Anda di halaman 1dari 47

KETUBAN PECAH SEBELUM

WAKTUNYA (KPSW) DAN


HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Pembimbing: dr. Robiyanto, Sp.OG.

Imam Godly Alam (1815157)


Priska Christina Kromo (1815120)
Maya Olivia Dharmadi (1815101)
DEFINISI KPSW
Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan sebelum onset persalinan
berlangsung.

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran – KETUBAN PECAH DINI. 2016. p 6


ETIOLOGI
●Perlemahan membran korioamnion fisiologis

●Infeksi intramnion

●Defisiensi nutrisi

●Merokok

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532888/
KLASIFIKASI

● KPD Preterm (Preterm Premature Rupture of Membrane)

○ KPD Preterm → saat umur kehamilan ibu 34 minggu sampai kurang dari 37
minggu.
○ KPD Sangat Preterm → pecah ketuban saat umur kehamilan ibu antara 24
sampai kurang dari 34 minggu .
● KPD pada Kehamilan Aterm (Premature Rupture of Membrane)

○ Pecahnya ketuban sebelum waktunya yang terbukti dengan vaginal pooling,


tes nitrazin (+) pada usia kehamilan >= 37 minggu.

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran – KETUBAN PECAH DINI. 2016. p 6


FAKTOR RISIKO

● Kulit hitam > kulit putih • Trauma


● Sosial ekonomi rendah • BMI rendah
● Merokok selama kehamilan • Inkompetensi cervical
● Pernah mengalami kelahiran • Penyakit jaringan ikat (Leisch-Nyhan)
prematur sebelumnya tanpa • Adanya infeksi
KPSW • Frekuensi pemeriksaan dalam yang sering
● Coitus • Overdistensi rahim

Medina TM, Hill DA, Preterm Premature Rupture of Membranes. Diagnosis and management. P659-664
DIAGNOSIS
Penilaian awal → konfirmasi diagnosis, konfirmasi usia gestasi dan presentasi janin, dan penilaian kesejahteraan
maternal dan fetal.
● Anamnesis
○ Keluar cairan dari vagina
○ Waktu dan volume/kuantitas cairan yang keluar
● Pemeriksaan Fisik
○ Terlihat cairan amnion mengalir dari serviks
● Pemeriksaan Penunjang
○ USG
○ Tes fern
○ Tes nitrazin

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran – KETUBAN PECAH DINI. 2016. p 6


GEJALA KLINIS
● Keluar cairan dari jalan lahir
● Cairan bersifat jernih, alkalis dan bau khas air ketuban

Medina TM, Hill DA, Preterm Premature Rupture of Membranes. Diagnosis and management. P659-664
PENATALAKSANAAN

●Prinsip utama → Mencegah mortalitas dan morbiditas perinatal pada


ibu dan bayi yang dapat meningkat karena infeksi atau akibat kelahiran
preterm pada kehamilan dibawah 37 minggu.

●Terdapat dua manajemen dalam penatalaksanaan KPD, yaitu


manajemen aktif dan konservatif.

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran – KETUBAN PECAH DINI. 2016. p 6


KONSERVATIF
Observasi
(rawat
(rawat inap
inap 22 hari)
hari)

Tanda
Tanda –– tanda
tanda inpartu
inpartu
Tanda
Tanda –– tanda
tanda infeksi
infeksi
• 28-36 minggu
Kesejahteraan
Kesejahteraan janin
janin
• Tidak ada penyulit pada
ibu dan janin Antibiotik
Antibiotik profilaksis
profilaksis (Ampicillin
(Ampicillin 4x500mg
4x500mg atau
atau
Eritromisin
Eritromisin 4x500mg
4x500mg dandan Metronidazole
Metronidazole 2x500mg
2x500mg
selama
selama 3-5
3-5 hari)
hari)
Tokolitik
Tokolitik
Pematangan
Pematangan paru
paru (24-34
(24-34 minggu)
minggu) betametason
betametason 12
12 mg
mg
1dd
1dd (2
(2 hari)
hari) atau
atau
deksametason
deksametason IM
IM 55 mg
mg q6h
q6h (1
(1 hari).
hari).

Parry S, Strauss JF., 3rd Preterm premature rupture of membranes. N Engl J Med. 1998;338:663-670
AKTIF

20-28
Terminasi
minggu infeksi intra
Atau amnion
His (-) → induksi oxytocin
≥ 37 minggu His (+) → nilai kemajuan (6 jam) →
kurang? → oxytocin → gagal → SC

tanda-tanda
gawat janin
Infeksi ?
inpartu
antibiotik dosis tinggi
terminasi kehamilan.

Parry S, Strauss JF., 3rd Preterm premature rupture of membranes. N Engl J Med. 1998;338:663-670
PENCEGAHAN

● Menghindari infeksi
● Menghindari trauma
● Tidak merokok
● Mendapat gizi yang cukup

Parry S, Strauss JF., 3rd Preterm premature rupture of membranes. N Engl J Med. 1998;338:663-670
KOMPLIKASI
● Persalinan premature
● Sindrom deformitas janin
● Prolapsus tali pusat
● Hipoksia dan asfiksia
● Infeksi

American college of Obstetricians and Gynecologists, Premature Rupture of Membranes. Washington DC 1998.
PROGNOSIS
● Jika aterm, semakin cepat menuju ke persalinan
● Umur kehamilan lebih dari 32 minggu → baik selama tidak ada
komplikasi
● Jika terjadi pada trimester ke II → kurang baik
● Berulang pada kehamilan berikutnya sebesar 21-32%

Lee T, Carpenter M, Heber WW, Silver HM. Preterm premature rupture of membranes: risks of reccurent complications in the next pregnancy among a population-based sample of
gravid women. Am J Obstet Gynecol. 2003;188:209-213
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
DEFINISI

• Hipertensi gestasional
Didapatkan tekanan darah ≥ 140 / 90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan tanpa disertai
dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan
• Hipertensi kronik
Hipertensi yang terjadi sebelum kehamilan atau tekanan darah > 140/90 mmHg sebelum usia kehamilan
20 minggu dan tidak kembali normal setelah 12 minggu pasca persalinan.

Sumber : Obstetri Patologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi 3


DEFINISI

• Preeklamsia superimposed (pada hipertensi kronis) ditandai dengan (1) proteinuria onset baru (≥300 mg/24 jam) pada

wanita dengan hipertensi tetapi tidak ada proteinuria sebelum usia kehamilan 20 minggu dan (2) peningkatan mendadak

proteinuria atau tekanan darah, atau jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3, pada wanita dengan hipertensi dan

proteinuria sebelum usia kehamilan 20 minggu.

• Preeklampsi
Tekanan darah ≥ 140 / 90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg / 24 jam
atau dipstick ≥ 1+

• Eklampsi
Kejang-kejang pada pre eklampsi disertai koma

Sumber : Pedoman diagnosis dan terapi obstetri dan ginekologi RS DR. Hasan
Sadikin
Sumber : Williams Obstetrics 25th editions
FAKTOR RISIKO

Secara pribadi: Secara medis:

• Kehamilan pertama • Hipertensi kronis


• Pasangan baru/paternity • Diabetes (tipe 1 atau tipe 2), terutama
dengan penyakit mikrovaskuler
• Usia <18 tahun atau >35 tahun
• Penyakit ginjal
• Riwayat preeklamsia • Lupus eritematosus sistemik
• Riwayat keluarga preeklamsia • Obesitas
• Ras kulit hitam • Trombofilia
• Obesitas • Riwayat migrain

Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/261435-overview#a4
GEJALA KLINIK

Preeklamsi Berat
Preeklamsi Ringan
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20
minggu
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
kehamilan > 20 minggu
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau jam
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil • Atau disertai keterlibatan organ lain:
>300 mg/24 jam  Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
 Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
 Sakit kepala , skotoma penglihatan
 Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
Sumber : Permenkes No. 5 Tahun 2014
 Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
 Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan lab: • USG


 Hematologi lengkap: Hb, Ht, Leukosit, • Kardiotokografi (KTG)
Trombosit
• Konsultasi: Spesialis Saraf, Mata, IPD
 Urin lengkap
 Asam urat darah
 Fungsi hati
 Fungsi ginjal
 Golongan darah
 Profil Koagulasi (PT, APTT, Fibrinogen)

Sumber : Pedoman diagnosis dan terapi obstetri dan ginekologi RS DR. Hasan
Sadikin
PENATALAKSANAAN

(PNPK PREEKLAMPSIA 2016)


• Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia tanpa
gejala berat dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan evaluasi
maternal dan janin yang lebih ketat
• Perawatan poliklinis secara ketat dapat dilakukan pada kasus preeklampsia
tanpa gejala berat
• Evaluasi ketat yang dilakukan adalah:
• Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien
• Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara poliklinis
• Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu
• Evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala (dianjurkan 2 kali
dalam seminggu)
• Evaluasi proteinuria atau protein urin setiap 2 hari
• Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia
berat dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu dengan syarat
kondisi ibu dan janin stabil.
• Manajemen ekspektatif pada preeklampsia berat juga
direkomendasikan untuk melakukan perawatan di fasilitas kesehatan
yang adekuat dengan tersedia perawatan intensif bagi maternal dan
neonatal
• Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif preekklamsia
berat, pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu
pematangan paru janin
• Pasien dengan preeklampsia berat direkomendasikan untuk
melakukan rawat inap selama melakukan perawatan ekspektatif
Magnesium Sulfat
• Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama
eklampsia
• MgSO4 direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklampsia pada
pasien preeklampsia berat
• Dosis penuh baik intravena maupun intramuskuler magnesium sulfat
direkomendasikan sebagai prevensi dan terapi eklampsia
• Pemberian magnesium sulfat tidak direkomendasikan untuk diberikan
secara rutin ke seluruh pasien preeklampsia, jika tidak didapatkan gejala
pemberatan (preeklampsia tanpa gejala berat)
Syarat pemberian MgSO4 :
1. Harus tersedia antidotum, yaitum kalsium glukonas 10% (1gr dalam 10cc)
diberikan IV dalam waktu 3-5menit
2. Refleks patella (+) kuat
3. Frekuensi pernapasan ≥ 16x/menit
4. Produksi urin ≥ 30cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5cc/kgBB/jam)

MgSO4 dihentikan bila :


5. Depresi pernapasan
6. Refleks patella (-)
7. Dalam 6 jam pascasalin sudah terjadi perbaikan tekanan darah (normotensif)
8. Setelah 24 jam pasca salinn
Cara pemberian :
• Dosis Awal
• 4 gram (10cc) MgSO4 40% dilarutkan dalam cairan NaCl 0,9% 100cc habis
dalam 10-15 menit
• 6 gram sisanya (15cc) MgSO4 40% dilarutkan dalam RL dan NaCl 0,9% 500cc
untuk 20gtt/menit (6jam)

• Dosis Maintanance
• 10 gram (25cc) MgSO4 40% dilarutkan dalamRL atau NaCl 0,9% 500cc untuk
24jam
Antihipertensi
• Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi
berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
• Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik
< 110 mmHg
• Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short
acting, hidralazine dan labetalol parenteral
• Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin,
metildopa, labetalol
• Indikasi utama pemberian obat antihipertensi pada kehamilan adalah untuk
keselamatanibu dalam mencegah penyakit serebrovaskuler.
• Antihipertensi
• Nifedipine PO, tidak boleh SL
• Nikardipin bila TD ≥ 180/110 mmHg atau hipertensi emergensi dengan dosis 1
ampul 10 mg dalam larutan 50 cc per jam atau 2 ampul 10 mg dalam larutan
100 cc
• Tidak boleh menggunakan RL atau bikarbonat natrikus
• Metildopa 2x250-500 mg PO
Pencegahan
Pencegahan Primer
1. Perlu dilakukan skrining risiko terjadinya preeklampsia untuk setiap
wanita hamil sejak awal kehamilannya
2. Pemeriksaan skrining preeklampsia selain menggunakan riwayat medis
pasien seperti penggunaan biomarker dan USG Doppler Velocimetry
masih belum dapat direkomendasikan secara rutin, sampai metode
skrining tersebut terbukti meningkatkan luaran kehamilan
Pencegahan Sekunder
1. Istirahat
2. Restriksi Garam
3. Penggunaan aspirin dosis rendah (75mg/hari) direkomendasikan
untuk prevensi preeklampsia pada wanita dengan risiko tinggi
4. Suplementasi kalsium minimal 1 g/hari direkomendasikan
terutama pada wanita dengan asupan kalsium yang rendah
5. Suplementasi antioksidan
KOMPLIKASI

Ibu: Janin:

• HELLP syndrome • Solutio placenta


• Kehamilan premature
• Stroke
• IUFD
• Edema pulmonal, gangguan fungsi
ginjal dan hepar, kardiomiopati • IUGR

• Disseminated intravascular
coagulation
EKLAMPSIA
DEFINISI

Onset baru aktivitas kejang grand mal atau koma yang tidak dapat
dijelaskan selama kehamilan atau post partum pada wanita dengan gejala
dan tanda preeklampsia.
Bermanifestasi sebagai 1 kejang atau lebih dengan setiap kejang umumnya
berlangsung selama 60-75 detik.
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

Etiologi eklampsi belum diketahui dengan jelas, namun memiliki


beberapa predisposisi berupa :

1. Primigravida : Terpajan vili khorialis pertama kali


2. Multigravida, mola hidatidosa : Terpajan vili khorialis secara
berlebihan
3. Invasi trofoblas abnormal pada pembuluh darah uterina
4. Intoleransi imunologi antara maternal dan jaringan fetoplasenta
5. Maladaptasi kardiovaskular maternal atau perubahan inflamasi
pada kehamilan normal
6. Defisiensi nutrisi : antioksidan, kalsium, protein.
7. Faktor Endotel : Ketidakseimbangan vasokontriktor dan
vasodilator.
KLASIFIKASI
Menurut waktu terjadinya, eklamsia dapat dibedakan atas :

1. Eklampsia antepartum
2. Eklampsia intrapartum
3. Eklampsia pasca salin : segera (24 jam-7hari pasca salin) atau lambat (>7hari pasca salin).

Serangan kejang dapat dibagi ke dalam 4 tingkat :

4. Tingkat invasi (permulaan) : mata terpaku, kepala dipalingkan ke 1 sisi, muka memperlihatkan kejang
halus. Berlangsung beberapa detik.
5. Tingkat kontraksi (kejang tonis: : seluruh badan kaku, kadang terjadi epistotonus. Lamanya 15-20 detik.
6. Tingkat Konvulsi (tingkat kejang klonis) : kejang hilang timbul, rahang membuka dan menutup begitu
pula mata, otot wajah dan badan berkontraksi dan berelaksasi berulang. Berlangsung selama 60 detik.
7. Tingkat koma : periode tidak sadar, lamanya dari beberapa menit-jam.
8. Tingkat hiperventilasi : terjadi setelah kejang tonik klonik.
DIAGNOSIS BANDING

1. Eklampsia
2. Uremia
3. Keracunan
4. Epilepsi
5. Histeria
6. Infeksi otak : meningitis, ensefalitis
7. Tumor otak
8. Pecah aneurisma otak
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Hematologi Rutin
● Tes kehamilan urin (Test Pack)
● Urinalisis Rutin
● Fungsi ginjal (Kadar Ureum dan Kreatinin)
● Fungsi hepar (SGOT dan SGPT)
● Ultrasonografi
● Kardiotokografi
● Faktor koagulasi darah (PT, aPTT, fibrinogen, D-dimer)
● Elektrolit serum
● Radiologi : CT-Scan atau MRI bila terdapat riwayat infeksi otak
PENATALAKSANAAN

1. Pencegahan : menemukan kasus pre eklampsia sedini mungkin dan mengobatinya secara adekuat. Tindakan yang
dapat dilakukan :
● Identifikasi faktor risiko
● Identifikasi gejala awal hipertensi dan proteinuria
● Rujukan yang tepat
● Rawat inap
● Pengobatan medisinal
● Pengobatan obstetrik untuk mengakhiri kehamilan.

1. Pengobatan

Tujuan :

● Mencegah kejang berulang : mencegah hipoksia dan asidosis metabolik/respiratorius.


● Menurunkan/mengendalikan tekanan darah
● Mengatasi hemokonsentrasi dan memperbaiki diuresis
PENATALAKSANAAN

3. Pengobatan

● Anti Konvulsan
- Dosis awal : 4 g MgSo4 (10 cc MgSO4 40% dilarutkan dalam 100 cc NaCl, berikan selama 15-20 menit)
- Dosis Rumatan : 10 g MgSo4 (25 cc MgSO4 40% dalam 500 cc cairan Ringer laktat, berikan 20-30
gtt/menit)
- Observasi Input dan Output cairan, Frekuensi nafas dan refleks patella, siapkan Ca glukonas 10% bila terjadi
intoksikasi MgSO4.

● Perawatan saat kejang


- Pindahkan ke ruang isolasi, observasi kesadaran pasien (dengan GCS).
- Fiksasi badan dan pasang spatel lidah -> memastikan airway tetap terbuka. Bila perlu lakukan head tilt dan
chin lift. Bila ada obstruksi jalan nafas-> pasang oropharyngeal airway
- Oksigen 2-3 liter/menit -> memastikan oksigenasi pasien baik.

● Pengobatan Suportif
- Anti Hipertensi : Dopamet 4x500 mg PO, Nifedipin 10 mg 2x1 tab PO
- Antibiotik, antipiretik, analgetik (atas indikasi)
PENATALAKSANAAN

4. Pengelolaan Obstetrik
- Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri tanpa memandang usia
kehamilan dan keadaan janin.
- Waktu pengakhiran kehamilan ditetapkan bila hemodinamika dan
metabolisme ibu sudah pulih/stabil, yakni 4-8 jam setelah salah satu atau
lebih keadaan berikut :
1. Setelah pemberian obat anti kejang berakhir
2. Setelah kejang terakhir
3. Setelah pemberian obat antihipertensi terakhir
4. Pasien mulai sadar (responsif).
PROGNOSIS

Prognosis bergantung dari ketepatan penatalaksanaan


kejang untuk memperbaiki keadaan ibu dan janin.

Anda mungkin juga menyukai