Anda di halaman 1dari 114

KONTRASEPSI

Pembimbing : Dr.dr.Roni Rowawi, Sp.OG(K)-FER

Oleh :
Imam Godly Alam 1815157
Maya Olivia 1815101
Priska Christina 1815120
Metode Kontrasepsi Hormonal
pendahuluan
● Metode kontrasepsi hormonal merupakan alat atau obat kontrasepsi
yang bahan bakunya mengandung sejumlah hormon kelamin wanita
(estrogen dan progresteron)
● Alat kontrasepsi hormonal dibagi menjadi suntik, pil, dan implan
Pil kombinasi
●Pil kombinasi terdiri dari komponen esterogen dan progestrin.
●Komponen esterogen → derivat estrogen (Ethinyl estradiol, estradiol valerate)
●Komponen progestin → Progestin (dienogest, drospirenon)
● Pil KB kombinasi bekerja dengan cara menghentikan proses pelepasan sel telur (ovum) oleh saat
indung telur (ovarium) atau proses ovulasi.
● Obat ini juga bekerja dengan cara mengentalkan lendir di leher rahim (serviks) sehingga sperma
sulit mencapai telur, sekaligus menipiskan dinding rahim agar sel telur yang telah dibuahi tidak
dapat bertumbuh.
Ada 4 jenis pil KB kombinasi :
● Pil KB monofasik, mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan kadar yang konstan
atau sama pada setiap pil aktifnya.
● Pil KB bifasik, mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron. Estrogen pada setiap pil
aktif dalam 1 siklus tetap konstan, sedangkan kadar progesteron pada pil aktif akan meningkat
setelah setengah siklus.
● Pil KB trifasik, mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dosisnya berubah sebanyak 3
kali dalam 1 siklus. Perubahan kadar hormon akan terjadi setiap 7 hari.
● Pil KB tetrafasik, mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dosisnya berubah sebanyak
4 kali dalam 1 siklus.
Ada beberapa jenis Pil KB kombinasi yang tersedia, yaitu produk yang berisi 21 pil aktif, 21 pil aktif + 7 pil plasebo, dan 84
pil aktif + 7 pil plasebo. Pil KB kombinasi biasanya dikonsumsi 1 kali sehari. Konsumsi obat sesuai petunjuk yang tertera
pada kemasan.

● Pil KB monofasik
○ Ethinylestradiol + Levonorgestrel
Merek dagang: KB Andalan, Cyclogynon, Pil KB 1 Kombinasi, Sydnaginon, Pilkab, Planotab, Mikrodiol 30 KB
Lingkaran Emas, Novadiol 28, Microgynon
○ Ethinylestradiol + Drospirenone
Merek dagang: Yasmin, Yaz, Synfonia 24
○ Ethinylestradiol + Desogestrel
Merek dagang: Mercilon 28, Marvelon 28
○ Ethinylestradiol + Cyproterone acetate
Merek dagang: Diane 35, Celicor, Neynna, Elzsa
● Pil KB trifasik
○ Ethinylestradiol + levonorgestrel
Merek dagang: Trinordiol 28
● Pil KB tetrafasik
○ Dienogest + estradiol valerate
Merek dagang: Qlaira
Cara menggunakan
Dapat dimulai langsung pada hari yang
sama (quick start), pada hari pertama
menstruasi, atau pada hari minggu
pertama setelah menstruasi.
Diminum 1 pil setiap hari dan disarankan
diminum pada waktu yang sama.
indikasi
● >21 hari pasca persalinan tanpa laktasi
● Pasca keguguran
● Pasca kehamilan ektopik
kontraindikasi
Absolut Relatif

● Tromboflebitis, gangguan tromboemboli, penyakit pembuluh ● Sakit kepala migrain tanpa aura
darah otak, oklusi koroner ● Hipertensi terkontrol
● Gangguan fungsi hati atau kanker hati ● Diabetes gestasional
● Riwayat penyakit jantung koroner atau penyakit ● Diabetes mellitus
serebrovaskular ● Gangguan kejang
● Sakit kepala migrain dengan aura ● Ikterus obstruktif pada kehamilan
● Diabetes mellitus dengan penyakit pembuluh darah ● Sickle cell disease or sickle C disease
● Kanker payudara diketahui atau diduga ● Penyakit kandung empedu
● Pendarahan vagina abnormal yang tidak terdiagnosis ● Prolaps katup mitral
● Diketahui / diduga hamil ● Systemic Lupus Erythematosus
● Perokok usia > 35 tahun ● Hiperlipidemia
● Hiperkolesterolemia berat / hipertrigliseridemia. ● Merokok < 35 tahun
● Hipertensi yang tidak terkontrol ● Penyakit hepar
● Menyusui dan < 21 hari pascapersalinan
● Operasi dengan non-mobilitas yang berkepanjangan
● Riwayat kardiomiopati peripartum
Efek samping
● mual/muntah
● sakit kepala
● nyeri payudara
● Retensi cairan -> efek estrogen
● berat badan bertambah -> akibat retensi cairan dan nafsu makan meningkat
● trombosis -> estrogen menyebabkan penggumpalan lebih gampang
● perubahan libido dan mood
● Kloasma
● hipertensi
● gangguan fungsi hati
● perdarahan haid berkurang
● Perdarahan vagina/flek diluar siklus
● Kanker payudara dan serviks dalam penggunaan lama
Keuntungan : Kerugian :

● Tidak mengganggu hubungan seksual ● Jerawat


● Fertilitas kembali setelah penggunaan ● Kelupaan minum obat
dihentikan ● Risiko perdarahan pada wanita
● Perdarahan minimal merokok
● Sangat efektif ● Tidak mencegah IMS
● Haid teratur ● Hambat produksi ASI
Progestin Mini-Pil
● Mini pil mengandung dosis kecil agen progestational dan harus diminum setiap hari secara
berkelanjutan.
● Mekanisme kerjanya adalah jumlah kecil progestin dalam sirkulasi (25% dari kandungan kombinasi
kontrasepsi oral) akan menekan gonadotropin namun tidak secara konsisten - > sehingga pada
endometrium tidak terjadi implantasi, dan lendir serviks mengental juga tidak dapat ditembus.
Minipill yang tersedia di seluruh dunia:
1.Micronor, Nor-QD, Noriday, Norod → 0.35 mg norethindrone
2.Microval, Noregeston, Microlut → 0.03 mg levonorgestrel
3.Ovrette, Neogest → 0.075 mg norgestrel (= 0.0375 mg levonorgestrel)
4.Exluton → 0.5 mg lynestrenol (Cocok untuk ibu menyusui)
5.Femulen→ 0.5 mg ethynodiol diacetate
6.Cerazette → 0.075 mg desogestrel → mahal- mengandung derivat progresteron
Indikasi
● Wanita menyusui
● Tidak boleh mengonsumsi estrogen (CVD, Diabetes dengan penyakit
vaskular, SLE)
● Pasca melahirkan/abortus
● perokok
Kontraindikasi
● Kanker payudara
● jaundice dan penyakit hepar
● pasien yang mengonsumsi obat yang dapat meningkatkan metabolisme hepar, seperti:
Carbamazepine, Felbamate, Lamotrigine, Nevirapine, Oxcarbazepine, Phenobarbital,
Phenytoin, Primidone, Rifabutin, Rifampicin, St. John’s wort, Topiramate Vigabatri; Possibly:
valproic acid, ethosuximide, griseofulvin, and troglitazone
● Pendarahan vagina abnormal yang tidak terdiagnosis
Cara menggunakan
● Dimulai pada hari pertama menstruasi ataupun segera setelah melahirkan/aborsi.
● Minum 1 pil setiap hari pada waktu yang bersamaan (perubahan lendir serviks membutuhkan
waktu 2-4 jam dan impermeabilitas berkurang 22 jam setelah pemberian, dan pada 24 jam dapat
terjadi beberapa penetrasi sperma). Disarankan dikonsumsi tengah hari.
● Jika lupa minum 1 pil, segera minum pil tersebut pada waktu ingat, sehingga minum 2 tablet untuk
hari itu. Jika > 3 jam terlambat minum pil, kontrasepsi cadangan harus digunakan selama 48 jam.
● Jika lupa 2 pil/lebih berturut-turut, minum 2 pil untuk 2 hari, dan segera pakai kontrasepsi
cadangan. Jika tidak ada perdarahan menstruasi dalam 4-6 minggu → tes kehamilan
Keuntungan : Kerugian :

● Efektif (tingkat kegagalan 1,1 - 9,6/100 ● Irregular menstrual


wanita pada tahun pertama bleeding/metroragia
penggunaan) ● Jerawat
● Tidak mengganggu hubungan seksual ● Kelupaan sehingga kegagalan menjadi
● Fertilitas kembali setelah penggunaan besar
dihentikan ● Risiko kehamilan ektopik, namun lebih
● Tidak mengganggu produksi ASI rendah dibandingkan tidak
● Pilihan jika kontraindikasi estrogen menggunakan minipil.
● Tidak mencegah IMS
KB suntik
● Kontrasepsi suntik adalah obat yang diberikan dengan cara menyuntikan hormon secara
intramuscular. Penyuntikan tersebut diberikan pada musculus gluteus atau musculus deltoideus.
● Kandungan → Medoxyprogesterone acetate/MDPA (3 bulan), norethindrone enanthate (2 bulan),
Lunelle (MDPA + estradiol cypionate; 1 bulan), Mesigyna (norethindrone enanthate + estradiol
valerate; 1 bulan)
● Pemberian dapat diberikan saat menstruasi dan setelah melahirkan.
● Mekanisme Kerja MDPA
○ Menghambat/blok LH surge → ovulasi tidak terjadi
○ FSH TIDAK dihambat → perkembangan folikel tetap berjalan → estrogen tetap dihasilkan →
tidak menimbulkan gejala defisiensi estrogen
○ Penebalan mukus cervix
○ Pembengkakan & fase sekretorik endometrium
Cara menggunakan
● Injeksi dapat melalui IM dan SC (kadar MDPA dalam darah 30% lebih rendah pada injeksi SC,
tetapi efikasi tidak terganggu)
● MDPA (150 mg) secara IM (gluteal/deltoid) setiap 3 bulan
● Norethindrone enanthate (200 mg) secara IM setiap 2 bulan
● Suntik 1 bulan:
○ Lunelle (25 mg MDPA + 5 mg estradiol cypionate) secara IM → jangan >33 hari
○ Mesigyna (50 mg norethindrone enanthate + 5 mg estradiol valerate) secara IM
● Injeksi pertama: sebaiknya dalam 5 hari pertama siklus menstruasi.
● Bila telat reinjeksi >4 minggu → tes kehamilan → reinjeksi bila hasil tes (-) & sarankan untuk
menggunakan backup contraception (7 hari)
Indikasi
● Jarak antar kelahiran anak minimal 1 tahun.
● Menyusui
● Bila pasangan menginginkan kontrasepsi jk. panjang yang efektif, digunakan secara pribadi, & tidak
mengganggu coitus
● Sickle-cell disease
● Seizure disorder
Kontraindikasi
● Absolut: kehamilan, perdarahan pervaginam yang tidak dapat dijelaskan, severe coagulation
disorders, prev. sex steroid - induced liver adenoma
● Relatif: penyakit liver, kardiovaskuler, ingin kembali fertil dalam waktu singkat, kesulitan dalam
injeksi, depresi berat
Keuntungan MDPA (3 bulan) : Kerugian MDPA (3 bulan) :

● Efektif (1 kehamilan/100 wanita setelah ● Irregular menstrual bleeding (70% pada


penggunaan konsisten selama 5 tahun) tahun pertama)
● Relatif aman, tidak ada efek samping serius. ● Nyeri pada payudara
● Mudah dan tidak mengganggu hubungan ● Penambahan BB
seksual. ● Depresi, ansietas
● Bebas dari efek estrogen. ● Lain-lain: nyeri kepala, pusing, nyeri
● Dapat digunakan secara pribadi.
abdomen, reaksi anafilaksis
● Meningkatkan laktasi. ● Konsepsi → delay 9 bulan setelah injeksi
● Menurunkan risiko ca endometrium &
terakhir
ovarium
Keuntungan suntik kombinasi (1 bulan) : Kerugian suntik kombinasi (1 bulan) :

● Menghindari efek irregular menstrual ● Lebih repot karena jadwal injeksi setiap
bleeding, heavy bleeding, dan amenore. bulan. (Tetapi sekarang ini ada automatic
● Kesuburan dapat kembali rata-rata dalam device u/ self administration)
1 bulan setelah pemakaian dihentikan. ● Dapat menghambat laktasi.
● Kombinasi dengan norethindrone
enanthate -> menurunkan bleeding
problems.
Kb implan
● Salah satu kontrasepsi jangka panjang adalah implan. Untuk era ini, norplant, Nexplanon, dan
Implanon merupakan salah satu implan yang banyak dipakai di seluruh dunia.
● Implan adalah metode kontrasepsi yang dipakai dilengan atas berbentuk silastik (lentur). Berukuran
sebesar batang korek api yang ditanam dibawah antara kulit dan daging (otot) sehingga terlihat dari
luar menonjol dan dapat diraba.
● Nexplanon dan implanon mengandung etonogestrel.
● Norplant adalah suatu alat yang memiliki cara pelepasan hormon yang berkelanjutan menggunakan
tabung silastik yang dapat ditembus oleh molekul steroid untuk menyediakan progestin yang stabil
yang dapat digunakan selama bertahun-tahun.
Macam-macam implan
● Norplant : 6 kapsul, uk. 34 mm dengan diameter 2,4 mm, mengandung levonogestrel kristal 36
mg/batang (total 6 kapsul 216 mg levonogestrel). Dilapisi medical-grade silastic
(polydimethylsiloxane) tube. Stabil dan tidak berubah dari pengamatan setelah 9 tahun penggunaan
● Jadelle : 2 tabung. dilapisi silastic tube, batang tipis dan fleksibel, uk. 43 mm dan diameter 2,5 mm,
mengandung 75 mg levonorgestrel/batang dengan total kandungan 150 mg (66 mg lebih sedikit
dibanding norplant). Batang jadelle merupakan gabungan levonorgestrel dan polimer elastis
(dimetilsiloxane/methylvinylsiloxane).
● Implanon merupakan batang fleksibel tunggal, uk. 4 mm dan diameter 2 mm, mengandung 68 mg 3-
keto desogestrel (etonogestrel, metaolit aktif desogrestrel) dan barium sulfat 15 mg (radiopasitas)
yang tersebar dalam inti etilen vinil asetat. Hormon dilepaskan pada initial rate sekitar 67
mikrogram/hari menurun hingga 30 mikrogram setelah 2 tahun. Efek samping mirip dengan norplant
dan jadelle, kecuali perdarahan sedikit dan meningkatkan kejadian amenorea.
Mekanisme kerja
● Progestin menekan hipotalamus dan hipofisis -> produksi LH ditekan ->
ovulasi tidak terjadi.
● Akibat dari progestin terjadi pengentalan lendir sehingga menghalangi
penetrasi sperma.
● Progestin juga menghambat maturasi dari endometrium sehingga atrofi.
Efek samping
● gangguan siklus haid
● ekspulsi implan
● perubahan berat badan
● jerawat
● rasa nyeri (perih, nyeri payudara)
● pusing (sakit kepala)
● Hiperpigmentasi di daerah implat
● Hirsutisme
● Depresi
● Perubahan mood (cemas, gugup)
● Kista ovarium
● galatorrhea
Pemasangan implant
Pemasangan dilakukan saat:
● Kapan saja selama 5 hari pertama siklus menstruasi jika tidak menggunakan kontrasepsi
hormonal
● Interval bebas hormon jika menggunakan kontrasepsi hormonal
● Pada penggunaan kontrasepsi progestin, pemasangan dilakukan pada hari penjadwalan
injeksi progestin selanjutnya / implan atau IUD dilepas. Pada penggunaan KOP (Kontrasepsi
Oral Progesteron) pemasangan dapat dilakukan kapan saja
● Kapan saja antara 5 hari setelah aborsi atau < 4 minggu pasca persalinan pada wanita tidak
menyusui
● < 4 bulan pasca persalinan m pada wanita menyusui. Implan dapat dipasang langsung pasca
persalinan
Insersi dilakukan dengan anestesi lokal. Prosedur dilakukan selama 5-10
menit untuk sistem 6 implan dan 2-3 menit untuk single implan.
● Posisi pasien terlentang dengan lengan terbuka dan lengan atas
membentuk sudut 90 derajat dan memutar lengan ke arah keluar.
● Insersi dilakukan pada lipatan antara bisep dan trisep.
● suntikan anestesi 1% lidocaine menggunakan jarum 25 g subkutan.
Indikasi
● Ingin menunda kehamilan berikutnya setidaknya 2-3 tahun
● Menginginkan metode kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif
● Mengalami efek samping terkait estrogen yang serius / minor akibat penggunaan kontrasepsi
estrogen-progestin
● Memiliki kesulitan untuk mengingat minum pil setiap hari, memiliki kontraindikasi / kesulitan
dalam penggunaan IUD, atau menginginkan metode kontrasepsi yang tidak terkait coitus
● Belum siap untuk melakukan sterilisasi permanen
● Memiliki riwayat anemia dengan perdarahan menstruasi yang hebat
● Berencana untuk menyusui selama satu atau dua tahun
● Memiliki penyakit kronis, dimana kesehatan akan terancam dengan adanya kehamilan
Cont.. pada wanita dengan penyakit/kondisi
● Perokok berat (≥ 15 / hari) pada wanita yang berusia > 35 tahun
● Riwayat kehamilan ektopik
● Diabetes mellitus.
● Hiperkolesterolemia
● Hipertensi
● Riwayat penyakit kardiovaskular, termasuk infark miokard, cerebral vascular
accident, penyakit arteri koroner, angina, atau riw. tromboemboli
● Pasien dengan katup jantung buatan
● Penyakit kandung empedu
● Penyakit kronis, seperti pasien imunokompromais
kontraindikasi
● Tromboflebitis aktif atau penyakit ● Jerawat parah
tromboemboli ● Sakit kepala vaskular atau migrain
● Perdarahan genital yang tidak yang parah
terdiagnosis ● Depresi berat
● Penyakit hati akut ● Penggunaan obat yang menginduksi
● Tumor hati jinak atau ganas enzim hati mikrosomal secara
● Diketahui atau diduga kanker bersamaan dengan penggunaan
payudara implan : carbamazepim, felbamate,
griseofulvin, lamotrigine, nevirapin,
oxcarbamazepin, fenobarbital,
fenitoin, rifabutin,
rifampisin,topiramate, vigabatrin, dll.
Keuntungan implan : Kerugian implan :

● Efektivitas tinggi ● Membutuhkan tenaga terlatih untuk


● Pengembalian kesuburan cepat setelah pemasangan dan pelepasan
pencabutan ● Terlihat dibawah kulit
● Dapat digunakan wanita dengan ● Tidak mencegah infeksi menular seksual
kontraindikasi pemakaian kontrasepsi ● Biaya lebih tinggi dibandingkan kontrasepsi
mengandung estrogen oral
● Tidak mengganggu ASI ● Perdarahan tidak teratur
● Mengurangi nyeri yang berkaitan dengan ● Efek samping: sakit kepala, acne, perubahan
endometriosis berat badan, mastalgia, hiperpigmentasi di
● Tidak berhubungan dengan perubahan sekitar tempat implan, hirsutism, depresi,
metabolisme lipid atau karbohidrat, koagulasi, perubahan mood, ansientas, kista ovarium,
fungsi hepar atau ginjal, atau kadar galactorrhea
immunoglobulin
Hormon-Releasing IUD
● IUD (intra-uterine device) : merupakan alat kontrasepsi yang ditanam dalam rahim
● Ada berbagai macam IUD seperti unmedicated IUD, copper IUD, dan hormon-releasing IUD,
dan IUD lainnya.
● Hormon-releasing IUD Membantu respon endometrium terhadap benda asing →
Endometrium mengalami proses desidualisasi dengan atrofi glandula → inhibisi implantasi +
inhibisi kapasitasi, penetrasi, dan daya hidup sperma.
● IUD hormonal yang ada di Indonesia ialah Progestasert IUD (melepaskan progesteron) yang
hanya efektif untuk 1 tahun dan Levonorgestrel IUS dapat bertahan 7 hingga 10 tahun.
Indikasi
● Mencegah kehamilan untuk jangka waktu yang lama
● Untuk yang sering kelupaan minum pil
● Untuk ibu menyusui
● Setelah melahirkan maupun abortus.
kontraindikasi
● Diketahui atau dicurigai hamil
● Terdapat perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
● Sedang atau punya riwayat PID
● Mengalami duh bernanah (pus-like discharge)
● Memiliki rongga uterus yang tidak normal
● Dengan penyakit trofoblastik ganas
● Diketahui menderita TBC pelvis
● Memiliki kanker saluran reproduksi
● Memiliki infeksi saluran genital aktif (vaginitis, cervicitis)
Cara pemasangan
● Memberikan inform consent kepada pasien dengan jelas (pastikan tes hamil negatif)
● Pasien berbaring posisi litotomi (sebelumnya kosongkan VU)
● Lakukan pemeriksaan bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi uterus, dan
menyingkirkan adanya infeksi dan keganasan bagian sekitar
● Memasukkan spekulum vagina, serviks dibersihkan dengan chlorhexidine atau povidone-
iodine
Yang dilakukan post-intervensi
● Minta pasien untuk merasakan benang IUD yang baru saja terpasang
● Palpasi setiap bulan oleh pasien untuk memastikan adanya IUD setelah
setiap aliran menstruasi.
● Edukasi pasien mengenai efek menstruasi akan lebih banyak pada 2
menstruasi pertama setelah pemasangan
● Follow-up 1 minggu pasca pemasangan dan 1 bulan selanjutnya.
Pelepasan IUD
● Pemeriksaan bimanual dilakukan untuk menentukan posisi, ukuran, dan
bentuk uterus serta menyingkirkan adanya infeksi maupun keganasan di
bagian sekitar.
● Pasang spekulum vagina dan desinfeksi endoserviks dan dinding vagina
● Identifikasi benang IUD kemudia jepit dengan ring forcep dan tarik keluar.
● Lepaskan spekulum dan desinfeksi vagina
Waktu pemakaian IUD
● Dipasang sesudah persalinan (pervaginam atau perabdominal)
● Pasca abortus spontan dan yang induksi
● Ketika menstruasi
keuntungan
Keuntungan IUD hormonal : ● Terapi untuk endometriosis dan nyeri yang
berhubungan dengan endometriosis
● Mengurangi menorrhagia dan ● Supresi endometriosis
memperbaiki anemia ● Proteksi terhadap hiperplasia endometrial
● Terapi untuk dysmenorrhea primer
dan polip yang berkaitan dengan terapi
● Mengurangi prevalensi mioma uteri
estrogen postmenopausal
● Mengurangi volume uterus dan nyeri pada ● Mencegah kehamilan ektopik
adenomiosis ● Mengurangi risiko keganasan
● Mengurangi volume perdarahan pada
endometrium.
perempuan dengan gangguan koagulasi
dan hemostasis
● Proteksi terhadap PID
kerugian
● Insersi IUD ke dalam rahim dapat menimbulkan infeksi
● Dapat menyebabkan oligomenorrhea dan amenorrhea
● Dapat menyebabkan vaginal discharge
● Dapat menyebabkan reaksi androgen (jerawat dan hirsutism) pada levonorgestrel IUS
● Dapat terjadi ekspulsi pada tahun pertama pemakaian
● Pelepasan IUD tidak bisa dilakukan sendiri
● Dapat terjadi perdarahan abnormal dan nyeri setelah pelepasan IUD
Metode Kontrasepsi Non-
Hormonal
Definisi
Kontrasepsi Non Hormonal adalah jenis kontrasepsi yang tidak mengandung
hormon, baik estrogen maupun progesteron.
Jenis Kontrasepsi Non Hormonal
● Alamiah
○ Senggama Terputus
○ MAL (metode Amenore Laktasi)
○ Pantang Berkala
○ Metode Suhu Basal
● Barrier
○ Kondom
○ Spermisida
○ Diafragma vagina
○ Cervical Cap
○ Contraceptive Sponge
● AKDR-Cu
Alamiah
Senggama Terputus
● Mekanisme Kerja : mengeluarkan penis dari vagina sebelum terjadi
ejakulasi → sperma tidak masuk ke dalam vagina → tida ada pertemuan
soerma dengan ovum → tidak terjadi kehamilan
Senggama Terputus
Indikasi: Kontraindikasi:

● Apabila sudah dirasakan akan ● Ejakulasi dini


ejakulasi, segera mengeluarkan ● Sulit melakukan senggama
sperma di luar vagina terputus
● Tidak dilakukan saat masa ● Kelainan fisik/psikologis pada
subur pasangan laki-laki
● Sulit bekerja sama
Senggama Terputus
Keuntungan: Kerugian:

● TIdak ada efek samping ● Angka kegagalan tinggi


● Tidak mengganggu ASI ● Efektifitas sangat bergantung
● Dapat digunakan setiap waktu dari kesediaan pasangan
● Meningkatkan keterlibatan ● Memutuskan kenikmatan
pasangan laki-laki dalam KB dalam berhubungan seksual
MAL (Metode Amenore Laktasi)
● Mekanisme Kerja : Menyusui → meningkatkan prolaktin, menurunkan
kadar estrogen → penekanan ovulasi
MAL (Metode Amenore Laktasi)
Indikasi: Kontraindikasi:

● Ibu menyusui eksklusif (>8x ● Sudah kembali hais


sehari) ● Tidak menyusui secara
● Usia bayi < 6 bulan eksklusif
● Belum mendapat haid pasca ● Usia bayi > 6 bulan
salin ● Ibu bekerja (berpisah dari bayi
> 6 jam/ hari → tidak dapat
menyusui)
MAL (Metode Amenore Laktasi)
Keuntungan: Kerugian:

● Efektifitas meningkat pada 6 ● Efektifitas tinggi hanya sampai


bulan pasca salin kembalinya haid atau sampai 6
● Tidak mengganggu senggama bulan
● Tidak perlu pengawasan medis ● Tidak melindungi dari IMS
● Tidak perlu obat
● TIdak mengganggu ASI
Pantang Berkala
● Senggama yang dihindari pada masa subur.
● Mekanisme Kerja: senggama dilakukan saat asa anovulasi → sperma yang
masuk tidak bertemu ovum → tidak terjadi fertilisasi
Pantang Berkala
Indikasi: Kontraindikasi:
● Semua wanita dengan masa ● Wanita dengan siklus
reproduksi menstruasi tidak teratur
● Wanita dengan paritas sehingga sulit menentukan
berapapun masa yang aman untuk
● Wanita dengan siklus menstruasi melakukan hubungan
teratur
● Pasangan yang ingin dan
termotivasi untuk mencatat dan
menilai masa subur
Pantang Berkala
Keuntungan: Kerugian:

● Tidak ada efek samping ● Angka kegagalan tinggi


● Meningkatkan pengetahuan ● Efektifitas tergantung
masa subur kedisiplinan pasangan
● Tanpa biaya ● Perlu pantang selama masa
subur
● Harus terus memantau
panjang siklus menstruasi
Metode Suhu Basal
● Menghitung peningkatan suhu tubuh sebelum melakukan hubungan
seksual. Suhu basal tubuh wanita saat sedang dalam masa ovulasi
berbeda dengan suhu tubuh sehari-hari. Ketika ovulasi, tubuh mengalami
kenaikan suhu tubuh 0,3- 0,5 C.
Metode Suhu Basal
Indikasi: Kontraindikasi:

● Wanita yang rutin mengukur ● Wanita yang sakit, seperti


suhu tubuhnya demam
● Wanita yang kurang tidur
malam hari
● Wanita yang bekerja malam
hari
● Wanita yang stress
● Wanita yang mengkonsumsi
alkohol.
Metode Suhu Basal
Keuntungan: Kerugian:

● Meningkatkan pengentahuan ● Memerlukan konseling dengan


ahli KBA
dan kesadaran pasangan ● Suhu tubuh basal dapat
tentang masa subur. dipengaruhi oleh penyakit,
● Membantu wanita yang siklus gangguan tidur, merokok,
menstruasi tidak teratur untuk alkohol, stress, narkoba, obat-
obatan
mendeteksi masa suburnya.
● Apabila suhu tubuh tidak
● Berada dalam kendali wanita diukur di waktu yang sama
● Dapat digunakan mencegah setiap hari akan menyebabkan
atau meningkatkan kehamilan ketidakakuratan suhu basal
Barrier
Kondom
Mekanisme Kerja: Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam
saluran reproduksi perempuan.
Kondom
Indikasi: Kontraindikasi:

● Sementara menunggu ● Tidak dapat digunkan pada


pemasangan AKDR pasangan yang memiliki
● Apabila diduga ada penyakit masalah ereksi
kelamin, sementara menunggu ● Alergi terhadap bahan dasar
diagnosa yang pasti kondom
● Sebagai cara yang dipilih oleh
pasangan-pasangan tertentu
Kondom
Keuntungan: Kerugian:

● Tidak ada efek sistemik ● Efektivitas tidak terlalu tinggi


● Cara penggunaan
● Murah dan dapat dibeli secara
mempengaruhi keberhasilan
umum ● Harus selalu tersedia setiap
● Tidak perlu resep kali berhubungan seksual
dokter/pemeriksaan kesehatan
khusus
● Tidak mengganggu produksi ASI
● Sebagai perlindungan terhadap
IMS dan HIV
Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia digunakan
untuk membunuh sperma. Dikemas dalam
bentuk :

● Aerosol (busa)
● Tablet vaginal, suppositoria, atau
dissolvable film
● Krim
● Jelly
Spermisida
● Cara Kerja: Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakkan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel
telur.
● Pilihan :
○ Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi
○ Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi
○ Tablet vagina, suppositoria, dan film sudah diaktifkan ke dalam vagina 10-15 menit
sebelum hubungan seksual dilakukan.
○ Jenis spermisida jelly biasanya hanya digunakan dengan diafragma
Spermisida
Indikasi: Kontraindikasi:

● Tidak dianjurkan metode ● Mempunyai riwayat sindrom


kontrasepsi hormonal, seperti syok karena keracunan.
perokok, atau diatas usia 35 ● Kehamilan beresiko tinggi
tahun. terinfeksi saluran uretra.
● Tidak menyukai penggunaan
AKDR
● Menyusui dan perlu
kontrasepsi
Spermisida
Keuntungan: Kerugian:

● Efektif seketika (busa dan krim) ● Efektivitas tidak terlalu tinggi


● Pengguna harus menunggu 10-
● Tidak mengganggu produksi ASI
15 menit setelah aplikasi
● Bisa digunakan sebagai sebelum melakukan hubungan
pendukung metode lain seksual (tablet busa vagina,
● Mudah digunakan suppositoria, dan film)
● Meningkatkan lubrikasi selama ● Efektivitas aplikasi hanya 1-2
hubungan seksual jam
● Merupakan salah satu
perlindungan terhadap IMS
termasuk HBV dan HIV/AIDS
Diafragma Vagina
● Mekanisme Kerja: Menahan sperma agar tidak dapat mencapai uterus
dan tuba uterina
● Pada pemakaian yang seksama dan konsisten, diafragma 92-96% efektif
jika digunakan bersama spermisida
● Persentase gagal: 2-23%
● Pemasangan TIDAK LEBIH DARI 6 jam SEBELUM KOITUS dan boleh
DIPERTAHANKAN 6 jam SETELAH KOITUS (maksimal 24 jam)

Catatan:
● Ganti diafragma setelah 24 jam untuk mencegah infeksi dan efek samping lain.
● Sebelum dimasukkan, berikan krim spermisida atau jelly di “kubah” diafragma dan di
permukaan cincin diafragma.
● Jika berhubungan seks berlanjut saat diafragma masih di dalam → tambahkan spermisida di
sekitar vagina.
Diafragma Vagina
Indikasi: Kontraindikasi:

● Tidak menyukai kontrasepsi ● Perdarahan saluran genital


hormonal yang tidak diketahui sebabnya
● Tidak menyukai penggunaan ● Wanita yang mengalami
AKDR prolaps atau tonus vagina yang
● Menyusui dan perlu kurang baik
kontrasepsi ● Infeksi pada genitalia ISK
● Memerlukan proteksi terhadap kambuhan
IMS ● Alergi terhadap karet atau
spermasida
Diafragma Vagina
Keuntungan: Kerugian:

● Melindungi dari penyakit ● Harus digunakan secara


seksama dan konsisten agar
menular seksual apabila efektifitasnya optimal
digunakan dengan spermasida ● Dapat meningkatkan resiko
dan resiko kanker serviks sistitis, iritasi vagina, dan ISK
● Tidak ada efek sistemik ● Membutuhkan pemeriksaan
pelviks untuk memastikan
● Tidak mengganggu produksi
ketepatan pemasangan dan
ASI ukuran diagfragma
● Dapat dipakai saat haid ● Pada 6 jam pascahubungan
alat masih harus berada di
posisinya
Cervical Cap
● cara pemakaian :
● 1.Wanita-wanita yang dapat dipasangi cervical cap harus terlebih dahulu
belajar cara mengidentifikasi serviks
● 2.lalu geser tutupnya ke dalam vagina, naik ke dinding vagina posterior dan
ke serviks.
● 3.Setelah penyisipan dan setelah setiap tindakan hubungan seksual, serviks
harus diperiksa untuk memastikan bahwa itu tertutup.
● 4.Tutup serviks harus dibiarkan selama minimal 8 jam setelah hubungan
seksual untuk memastikan tidak ada sperma yang bergerak di dalam vagina.
Cervical Cap
Indikasi: Kontraindikasi:

● wanita dengan relaksasi dinding ● Wanita dengan serviks yang


vagina atau relaksasi panggul, yang terlalu panjang atau terlalu
tidak dapat mempertahankan
pendek, atau dengan serviks
diafragma
yang jauh ke depan di vagina,
Cervical Cap
Keuntungan: Kerugian:

● dapat dipakai lebih lama ● tingkat kehamilan 2x lipat lebih


(sampai 48 jam) dan tidak tinggi dibandingkan diafragma,
perlu tambahan spermisida lebih sulit untuk dipasangkan
● Tidak ada efek sistemik ke cervix, lepasnya tutup
selama hubungan seksual
Contraceptive Sponge
Mekanisme Kerja: sistem pelepasan spermisida berkelanjutan. Spons menyerap
air mani → menghalangi jalan masuk ke saluran serviks
Contraceptive Sponge
Keuntungan: Kerugian:
● satu ukuran mungkin tidak
●memberikan perlindungan terus cocok untuk semua pengguna
menerus selama 24 jam terlepas
dari frekuensi koitus, mudah
digunakan
Contraceptive Sponge
Cara pemakaian :
1.Digunakan paling cepat 24 jam sebelum
hubungan seksual.
2.Dengan cara spons dibasahi dengan air (dan
diperas)
3.ditempatkan dengan kuat di leher rahim.
4.dilepas minimal 6 jam setelah hubungan
seksual.
AKDR/ IUD- Cu (Non Hormonal)
● AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim
yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduktif
● Mekanisme Kerja: Tembaga yang terlilit pada alat akan menyebabkan
reaksi inflamasi pada endometrium sehingga implantasi sel telur yang
telah dibuahi terganggu.
AKDR
Indikasi: Kontraindikasi:

● Tidak menyukai kontrasepsi ● Perdarahan saluran genital


hormonal yang tidak diketahui sebabnya
● Tidak menyukai penggunaan ● Wanita yang mengalami
AKDR prolaps atau tonus vagina yang
● Menyusui dan perlu kurang baik
kontrasepsi ● Infeksi pada genitalia ISK
● Memerlukan proteksi terhadap kambuhan
IMS ● Alergi terhadap karet atau
spermasida
AKDR
Keuntungan: Kerugian:

● Metode jangka panjang ● Perubahan siklus haid


● Haid lebih lama dan banyak
● Tidak ada efek samping ● Perdarahan ( spotting ) antar
hormonal dengan Cu AKDR menstruasi
● Tidak mempengaruhi kualitas ● Saat haid lebih sakit
dan volume ASI
● Dapat dipasang segera setelah
melahirkan atau sesudah
abortus
Kontrasepsi Mantap
Definisi
Metode kontrasepsi yang bersifat ireversibel dapat
dilakukan pada wanita → tubektomi maupun laki-laki →
vasektomi.
Mekanisme Kerja
Tubektomi (ligasi/oklusi tuba) Vasektomi
Indikasi
Pasangan suami istri yang sudah tidak menghendaki kehamilan dan
telah setuju untuk dilakukan kontrasepsi.

Kontraindikasi
● Penyakit radang panggul
● Kehamilan
Cara Tindakan
● Ligasi tuba: The Pomeroy, The Irving, The Uchida
● Oklusi tuba (Laparoskopi)
○ Electrosurgery (Unipolar & Bipolar)
○ Klip & cincin
● Minilaparotomi
Cara: Ligasi Tuba
Oklusi Tuba
Minilaparotomi
● Sayatan 2-4 cm di suprapubik
Teknik Vasektomi
Kapan dilakukan?
● Saat SC, segera setelah melahirkan (post partum)
● Pasca abortus
● Saat operasi bedah major
● Vasektomi bisa dilakukan kapan saja
Keuntungan
● Mengurangi risiko terkena kanker ovarium
● Efektivitas tinggi
● Tidak mempengaruhi kualitas hubungan seksual
● Vasektomi lebih aman, mudah, murah dan efektif
Kerugian
Tubektomi
● Risiko kehamilan ektopik meningkat
● Perubahan pola menstruasi
● Kegagalan saat sterilisasi tuba (kesalahan pembedahan, kegagalan alat)
● Infeksi intraperitoneal → komplikasi minilaparotomy
Vasektomi
● Tidak mencegah penularan HIV
● Hematoma
● Infeksi
Menstrual Function
Metode kontrasepsi mantap dinyatakan tidak menyebabkan perubahan
pada pola menstruasi, volume, nyeri.

Elektrokoagulasi ekstensif tuba fallopi dapat menyebabkan kerusakan


jaringan ovarium, mengubah produksi steroid ovarium.

The US Collaborative Review of Sterilization, menunjukkan bahwa sterilisasi


tuba tidak menyebabkan kelainan menstruasi.
Kontrasepsi
Darurat/Emergency
Contraception
Definisi
- Kontrasepsi darurat (kontrasepsi postcoital/morning after) adalah suatu
metode yang digunakan setelah hubungan seksual untuk mencegah
kehamilan.
- Dapat digunakan pada:
- Terjadi pelecehan seksual (perkosaan)
- Hubungan seksual tanpa kontrasepsi
- Senggama terputus gagal
- Pemakaian kontrasepsi tidak benar/tidak konsisten
■ Kondom bocor, lepas, atau salah digunakan
■ Diafragma atau serviks cap terlepas
■ AKDR terlepas
■ Lupa minum pil KB >2x
■ Terlambat suntik progestin > 2 minggu
Metode
- Kontrasepsi oral
■ Progestin only
■ Kontrasepsi kombinasi
■ Progesteron receptor modulator

- IUD
Mekanisme Kerja
Kontrasepsi darurat secara umum bekerja dengan cara menunda proses ovulasi
dan mencegah proses fertilisasi.
1. Progestin only (levonorgestrel) : menekan GnRH-> Menghambat proses
ovulasi
2. Kontrasepsi kombinasi : estrogen menghambat ovulasi, progesteron
mengentalkan lendir serviks dan menunda proses ovulasi.
3. Progesterone receptor modulator : mensupresi pertumbuhan folikel
ovarium dan menghambat maturasi endometrium
4. IUD : mencegah implantasi
Kontraindikasi
- Idiopathic thrombotic disease
- Copper IUD tidak dapat digunakan pada:
- Wanita dengan penyakit radang panggul
- Puerperal sepsis
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
- Keganasan serviks
Cara Pemakaian
● Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin setelah paparan, dan
rekomendasi standar adalah tidak lebih dari 120 jam.
● Metode ini sama efektifnya ketika dimulai pada hari pertama,
kedua, atau ketiga setelah hubungan seksual dan kemanjuran
melampaui 72 jam.
● Data dari WHO menemukan pengurangan kemanjuran setelah 72
jam, dan paling efektif ketika obat diminum dalam waktu 24 jam
setelah hubungan seksual.
● Tunda 12 jam → 50% risiko kehamilan meningkat
Kontrasepsi Oral
1. Progestin only: Levonorgestrel dosis 2 x 0.75 mg, lebih efektif dibanding pil
kombinasi
a. Dosis pertama dalam 120 jam pertama, lanjut dosis kedua setelah 12 jam
b. Dapat diminum sekaligus
c. Dapat digunakan untuk wanita dengan KI estrogen eksogen

2. Pil kombinasi dosis tinggi : 0.05 mg etinil-estradiol dan 0.25 mg levonorgestrel


diberikan 2x selang 12 jam antara dosis pertama dan kedua.
3. Pil kombinasi dosis rendah : 0.03 mg etinil-estradiol dan 0.15 mg
levonorgestrol dosis 2x4 tablet dengan jeda 12 jam antara dosis pertama dan
kedua.
3. Progestron receptor modulator
A. Mifepristone : 600 mg SD, namun berdasarkan penelitian, dosis 10
mg mempunyai efektivitas yang sama dengan dosis 25, 50 dan
600mg.
B. Ulipristal acetate : 30 mg SD -> lebih efektif dibandingkan
levonorgestrel 1.5mg dosis tunggal
Metode Lain
Tiga masalah utama:
1. Tingginya tingkat efek samping
2. Kebutuhan untuk memulai pengobatan dalam waktu 120 jam setelah
hubungan seksual
3. Tingkat kegagalan yang kecil namun penting.

Metode kontrasepsi darurat lainnya adalah pemasangan IUD cooper, kapan


saja selama fase praovulasi dari siklus menstruasi dan hingga 5 hari setelah
ovulasi.

Tingkat kegagalan (dalam sejumlah kecil penelitian) 0,1%.


Tetapi tidak cocok untuk wanita yang bukan calon kontrasepsi intrauterin,
misalnya, banyak pasangan seksual atau seorang korban pemerkosaan.
Harga mahal
Keuntungan
- Kerja obat cepat
- Mencegah kehamilan pada kasus kehamilan yang tidak diinginkan
(perkosaan, kesalahan penggunaan, atau kerusakan alat
kontrasepsi)
- Menurunkan angka induced abortion
Kerugian
- Tingginya tingkat efek samping
- Nausea dan vomitus : 50% dan 20% pada kontrasepsi kombinasi->
dianjurkan mengonsumsi obat antiemetik 1 jam sebelum mengonsumsi
kontrasepsi. Sedangkan pada levonorgestrel hanya sebesar 18% dan 4%
sehingga tidak membutuhkan obat antiemetik
- Breast tenderness
- Sakit kepala/ pusing
- Perdarahan atau spotting sebulan setelah
- Harus memulai pengobatan dalam 120 jam setelah hubungan seksual.
- Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual.
- Perlu dilakukan follow up setelah 3 minggu pemakaian -> tidak menjamin
keberhasilan 100%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai