OLEH
KELOMPOK 5A
1. MEITRI WIJAYA KUSUMA
2. GEORGE DYLAND DE USSY WHANDYRA
3. ZAKAUN RAIS
4. JONI KURNIAWAN
5. YUNI AZOYA
6. ISIP ROMAN SYAKURA
7. YOGI PRASETIO
8. SITI RAHMAH ANDI AMAR
Klarifikasi Istilah
.
IDENTIFIKASI MASALAH
Kontraindikasi
a) Kontraindikasi BCG
Reaksi uji tuberculin > 5 mm
Sedang menderita infeksi HIV atau dengan resiko tinggi infeksi HIV,
imunokompromais akibat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang
mengenai sum-sum tulang atau system limfe.
Anak menderita gizi buruk
Sedang menderita demam tinggi
Menderita infeksi kulit yang luas
Pernah sakit TB
Kehamilan
b) Kontraindikasi Hepatitis B
Sampai saat ini tidak ada indikasi kontra obsolut pemberian vaksin VHB.
Kehamilan dan laktasi bukan kontra imunisasi VHB
c) Kontraindikasi DPT
Kontraindikasi pertusis :
Riwayat anafilaksis
Ensefalopatisesudah pemberian vaksin pertusis sebelumnya
Riwayat hiperpireksia, keadaan hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam,
anak menangis terus menerus selama 3 jam dan riwayat kejang dalam 3
hari sesudahnya
Kontraindikasi OPV (oral polio vaccine)
penyakit akut atau demam (suhu>38,50c), vaksinasi harus ditunda
muntah atau diare berat, vaksinasi ditunda
dalam pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif yang diberikan oral
atau suntikan, juga yang mendapat pengobatan radiasi umum.
Keganasan yang berhubungan dengan system retikuloendoteliaal dan
yang mekanisme imunologisnya terganggu, misalnya pada
hipogamaglobulinemia
Infeksi HIV atau anggota keluarga sebagai kontak
OPV jangan diberikan kepada ibu hamil pada 4 bulan pertama kehamilan
kecuali terdapat alas an mendesak, misalnya bepergian kedaerah
endemis poliomyelitis.
Vaksin polio oral dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin
inactivated dan virus hidup lainnya tetapi jangan bersama vaksin oral
tifoid
Bila BCG diberikan pada bayi tidak perlu memperlambat pemberian OPV
OPV dan IPV mengandung sejumlah kecil antibiotic namun hal ini tidak
memerlukan kontraindikasi
Kepada saudara atau anggota keluarga kontak dengan anak yang
menderita imunosupresi jangan diberikan OPV, tetapi diberikan IPV
d) Kontraindikasi campak
Sedang menderita demam tinggi
Sedang memperoleh pengobatan imunosupresif
Hamil memiliki riwayat alergi
Sedang memperoleh pengobatan immunoglobulin atau bahan-bahan
1. Imunisasi aktif
2. Imunisasi pasif
– Imunisasi dasar
– sejumlah suntikan yang diperlukan untuk mencapai kadar antibodi di atas
kadar netralisasi
3. Imunisasi ulangan
4. Imunisasi wajib
5. Imunisasi anjuran
Hepatitis B
Jenis vaksin : inactivated viral vaccine (IVV=HbsAg yang telah diiaktivasi)
BCG
Jeenis vaksin : calmette & Guerin (Biofarma, fasteur, Galaxo) suatu live
attenuated vaccine (LAV)
DPT
Jenis vaksin : Difteri (toksoid), pertusis (inactivated bacterial vaccine-IBV,
bordetella pertusis tipe 1); tetanus (toksoid)
Polio
Jenis vaksin : vaksin polio oral sabin (LAV)
Campak
Jenis vaksin : Schwarz (LAV)
MMR (Measles-Mumps-Rubela)
Tifus Abdominalis
Varisela (varisela zoster)
Hemofilus influenza Tipe B
Hepatitis A.2,3
3. Kapan saja jadwal pemberian imunisasi ?
1. Vaksin hepatitis B. Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan
didahului pemberian suntikan vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif,
diberikan vaksin hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada
ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatitis B selanjutnya dapat
menggunakan vaksin hepatitis B monovalen atau vaksin kombinasi.
2. Vaksin polio. Pada saat lahir atau pada saat bayi dipulangkan harus diberikan
vaksin polio oral (OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio
booster dapat diberikan vaksin OPV atau IPV, namun sebaiknya paling sedikit
mendapat satu dosis vaksin IPV.
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, optimal
umur 2 bulan. Apabila diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji
tuberkulin.
4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada umur 6 minggu.
Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain.
Untuk anak umur lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td, dibooster setiap 10
tahun.
5. Vaksin campak. Vaksin campak kedua tidak perlu diberikan pada umur 24
bulan, apabila MMR sudah diberikan pada 15 bulan.
6. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV
diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur lebih dari 1 tahun diberikan
1 kali, namun keduanya perlu booster 1 kali pada umur lebih dari 12 bulan atau
minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV
diberikan cukup satu kali.
7. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus
pentavalen diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur
6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya
vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan
tidak melampaui umur 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen : dosis ke-1
diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2 dan ke-3, 4-10 minggu; dosis
ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu).
8. Vaksin varisela. Vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan,
terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada umur
lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
9. Vaksin influenza. Vaksin influenza diberikan pada umur minimal 6 bulan,
diulang setiap tahun. Untuk imunisasi pertama kali (primary immunization)
pada anak umur kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval minimal 4
minggu. Untuk anak 6 - < 36 bulan, dosis 0,25 mL.
10. Vaksin human papiloma virus (HPV). Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur
10 tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan tiga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan;
vaksin HPV tetravalen dengan interval 0,2,6 bulan.4
6. Apa yang harus dilakukan jika bayi yang akan di imunisasi mengalami demam
dan batuk pilek ?
a. Untuk imunisasi aktif= menunggu 1-2 minggu
b. Untuk imunisasi pasif= langsung berikan. 1
7. Apa makna klinis bayi K belum bisa mengangkat kepala dan tengkurap ?
Makna Klinis bayi K belum bisa mengangkat kepala dan tengkurap saat usia 6
bulan adalah suatu keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan bayi tsb.
Seharusnya pada saat umur 4 bulan bayi sudah bisa mengangkat kepala dan
tengkurap, sedangkan Bayi K hingga umur 6 bulan ini masih belum bisa
mengangkat kepala dan tengkurap dan seharusnya pada usia 6 bulan bayi
seharusnya sudah bisa untuk duduk sendiri.1
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan
bawaan pada bayi yang dilahirkan
Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang perka terhadap zat-zat teratogen,
misalnya thalidomide, phenitoin, methadion, obat kanker dan sebagainya
dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Endokrin
Hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah
somatotropin, hormone plasent, hormone tiroid, insulin, dan peptide-
peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).
Radiasi
Pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat mnyebabkan kematian
janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya.
Infeksi
Biasanya pada Ibu yang terinfeksi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella,
Cytomegalovirus, Herpes Simplex), varisela, malaria, leus, HIV, polio, campak,
virus influenza, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiprpireksia pada ibu hamil
dapat merusak janin.
Stress
Dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain : cacat bawaan,
kelainan kejiwaan, dan lain-lain.
Imunitas
Rhesus dan ABO inkomtabilitas sering mnyebabkan abortus, hidrops fetalis,
kern ikterus, atau lahir mati.
Anoksia embrio
Pada gangguan plasenta, atau taliu pusat menyebabkan BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah).
1
`
10. Bagaimana cara menilai tumbuh kembang bayi menggunakan KMS dan Denver
Test ?
LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin
KMS anak laki-laki berwarna biru sedangkan KMS anak perempua berwarna
pink/merah jambu.
2. Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS.
3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
- Tulis bulan lahir anak pada kolom umur 0 bulan
- Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan
- Apabila anak tidak diketahui kelahiranya, tanyakan perkiraan umur anak tersebut.
- Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya.
- Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.
11. Apa saja kejadian ikutan pasca imunisasi yang mungkin terjadi ?
12. Panyakit apa saja yang ditandai dengan keterlambatan tumbuh kembang anak ?
Ada beberapa penyakit yang ditandai dengan keterlambatan tumbuh kembang anak,
antara lain:
1) Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya
abnormalitas dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3
tahun, dan anak mempunyai fungsi abnormal dalam 3 bidang yaitu interaksi
sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang.
2) Sindrom Asperger
Sindrom Asperger adalah gangguan perkembangan pervasif, terutama ditandai
oleh gangguan interaksi social, perilaku yang terbatas dan tidak adanya rasa
ingin tahu terhadap lingkungan di sekitarnya.
5) Sindrom Down
Sindrom Down merupakan sindrom genetik yang disebabkan oleh trisomi
kromosom 21 yang menimbulkan gejala-gejala seperti retardasi mental,
dismorfisme wajah, kelainan pada tangan, dan kelainan jantung bawaan.
6) Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi ditandai
oleh inteligensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu
untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan
yang dianggap normal.
7) CP (Cerebral Palsy)
CP adalah suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, karena
suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik di SSP yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya. 7
DAFTAR PUSTAKA
1. Nelsson, Behrmen Kliegman Dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Ed. 15
Vol.2. Jakarta: EGS
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Jadwal Imunisasi IDAI 2014.
3. Cahyono, J.B.S.B.2010.Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia (Idai). 2014. Jadwal Imunisasi Anak 0-14th.
Http://Idai.Or.Id/Public-Article/Klinik/Imunisasi/Jadwal-Imunisasi-Anak-
Idai.Html
5. Abdoerrachman, Dkk. 1985. Imu Kesehatan Anak. Jakarta: Percetakan
INFOMEDIKA JAKARTA
6. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 2010. Peraturan Mentri
Kesehatan Republlik Indonesia Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Bagi Balita. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
7. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak Ed 2. Jakarta: EGC. 2013.