0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai kontrasepsi hormonal dan berbagai metode kontrasepsi seperti pil kombinasi, pil sekuensial, suntikan kontrasepsi, dan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). Metode-metode tersebut bekerja dengan cara mencegah ovulasi atau menghambat implantasi ovum yang dibuahi.
Dokumen tersebut membahas mengenai kontrasepsi hormonal dan berbagai metode kontrasepsi seperti pil kombinasi, pil sekuensial, suntikan kontrasepsi, dan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). Metode-metode tersebut bekerja dengan cara mencegah ovulasi atau menghambat implantasi ovum yang dibuahi.
Dokumen tersebut membahas mengenai kontrasepsi hormonal dan berbagai metode kontrasepsi seperti pil kombinasi, pil sekuensial, suntikan kontrasepsi, dan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). Metode-metode tersebut bekerja dengan cara mencegah ovulasi atau menghambat implantasi ovum yang dibuahi.
• Hipofisis mengeluarkan hormon gonadotropin folicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) → merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progesteron • Kedua hormon tersebut menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid, dalam keseimbangan yang tertentu menyebabkan ovulasi dan penurunan kadarnya menyebabkan desintegrasi endometrium dan haid. • Pengetahuan ini menjadi dasar untuk menggunakan kombinasi estrogen dan progesteron sebagai cara kontrasepi dengan jalan mencegah terjadinya ovulasi • Percobaan lapangan di Puerto Rico oleh Pincus dan Rock dengan pil yang terdiri atas estrogen dan progeteron menunjukan daya yang sangat tinggi untuk mencegah kehamilan → permulaan terciptanya pil kombinasi • Sebagai hasil penyelidikan lebih lanjut diadakan pil sekuensial, mini pil, morning after pil dan Depo-Provera yang diberikan sebagai suntikan. PIL KONTRASEPSI Pil Kontrasepsi Kombinasi • Pil kontrasepsi yang saat ini digunakan adalah pil yang berisi steroid sintetik • Ada 2 jenis progestron sintetik yang dipakai yaitu yang berasal sari 19 non-tetosteron dan 17 alfa-asetoksi-progestreon • Mekanisme kerja : − Pada umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dalam ovarium − Pengaruh estrogen dari ovarium terhadap hipofisis tidak ada → tidak ada pengeluaran LH − Pada pertengahan siklus haid kadar FSH rendah dan tidak terjadi peningkatan LH → ovulasi terganggu − Komponen progesteron yang ada didalam pil kombinasi memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah ovulasi sehingga 90-95% tidak terjadi ovulasi. − Progesteron sendiri hanya dapat menghambat ovulasi pada keadaan dosis yang tinggi dan memiliki beberapa khasiat sbb → (NEXT SLIDE) 1. Lendir serviks uteri menjadi lebih kental sehingga menghalangi spermatozoon masuk ke dalam uterus 2. Kapasitasi spermatozoa yang perlu untuk memasuki ovum terganggu 3. Beberapa progesteron tertentu (noretinodrel) mempunyai efek antiestrogenik terhadap endometrium sehingga menyulitkan implantasi ovum yang telah dibuahi • Efek Kelebihan estrogen − Mual − Terjadi retensi cairan − Sakit kepala − Nyeri pada mamma − Flour albus Pemakaian pil kontrasepsi dapat menyebabkan beberapa keadaan sehingga penggunaannya dihentikan atau diganti, antara lain ; − Indikasi pemakaian pil menyebakan hipertensi ringan − Minum pil yang cukup lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat menyababkan pembesaran mioma uteri • Efek Kelebihan Progesteron − Perdarahan tidak teratur − Nafsu makan ↑ − Berat badan ↑ − Akne − Alopesia − Kadang mamma mengecil − Flour albus − hipomenorea • Efek Samping Berat
→bahaya yang ditakutkan adalah tromboemboli,
namun pendapat ini masih menimbulkan silang pendapat dikalangan ahli.
→yang dapat dipakai sebagai pegangan adalah
kemungkinan untuk terjadi tomboemboli pada perempuan yang minum pil, lebih besar apabila ada faktor yang menjadi predisposisi seperti minuman keras, merokok, hipertensi, diabetes dan obesitas. • Kontraindikasi 1. Kontraindikasi mutlak → termasuk adanya tumor yang dipengaruhi estrogen, penyakit hati yang aktif, pernah mengalami trombo- flebitis, tromboemboli, kelainan serebro- vaskuler, diabetes melitus 2. Kontraindikasi relatif → depresi, migrain, mioma uteri, hipertensi, oligomenorea dan amenorea (harus diawasi sekurang-kurangnya tiga bulan sekali) • Kelebihan dan kekurangan Pil Kombinasi Kelebihan Kekurangan Efektivitas 95% - 98% Pil harus diminum tiap hari Frekuensi koitus tidak diatur Motivasi harus kuat Siklus haid teratur E.S : mual, muntah, sakit kepala Keluhan dismenore primer berkurang atau Mahal hilang
• Memilih Pil Kombinasi
Pada pemberian untuk pertama kali sebaiknya diberikan pil yang mengandung 50μg mestranol dan 1 mg norenthindrone. Jika pasien mengalami banyak efek samping ganti dengan yang mengandung estrogen kurang dari 50μg dan jika terjadi breakthrough bleeding maka ganti dengan pil yang dosis estrogennya lebih tinggi • Cara pemakaian − Ada pil kombinasi yang dalam satu bungkus berisi 21 atau 22 pil dan ada yang 28 pil. − Yang 21 atau 22 pil diminum mulai dari H-5 haid tiap 1 terus menerus dan berhenti jika isinya habis (sebaiknya diminum pada waktu sebelum tidur) − Beberapa hari setelah pil dihentikan biasanya terjadi withdrawal bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai pada H-5 dari permulaan perdarahan (apabila tidak terjadi perdarahan maka diminum H-7 setelah bungkus pertama habis) − Yang 28 pil diminum tiap malam terus-menerus, pada hari pertama haid pil yang inaktif diminum dan dipilih pil menurut hari yang ditentukan dalam bungkus − Jika lupa meminumnya, pil tersebut diminum keesokan paginya dam pil untuk hari tersebut diminum diwaktu biasanya dan jika lupa dalam 2 hari dapat diminum keesokan harinya 2 pil dan lusanya 2 pil. Pil Sekuensial Diindonesia pil ini tidak diedarkan karena tidak seefektif pil kombinasi dan pemakaiannya hanya dianjurkan pada hal-hal tertentu saja.
Mini-pill (Continous Low-dose Progesterone Pill atau
Prostagen Only Pill) pada tahun 1965 Rudell dan kawan-kawan menemukan bahwa pemberian progesteron dalam dosis kecil (0,5 mg per hari) menyebabkan perempuan tersebut menjadi infertil. Mini Pill bukan merupakan penghambat ovulasi karena selama meminum pil mini ini kadan masih dapat terjadi ovulasi sehingga umumnya tidak dipakai untuk kontrasepsi. • Postcoital Contraception (Morning after Pill) Pada tahun 1966 Morris dan Van Wagenen (Amerika Serikat) menemukan bahwa estrogen dalam dosis tinggi dapat mencegah kehamilan jika diberikan segera setelah koitus yang tidak dilindungi, namun cara ini dapat menghalangi implantasi blastokista dalam endometrium. KONTRASEPSI SUNTIKAN (DEPO PROVERA)
Suntikan tiap 3 bulan (Depo Provera)
Depo provera adalah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parentera, mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif • Mekanisme Kerja − Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan gonadotropin releasing hormone dari hipotalamus − Lendir serviks bertambah kental hingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri − Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi − Mempengaruhi transpor ovum dituba • Waktu Pemberian dan Dosis Kontrasepsi suntikan sangat cocok untuk program postpartum karena tidak mengganggu laktasi dan terjadinya amenorea setelah suntikan suntikan depo tidak mengganggu ibu-ibu yang menyusui anaknya dalam masa postpartum karena dalam masa ini terjadi amenore laktasi. Untuk program postpartum Depo Provera disuntikan sebelum ibu meninggalkan rumah sakit, sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk. Kontrasepsi Depo disuntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan Setiap Bulan (Monthly Injectable) • Suntikan bulanan mengandung 2 macam hormon progestin dan estrogen seperti hormon alami pada tubuh perempuan. Juga disebut sebagai kontrasepsi suntikan kombinasi (combined injectable contraseptive). • Mekanisme kerjanya adalah mencegah keluarnya ovum dari ovarium (Ovulasi). ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) ATAU INTA UTERINE DEVICE (IUD) Mekanisme Kerja IUD • Mekanismenya sampai saat ini belum diketahui pasti, pendapat terbanyak ialah IUD dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan subkutan leukosit yang dapat menghancurkaan blastokista atau sperma • Pada IUD biokatif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada IUD biasa, juga oleh karena ionisasi ion logam atau bahan lain yang terdapat pada IUD mempunyai pengaruh terhadap sperma. • Jenis-jenis IUD Yang paling banyak digunakan adalah IUD jenis Lipes loop. IUD dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linier (Lippes loop, self-T-coil, Dalkon Shield, Cu-7, Cu-T, Spring coil dan Margules spiral) dan bentuk tertutup seperti cincin (otaring, Antigon F, Ragab ring, cincin Gravenberg, cincin Hall-stone, Birnberg bow, dll) • Keuntungan IUD − Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu kali motivasi − Tidak menimbulkan efek sistemik − Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal − Efektivitas cukup tinggi − Reversibel
• Efek samping IUD
− Perdarahan − Rasa nyeri dan kejang perut − Gangguan pada suami − Ekspulsi (pengeluaran sendiri)