PENDAHULUAN
1
Keluarga yang sehat akan menciptakan komunitas yang sehat pula. Oleh
karena itu, salah satu aspek terpenting dari asuhan kebidanan komunitas adalah
pemberian asuhan kebidanan pada unit keluarga. Pelaksanaan asuhan keluarga ini
dilakukan dengan pengembangan model One Student One Client (OSOC) yang
merupakan model pelayanan kesehatan dengan melibatkan satu mahasiswa
mendampingi satu klien.
Di Kelurahan Limbungan wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan terdapat lebih kurang 316 KK yang
tersebar pada RW 06 dan RW 07 Kelurahan Limbungan. Pelaksanaan praktik
Kebidanan Komunitas Komprehensif ini dilakukan pada dua RW yaitu RW 06
dan RW 07 dengan sasaran ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita, remaja, pasangan
usia subur (PUS) dan lansia. Pada RW 07 terdapat 140 kepala keluarga (KK) dari
jumlah tersebut, terdapat beberapa KK yang memenuhi kriteria untuk diberikan
asuhan keluarga karena memiliki masalah kesehatan dalam keluarga. Salah satu
KK tersebut adalah KK Tn. A, beralamat di RT 03 RW 07 Kelurahan Limbungan
wilayah kerja Puskesmas Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru
tahun 2019.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
pengawasan dan pemberian pendidikan kesehatan kepada Tn. A dan Ny. F dengan
judul laporan “Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Konteks Keluarga pada
Keluarga Tn. A di RT 03 RW 07 Kelurahan Limbungan wilayah kerja Puskesmas
Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun 2019”.
2
c. Merencanakan asuhan berdasarkan analisa data dan rumusan masalah
bersama keluarga Tn. A
d. Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan pada keluarga Tn. A
e. Mengevaluasi keefektifan rencana dan pelaksanaan asuhan yang telah
dilakukan pada keluarga Tn. A
f. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan secara menyeluruh
dan berkesinambungan pada keluarga Tn. A
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
4
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri
(Friedman,2010).
5
c. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ayah dan ibu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemegang kekuasaan dalam
keluarga sebagai berikut :
a. Hirarki kekuasaan keluarga
b. Tipe bentuk keluarga (orangtua tunggal, keluarga campuran, keluarga
inti dua-orang tua tradisional, dll)
c. Pembentukan koalisi/persatuan
d. Jaringan komunikasi keluarga
e. Kelas sosial
f. Tahap perkembangan keluarga
g. Latar belakang budaya dan religius (Suprajitno, 2012).
6
menjamin keseimbangan kepribadian anggota keluarga, memperkokoh
kerukunan dan solidaritas keluarga, mengurangi ketegangan perasaan,
meningkatkan sling pengertian dan meningkatkan rasa kasih sayang.
f. Fungsi Perlindungan (Protektif)
Diantara alasan seseorang membentuk keluarga, yaitu:
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa
tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Biologis
Keluarga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan biologis
manusia, yang secara khusus dalam bentuk hubungan seks agar manusia
tidak memenuhi kebutuhan tersebut secara bebas seperti binatang.
h. Fungsi Edukatif (Pendidikan)
Fungsi edukatif atau pendidikan merupakan salah satu tanggung jawab
yang sangat penting dipikul oleh orang tua. Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Pendidikan dikeluarga
menjadi dasar bagi anak untuk melanjutkan/mengembangkan
pendidikan selanjutnya.
i. Fungsi Religius (Keagamaan)
Keluarga mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak
serta anggota keluarga lain kepada kehidupan beragama, memberikan
contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan dari ajaran
agama. Anak akan mempunyai keyakinan agama dan landasan hidup
yang kuat, jika keluarga mampu melaksanakan fungsi religius dengan
baik.
j. Fungsi Cinta Kasih
Keluarga berfungsi untuk menumbuh kembangkan potensi kasih sayang
antar anggota keluarga, membina tingkah laku saling menyayangi untuk
mewujudkan keluarga bahagia sejahtera.
7
k. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga berkewajiban untuk menyediakan kebutuhan fisik makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dll (Wakhida, Siti
Nuraini. 2017).
8
rumah tangga. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi
dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
2. Tahap menjelang kelahiran anak (child bearing family). Pada tahap ini
merupakan persiapan menjadi orang tua, membagi peran dan tanggung
jawab dalam mempersiapkan kelahiran dan membesarkan anak.
Melahirkan anak suatu kebahagian yang sangat dinantikan bagi
keluarga.
3. Tahap menghadapi bayi. Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik
dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya, serta
kondisinya masih sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak pra sekolah (famillies with preschool). Pada
tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosial, sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya. Anak pada tahap ini sangat rawan dalam
masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana
yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma
kehidupan, norma-norma agama, sosial budaya dan sebagainya.
5. Tahap menghadapi anak sekolah (famillies with children). Dalam tahap
ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depan. Membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
6. Tahap menghadapi anak remaja (familles with teenagers). Tahap ini
adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu
pengawasan dan perhatian dari kedua orang tua sangat diperlukan.
Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap pelepasan anak ke masyarakat (lounching center famillies).
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah menyelesaikan pendidikan,
maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat untuk
9
memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan
memulai kehidupan berumah tangga.
8. Tahap keluarga berdua kembali atau usia pertengahan (middle age
familles). Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, suami istri tinggal berdua saja. Dalam tahap ini keluarga
akan merasa sepi, bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat
menimbulkan depresi dan stres.
9. Tahap masa tua atau usia lanjut. Pada tahap ini terjadi adaptasi
kehilangan pasangan dan mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia
yang fana ini (Suprajitno, 2012).
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
h. Memberikan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
10
kesehatan di tingkat keluarga yang ada di komunitas wilayah kerja (Survey
Mawas Diri/SMD). Data yang dikumpulkan secara umum antara lain :
a) Demografi dan kependudukan
b) Masalah kesehatan yang sering terjadi khususnya masalah kesehatan ibu
dan anak
c) Fasilitas kesehatan dan pemanfaatannya
d) Keikutsertaan dalam upaya kesehatan
e) Kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarrakat, meliputi :
Perumahan (permanen, semi permanen, ventilasi, penerangan,
kebersihan)
Sumber air minum
Pembuangan air limbah
Pembuangan sampah
Tempat pembuangan tinja
2. Analisa Data
Analisa Data adalah kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data untuk
mengetahui dan melihat kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh keluarga
apakah itu masalah kesehatan atau masalah terkait lainnya, yang dikaitkan dengan
konsep, prinsip maupun teori yang relevan. Dari hasil tersebut dapat dirumuskan
masalah, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan memprioritaskan masalah.
Rumusan Masalah merupakan suatu kesimpulan tentang permasalahan yang
dialam keluarga serta kebutuhan keluarga akan pelayanan dan asuhan kebidanan.
Sedangkan, Prioritas Masalah adalah masalah/Kebutuhan yang ditemukan
biasanya lebih dari satu, sehingga perlu dilakukan prioritas masalah dengan
mempertimbangkan, yaitu:
a) Sifat masalah yang dihadapi
b) Tingkat bahaya yang mengancam komunitas
c) Kemungkinan masalah untuk diatasi
d) Berat ringannya masalah yang dihadapi
e) Sumberdaya yang tersedia di komunitas
11
Dalam memprioritaskan masalah ada beberapa kriteria prioritas masalah yang
perlu diperhatikan sebagai berikut ini:
a) Sifat masalah, dikelompokkan menjadi :
Ancaman kesehatan
Keadaan sakit atau kurang sehat
Situasi krisis
b) Kemungkinan masalah dapat diubah
Kemungkinan masalah dapat diubah merupakan kemungkinan
keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mnecegah masalah bila
dilakukan intervensi kesehatan
c) Potensi masalah untuk dicegah
Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan kesehatan.
d) Menonjolnya masalah
Menonjolnya masalah adalah cara keluarga/kelompok melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui
intervensi kesehatan
12
Cara menghitung Skoring/Cara penilaian, yaitu :
Tentukan skor untuk setiap kriteria
Skor dibagi dengan angka skor tertinggi dan kalikan dengan bobot :
Skor
Bobot
Skor Tinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria
3. Perencanaan Kebidanan
Perencanaan Kebidanan adalah rencana tindakan yang akan dilaksanakan
untuk mengatasi masalah sesuai dengan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana kebidanan harus mencakup : Perumusan
tujuan, Rencana tindakan yang akan dilaksanakan, kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan.
Perencanaan kebidanan dibuat berdasarkan masalah yang telah dirumuskan
dan diprioritaskan dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat. Dilakukan
dalam bentuk kegiatan Musyawarah (MMD). Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun rencana sebagai berikut ini, yaitu :
Keterlibatan tokoh masyarakat dan anggota masyarakat dalam menyusun
rencana penanggulangan masalah
Rencana penanggulangan dapat dalam bentuk pelayanan di tingkat
keluarga dan atau kelompok yang ada di masyarakat.
Keterpaduan dengan pelayanan kesehatan lainnya, baik tenaga, biaya,
sarana maupun waktu.
Kerjasama lintas program dan lintas sektoral sehingga program pelayanan
bersifat menyeluruh
4. Pelaksanaaan (Implementasi)
Pelaksanaan (Implementasi) merupakan realisasi rencana yang telah
ditetapkan bersama masyarakat. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada
klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
13
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan, yaitu:
a) Melibatkan peran serta aktif tokoh masyarakat dan anggota masyarakat.
b) Bila ada masalah yang tidak bisa ditanggulangi, lakukan rujukan
c) Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
d) Melakukan dokumentasi pelayananan kebidanan komunitas yang
diberikan
5. Penilaian (Evaluasi)
Penilaian(Evaluasi) merupakan kegiatan menilai/melihat hasil pelayanan
kebidanan komunitas yang dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan, yaitu :
a) Membandingkan hasil pelayanan kebidanan komunitas yang diberikan
dengan tujuan yang ditetapkan.
b) Menilai efektivitas pelayanan
14
2. Faktor penyebab obesitas pada bayi
15
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. A dan Ny. F dimulai sejak
hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2019 sampai 23 Oktober 2019. Pengkajian ini
dimulai dari lingkungan tempat tinggal keluarga sampai personal dari masing-
masing individu tersebut. Pendokumentasian yang digunakan pada asuhan
keluarga ini dimulai dari data umum sampai metode SOAP (subyektif, obyektif,
analisis, dan penatalaksanaan) seperti di bawah ini:
I. Data Umum
A. Demografi
a. Kabupaten/Kota : Pekanbaru
b. Kecamatan : Rumbai Pesisir
c. Desa/Kelurahan : Limbungan
d. RT/RW : RT 03/ RW 07
e. Alamat Rumah : Jl. Pengambang Jaya
B. Sarana & Prasarana
1. Sarana Kesehatan Terdekat :
- Puskesmas dan Posyandu
2. Sarana Transportasi :
- Sepeda Motor
3. Sarana Komunikasi :
- Televisi, telepon selular, internet
4. Fasilitas Pendidikan terdekat :
- TK/PAUD, SD, MDTA, Pondok Pesantren
5. Tempat Peribadatan :
- Mesjid
6. Fasilitas Perdagangan :
16
- Warung dan Pasar
C. Biografi Kepala Keluarga
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 28 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Swasta
5. Pendidikan : SMK
6. Suku/Bangsa : Minang
D. Anggota Keluarga :
Cek
No Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan
Kesehatan
1. Tn. A 28 L KK SMK Swasta Tidak rutin
2. Ny. F 27 P Istri S1 IRT Tidak rutin
3. An. F 4 bln L Anak - - Rutin
II. DATA KHUSUS
A. Riwayat Penyakit Keluarga (termasuk gangguan jiwa)
Tidak Ada
B. Data Pasangan Usia Subur Dan Keluarga Berencana (15-49 Tahun)
N AKSEPTOR JENIS
NAMA LAMA
DO KONTRASE KET
O. PUS YA TIDAK PEMAKAIAN
PSI
Tn. A
1 dan Ny √ √ Kondom 2 bulan
F
17
C. Data Bayi Balita
STA ASI IMUNISASI
TUS EKL
GIZI USI
F Riwayat
Pentavale c peta Ca K Vi Kelahiran
L/ Tgl BB/ Polio
No Nama nt a vale m M t (tempat
P Lhr PB
T H B m nbos pa S A dan
N/K/ Y
d B C p ter k penolong)
B a
k 0 G 1 2 3 1 2 3 4 a bo
k ste
r
1 Fatan L 8.3/ B √ √ √ √ √ √ √ √ RS Bina
63 Kasih
1. Kebiasaan makan
Di keluarga Tn. A memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Menu yang biasa
dikonsumsi adalah nasi, lauk pauk, sayur, buah, susu. Pertimbangan yang menjadi
dasar dalam memilih menu makanan berdasarkan selera Tn. A dan Ny. F. Dalam
keluarga Ny. F menjadi prioritas dalam karna sedang menyusui. Anggota keluarga
juga telah menerapkan kebiasaaan mencuci tangan sebelum makan, namun belum
menggunakan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar.
2. Jenis keragaman pangan ( dalam 1 minggu terakhir)
Konsumsi
N
Pertanyaan Selalu Jarang Tidak
o
Pernah
Nasi, roti, mie, biskuit atau makanan
1 √
lain yang terbuat dari padi-padian
Kentang, singkong (dll yang terbuat dari
2 √
akar atau umbi)
3 Sayur-sayuran √
4 Buah-buahan √
5 Daging, dll bagian dari daging √
6 Telur √
7 Ikan segar, ikan asin, kerang atau √
18
seafood, dll.
Buncis, kacang panjang atau polong-
8 √
polongan lainnya
9 Keju, yogurt, susu atau produk susu √
1 Minyak goreng, lemak atau mentega
√
0
1 Gula atau madu
√
1
1 Jenis makanan lain seperti bumbu
√
2 rempah, kopi, teh dll
4. Pola Eliminasi
Nama
N
anggota BAB BAK Masalah
o
keluarga
1 Tn. A 2 kali/hari 3-4 kali/ hari -
2 Ny. F 1 kali/hari 6-7 kali/ hari -
3 An. F 1-2 kali/hari 5-7 kali/ hari -
5. Kebersihan Perorangan/ Personal Hygiene
Nama
N Gosok Ganti pakaian Kebiasaan cuci
anggota Mandi
o Gigi dalam tangan
keluarga
Sebelum dan
1 Tn. A 2kali/ hari 2 kali/ hari 2 kali/ hari
sesudah makan
Ny. F Sebelum makan
2 2kali/ hari 2 kali/ hari 2 kali/ hari
sesudah makan
3 An. F 2 kali/ hari - 3-4kali/ hari -
19
b. Jenis Bangunan : Semi Permanen
c. Atap Rumah : Seng
d. Lantai : Semen
e. Ventilasi/Jendela : Ada, >10% luas lantai
f. Cahaya Matahari Masuk Ruangan : Ya, Memenuhi ruangan
g. Penerangan : Listrik
h. Kepadatan anggota keluarga : Sesuai (> 7 m2/org)
2. Sumber Air Bersih
a. Sumber air minum : Air Galon
b. Sumber air memasak : Air Galon
c. Jarak sumber air minum dengan septi tank : > 10 meter
d. Sumber air untuk MCK : Air Bor
e. Kualitas fisik air bersih : Memenuhi syarat kesehatan
(jernih,tidak berwarna,tidak berbau dan tidak berasa)
3. Sistem Pembuangan Air Limbah/Kotoran Rumah Tangga
a. Tempat Penampungan Sampah : Tempat Sampah terbuka
b. Pembuangan sampah : Dibakar
c. Kepemilikan jamban : Ada
d. Jenis jamban : Leher angsa
e. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) : Ada (memenuhi syarat
kesehatan)
4. Lingkungan Rumah
a. Keadaan Tanah : Kering
b. Jarak rumah dengan tetangga : Dekat (≤ 12 meter)
5. Hewan Piaraan/ Ternak
a. Kepemilikan hewan ternak : Tidak Ada
b. Jenis hewan :-
c. Kadang :-
III. ANALISA DATA
Dari hasil pengkajian, masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. A
dan Ny. F disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan tentang asupan yang
harus dikonsumsi oleh ibu menyusui. Karna hal tersebut sangat berpengaruh
20
terhadap kesehatan bayi, serta dalam jangka panjang dapat menimbulkan
terganggunya perkembangan motorik, gangguan metabolisme tubuh, dan
menurunnya kemampuan kognitif. Melakukan pemeriksaan rutin tiap bulan
dengan mengikuti posyandu. Selain itu keluarga tidak tahu bahwa bayi yang
gemuk dapat mengganggu kesehatan.
a. Rumusan Masalah
Dari data-data diatas dan hasil analisa yang sederhana, maka ada
permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn. N dan Ny. G yang disebabkan oleh
faktor ketidaktahuan terutama pada Ny. F dalam menjalankan tugas-tugas
keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga timbullah masalah pada keluarga yaitu
gizi lebih pada bayi yaitu obesitas.
b. Prioritas Masalah
1) Masalah 1 : bayi dengan obesitas
Kriteria Bobot Skor Skoring/Nilai Pembenaran
1. Sifat 1 2/3 2/3 x 1 = 2/3 Obesitas dapat menyebabkan tumbuh
masalah kembang terhambat, gangguan
metabolisme seperti diabetes, jantung,
dll.
2. Kemungkin 2 2 2/2 x 2 = 0 Masalah dapat diubah karena setelah
an masalah diberikan penjelasan ibu mudah
dapat memahami dan mampu mengubah
dirubah pola makan dan mampu menstimulasi
bayinya
3. Potensi 3 3 3/3 x 1 = 1 Potensi masalah untuk dirubah tinggi
masalah karna ibu mulai memahami dampak
untuk yang diakibatkan dari masalah
dirubah
4. Penonjolan 0 0 0/2 x 1 = 0 Penonjolan masalah perlu ditangani
masalah namun
Jumlah : 2 2/3
21
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka prioritas masalah
kesehatan pada keluarga Tn. A dan Ny. F adalah Masalah bayi obesitas
22
I. ASUHAN KELUARGA PADA TN. A dan NY. F RT 03 RW 07 KELURAHAN LIMBUNGAN KECAMATAN RUMBAI
23
mengajarkan ibu cara memperagakan menstimulasi
menstimulasi bayi untuk bayinya.
perkembangan motoric bayi
Tanggal : 23 Oktober 2019 Tanggal : 23 Oktober 2019
Melakukan evaluasi, berat dari pemeriksaan antopometri
badan dan tinggi badan bayi, yang dilakukan pada An. F
serta mengulang melakukan BB : 9,6 kg TB: 66 cm
stimulasi pada bayi dan
menyarankan ibu untuk
memeriksakan bayinya ke
puskesmas atauke dokter
anak.
24
BAB 4
PEMBAHASAN
Keluarga Tn. A tinggal dirumah dengan status milik orangtua dan keadaan
rumah semi permanen, berlantai semen, beratap seng dan ventilasi sesuai dengan
luas lantai sehingga cahaya dapat masuk ke dalam rumah, walaupun masih ada
beberapa bagian rumah yang tidak masuk cahaya, karena lebih sering ditutupnya
jendela yang ada. Luas dari rumah keluarga Tn. A sesuai dengan jumlah anggota
keluarga yang tinggal dirumah tersebut. Keadaan rumah dan lingkungan sekitar
bersih.
Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis data pada keluarga Tn. A
secara umum, kesehatan keluarga Tn. A sudah cukup baik tetapi terdapat beberapa
masalah yang ada di keluarga Tn. A yaitu An. F yang saat ini memiliki berat
badan lebih. Adapun pembahasan mengenai masalah yang ada pada keluarga Tn.
N berdasarkan prioritas masalah yaitu :
1. Bayi dengan Obesitas
Bayi yang diberi ASI memang lebih cepat pertumbuhannya selama 3-4 bulan
pertama. Namun seiring waktu pertumbuhan bayi akan cenderung melambat
sejalan dengan kemampuan bergeraknya yang meningkat. Normal berat badan
bayi umur 3 bulan adalah 3.4-5.7 kg sedangkan bayi Ny. F memiliki berat badan
diatas normal yaitu 8.3 kg sudah dikategorikan dalam Obesitas. Obesitas tentun
berdampak negative bagi tumbuh kembang anak seperti,
- bayi cenderung malas bergerak yang akan mempengaruhi perkembangan
motoric kasar dan halusnya,
- beresiko tinggi menderita diabetes, kanker, penyakit jantung dan lain-
lainnya.
- Mengalami gangguan pertumbuhan tulang.
Setelah dikaji, ibu sering mengonsumsi makanan tinggi kalori dan gula, asupan
yang diterima bayi di dapatkan dari ASI dan apa yang dikonsumsi ibu akan
berpengaruh oleh bayi, sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi kadar glukosa
dalam ASI sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kandungan glukosa pada
ASI meningkat dan hal itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi
25
terutama pada berat badan bayi. oleh karna itu ibu dianjurkan untk mengurangi
konsumsi makanan yang tinggi kalori dan gula. Menganjurkan ibu untuk sering
merangsang anaknya untuk bergerak seperti miring kanan dan kiri, telungkup, dan
diajak bicara. Kemudian, Orangtua dari Ny. F juga memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus, sehingga Ny.F dianjurkan untuk memeriksakan bayinya ke
puskesmas ataupun ke dokter anak untuk melakukan pemeriksaan labor pada An.
F.
26
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Irianti Bayu,dkk. 2013. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Prawirohardjo Sarwono, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
[http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20170216/0519737/status-gizi-
balita-dan-interaksinya/] pada tanggal 23 oktober 2019 pukul 13.00 WIB
28