Anda di halaman 1dari 50

Firdaus Pramudita 4151111419

Pendahuluan

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu program yang

dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar

Pendahuluan(lanjutan)
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi

yang sulit Faktor budaya, agama

Tujuan KB
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk

memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.

Tujuan KB(lanjutan)
Menurut WHO KB adalah suatu usaha individu untuk

:
1. 2. 3. 4. 5.

mendapatkan objektif tertentu, mengindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur jumlah dan jarak antara kelahiran anak mengatur kehamilan sesuai usia ibu

Kontrasepsi
Kontra : mencegah atau melawan Konsepsi : pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi : menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

Cara kontrasepsi
kontrasepsi Hormonal kontrasepsi nonHormonal

Cara-Cara Kontrasepsi

KB hormonal
Pil (kombinasi,progestin/minipil,after mini pills)
Suntik (kombinasi,progestin/minipil) Implan

Pil Kombinasi dan suntikan Kombinasi


Tiap pil dan suntikan kombinasi mengandung dua hormon

sintetis, yaitu hormon estrogen dan progesteron Cara kerja ; 1. Estrogen Menekan ovulasi Mencegah implantasi 2. Progesteron Pengentalan lendir serviks Gangguan motilitas tuba

Minipil dan Suntikan Progestin


Pil tunggal : mengandung dosis kecil bahan progestin

sintetis Cara kerja: 1. Mencegah ovulasi 2. Atrofi Endometrium 3. Pengentalan lendir serviks 4. Gangguan motilitas tuba 5. Menekan sekresi GnRH dan sintesis steroid seks di ovarium tidak begitu kuat

Cara pengunaan pil kombinasi dan minipil


Pil diminium setiap hari mengikuti panah yang

menunjuk deretan pil berikutnya Sistem 28 dan sistem 22/21

Komplikasi pil dan Pengelolaannya


Komplikasi Amenorea Pengelolaan PD /tes kehamilan. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50g, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi(kombinasi). Jika hamil intrauterine hentikan pil Mual,pusing, atau pusing (kombinasi) Perdarah pervaginam /spotting Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak hamil sarankan minum pil saat makan malam atau sebelum tidur. Tes Kehamilan/pemeriksan Ginekologik. Biasa terjadi pada 3 bulan pertama, Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi (50g), sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke dosis awal. Bila perdarahan/ spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50g.(kombinasi) Ganti dengan metode kontrasepsi lain

After Mini Pills


Dipakai dalam waktu 72 jam setelah coitus. After

Morning pills berisi etinil estradiol 30-50 g + dnorgestrel 0,5g. Cara penggunaan after morning pills yaitu dengan meminum 2 tablet dalam jangka waktu 72 jam (lebih baik 12-24 jam) post coitus lalu 2 tablet 12 jam kemudian

Cara Penggunaan Suntik kombinasi dan Progestin


Suntik kombinasi : 1x/bln, IM,
Suntik Progestin:

DMPA: 1x/ 3 bulan, IM 2. Noristerat: 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu,injeksi ke 5 setiap 12 minggu
1.

Komplikasi suntik dan pengelolaannya


Komplikasi Amenorea Pengelolaan Jika hamil ratau kehamilan ektopik rujuk.. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan,rujuk.

Perdarahan/perdara perdarahan ringan sering dijumpai, jika pasien tidak dapat menerima
han (spotting) bercak perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka disarankan 2 pilihan pengobatan :

1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 35g etinilestradiol), ibuprofen (sanpai


800mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan setelah pemberian pil kontrasepsi akan terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahn banyak selama

pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi


kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50g etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi

untuk 14-21 hari.

Implant
Kapsul implant dipasang tepat dibawah kulit di atas

lipat siku, di daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan pasien yang jarang digunakan. Jenis-jenis implan 1. Norplant,Levonorgestrel,6 batang,5 thn 2. Impanon, 3-keto-desogestrel,1 batang 3 thn 3. Jadena dan Indoplant,Levonorgestrel,2 batang,3 thn

Komplikasi Implant dan Pengelolaannya


Komplikasi Amenore Perdarahan bercak (spotting ringan) Jika hamil atau KET rujuk perdarahan ringan sering dijumpai terutama pada tahun pertama, jika pasien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan implant, maka disarankan 2 pilihan pengobatan : 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 35g etinilestradiol), ibuprofen (sanpai 800mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan setelah pemberian Pengelolaan

pil kontrasepsi akan terjadi perdarahan. Bila terjadi perdaraahn banyak ditangani
dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50g etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.

Komplikasi Implan dan Pengelolaannya(lanjutan)


Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan periksa apakah ada tanda-tanda infeksi di daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada di tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan lain, atau anjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain Infeksi pada Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptic.

daerah insersi Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Impan jangan dilepas dan pasien diminta

kembali 1 minggu. Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru pada
sisi lengan lain. Apabila ditemukan abses, berikan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka,. dan berikan antibiotik oral selama 7

hari
Berat badan Kenaikan berat badan 1-2 kg adalah normal. Jika kenaikan berat badan sebanyak 2 kg

KB nonHormonal
KB alamiah
Barier AKDR Kontap

KB Alamiah
Metode ovulasi billings (MOB)
Metode suhu Basal (MSB) Metode Simtomtermal Senggama Terputus Metode Amenorea Laktasi (MAL)

MOB/Sistem Kalender
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama

pada saat istri dalam masa subur. Pasien harus dapat mengenali masa subur dengan memantau lender serviks yang keluar dari vagina. Kerugian: kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

MSB
Ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan

mengukur suhu badan secara teliti dengan thermometer khusus yang bias mencatat perubahan suhu sampai 0,1o c

METODE SIMTOMTERMAL
Merupakan gabungan dari MOB dan MSB sehingga

ibu harus mengamati lendir serviks dan suhu tubuh

Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana

trandisional, dimana pria menggeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina oleh karena itu, tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.

METODE MAL (Metode Amenorrhoe Laktasi) / PEMBERIAN ASI


Cara KB melalui menyusui eksklusif (menyusui bayi

tanpa makanan tambahan). Seorang wanita menyusui dikatakan menggunakan metoda LAM, bila: 1. Menyusui secara penuh atau bayinya tidak mendapat makanan tambahan, 2. ibu sering memberikan ASI, siang dan malam (8x/hari) 3. Ibu belum mendapat haid 4. Umur bayi <6 bulan. 5. Efektif sampai 6 bulan

Metode Barier
Kondom
Diafragma Spermisida

Kondom/Diafragma
Kondom kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kelebihan : mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana, semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang populer di masyarakat.

Komplikasi Kondom serta Pengelolaannya


Komplikasi Pengelolaan Kondom rusak atau diperkirakan bocor Buang dan pakai kondom baru atau pakai (sebelum berhubungan) spermisida digabung kondom dicurigai ada kebocoran,

Kondom bocor atau dicurigai ada curahan Jika di vagina saat berhubungan

pertimbangkan pemberian morning after pills

Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida) Jika keluhan menetap berikan kondom alami (produk hewani:lamb skin atau gut) atau pilih kontrasepsi lain Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Anjurkan pemakaian metode lain

Komplikasi Diafragma dan Pengelolaannya


Komplikasi Infeksi saluran uretra Pengelolaan Antibiotika yang sesuai. Jika diafragma merupakan piliohan utama dalam ber-KB disarankan untuk mengosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual, atau sarankan menggunakan kontrasepsi lain Dugaan adanya reaksi alergi Jika ada iritasi vagina terutama pascasenggama,dan tidak mengidap IMS berikan diafragma atau dugaan adanya spermisida yang lain,. atau bantu memilih kontrasepsi yang lain

reaksi alergi spermisida


Rasa nyeri pada kandung tekanan Pastikan ketepatan letak diafragma. Cobalah dengan ukuran yang lebih kecil kemih

terahadap atau rectum Timbul

cairan vagina dan Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina, jika tidak ada sarankan pasien

berbau jika dibiarkan lebih melepaskan diafragma setelah berhubungan seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam dari 24 jam setelah aktivitas terakhir. Setelah diafragma diangkat (diafragma harus dicuci

dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air jangan menggunakan bedak tau

Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-

9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. entuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria, atau krim. Cara kerja spermisida adalah menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Cara Penggunaan Spermisida


Aerosol : kocok aerosol 20 30 menit sebelum

digunakan Tablet vaginal/supositoria: menunggu 10 15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual Krim: Tidak perlu menunggu kerja krim

Komplikasi Spermisida dan Pengelolannya


Komplikasi Pemgelolaan

Iritasi vagina

Periksa

adanya

vaginitis

dan

IMS.
alihkan

Jika
ke

penyebabnya

adalah

spermisida,

spermisida lainnya dengan komposisi

kimia

berbeda atau bantu pasien memilih metode lain.


Iritasi penis dan tidak nyaman Periksa IMS. Jika penyebabnya adalah spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu pasien memilih metode lain. Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada

AKDR
Prinsip pemasangan AKDR adalah menempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. AKDR ada dua yaitu AKDR hormonal/ AKDR Progestin dan nonHormonal Cara kerja AKDR : menyebabkan reaksi peradangan endometrium yang disertai serbukan sel radang/leukosit yang dapat menghancurkan blastocyst maupun sperma

AKDR nonHormonal
Cu-T-380A : AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan

polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik Metode Jangka panjang (10 tahun)

IUDs
LNG IUD

20 mcg

levonorgestrel/day Approved for 5 years use


Copper T 380A IUD

Copper ions

Approved for 10 years use

Komplikasi AKDR serta Pengelolaannya


Komplikasi Amenorea Pengelolaan Pastikan hamil atau tidak. Bila tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut cukup konseling saja.Efek samping menggunakan AKDR yang mengandung hormone adalah amenorea (20-50%). Jika

pasien tetap menganggap amenore sebagai masalah, maka rujuk pasien. Jika terjadi kehamilan
<13 minggudan benang AKDR terlihat cabut AKDR.Nasehatkan untuk kembali ke klinik jika terjadi kram, cairan berbau atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak terlihat dah

usia kehamilan >13 minggu. Jika pasien ingin tetap meneruskan hamil tanpa mencabut AKDRnya jelaskan kepadanya tentang meningkatnya risiko keguguran,kehamilan preterm, infeksi dan kehamilannya harus diawasi ketat. Kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kram tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain.

Komplikasi AKDR dan Pengelolaannya(lanjutan)


Perdarahan yang Sering ditemukan pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ektopik, tidak teratur dan rujuk jika perlu. Bila ditemukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi, dapat diberi banyak ibuprofen 3 x 800mg untuk satu minggu atau pik kombinasi satu siklus saja. Bila terjadi

perdaraahn banyak ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 37 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50g etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari. Bila perdarahan berlanjut sampai pasien anemia, cabut AKDR dan bantu pasien memilih kontrasepsi lain Benang hilang Periksa apakah pasien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih ditempat tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada di dalam rahim, rujuk pasien untuk dilakukan pemeriksaan rontgen atau USG. Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu dating haid. Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan lihat penanganan amenorea Cairan atau vagina Bila penyebabnya kuman gonokokus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan pengobatan yang dugaan sesuai. Penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut. Bila

penyakit radang pasien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi, berikan antibiotika

KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP)


MOW (tubektomi)
MOP (vasektomi)

Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)


Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur

wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Sterilisasi sebaiknya tidak dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25--30 tahun, jumlah anak

Komplikasi dan Pengelolaanya pada Tubektomi


Komplikasi
Infeksi luka

Pengelolaan
Obati dengan antibiotic. Bila terdapat

abses, lakukan drainase dan obati


seperti yang terindikasi Hematoma (subkutan) Gunakan packs yang hangat dan

lembab di tempat tersebut. Amati hal ini biasanya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat

membutuhkan drainase bila ekstensif Demam pascaoperasi (>38o C) Obati berdasarkan apa yang ditemukan

Vasektomi (Sterilisasi pada Pria)


Vasektomi adalah prosedur klinik untuk

menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

Vasektomi

Komplikasi Vasektomi
Komplikasi yang dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat setelah tindakan. Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh pengunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia. Komplikasi pascatindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau abses pada testis, epididimitis kongestif, atau peradangan kronik granuloma di tempat insisi.

KESIMPULAN
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mencegah terjadimya

kehamilan yang bersifat sementara atau menetap. KB dibagi menjadi dua yaitu KB hormonal dan KB non hormonal KB hormonal terdiri dari pil,suntik,implant, dan AKDR progestin KB nonhormonal terdiri dari AKDR,KB alamiah, metode barier, dan kontap Komplikasi dari penggunaan KB hormonal antara lain amenorea,mual dan pusing serta perdarahan pervaginam Komplikasi dari penggunaan AKDR non hormonal antara lain amenorea,kram,perdarahan pervaginam,benang hilang, serta

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai