Pendahuluan
dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar
Pendahuluan(lanjutan)
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi
Tujuan KB
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.
Tujuan KB(lanjutan)
Menurut WHO KB adalah suatu usaha individu untuk
:
1. 2. 3. 4. 5.
mendapatkan objektif tertentu, mengindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur jumlah dan jarak antara kelahiran anak mengatur kehamilan sesuai usia ibu
Kontrasepsi
Kontra : mencegah atau melawan Konsepsi : pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi : menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Cara kontrasepsi
kontrasepsi Hormonal kontrasepsi nonHormonal
Cara-Cara Kontrasepsi
KB hormonal
Pil (kombinasi,progestin/minipil,after mini pills)
Suntik (kombinasi,progestin/minipil) Implan
sintetis, yaitu hormon estrogen dan progesteron Cara kerja ; 1. Estrogen Menekan ovulasi Mencegah implantasi 2. Progesteron Pengentalan lendir serviks Gangguan motilitas tuba
sintetis Cara kerja: 1. Mencegah ovulasi 2. Atrofi Endometrium 3. Pengentalan lendir serviks 4. Gangguan motilitas tuba 5. Menekan sekresi GnRH dan sintesis steroid seks di ovarium tidak begitu kuat
Morning pills berisi etinil estradiol 30-50 g + dnorgestrel 0,5g. Cara penggunaan after morning pills yaitu dengan meminum 2 tablet dalam jangka waktu 72 jam (lebih baik 12-24 jam) post coitus lalu 2 tablet 12 jam kemudian
DMPA: 1x/ 3 bulan, IM 2. Noristerat: 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu,injeksi ke 5 setiap 12 minggu
1.
Perdarahan/perdara perdarahan ringan sering dijumpai, jika pasien tidak dapat menerima
han (spotting) bercak perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka disarankan 2 pilihan pengobatan :
Implant
Kapsul implant dipasang tepat dibawah kulit di atas
lipat siku, di daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan pasien yang jarang digunakan. Jenis-jenis implan 1. Norplant,Levonorgestrel,6 batang,5 thn 2. Impanon, 3-keto-desogestrel,1 batang 3 thn 3. Jadena dan Indoplant,Levonorgestrel,2 batang,3 thn
pil kontrasepsi akan terjadi perdarahan. Bila terjadi perdaraahn banyak ditangani
dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50g etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
daerah insersi Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Impan jangan dilepas dan pasien diminta
kembali 1 minggu. Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru pada
sisi lengan lain. Apabila ditemukan abses, berikan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka,. dan berikan antibiotik oral selama 7
hari
Berat badan Kenaikan berat badan 1-2 kg adalah normal. Jika kenaikan berat badan sebanyak 2 kg
KB nonHormonal
KB alamiah
Barier AKDR Kontap
KB Alamiah
Metode ovulasi billings (MOB)
Metode suhu Basal (MSB) Metode Simtomtermal Senggama Terputus Metode Amenorea Laktasi (MAL)
MOB/Sistem Kalender
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama
pada saat istri dalam masa subur. Pasien harus dapat mengenali masa subur dengan memantau lender serviks yang keluar dari vagina. Kerugian: kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.
MSB
Ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan
mengukur suhu badan secara teliti dengan thermometer khusus yang bias mencatat perubahan suhu sampai 0,1o c
METODE SIMTOMTERMAL
Merupakan gabungan dari MOB dan MSB sehingga
Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
trandisional, dimana pria menggeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina oleh karena itu, tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
tanpa makanan tambahan). Seorang wanita menyusui dikatakan menggunakan metoda LAM, bila: 1. Menyusui secara penuh atau bayinya tidak mendapat makanan tambahan, 2. ibu sering memberikan ASI, siang dan malam (8x/hari) 3. Ibu belum mendapat haid 4. Umur bayi <6 bulan. 5. Efektif sampai 6 bulan
Metode Barier
Kondom
Diafragma Spermisida
Kondom/Diafragma
Kondom kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kelebihan : mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana, semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang populer di masyarakat.
Kondom bocor atau dicurigai ada curahan Jika di vagina saat berhubungan
Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida) Jika keluhan menetap berikan kondom alami (produk hewani:lamb skin atau gut) atau pilih kontrasepsi lain Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Anjurkan pemakaian metode lain
cairan vagina dan Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina, jika tidak ada sarankan pasien
berbau jika dibiarkan lebih melepaskan diafragma setelah berhubungan seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam dari 24 jam setelah aktivitas terakhir. Setelah diafragma diangkat (diafragma harus dicuci
dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air jangan menggunakan bedak tau
Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-
9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. entuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria, atau krim. Cara kerja spermisida adalah menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
digunakan Tablet vaginal/supositoria: menunggu 10 15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual Krim: Tidak perlu menunggu kerja krim
Iritasi vagina
Periksa
adanya
vaginitis
dan
IMS.
alihkan
Jika
ke
penyebabnya
adalah
spermisida,
kimia
AKDR
Prinsip pemasangan AKDR adalah menempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. AKDR ada dua yaitu AKDR hormonal/ AKDR Progestin dan nonHormonal Cara kerja AKDR : menyebabkan reaksi peradangan endometrium yang disertai serbukan sel radang/leukosit yang dapat menghancurkan blastocyst maupun sperma
AKDR nonHormonal
Cu-T-380A : AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan
polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik Metode Jangka panjang (10 tahun)
IUDs
LNG IUD
20 mcg
Copper ions
pasien tetap menganggap amenore sebagai masalah, maka rujuk pasien. Jika terjadi kehamilan
<13 minggudan benang AKDR terlihat cabut AKDR.Nasehatkan untuk kembali ke klinik jika terjadi kram, cairan berbau atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak terlihat dah
usia kehamilan >13 minggu. Jika pasien ingin tetap meneruskan hamil tanpa mencabut AKDRnya jelaskan kepadanya tentang meningkatnya risiko keguguran,kehamilan preterm, infeksi dan kehamilannya harus diawasi ketat. Kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kram tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain.
perdaraahn banyak ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 37 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50g etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari. Bila perdarahan berlanjut sampai pasien anemia, cabut AKDR dan bantu pasien memilih kontrasepsi lain Benang hilang Periksa apakah pasien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih ditempat tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada di dalam rahim, rujuk pasien untuk dilakukan pemeriksaan rontgen atau USG. Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu dating haid. Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan lihat penanganan amenorea Cairan atau vagina Bila penyebabnya kuman gonokokus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan pengobatan yang dugaan sesuai. Penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut. Bila
penyakit radang pasien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi, berikan antibiotika
wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Sterilisasi sebaiknya tidak dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25--30 tahun, jumlah anak
Pengelolaan
Obati dengan antibiotic. Bila terdapat
lembab di tempat tersebut. Amati hal ini biasanya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat
membutuhkan drainase bila ekstensif Demam pascaoperasi (>38o C) Obati berdasarkan apa yang ditemukan
menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
Vasektomi
Komplikasi Vasektomi
Komplikasi yang dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat setelah tindakan. Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh pengunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia. Komplikasi pascatindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau abses pada testis, epididimitis kongestif, atau peradangan kronik granuloma di tempat insisi.
KESIMPULAN
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mencegah terjadimya
kehamilan yang bersifat sementara atau menetap. KB dibagi menjadi dua yaitu KB hormonal dan KB non hormonal KB hormonal terdiri dari pil,suntik,implant, dan AKDR progestin KB nonhormonal terdiri dari AKDR,KB alamiah, metode barier, dan kontap Komplikasi dari penggunaan KB hormonal antara lain amenorea,mual dan pusing serta perdarahan pervaginam Komplikasi dari penggunaan AKDR non hormonal antara lain amenorea,kram,perdarahan pervaginam,benang hilang, serta
TERIMA KASIH