Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan salah satu faktor yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping itu kesehatan juga
merupakan karunia tuhan. Oleh karena itu, kesehatan perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari ancaman yang merugikan.
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Sejahteranya fisik, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi merupakan keadaan sehat yang harus dimiliki
oleh seluruh individu. Berkaitan dengan perspektif tersebut, pembangunan
kesehatan berbanding lurus dengan pembangunan ekonomi yang ada saat ini,
sehingga melalui pembangunan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
membangun kesehatan masyarakat adalah melalui program Indonesia sehat
(Kemenkes RI, 2016).
Program Indonesia sehat ialah salah satu upaya mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berprilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, serta mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai target tersebut, kementerian kesehatan
menyusun strategi penguatan pelayanan yang mengacu pada tiga pilar utama
program Indonesia sehat yang salah satunya adalah penguatan pelayanan
kesehatan yang arah kebijakannya mengacu pada penerapan pendekatan
continuity of care (COC) melalui pendekatan keluarga dan pembangunan
kesehatan yang tidak hanya menitikberatkan pada upaya kuratif semata,
melainkan penguatan upaya promotif dan preventif juga. Penguatan upaya
promotif dan preventif dikembangkan melalui pendekatan keluarga dengan tujuan
menyehatkan keluarga (Kemenkes RI, 2016).

1
Keluarga yang sehat akan menciptakan komunitas yang sehat pula. Oleh
karena itu, salah satu aspek terpenting dari asuhan kebidanan komunitas adalah
pemberian asuhan kebidanan pada unit keluarga. Pelaksanaan asuhan keluarga ini
dilakukan dengan pengembangan model One Student One Client (OSOC) yang
merupakan model pelayanan kesehatan dengan melibatkan satu mahasiswa
mendampingi satu klien.
Di Kelurahan Limbungan wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan terdapat lebih kurang 316 KK yang
tersebar pada RW 06 dan RW 07 Kelurahan Limbungan. Pelaksanaan praktik
Kebidanan Komunitas Komprehensif ini dilakukan pada dua RW yaitu RW 06
dan RW 07 dengan sasaran ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita, remaja, pasangan
usia subur (PUS) dan lansia. Pada RW 07 terdapat 140 kepala keluarga (KK) dari
jumlah tersebut, terdapat beberapa KK yang memenuhi kriteria untuk diberikan
asuhan keluarga karena memiliki masalah kesehatan dalam keluarga. Salah satu
KK tersebut adalah KK Tn. A, beralamat di RT 03 RW 07 Kelurahan Limbungan
wilayah kerja Puskesmas Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru
tahun 2019.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
pengawasan dan pemberian pendidikan kesehatan kepada Tn. A dan Ny. F dengan
judul laporan “Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Konteks Keluarga pada
Keluarga Tn. A di RT 03 RW 07 Kelurahan Limbungan wilayah kerja Puskesmas
Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun 2019”.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan dalam konteks keluarga secara menyeluruh
dan berkesinambungan pada keluarga Tn. A melalui pendekatan manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada keluarga Tn. A
b. Melakukan analisa data dan merumuskan masalah pada keluarga Tn. A

2
c. Merencanakan asuhan berdasarkan analisa data dan rumusan masalah
bersama keluarga Tn. A
d. Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan pada keluarga Tn. A
e. Mengevaluasi keefektifan rencana dan pelaksanaan asuhan yang telah
dilakukan pada keluarga Tn. A
f. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan secara menyeluruh
dan berkesinambungan pada keluarga Tn. A

1.3 MANFAAT PENULISAN


1.3.1 Bagi Keluarga Tn. A
Dapat meningkatkan kesehatan, pengetahuan serta kesadaran keluarga
dalam menjaga dan memelihara kesehatan secara mandiri.

1.3.2 Bagi Penulis


Dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan pengalaman penulis
dalam memberikan asuhan kebidanan dalam konteks keluarga secara
komprehensif dan berkesinambungan khususnya pada keluarga Tn. A.

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Kementerian Kesehatan
RI, 2014). Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010). Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (WHO, 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yangterikat oleh ikatan perkawinan
dan mempunyai ikatan darah.

2.1.2 Struktur Keluarga


Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

4
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri
(Friedman,2010).

2.1.3 Tipe dan Jenis Keluarga


a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang belum mengikat diri dalam membentuk keluarga
sendiri, tinggal dalam satu rumah yang di tetapkan oleh sanksi-sanksi
legal dalam suatu ikatan perkawinan.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang
tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
d. Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
e. Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
f. Keluarga berkomposisi (composite adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
g. Keluarga kabitas (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
h. Multigenerational family adalah keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah (Suprajitno,
2012).

2.1.4 Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga


a. Patriakal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ibu.

5
c. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ayah dan ibu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemegang kekuasaan dalam
keluarga sebagai berikut :
a. Hirarki kekuasaan keluarga
b. Tipe bentuk keluarga (orangtua tunggal, keluarga campuran, keluarga
inti dua-orang tua tradisional, dll)
c. Pembentukan koalisi/persatuan
d. Jaringan komunikasi keluarga
e. Kelas sosial
f. Tahap perkembangan keluarga
g. Latar belakang budaya dan religius (Suprajitno, 2012).

2.1.5 Fungsi Keluarga


Keluarga memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan untuk menjadikan
anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan
status pada anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kelanjutan keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi sangat penting bagi kehidupan keluarga, karena
merupakan pendukung utama bagi keutuhan dan kelangsungan keluarga.
Fungsi ekonomi keluarga meliputi : menyediakan sumber ekonomi yang
cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi Rekreatif
Fungsi rekreatif sangat penting bagi anggota keluarga, karena dapat

6
menjamin keseimbangan kepribadian anggota keluarga, memperkokoh
kerukunan dan solidaritas keluarga, mengurangi ketegangan perasaan,
meningkatkan sling pengertian dan meningkatkan rasa kasih sayang.
f. Fungsi Perlindungan (Protektif)
Diantara alasan seseorang membentuk keluarga, yaitu:
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa
tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Biologis
Keluarga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan biologis
manusia, yang secara khusus dalam bentuk hubungan seks agar manusia
tidak memenuhi kebutuhan tersebut secara bebas seperti binatang.
h. Fungsi Edukatif (Pendidikan)
Fungsi edukatif atau pendidikan merupakan salah satu tanggung jawab
yang sangat penting dipikul oleh orang tua. Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Pendidikan dikeluarga
menjadi dasar bagi anak untuk melanjutkan/mengembangkan
pendidikan selanjutnya.
i. Fungsi Religius (Keagamaan)
Keluarga mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak
serta anggota keluarga lain kepada kehidupan beragama, memberikan
contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan dari ajaran
agama. Anak akan mempunyai keyakinan agama dan landasan hidup
yang kuat, jika keluarga mampu melaksanakan fungsi religius dengan
baik.
j. Fungsi Cinta Kasih
Keluarga berfungsi untuk menumbuh kembangkan potensi kasih sayang
antar anggota keluarga, membina tingkah laku saling menyayangi untuk
mewujudkan keluarga bahagia sejahtera.

7
k. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga berkewajiban untuk menyediakan kebutuhan fisik makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dll (Wakhida, Siti
Nuraini. 2017).

2.1.6 Peran Keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dan ayah dari anak-anaknya, ayah berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual (Wakhida, Siti
Nuraini, 2017)

2.1.7 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap-tahap perkembangan kehidupan yang dilalui dalam keluarga sebagai
berikut ini:
1. Tahap pembentukan keluarga atau keluarga baru (beginning family).
Tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam membentuk

8
rumah tangga. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi
dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
2. Tahap menjelang kelahiran anak (child bearing family). Pada tahap ini
merupakan persiapan menjadi orang tua, membagi peran dan tanggung
jawab dalam mempersiapkan kelahiran dan membesarkan anak.
Melahirkan anak suatu kebahagian yang sangat dinantikan bagi
keluarga.
3. Tahap menghadapi bayi. Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik
dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya, serta
kondisinya masih sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak pra sekolah (famillies with preschool). Pada
tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosial, sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya. Anak pada tahap ini sangat rawan dalam
masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana
yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma
kehidupan, norma-norma agama, sosial budaya dan sebagainya.
5. Tahap menghadapi anak sekolah (famillies with children). Dalam tahap
ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depan. Membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
6. Tahap menghadapi anak remaja (familles with teenagers). Tahap ini
adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu
pengawasan dan perhatian dari kedua orang tua sangat diperlukan.
Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap pelepasan anak ke masyarakat (lounching center famillies).
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah menyelesaikan pendidikan,
maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat untuk

9
memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan
memulai kehidupan berumah tangga.
8. Tahap keluarga berdua kembali atau usia pertengahan (middle age
familles). Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, suami istri tinggal berdua saja. Dalam tahap ini keluarga
akan merasa sepi, bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat
menimbulkan depresi dan stres.
9. Tahap masa tua atau usia lanjut. Pada tahap ini terjadi adaptasi
kehilangan pasangan dan mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia
yang fana ini (Suprajitno, 2012).
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
h. Memberikan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

2.2 Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Tingkat Keluarga


Dalam memecahkan masalah pasien, bidan menggunakan manajemen yaitu
suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari
langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk
menyelamatkan pasien dari gangguan kesehatan.
Adapun langkah-langkah asuhan kebidanan itngkat keluarga sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian yaitu upaya yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai
langkah awal untuk menentukan masalah dan kebutuhan komunitas akan
pelayanan kebidanan komunitas. Pengkajian diawali dengan mengumpulkan data

10
kesehatan di tingkat keluarga yang ada di komunitas wilayah kerja (Survey
Mawas Diri/SMD). Data yang dikumpulkan secara umum antara lain :
a) Demografi dan kependudukan
b) Masalah kesehatan yang sering terjadi khususnya masalah kesehatan ibu
dan anak
c) Fasilitas kesehatan dan pemanfaatannya
d) Keikutsertaan dalam upaya kesehatan
e) Kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarrakat, meliputi :
 Perumahan (permanen, semi permanen, ventilasi, penerangan,
kebersihan)
 Sumber air minum
 Pembuangan air limbah
 Pembuangan sampah
 Tempat pembuangan tinja

2. Analisa Data
Analisa Data adalah kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data untuk
mengetahui dan melihat kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh keluarga
apakah itu masalah kesehatan atau masalah terkait lainnya, yang dikaitkan dengan
konsep, prinsip maupun teori yang relevan. Dari hasil tersebut dapat dirumuskan
masalah, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan memprioritaskan masalah.
Rumusan Masalah merupakan suatu kesimpulan tentang permasalahan yang
dialam keluarga serta kebutuhan keluarga akan pelayanan dan asuhan kebidanan.
Sedangkan, Prioritas Masalah adalah masalah/Kebutuhan yang ditemukan
biasanya lebih dari satu, sehingga perlu dilakukan prioritas masalah dengan
mempertimbangkan, yaitu:
a) Sifat masalah yang dihadapi
b) Tingkat bahaya yang mengancam komunitas
c) Kemungkinan masalah untuk diatasi
d) Berat ringannya masalah yang dihadapi
e) Sumberdaya yang tersedia di komunitas

11
Dalam memprioritaskan masalah ada beberapa kriteria prioritas masalah yang
perlu diperhatikan sebagai berikut ini:
a) Sifat masalah, dikelompokkan menjadi :
 Ancaman kesehatan
 Keadaan sakit atau kurang sehat
 Situasi krisis
b) Kemungkinan masalah dapat diubah
Kemungkinan masalah dapat diubah merupakan kemungkinan
keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mnecegah masalah bila
dilakukan intervensi kesehatan
c) Potensi masalah untuk dicegah
Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan kesehatan.
d) Menonjolnya masalah
Menonjolnya masalah adalah cara keluarga/kelompok melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui
intervensi kesehatan

Skala Prioritas Masalah dengan Metode Skoring

12
Cara menghitung Skoring/Cara penilaian, yaitu :
 Tentukan skor untuk setiap kriteria
 Skor dibagi dengan angka skor tertinggi dan kalikan dengan bobot :
Skor
Bobot
Skor Tinggi
 Jumlahkan skor untuk semua kriteria

3. Perencanaan Kebidanan
Perencanaan Kebidanan adalah rencana tindakan yang akan dilaksanakan
untuk mengatasi masalah sesuai dengan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana kebidanan harus mencakup : Perumusan
tujuan, Rencana tindakan yang akan dilaksanakan, kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan.
Perencanaan kebidanan dibuat berdasarkan masalah yang telah dirumuskan
dan diprioritaskan dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat. Dilakukan
dalam bentuk kegiatan Musyawarah (MMD). Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun rencana sebagai berikut ini, yaitu :
 Keterlibatan tokoh masyarakat dan anggota masyarakat dalam menyusun
rencana penanggulangan masalah
 Rencana penanggulangan dapat dalam bentuk pelayanan di tingkat
keluarga dan atau kelompok yang ada di masyarakat.
 Keterpaduan dengan pelayanan kesehatan lainnya, baik tenaga, biaya,
sarana maupun waktu.
 Kerjasama lintas program dan lintas sektoral sehingga program pelayanan
bersifat menyeluruh

4. Pelaksanaaan (Implementasi)
Pelaksanaan (Implementasi) merupakan realisasi rencana yang telah
ditetapkan bersama masyarakat. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada
klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

13
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan, yaitu:
a) Melibatkan peran serta aktif tokoh masyarakat dan anggota masyarakat.
b) Bila ada masalah yang tidak bisa ditanggulangi, lakukan rujukan
c) Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
d) Melakukan dokumentasi pelayananan kebidanan komunitas yang
diberikan

5. Penilaian (Evaluasi)
Penilaian(Evaluasi) merupakan kegiatan menilai/melihat hasil pelayanan
kebidanan komunitas yang dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan, yaitu :
a) Membandingkan hasil pelayanan kebidanan komunitas yang diberikan
dengan tujuan yang ditetapkan.
b) Menilai efektivitas pelayanan

Penilaian/evaluasi dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan untuk


melihat kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan
perubahan/perkembangan kondisi klien.

2.3 Konsep Bayi dengan Obesitas


1. Pengertian Bayi dengan Obesitas
Obesitas pada anak adalah kondisi medis pada anak yang ditandai dengan
barat badan di atas rata-rata dari Indeks Massa Tubuhnya (Body Mass Index) yang
di atas normal yang disebabkan oleh kelebihan konsumsi energi dan protein yang
ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U). Kondisi ini berbahaya karena
membuat mereka berisiko tinggi mengidap penyakit kronis dan mengalami stres.
Berdasarkan buku Harvard status gizi dapat dibagi menjadi empat yaitu:
a. Gizi Lebih untuk Over weight, termasuk kegemukan dan obesitas,
b. Gizi Baik untuk well nourished,
c. Gizi Kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM
(Protein Calori Malnutrition).

14
2. Faktor penyebab obesitas pada bayi

3. Dampak dari obesitas pada bayi

a. Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Keduanya berisiko


menimbulkan plak yang menyebabkan penyempitan pembuluh arteri pada
anak, sehingga dapat memicu stroke dan serangan jantung di kemudian
hari.
b. Diabetes tipe 2. Gaya hidup yang kurang aktif bergerak, ditambah dengan
kondisi obesitas, dapat memicu risiko diabetes tipe 2 yang memengaruhi
metabolisme glukosa dalam tubuh Si Kecil.
c. Penyakit pernapasan. Bobot tubuh anak yang berlebihan bisa
mengakibatkan saluran pernapasan anak menyempit, membengkak, dan
membuatnya kesulitan bernapas sehingga berisiko menderita penyakit
pernapasan seperti asma.
d. Gangguan pola tidur. Akibat obesitas, pernapasan anak bisa menjadi tidak
normal, misalnya mendengkur saat sedang tidur. Kualitas istirahat atau
tidur anak tersebut dapat menurun akibat gangguan pada
pernapasannya. Hal ini dapat menyebabkan prestasi belajar di sekolah
menurun karena anak sulit konsentrasi di kelas dan sering mengantuk di
siang hari.
e. Penyakit perlemakan hati non-alkoholik (Non-Alcoholic Fatty Liver
Disease/NAFLD). Obesitas dapat menyebabkan penumpukan lemak yang
membahayakan organ hati.
f. Gangguan pada tulang yang menyangga kelebihan berat pada tubuh.
g. Gangguan motoric, perkembangan terhambat.

4. Penanganan jika bayi mengalami obesitas


a. Tetap berikan ASI, hentikan bila bayi sudah merasa kenyang.
b. Ibu harus menjaaga pola makan karna akan berpengaruh terhadap bayi.
c. Menstimulasi bayi agar tetap aktif bergerak.
d. Jika terdapat perkembangan yang tidak sesuai dengan usia bayi segera
bawa kefasilitas kesehatan tau dokter anak.

15
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. A dan Ny. F dimulai sejak
hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2019 sampai 23 Oktober 2019. Pengkajian ini
dimulai dari lingkungan tempat tinggal keluarga sampai personal dari masing-
masing individu tersebut. Pendokumentasian yang digunakan pada asuhan
keluarga ini dimulai dari data umum sampai metode SOAP (subyektif, obyektif,
analisis, dan penatalaksanaan) seperti di bawah ini:
I. Data Umum
A. Demografi
a. Kabupaten/Kota : Pekanbaru
b. Kecamatan : Rumbai Pesisir
c. Desa/Kelurahan : Limbungan
d. RT/RW : RT 03/ RW 07
e. Alamat Rumah : Jl. Pengambang Jaya
B. Sarana & Prasarana
1. Sarana Kesehatan Terdekat :
- Puskesmas dan Posyandu
2. Sarana Transportasi :
- Sepeda Motor
3. Sarana Komunikasi :
- Televisi, telepon selular, internet
4. Fasilitas Pendidikan terdekat :
- TK/PAUD, SD, MDTA, Pondok Pesantren
5. Tempat Peribadatan :
- Mesjid
6. Fasilitas Perdagangan :

16
- Warung dan Pasar
C. Biografi Kepala Keluarga
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 28 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Swasta
5. Pendidikan : SMK
6. Suku/Bangsa : Minang
D. Anggota Keluarga :

Cek
No Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan
Kesehatan
1. Tn. A 28 L KK SMK Swasta Tidak rutin
2. Ny. F 27 P Istri S1 IRT Tidak rutin
3. An. F 4 bln L Anak - - Rutin
II. DATA KHUSUS
A. Riwayat Penyakit Keluarga (termasuk gangguan jiwa)
Tidak Ada
B. Data Pasangan Usia Subur Dan Keluarga Berencana (15-49 Tahun)

N AKSEPTOR JENIS
NAMA LAMA
DO KONTRASE KET
O. PUS YA TIDAK PEMAKAIAN
PSI
Tn. A
1 dan Ny √ √ Kondom 2 bulan
F

17
C. Data Bayi Balita
STA ASI IMUNISASI
TUS EKL
GIZI USI
F Riwayat
Pentavale c peta Ca K Vi Kelahiran
L/ Tgl BB/ Polio
No Nama nt a vale m M t (tempat
P Lhr PB
T H B m nbos pa S A dan
N/K/ Y
d B C p ter k penolong)
B a
k 0 G 1 2 3 1 2 3 4 a bo
k ste
r
1 Fatan L 8.3/ B √ √ √ √ √ √ √ √ RS Bina
63 Kasih

Ket : status gizi (BB/TB) : BB Berlebih

D. Kegiatan Sehari-Hari Keluarga

1. Kebiasaan makan

Di keluarga Tn. A memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Menu yang biasa
dikonsumsi adalah nasi, lauk pauk, sayur, buah, susu. Pertimbangan yang menjadi
dasar dalam memilih menu makanan berdasarkan selera Tn. A dan Ny. F. Dalam
keluarga Ny. F menjadi prioritas dalam karna sedang menyusui. Anggota keluarga
juga telah menerapkan kebiasaaan mencuci tangan sebelum makan, namun belum
menggunakan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar.
2. Jenis keragaman pangan ( dalam 1 minggu terakhir)
Konsumsi
N
Pertanyaan Selalu Jarang Tidak
o
Pernah
Nasi, roti, mie, biskuit atau makanan
1 √
lain yang terbuat dari padi-padian
Kentang, singkong (dll yang terbuat dari
2 √
akar atau umbi)
3 Sayur-sayuran √
4 Buah-buahan √
5 Daging, dll bagian dari daging √
6 Telur √
7 Ikan segar, ikan asin, kerang atau √

18
seafood, dll.
Buncis, kacang panjang atau polong-
8 √
polongan lainnya
9 Keju, yogurt, susu atau produk susu √
1 Minyak goreng, lemak atau mentega

0
1 Gula atau madu

1
1 Jenis makanan lain seperti bumbu

2 rempah, kopi, teh dll

3. Kebiasaan Tidur per Anggota Keluarga

N Nama anggota Pola tidur


Siang Malam Masalah
o keluarga
1 Tn. A Jarang 6-8 jam -
2 Ny. F ½ -1 jam 6-8 jam -
3 An. F 1-2 jam 7-9 jam -

4. Pola Eliminasi
Nama
N
anggota BAB BAK Masalah
o
keluarga
1 Tn. A 2 kali/hari 3-4 kali/ hari -
2 Ny. F 1 kali/hari 6-7 kali/ hari -
3 An. F 1-2 kali/hari 5-7 kali/ hari -
5. Kebersihan Perorangan/ Personal Hygiene
Nama
N Gosok Ganti pakaian Kebiasaan cuci
anggota Mandi
o Gigi dalam tangan
keluarga
Sebelum dan
1 Tn. A 2kali/ hari 2 kali/ hari 2 kali/ hari
sesudah makan
Ny. F Sebelum makan
2 2kali/ hari 2 kali/ hari 2 kali/ hari
sesudah makan
3 An. F 2 kali/ hari - 3-4kali/ hari -

E. Pola Kebiasaan Kesehatan


a. Aktivitas fisik/ olahraga : Jarang melakukan olahraga.
b. Merokok/ alkohol/ napza : Tn. A tidak merokok.
F. Jaminan Kesehatan : BPJS
G. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
a. Status Rumah : Milik Orang Tua

19
b. Jenis Bangunan : Semi Permanen
c. Atap Rumah : Seng
d. Lantai : Semen
e. Ventilasi/Jendela : Ada, >10% luas lantai
f. Cahaya Matahari Masuk Ruangan : Ya, Memenuhi ruangan
g. Penerangan : Listrik
h. Kepadatan anggota keluarga : Sesuai (> 7 m2/org)
2. Sumber Air Bersih
a. Sumber air minum : Air Galon
b. Sumber air memasak : Air Galon
c. Jarak sumber air minum dengan septi tank : > 10 meter
d. Sumber air untuk MCK : Air Bor
e. Kualitas fisik air bersih : Memenuhi syarat kesehatan
(jernih,tidak berwarna,tidak berbau dan tidak berasa)
3. Sistem Pembuangan Air Limbah/Kotoran Rumah Tangga
a. Tempat Penampungan Sampah : Tempat Sampah terbuka
b. Pembuangan sampah : Dibakar
c. Kepemilikan jamban : Ada
d. Jenis jamban : Leher angsa
e. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) : Ada (memenuhi syarat
kesehatan)
4. Lingkungan Rumah
a. Keadaan Tanah : Kering
b. Jarak rumah dengan tetangga : Dekat (≤ 12 meter)
5. Hewan Piaraan/ Ternak
a. Kepemilikan hewan ternak : Tidak Ada
b. Jenis hewan :-
c. Kadang :-
III. ANALISA DATA
Dari hasil pengkajian, masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. A
dan Ny. F disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan tentang asupan yang
harus dikonsumsi oleh ibu menyusui. Karna hal tersebut sangat berpengaruh

20
terhadap kesehatan bayi, serta dalam jangka panjang dapat menimbulkan
terganggunya perkembangan motorik, gangguan metabolisme tubuh, dan
menurunnya kemampuan kognitif. Melakukan pemeriksaan rutin tiap bulan
dengan mengikuti posyandu. Selain itu keluarga tidak tahu bahwa bayi yang
gemuk dapat mengganggu kesehatan.
a. Rumusan Masalah
Dari data-data diatas dan hasil analisa yang sederhana, maka ada
permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn. N dan Ny. G yang disebabkan oleh
faktor ketidaktahuan terutama pada Ny. F dalam menjalankan tugas-tugas
keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga timbullah masalah pada keluarga yaitu
gizi lebih pada bayi yaitu obesitas.

b. Prioritas Masalah
1) Masalah 1 : bayi dengan obesitas
Kriteria Bobot Skor Skoring/Nilai Pembenaran
1. Sifat 1 2/3 2/3 x 1 = 2/3 Obesitas dapat menyebabkan tumbuh
masalah kembang terhambat, gangguan
metabolisme seperti diabetes, jantung,
dll.
2. Kemungkin 2 2 2/2 x 2 = 0 Masalah dapat diubah karena setelah
an masalah diberikan penjelasan ibu mudah
dapat memahami dan mampu mengubah
dirubah pola makan dan mampu menstimulasi
bayinya
3. Potensi 3 3 3/3 x 1 = 1 Potensi masalah untuk dirubah tinggi
masalah karna ibu mulai memahami dampak
untuk yang diakibatkan dari masalah
dirubah
4. Penonjolan 0 0 0/2 x 1 = 0 Penonjolan masalah perlu ditangani
masalah namun
Jumlah : 2 2/3

21
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka prioritas masalah
kesehatan pada keluarga Tn. A dan Ny. F adalah Masalah bayi obesitas

22
I. ASUHAN KELUARGA PADA TN. A dan NY. F RT 03 RW 07 KELURAHAN LIMBUNGAN KECAMATAN RUMBAI

PESISIR KOTA PEKANBARU

No Data Masalah kesehatan Tujuan Tindakan Evaluasi


1 Bayi F usia 3 bulan Bayi dengan obesitas dan Setelah diberikan penjelasan Tanggal : 15 Oktober 2019 Tanggal : 15 Oktober 2019
dengan Obesitas, ketidaktahuan ibu tentang mengenai obesitas diharapkan Memberikan penjelasan Ibu mengetahui kondisi
BB 8,3 Kg TB : 63 asupan ibu menyusui dengan ibu memiliki pengetahuan tentang obesitas serta anaknya saat ini dan ibu perlu
cm benar. mengenai obesitas pada bayi. penyebab obesitas. pembinaan kesehatan tentang
asupan gizi pada ibu
menyusui.
Tanggal : 18 Oktober 2019 Tanggal : 18 Oktober 2019
Memberikan penjelasan Ibu mengetahui kemungkinan
kembali mengenai dampak penyebab obesitas pada
dari obesitas bayinya dan sudah
mengurangi makanan yang
tinggi gula dan kalori.

Tanggal : 20 Oktober 2019 Tanggal : 20 Oktober 2019


Menjelaskan dan Ibu sudah mengerti cara

23
mengajarkan ibu cara memperagakan menstimulasi
menstimulasi bayi untuk bayinya.
perkembangan motoric bayi
Tanggal : 23 Oktober 2019 Tanggal : 23 Oktober 2019
Melakukan evaluasi, berat dari pemeriksaan antopometri
badan dan tinggi badan bayi, yang dilakukan pada An. F
serta mengulang melakukan BB : 9,6 kg TB: 66 cm
stimulasi pada bayi dan
menyarankan ibu untuk
memeriksakan bayinya ke
puskesmas atauke dokter
anak.

24
BAB 4
PEMBAHASAN

Keluarga Tn. A tinggal dirumah dengan status milik orangtua dan keadaan
rumah semi permanen, berlantai semen, beratap seng dan ventilasi sesuai dengan
luas lantai sehingga cahaya dapat masuk ke dalam rumah, walaupun masih ada
beberapa bagian rumah yang tidak masuk cahaya, karena lebih sering ditutupnya
jendela yang ada. Luas dari rumah keluarga Tn. A sesuai dengan jumlah anggota
keluarga yang tinggal dirumah tersebut. Keadaan rumah dan lingkungan sekitar
bersih.
Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis data pada keluarga Tn. A
secara umum, kesehatan keluarga Tn. A sudah cukup baik tetapi terdapat beberapa
masalah yang ada di keluarga Tn. A yaitu An. F yang saat ini memiliki berat
badan lebih. Adapun pembahasan mengenai masalah yang ada pada keluarga Tn.
N berdasarkan prioritas masalah yaitu :
1. Bayi dengan Obesitas
Bayi yang diberi ASI memang lebih cepat pertumbuhannya selama 3-4 bulan
pertama. Namun seiring waktu pertumbuhan bayi akan cenderung melambat
sejalan dengan kemampuan bergeraknya yang meningkat. Normal berat badan
bayi umur 3 bulan adalah 3.4-5.7 kg sedangkan bayi Ny. F memiliki berat badan
diatas normal yaitu 8.3 kg sudah dikategorikan dalam Obesitas. Obesitas tentun
berdampak negative bagi tumbuh kembang anak seperti,
- bayi cenderung malas bergerak yang akan mempengaruhi perkembangan
motoric kasar dan halusnya,
- beresiko tinggi menderita diabetes, kanker, penyakit jantung dan lain-
lainnya.
- Mengalami gangguan pertumbuhan tulang.
Setelah dikaji, ibu sering mengonsumsi makanan tinggi kalori dan gula, asupan
yang diterima bayi di dapatkan dari ASI dan apa yang dikonsumsi ibu akan
berpengaruh oleh bayi, sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi kadar glukosa
dalam ASI sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kandungan glukosa pada
ASI meningkat dan hal itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi

25
terutama pada berat badan bayi. oleh karna itu ibu dianjurkan untk mengurangi
konsumsi makanan yang tinggi kalori dan gula. Menganjurkan ibu untuk sering
merangsang anaknya untuk bergerak seperti miring kanan dan kiri, telungkup, dan
diajak bicara. Kemudian, Orangtua dari Ny. F juga memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus, sehingga Ny.F dianjurkan untuk memeriksakan bayinya ke
puskesmas ataupun ke dokter anak untuk melakukan pemeriksaan labor pada An.
F.

26
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan kebidanan komunitas komprehensif yang dilakukan pada keluarga Tn.


A dimana masalah telah diprioritaskan, yaitu An. F yang memiliki berat badan
lebih diatas normal Penatalaksanaan yang telah dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi masalah yang dialami keluarga Tn. N dengan memberikan
pendidikan kesehatan pada Ny. F tentang asupan yang diterima bayi berasal dari
apa yang dikonsumsi ibu, dengan mengonsumsi gizi seimbang maka bayi akan
mendapatkan asupan nutrisi yang baik, menganjurkan untuk tetap melanjutkan
pemberian ASI kepada An. F dan menganjurkan ibu untuk mengonsumsi
makanan rendah gula dan protein, serta menganjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan terhadap An. Ke puskesmas atau RS.
Dari berbagai pendidikan kesehatan yang telah diberikan, diharapkan akan
mampu meningkatkan pengetahuan didalam keluarga Tn. N mengenai
permasalahan kesehatan mereka, sehingga keluarga akan lebih mandiri dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga dan lingkungannya.

5.2 Saran

Diharapkan kepada mahasiswi agar tetap mempertahankan, meningkatkan


kemampuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan komunitas
yang diberikan, dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan serta
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Sehingga tetap tercermin citra bidan yang
professional untuk mewujudkan derajat kesehatan keluarga maupun masyarkat
yang tinggi, meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang
masalah kesehatan, serta mampu mengatasi masalah tersebut secara mandiri
terkhusus yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak (KIA).

27
DAFTAR PUSTAKA

Duvall, E.M dan Miller, B.C. 1986.Marriage and Family Development.New


York: Harper and Row

Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Irianti Bayu,dkk. 2013. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan 2015.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Prawirohardjo Sarwono, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Suprajitno. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC.

Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Wakhida, Siti Nuraini. 2017. Keluarga Binaan. Diakses melalui


[http://sitinurainiwakhida.blogspot.com/2017/08/keluarga-
binaan.html?m=1] pada tanggal 21 Oktober 2019 pukul 21.06 WIB

[http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20170216/0519737/status-gizi-
balita-dan-interaksinya/] pada tanggal 23 oktober 2019 pukul 13.00 WIB

28

Anda mungkin juga menyukai