetahui pembentukan
bekuan darah yang abnormal atau adanya kejadian trombotik (indirek) dan
untuk mengetahui adanya lisis bekuan atau proses fibrinolitik (direk). Hasil
pemeriksaan kadar D-dimer memiliki nilai sensitifitas dan nilai ramal negatif
yang tinggi untuk dua keadaan tersebut.27,28,46
Indikasi pemeriksaan D-dimer yaitu disseminated intravascular
coagulation (DIC), deep vein thrombosis (DVT), pulmonary embolism (PE),
venous dan arterial thrombosis (VT dan AT), terapi antikoagulan dan
trombolitik serta sebagai parameter tambahan pada penyakit jantung
koroner.22,27,28,46

10
2.2.4. Metode Pemeriksaan D-dimer

Prinsip pemeriksaan D-dimer adalah dengan menggunakan


antibodimonoklonal yang mengenali epitop pada fragmen D-dimer. Ada
beberapa metode pemeriksaan yaitu Enzym Linked Immunosorbent Assay
(ELISA), Latex Agglutination (LA) dan Whole Blood Agglutination
(WBA).28,56
Metode ELISA dianjurkan untuk dipakai sebagai baku emas pemeriksaan.
Sensitivitas dan nilai ramal negatif untuk D-dimer berkisar 90 %.57 Antibodi
dengan afinitas tinggi terhadap D-dimer dilapiskan pada suatu dinding atau
microliter well dan mengikat protein dalam plasma. Antibodi kedua
ditambahkan dan jumlah substansi berlabel yang terikat secara langsung
sepadan dengan D-dimer yang diukur. Tes rapid ELISA menunjukan
sensitivitas mirip metode ELISA konvensional.30,57
Metode Latex agglutination menggunakan antibodi yang dilapiskan
pada partikel latex. Aglutinasi secara makroskopik terlihat bila ada
peningkatan D-dimer dalam plasma. Cara ini kurang sensitif untuk uji
saring.30 Latex agglutination yang dimodifikasi dengan menggunakan
analyzer automatik dapat dipakai untuk mengukur D-dimer secara kuantitatif
dengan menilai sensitivitas 98 – 100 %.56 Contohnya adalah Latex
enhanced turbidimetric test. Prinsip metode ini adalah terbentuknya ikatan
kovalen partikel polystyrene pada suatu antibodi monoklonal terhadap cross-
linkage region dari D-dimer. Cross-linkage tersebut memiliki struktur
stereosimetrik. Reaksi aglutinasi yang terjadi dideteksi dengan menggunakan
turbidimetri. Hasil metode ini sebanding metode ELISA konvensional.30

2.2.5. Bahan Pemeriksaan D-dimer

11
Sampel darah vena yang dimasukan ke dalam vacutainer plastik
berkapasitasvolume 2,7 mL yang mengandung sodium citras dengan kadar
0,109 M (9:1). Dikirim kelaboratorium tanpa perlakuan khusus. Sampel
disentifugasi untuk mendapatkansupernatan untuk dilakukan pemeriksaan
kadar D-dimer. Supernatan dapat disimpan pada suhu -20 0C yang stabil
sampai 1 bulan.58
2.2.6. Interpretasi hasil tes D-dimer
Hasil pemeriksaan kadar D-dimer secara kuantitatif dinyatakan dalam
satuan μg/L. Nilai cut off D-dimer dengan metode latex agglutination adalah
500 μg/L.31 Kadar D-dimer yang lebih dari nilai normal rujukan menunjukkan
adanya produk degradasi fibrin dalam kadar yang tinggi; mempunyai arti
adanya pembentukan dan pemecahan trombus dalam tubuh. Kadar D-dimer
yang normal dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding
gangguan pembekuan darah sebagai penyebab dari gejala klinik yang
ada.30,31

BAB III

12
Kerangka Konsep

3.1 Kerangka Konseptual

HBOT

Pemberian O2 100%
& tekanan > 1 ATA

Hukum Hukum Hukum Hukum


Boyle Henry Charles Dalton

Peningkatan kadar
hirupan O2

Peningkatan
FiO2

13
3.2 Keterangan Kerangka Konseptual

BAB IV

14
Kesimpulan

Daftar Pustaka

1. Lam, Gretl BA; Fontaine, Rocky CHT; Ross, Frank L. MD; Chiu, Ernest 
S.2017. MD Advances in Skin & Wound Care. Wolters Kluwer Health

2. Stepien, Katarzyna; Ostrowski, R. P. and Matyja, E. (2016) ‘Hyperbaric


oxygen as an adjunctive therapy in treatment of malignancies ,
including brain tumours’, pp. 1–9. doi: 10.1007/s12032-016-0814-0.

15
3. Fuentes, Stephany; Chowdhury, Yuvraj S. 2020. Fraction of Inspired
Oxygen(FiO2). Available online at
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560867/

4. Semadi, N. I. (2019). The Role of VEGF and TNF-Alpha on


Epithelialization of Diabetic Foot Ulcers After Hyperbaric Oxygen Therapy.
Open Access Macedonian Jurnal of Medical Science.

5. Arbanto, Bonifacius; Putra, Kukuh Pambuka; Al Ardha, Muchamad Arif.


2018. Difference in success rate of 3 equalize method among trained
divers in the freshwater environment. Available Online at
http://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga

6. Leung, J. K., & Lam, R. P. (2018). Hyperbaric Oxygen Therapy: It’s Use in
Medical Emergencies and Its Development in Hong Kong. Hong Kong
Medical Journal.

7. Chandan, Gurmukh; Cascella, Marco. 2019. Gas Laws and Clinical


Application. Available online at
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546592/

8. Choudhury, R. (2018). Hypoxia and Hyperbaric Oxygen Therapy: A


Review.  International Journal of General Medicine. 

9. Oregon. and Utah. 2018. Hyperbaric Oxygen Pressurization (HBOT).


Medical Policy Manual No. 14.

10. Angela M, Poff. Kernagis, Dawn. and D’Agustino, Dominic P. 2017.


Hyperbaric Environment: Oxygen and Cellular Damage versus Protection.
American Physiological Society. Compr Physiol 7:213-234.

11. Gill, A. L., & Bell, C. N. A. 2004. Hyperbaric oxygen: Its uses, mechanisms
of action and outcomes. QJM – Monthly Journal of teh Association of
Physicians, 97(7), 385-395. https://doi.org/10.1093/qjmed/hch074

16
12. Ustad, Farheen. Ali, Fareedi Mukram. Ustad, Tanveer. Aher, Vinit Aher.
M, Prasant. Suryavanshi, C Harshal. 2012. USES OF HYPERBARIC
OXYGEN THERAPY: A REVIEW. Journal of Evolution of Medical and
Dental Sciences.Volume1.Page-893

13. Johnston, Benjamin R, Austin Y, Bielinsky Brea, dan Paul Y Liu. 2016.
“The Mechanismof Hyperbaric Oxygen Therapy.” Rhode Island Medical
Journal, 2: 26-29

14. Thom, Stephen R. 2011. Hyperbaric Oxygen: Its Mechanisms and


Efficacy. American Society of Plastic Surgeons 127 (Suppl.): 131S, 2011.

15. Bessereau, Jacques et al. 2017. Safety of hyperbaric oxygen therapy in


mechanically ventilated patients. Available online at
https://journals.viamedica.pl/international_maritime_health/article/view/IM
H.2017.0008/42128

16. Niranjan, Malay sakar; Banyal, PK. 2017. Mechanisms of hypoxemia.


Department of Pulmonary Medicine, Indira Gandhi Medical College.
doi: 10.4103/0970-2113.197116

17. Feiner, J. R., & Weiskopf, R. B. (2017). Evaluating Pulmonary Function.


Critical Care Medicine, 45(1), e40–e48.
doi:10.1097/ccm.0000000000002017 

18. Allardet-Servent, J., Sicard, G., Metz, V., & Chiche, L. (2019). Benefits
and risks of oxygen therapy during acute medical illness: Just a matter of
dose! La Revue de Médecine Interne. doi:10.1016/j.revmed.2019.04.003 

17

Anda mungkin juga menyukai