Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMASI KOMUNITAS

KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL

Disusun oleh :
KELOMPOK 3
KELAS A

Dosen Pengampu :
Ema Rachmawati, M.Sc., Apt.

Anggota Kelompok :
1. Diana Hanifiyah Sutipno (152210101012)
2. Elif Nur Aidah (152210101013)
3. Himawan Gus Wantoro (152210101014)
4. Maulidya Barikatul Iftitah (152210101015)
5. Husniya Faradisa (152210101054)

BAGIAN FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “contra” dan “ception” yang bermakna mencegah atau
menghalangi terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma. Kontrasepsi telah dikenal luas
untuk mengendalikan atau merencanakan kehamilan. Kontrasepsi merupakan usaha-usaha
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan
permanen. (Wiknjosastro, 2007).
1.1 Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi yang bekerja mencegah terjadinya pembuahan
dengan mengatur hormon reproduksi dalam tubuh. Metode yang biasa digunakan pada
kontrasepsi hormonal yaitu cincin vagina (vaginal ring), transdermal patch, oral, suntikan
maupun implan/susuk.
Kontrasepsi hormonal khususnya kontrasepsi oral, merupakan salah satu metode
kontrasepsi yang disukai masyarakat karena keunggulan dalam hal efektivitas, manfaat,
dan kemudahan penggunaan. Penggunaan kontrasepsi oral memiliki beberapa kelebihan
antara lain: siklus menstruasi lebih teratur, darah menstruasi menjadi berkurang,
mengurangi gejala pre-menstruasi (misal: kram), serta dapat mengatur siklus menstruasi,
mengurangi risiko kanker ovarium dan endometrium.
Kontrasepsi oral tersedia dalam bentuk sediaan yang mengandung satu hormon
progestin yang biasa disebut mini pil dan dalam bentuk sediaan kombinasi zat berkhasiat
hormon estrogen dan progesteron.
1.1.1 Pil KB Kombinasi, Contoh, dan Cara Penggunaannya
Kontrasepsi oral kombinasi zat berkhasiat mengandung estrogen dan progestin,
sering disebut dengan istilah Pil KB (Keluarga Berencana). Zat berkhasiat hormon estrogen
yang biasa digunakan dalam kontrasepsi oral kombinasi adalah etinilestradiol, sedangkan
hormon progestin yang digunakan antara lain desogestrel, drospirenon, gestoden,
norethisteron, norgestimat dan levonorgestrel. Kekuatan / kadar estrogen dan progestin
dalam pil KB ini bervariasi, sehingga wanita yang tidak cocok dengan satu jenis pil dapat
menggantinya dengan jenis yang lain.
 Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum:
1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang
ada pada kemasan.
5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.
6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari
kemasan yang baru.
7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah
meminumnya.
8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan
saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau
lebih sama dengan aturan minum pil lupa.Tes kehamilan dilakukan apabila tidak
haid.
 Aturan pil lupa :
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada
hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa
minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang
ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai pil habis).
 Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post
partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan
gunakan metode barier.
 Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum
dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan
KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi.
Contoh produk :

Gambar 1 : Pil KB 1 Kombinasi


KOMPOSISI :
Tiap tablet aktif salut gula warna kuning mengandung :
Levonorgestrel ………………. 0.150 mg
Ethinyl Estradiol ……………… 0.030 mg
Tiap tablet plasebo salut gula warna putih mengandung :
Laktosa … qs
CARA KERJA OBAT :
Mengganggu mekanisme Hypothalamus – Hyphophyse dengan menghambat
pembentukan FSH sehingga tak terjadi ovulasi.
DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN :
Bila pertama kali menggunakan pil oral kontraseptik, tunggu sampai masa haid
yang berikutnya tiba. Kemudian pada hari pertama dimulainya masa haid tersebut,
minumlah satu pil dari blister dimulai dari anak panah paling besar di sebelah kiri atas
(tablet aktif warna kuning). Selanjutnya dengan mengikuti arah panah berikutnya,
minumlah setiap hari satu pil sampai semua pil pada blister habis. Segera setelah blister
pertama habis, mulailah dengan blister baru pada hari berikutnya. Seperti yang dahulu,
minumlah pil mulai dari anak panah paling besar di sebelah kiri atas (tablet aktif warna
kuning). Kemudian teruskanlah minum setiap hari satu pil sesuai dengan arah panah
tanpa menghiraukan apakah telah atau sedang mengalami haid.
KONTRAINDIKASI :
Semua pil oral kontraseptik tidak boleh digunakan oleh wanita-wanita yang
pernah atau sedang mengidap penyakit thrombophlebetis, kelainan thromboembolik,
penyakit arteri jantung atau serangan jantung atau penderita tekanan darah tinggi,
kencing manis, sakit kuning atau gangguan hati, kanker payudara atau alat kelamin,
neoplasia yang terpengaruh estrogen atau perdarahan melalui alat kelamin yang tak
dapat didiagnosa. PIL KB I KOMBINASI tak boleh dipakai sewaktu hamil atau diduga
ada kehamilan.
1.1.2 Pil KB Progestin, Contoh, dan Cara Penggunaannya
Pil progestin atau mini pill atau POP (Progestin Only Pills) adalah kontrasepsi
yang mengandung progestin dalam dosis yang sangat rendah seperti hormon alami
progesteron pada tubuh perempuan. Pil progestin dapat terbentuk dari noretisteron,
levonorgestrel, etinodiol diasetet atau desogestrel. Pil progestin dapat digunakan selama
menyusui dan oleh wanita yang tidak dapat menggunakan metode dengan estrogen (pil
kombinasi).
Pil progestin bekerja dengan cara menebalkan cairan mulut rahim sehingga
sperma terhalang bertemu sel terlur). Pil progestin juga akan mempengaruhi siklus
menstruasi, termasuk mencegah pelepasan sel telur dari ovarium.
Pil progestin efektif bagi perempuan yang sedang menyusui, dengan tingkat
kegagalan 1%. Tetapi, pil progestin ini kurang efektif bagi perempuan yang tidak dalam
masa menyusi, dengan tingkat kegagalan 3-10%.
Cara penggunaan mini pill ini dengan cara diminum terus-menerus tanpa ada 7 hari
jeda. Biasanya pil progestin terdapat dalam paket 28 pil, yang dikonsumsi setiap hari 1
pil pada jam yang sama tanpa jeda di antara setiap paket. Bagi ibu yang memberi ASI
eksklusif, dianjurkan mulai minum mini pill pada minggu keenam setelah melahirkan.
Sedangkan bagi ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif atau kombinasi dengan susu
formula, maka dianjurkan mulai minum mini pill sejak minggu ketiga setelah
melahirkan. Jika melakukan hubungan seksual pada rentang waktu 48 jam pertama
setelah meminum mini pill, dianjurkan untuk menggunakan kondom. Mini pill sangat
dianjurkan diminum pada jam yang sama setiap harinya.
Jika terlupa minum mini pil:
 1 tablet :
jika kurang dari 3 jam, dianjurkan segera minum pil yang terlupa. Tablet
berikutnya diminum seperti biasa.
 1 tablet dan baru teringat lebih dari 3 jam kemudian, atau terlupa minum lebih dari
1 tablet :
dianjurkan minum pil terakhir yang terlupa, dan dosis selanjutnya diminum seperti
biasa. Hal ini bisa berarti minum 2 tablet dalam satu hari. Jika melakukan
hubungan seks pada rentang waktu 48 jam pertama setelah meminum mini pill,
dianjurkan untuk menggunakan kondom.
 3 tablet atau lebih :
kemungkinan telah terjadinya kehamilan harus dipertimbangkan sebelum
memutuskan untuk meneruskan minum mini pill. (BPOM, 2012)
Contoh produk :

Gambar 2 : Andalan Postpil


Andalan Postpil yang mengandung Levonorgestrel 0,75 mg. Andalan Postpil
adalah pil kontrasepsi darurat yang dapat mencegah kehamilan setelah berhubungan
tanpa perlindungan dari alat kontrasepsi. Andalan Postpil bekerja dengan cara
mencegah pertemuan antara sel telur dan sperma. Hormon progestin yang terkandung
dalam setiap Andalan Postpil juga mengentalkan lendir rahim sehingga mempersulit
sperma masuk ke dalam rahim. Andalan Postpil aman dan 99% efektif bila dipakai
sesuai petunjuk. Andalan Postpil tidak dapat digunakan untuk aborsi. Jika keadaan
hamil, maka kehamilan akan berjalan normal.
Andalan Postpil digunakan untuk wanita dengan kriteria berikut ini:
1) Tidak menggunakan alat kontrasepsi
2) Lupa minum pil KB lebih dari 2 hari berturut-turut
3) Lupa atau terlambat suntik KB tiga bulanan kurang dari 2 minggu
4) Lupa atau terlambat suntik KB satu bulanan kurang dari 7 hari
5) Kondom yang digunakan bocor atau lepas
6) Menjadi korban pemerkosaan (kurang dari 5 hari).
CARA PENGGUNAAN
Andalan Postpil diminum 2 tablet sekaligus dalam waktu paling lambat 5 hari atau tidak
lebih dari 120 jam setelah berhubungan tanpa perlindungan alat kontrasepsi. Semakin
cepat dikonsumsi, maka semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Andalan Postpil
diperuntukkan hanya untuk situasi darurat. Andalan Postpil tidak untuk digunakan
secara berulang-ulang sebagai alat kontrasepsi rutin.
KONTRAINDIKASI
Obat-obatan yang mengandung Levonorgestrel dikontraindikasikan pada kasus
pendarahan vagina tanpa diketahui penyebabnya, penyakit hepar dan empedu,
mempunyai riwayat gestational jaundice, kanker payudara, kanker ovarium atau kanker
uterus, thrombophlebitis atau kelainan thromboembolik, penyakit serebro vaskular atau
arteri koroner, neoplasma, pendarahan genital abnormal yang tidak didiagnosa, dan
diketahui atau diperkirakan hamil.
1.2 Kontrasepsi Non Hormonal (Mantap)
Kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak mengandung
hormone (estrogen dan progesteron). Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu
tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang
dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami/istri atas permintaan yang
bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti oleh pria maupun
wanita. kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak mengandung
hormone (estrogen dan progesteron).
1.2.1 Tubektomi
Pemotongan ( Oklusi ) kedua tuba falopii sehingga spermatozoa dan ovum
tidak dapat bertemu. Disebut juga tubektomi atau tubal ligation. Keuntungan dari
metode ini yaitu : Tidak mengganggu ASI, Jarang ada keluhan sampingan, Angka
kegagalan hampir tidak ada, Tidak mengganggu gairah seksual. Adapun Kerugiannya
yaitu : Tindakan operatif, seringkali menakutkan; definitif, kesuburan tidak dapat
kembali lagi; komplikasi yang ditimbulkan bisa serius.
1.2.2 Vasektomi
Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi. Caranya ialah dengan memotong
saluran mani (vas deverens) kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel sperma
tidak dapat mengalir keluar penis (uretra). Sterilisasi laki-laki termasuk operasi ringan,
tidak melakukan perawatan di rumah sakit dan tidak mengganggu kehidupan seksual.
Nafsu seks dan potensi lelaki tetap, dan waktu melakukan koitus terjadi pula ejakulasi,
tetapi yang terpancar hanya semacam lendir yang tidak mengandung sperma. Kontap
pria ini masih merupakan metode yang “terabaikan” dan kurang mendapatkan
perhatian. Cara kerjanya yaitu Oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan
spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa didalam semen/ejakulat.
Keuntungan:
1. Efektif
2. Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
3. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit dan hanya memerlukan anestesi lokal
saja.
Kerugian:
1. Diperlukan suatu tindakan operatif.
2. Kadang-kadangmenyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
3. Belum memberi perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada
didalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan.
4. Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin
bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi
pria.
1.2.3 Spiral atau intrauterine device (IUD)
Pemakaiannya dengan memasukkan alat berbentuk T ini ke dalam rahim yang
dilakukan oleh ginekolog, kontrasepsi ini hanya sekali pemasangannya.
Keuntungan: IUD paling efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan untuk jangka
waktu 5-10 tahun. Selain paling efektif, metode ini sifatnya tidak permanen sehingga
bisa dilepas jika ingin punya anak lagi.
Kelemahan: Memiliki risiko infeksi jika terjadi kesalahan dalam pemasangan.
Beberapa pengguna IUD juga mengalami perdarahan dan keram dalam beberapa bulan
pertamanya.
IUD berlapis tembaga mencegah kehamilan dengan menghalangi sperma untuk
membuahi sel telur. Alat ini juga membuat telur lebih sulit untuk dibuahi di dalam
rahim. Ketika IUD dilapisi dengan progesteron, cara kerjanya sama, tetapi juga tetapi
juga membuat cairan serviks lebih kental, menipiskan lapisan rahim, dan dalam
beberapa kasus menghentikan ovulasi. Hal ini mencegah sperma untuk membuahi
telur. Salah satu jenis IUD progesteron juga bisa digunakan untuk membantu
mengurangi aliran darah pada wanita yang mengalami nyeri menstruasi berat (kadang
disebut dismenore). Efek samping paling umum dari IUD termasuk:
 perdarahan tidak teratur selama beberapa bulan pertama
 dengan IUD tembaga, menstruasi akan lebih banyak dan mengalami kram
 menstruasi lebih singkat (atau sama sekali tidak menstruasi) dengan beberapa
jenis IUD progesteron
 gejala mirip PMS, seperti sakit kepala, jerawat, dan linu pada payudara dengan
IUD hormon
IUD merupakan pilihan KB yang baik bagi hampir semua wanita. Namun, IUD tidak
direkomendasikan bila:
 menderita penyakit radang panggul atau infeksi penyakit menular seksual aktif
 sedang hamil atau mungkin hamil
 memiliki masalah dengan rahim seperti penyakit atau malformasi, atau bila
mengalami perdarahan abnormal

IUD harus dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter atau perawat. Lebih mudah
dilakukan saat mengalami menstruasi, tetapi IUD bisa dimasukkan kapan saja selama
tidak hamil. IUD tembaga perlu diganti setiap 10 tahun, dan IUD progesteron
sebaiknya diganti setiap 3-5 tahun, tergantung dengan merek.

Gambar 3 : IUD
1.2.4 Diafragma
Diaphragm atau diafragma adalah suatu alat kontrasepsi berbentuk kubah
dangkal yang terbuat dari karet atau silikon. Setengah bagian kubah tersebut dapat diisi
dengan krim atau jeli pembunuh sel sperma (spermicidal) untuk kemudian dimasukkan
ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Diafragma merupakan salah satu metode
kontrasepsi yang berperan menghalangi sel sperma masuk ke dalam rahim serta
menjaga agar spermisida tetap berada di dekat leher rahim untuk membunuh setiap sel
sperma yang mencoba masuk ke area rahim. kontrasepsi ini merupakan pilihan yang
tepat bagi para Ibu yang sedang memberikan ASI eksklusif. Diafragma dimasukkan
setidaknya 2 jam sebelum berhubungan intim. Kalau sudah siap, kosongkan kandung
kemih (buang air kecil) serta cuci tangan dengan air dan sabun. Lalu, oleskan krim atau
jeli spermisida ke dalam kubah diafragma dan ratakan sampai ke tepi-tepinya.
Untuk memudahkan masuknya diafragma, dapat berjongkok, berbaring dengan lutut
terangkat, atau berdiri dengan satu kaki berada di kursi. Pisahkan bibir vulva dengan
satu tangan lalu pencet diafragma agar terlipat jadi dua dan masukkan pada vagina
menggunakan tangan yang satunya lagi. Letakkan jari telunjuk pada bagian tengah
lipatan agar memudahkan masuknya diafragma. Krim spermisida sudah harus berada
di dalam lipatan tersebut. Jika diafragma sudah masuk, maka dorong terus sejauh
mungkin sampai ia terletak di bagian belakang vagina. Selipkan ujung tepian diafragma
di belakang tulang kemaluan serta pastikan agar leher rahim sudah tertutup sempurna.
Diafragma harus tetap berada di dalam vagina setidaknya 6 jam setelah terakhir kali
berhubungan intim.
Tidak dianjurkan menggunakan diafragma jika:
 Pernah mengalami toxic shock syndrome.
 Serviks, vagina, atau rahim memiliki bentuk yang tidak biasa sehingga tidak
memungkinkan bagi diafragma untuk tetap berada di posisinya tanpa bergeser.
 Telah mengalami infeksi saluran urine berulang kali setelah menggunakan diafragma
dan masalah tetap saja muncul meskipun sudah mengganti diafragma dengan jenis
dan ukuran baru.
 Berisiko tinggi terhadap HIV atau penyakit seksual menular lainnya.

Gambar 4 : Diafragma
1.2.5 Kondom
Kondom menghentikan sperma mencapai telur. Ini menciptakan penghalang fisik –
hambatan ini memastikan pembuahan (kehamilan) tidak terjadi. Selain dibuat sangat tipis
terutama dari karet lateks atau polyurethane, kondom laki-laki mengandung pelumas,
serta spermisida yang baik menghancurkan atau merusak sperma. Spermisida tambahan
juga tersedia di sebagian besar apotek. Para ahli mengatakan bahwa penggunaan kondom
secara signifikan membantu menghentikan penyebaran penyakit menular seksual
(penyakit menular seksual) atau IMS (infeksi menular seksual). Selalu pastikan kondom
tidak lulus dengan tanggal kedaluwarsa.
Untuk melindungi lingkungan, kondom tidak boleh dibuang ke toilet.

Gambar 5 : kondom
2. Kesimpulan
Berdasarkan makalah kami yang berjudul “Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal” maka
dapat disimpulkan bahwa :
 Kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi yang bekerja mencegah terjadinya pembuahan
dengan mengatur hormon reproduksi dalam tubuh.
 Kontrasepsi oral kombinasi yakni zat berkhasiat mengandung estrogen dan progestin,
sering disebut dengan istilah Pil KB (Keluarga Berencana).
 Pil progestin atau mini pill atau POP (Progestin Only Pills) adalah kontrasepsi yang
mengandung progestin dalam dosis yang sangat rendah seperti hormon alami
progesteron pada tubuh perempuan.
 Kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak mengandung
hormone (estrogen dan progesteron).
 Yang termasuk kontrasepsi nonhormonal di antaranya ialah : tubektomi, vasektomi,
IUD, diafragma, dan kondom.
DAFTAR PUSTAKA

BPOM. 2012. InfoPOM: Kontrasepsi Oral: Mengenal Manfaat dan Resikonya. Diakses pada
Sabtu, 17 Maret 2018 pukul 15.27 WIB.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina. Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka. (Bagian Kedua MK 28 – MK 33).

Anda mungkin juga menyukai