Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dari Masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi , satu
dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya,
karena adalam kehidupan sehari-hari ia mempunyai ikatan yang tidak dapat
dipisahkan oleh alam lingkungannnya dan masyarakat sekitarnya untuk memenuhi
keperluan hidupnya.
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai
makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur  yang
tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan,
lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang tidak luput dari
masalah kependudukan. Secara garis besar, masalah pokok dibidang
kependudukan yang dihadapi Indonesia antara lain jumlah penduduk yang besar
dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Program KB di Indonesia
sudah dimulai sejak tahun 1957, namun masih menjadi urusan kesehatan dan
belum menjadi urusan kependudukan. Namun sejalan dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia serta tingginya angka kematian ibu dan
kebutuhan akan kesehatan reproduksi, program KB selanjutnya digunakan sebagai
salah satu cara untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan
kesehatan ibu dan anak.
KB bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas melalui promosi,
perlindungan dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta
menyelenggarakan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk
membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan
usia ideal anak, mengatur kehamilan, membina ketahanan dan kesejahteraan
keluarga.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah
keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Misalnya
adalah keluarga Tn. H, di dalam keluarga ini terdapat satu masalah kesehatan
yaitu Ny.I yang sudah melahirkan 3x dan tidak menggunakan KB.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek asuhan kebidanan komunitas diharapkan
mahasiswa mampu melakukan asuhan dengan pendekatan asuhan
kebidanan guna meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. H terutama ibu
mengenai penting ber-KB
b. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. H mengenai jenis-
jenis KB
c. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga tujuan ber-KB

C. Manfaat
Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn.
H bermanfaat untuk:
1. Bagi klien dan keluarga
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan
keluarga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas
2. Bagi mahasiswa
Meningkatkan ketrampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas serta pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan
komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari 2 individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan satu kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2. Tipe Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan lain-lain.
c. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
1) Untuk menurunkan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberi kasih sayang dan rasa aman
2) Memberi perhatian di antara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak dan
jaminan hari tua
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap
anggota keluarganya adalah :
1) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2) Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial
dan spiritual.
3) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan
masa depannya.
f. Ciri Keluarga
1) Diikat dalam suatu perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikatan batin
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5) Ada pengambil keputusan
6) Kerjasama diantara anggota keluarga
7) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8) Tinggal dalam suatu rumah
g. Struktur Keluarga dan Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1) Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2) Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis
ibu.
3) Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak keluarga yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
Pemegang kekuasaan dalam keluarga
1) Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah di pihak ayah.
2) Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah di pihak ibu.
3) Equalitarian yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
ayah dan ibu.

B. Keluarga Berencana (KB)


1. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur jarak kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas. Adapun Menurut UU No 10/1992 Keluarga berencana
adalah segala upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Keluarga Berencana merupakan
gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi
kelahiran.

2. Tujuan KB
Tujuan KB secara umum yakni membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak
diperoleh suatu keluarga yang kecil dan bahagia. Tujuan lain meliputi pengaturan
kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, menurunkan tingkat kematian ibu dan
bayi.
Namun ada beberapa tujuan yag menjadi tambahan yakni, meningkatkan
pembinaan tumbuh kembang anak dibawa usia lima tahun dan keluarga,
meratanya pelaksanaan dan pencapaian program KB, baik antara wilayah maupun
antar kelompok sosial ekonomi masyarakat.

3. Sasaran program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran
tidak tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran
langsungnya adalah pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan
tingkat kelahiran dengan cara penggunaan alat kontrasepsi secara berkelanjutan.
Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan program KB, dengan
tujuan menurunkan tingkat fertilitas melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,
keluarga sejahtera. 33 Jadi sasaran program KB adalah seluruh lapisan masyarakat
yang ingin mengetahui dan melaksanakan program KB.
1) Kelompok 3
Merupakan kegawatdaruratan dan perlu segara dirujuk dengan rujukan
terlambat. Yang termasuk ke dalam kelompok 3 adalah perdarahan dan kejang
4. Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut :
a. Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.
b. Suami, dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan,
memperbaiki kesehatan fisik, dan mengurangi beban ekonomi keluarga
yang ditanggungnya.
c. Seluruh Keluarga, dilaksanakannya program KB dapat meningkatan
kesehatan fisik, mental, dan sosial setiap anggota keluarga, dan bagi
anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal
pendidikan serta kasih sayang orang tuanya

5. Metode Kontrasepsi
Pelaksana program KB diperlukan kesadaran dan kemauan dari
masyarakat. Dan tugas pemerintah adalah mendorong serta mensosialisasikan
semua hal mengenai KB. KB sendiri dilakukan dengan metode kontrasepsi, yakni
metode yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan yang akan
menyebabkan terjadinya kehidupan baru (kehamilan). Metode kontrasepsi antara
lain:
a. Kontrasepsi hormonal
1) Definisi
Kotrasepsi hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling
efektifdan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Jenis hormon
yang terkandung adalah estrogen dan progesteron.
2) Jenis-jenis
Kontrasepsi hormonal terdiri dari :
a) Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi oral (pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk pil, didalam pil berisi gabungan dari hormon estrogen dan
progesteron atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja. Cara
kerjanya menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir
serviks (Handayani, 2010).
(1) Efektifitas
Secara teoritis hampir 100%, dengan angka kegagalan 0,1% -1,7%
(Saifuddin, 2006).
(2) Keuntungan
(a) Efektifitasnya tinggi.
(b) Pemakai dapat hamil lagi, bila dikehendaki kesuburan dapat
kembali dengan cepat.
(c) Tidak mengganggu kegiatan seksualitas suami istri.
(d) Siklus haid menjadi teratur.
(e) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (Mochtar, 2005).
(3) Kontra indikasi
Tidak dianjurkan bagi perempuan hamil, menyusui eksklusif,
perdarahan, hepatitis, jantung, stroke, dan kanker payudara
(Saifuddin, 2006).
(4) Efek samping
Mual muntah, berat badan bertambah, retensi cairan, edema,
mastalgia, sakit kepala, timbulnya jerawat. Keluhan ini
berlangsung pada bulan-bulan pertama pemakaian pil (Depkes RI,
2009).
b) Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada
wanita subur. Obat ini berisi Depo Medroxi Progesterone Acetate
(DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot Intra Maskuler (IM) di
bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid)
(Maryani, 2005).
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi suntik yang berisi
hormon sintesis estrogen dan progesteron :
(1) DMPA (Depo Medroxy Progesterone Acetate)= Depo Provera.
Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan.
(2) Depo Noretisteron (Norethindrone Enannthate)= Noristerat.
Mengandung 200 mg noretindron enantat, yang diberikan setiap 1
bulan (Hartanto, 2004).
(a) Cara pemberian KB suntik
Menurut Glasier dan Gebbie (2004), pemberian KB suntik
dilakukan melalui penyuntikan intra muskular dalan di regio
gluteus atau kadang- kadang di deltoid, terutama pada orang
yang sangat gemuk. Tempat penyuntikan jangan dipijat karena
tindakan ini kadang-kadang menyebabkan obat menyebar
sehingga kadar awal dalam darah lebih tinggi dan lama kerja
menjadi lebih singkat. Dosis DMPA yang dianjurkan adalah
150 mg dan Noretisteron Enantat (NET-ET) adalah 200 mg.
(b) Cara kerja KB suntik
Cara kerja KB suntik dalam mencegah kehamilan menurut
Krisnadi (2002), yaitu :
1) Menghentikan (meniadakan) keluarnya sel telur dari induk
telur.
2) Membuat sperma sulit memasuki rahim karena
mengentalkan lendir mulut rahim (serviks).
3) Tidak dapat mengeluarkan atau menghentikan
kehamilan yang sudah terjadi.
(c) Indikasi KB suntik
DMPA menurut Glasier dan Gebbie (2004), mungkin memberi
manfaat khusus bagi wanita dengan penyakit- penyakit tertentu,
seperti :
1) Endometriosis
2) Defek ovulasi, terutama penyakit ovarium polikistikdalam
mencegah resiko carsinoma endometrium.
3) Penyakit medis tertentu lainnya.
(d) Kontra indikasi
1) Kontra indikasi secara mutlak
a) Terdapatnya /riwayat tromboflebitis.
b) Kelainan serebro vaskuler.
c) Fungsi hati kurang baik.
d) Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat
reproduksi.
e) Varises berat.
f) adanya kehamilan.
2) Kontra indikasi secara relatif
a) Hipertensi.
b) Diabetes.
c) Perdarahan abnormal pervaginam.
d) Fibromioma uterus(Saifuddin, 2006).
(e) Efektifitas
KB suntik menurut BKKBN (2012), sangat efektif untuk
mencegah kehamilan bila disuntik setiap 1 bulan atau 3 bulan.
Menurut Glasier & Gebbie (2005), angka kegagalan yang
pernah dilaporkan hampir semua studi skala besar diberbagai
komunitas yaitu dibawah 0,5 per 100 wanita per tahun untuk
DMPA. Angka kegagalan dengan NET-EN sedikit lebih tinggi
tetapi biasanya tetap di bawah 1 per 100 wanita per tahun.
Insidensi kehamilan ektopik sangat rendah. Kontrasepsi suntik
sebulan sekali juga memiliki angka kegagalan yang sangat
rendah yaitu kurang dari 0,5 per 100 wanita per tahun.
Efektifitas KB suntik yang tinggi disebutkan oleh krisnadi
(2002), dengan kegagalan pada pemakai KB suntik hanya
sekitar 0,3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama
pemakaian atau 1 dari 333 pemakai masih bisa hamil
(f) Efek samping
Efek samping KB suntik menurut Glasier dan Gebbie (2004),
adalah penundaan pemulihan kesuburan. Hal ini hanya menjadi
masalah bagi pemakai DMPA, yang mungkin mengalami
interval berkepanjangan sebelum ovulasi normal pulih.
Penundaan ini mungkin disebabkan oleh menetapnya DMPA
dalam sirkulasi, karena mikro kristal pada obat yang disuntikan
tersebut kadang- kadang larut sangat lambat. Penundaan
pemulihan kesuburan rata- rata berlangsung 7-8 bulan setelah
perhitungan efek 3-4 bulan dari suntikan terakhir.
c) Kontrasepsi Implant
(1) Kontrasepsi ini terdiri dari :
(a) Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Berisi 36 mg hormon
Levonorgestrel dengan daya kerja 5 tahun.
(b) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
40 mm dan diameter 2,4 mm. Berisi 68 mg 3–Ketodesogestrel
dengan daya kerja 3 tahun.
(c) Indoplant, terdiri dari 2 batang. Berisi 75mg hormon
(d) Levonorgestrel, daya kerja 3 tahun (Hartanto, 2004).
(2) Efektifitas, efektifitasnya 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan
(Saifuddin, 2006).
(3) Keuntungan
Dipasang selama lima tahun, kontrol medis ringan, dapat dilayani
di daerah pedesaan, biaya ringan.
(4) Efek samping
Gangguan menstruasi, terutama 3–6 bulan pertama dari pemakaian.
Pemakaian akan mengalami masa perdarahan yang lebih panjang,
lebih sering, atau amenorea (Mochtar, 2005).
b. Kontrasepsi Non hormonal
1) Definisi
Kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak mengandung
hormon, baik estrogen maupun progesteron (Hartanto, 2004).
2) Jenis-jenis
Jenis-jenis kontrasepsi non hormonal meliputi :
a) Metode Kontrasepsi Alamiah

(a) Senggama Terputus

Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan


pria dari alat kelamin wanita menjelang ejakulasi.
Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan
masuk kedalam rahim serta mengecilkan
kemungkinan bertemunya sel telur yang dapat
mengakibatkan terjadinya pembuahan (Proverawati,
Islaely, &Aspuah, 2010).
(b) Pantang Berkala

Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan


seksual saat istri sedang dalam masa subur. Sistem ini
berdasarkan pada siklus haid atau menstruasi wanita.
Masa subur tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum
menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari
sebelum menstruasi berikutnya (Proverawati, islaely,
&Aspuah, 2010).
(c) Metode Lendir Servik

Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi


dengan melihat lendir dalam vagina untuk mengetahui
masa subur pada seorang wanita, dilakukan pada pagi
hari segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktifitas lainnya (Proverawati, islaely, &
Aspuah, 2010).
b) Metode Kontrasepsi Sederhana
(1) Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vynil) atau
bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis,
berbentuk silinder dengan muaranya berpinggir tebal, yang
digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya,
yaitu 0,02 mm (Lusa, 2010).
(2) Cara Kerja Kondom
(a) Mencegah sperma masuk kesaluran reproduksi wanita
(b) Sebagai alat kontrasepsi
(c) Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transmisi mikro
organisme penyebab PMS (Penyakit Menular Seksual) (Lusa,
2010).
(3) Efektifitas Kondom
Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai secara
benar setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang
tidak konsisten membuat tidak efektif. Angka kegagalan
kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100
perempuan pertahun (Lusa, 2010).
(4) Manfaat Kondom
Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu
manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat kondom
secara kontrasepsi antara lain :
(a) Efektif bila pemakaian benar.
(b) Tidak mengganggu produksi ASI.
(c) Tidak mengganggu kesehatan klien.
(d) Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.
(e) Murah dan tersedia diberbagai tempat (Lusa, 2010).
(5) Keterbatasan Kondom
Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki
keterbatasan, antara lain :
c) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan
dalam rongga rahim wanita yang bekerja menghambat sperma untuk
masuk ke tuba fallopii (Saifuddin, 2006). Terdapat dua macam
penggolongan AKDR atau yang sering disebut IUD (Intra Uterine
Devices) yaitu yang mengandung logam (Cu IUD) dan yang
mengandung hormon progesterone atau levonorgestrel (Hartanto,
2004).
(1) Cara kerja kontrasepsi AKDR
Menurut Saifuddin (2003), cara kerja kontrasepsi AKDR adalah :
(a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
(b) Mempengaruhi fertilitasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
(c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu,walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk
kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilitasi.
(d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
(2) Efektifitas
Menurut Hartanto (2004), efektifitas dari IUD dinyatakan dalam
angka kontinuitas yaitu berapa lama IUD tetap tinggal tanpa
ekspulsi spontan tanpa terjadinya kehamilan /tanpa pengeluaran
karena alasan medis/pribadi. Angka kegagalan IUD pada
umumnya adalah 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun.
(3) Keuntungan dan Kerugian kontrasepsi AKDR
Menurut saifuddin (2006), keuntungan dari kontrasepsi AKDR
adalah :
(a) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
(b) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A
dan tidak perlu diganti).
(c) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
(d) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
untuk hamil.
(e) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-
380A).
(f) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
(g) Dapat digunakan sampai menopause.
(h) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
(i) Membantu mencegah kahamilan ektopik.
Menurut Saifuddin (2006), kerugian dari kontrasepsi AKDR
adalah:
(a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan).
(b) Haid lebih lama dan banyak.
(c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
(d) Saat haid lebih sakit.
(4) Indikasi dan Kontra indikasi kontrasepsi AKDR
Menurut Hartanto (2004), indikasi dan kontra indikasi kontrasepsi
AKDR adalah :
(a) Partner seksual yang banyak.
(b) Partner seksual yang banyak dari partner akseptor IUD.
(c) Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi
komplikasi.
(d) Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya.
(e) Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang
menyebabkan predisposisi untuk terjadinya kehamilan ektopik.
(f) Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masih
menginginkan kehamilan selanjutnya. Gangguan respons tubuh
terhadap infeksi (AIDS, diabetes mellitus, pengobatan dengan
kortikosteroid dan lain-lain).
(g) Kelainan pembekuan darah
d) Metode Kontrasepsi Mantap
(1) Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua
saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan
tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini digunakan
untuk jangka panjang, walaupun kadang- kadang masih dapat
dipulihkan kembali seperti semula. Cara tubektomi dapat dibagi
atas beberapa bagian antara lain saat operasi, cara mencapai tuba,
dan cara penutupan tuba (Sulistyawati, 2011).
(a) Efektifitas
1) Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah.
2) Sangat efektif post- operatif (Hartanto, 2004).
(b) Keuntungan
Vasektomi tuba akan menghadapi dan mencapai klimakterium
dalam suasana alami (Sulistyawati, 2011).
(c) Kontra indikasi
1) Peradangan dalam rongga panggul.
2) Peradangan liang senggama akut.
3) Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat atau
penyakit paru lain yang tidak memungkinkan akseptor
berada dalam posisi genupektorial.
4) Obesitas berlebihan
5) Bekas laparotomi
(d) Efek samping
1) Resiko trauma internal sedikit lebih tinggi.
2) Kemungkinan infeksi serius lebih tinggi.
3) Sedikit sekali kematian yang berhubungan dengan
anestesi.
(2) Vasektomi
Vasektomi adalah kontrasepsi mantap pria atau vasektomi
merupakan suatu metode operatif minor pada pria yang sangat
aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang
sangat singkat dan tidak memerlukan anastesi umum
(Hartanto, 2004).
(1) Efektifitas
(a) Sangat efektif, tetapi angka kejadian rekanalisasi spontan
dan kehamilan sedikit lebih tinggi.
(b) Efektif 6-10 minggu setelah operasi (Saifuddin, 2006).
(2) Keuntungan
(a) Efektif.
(b) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
(c) Sederhana.
(d) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
(e) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan
anastesi lokal saja.
(f) Biaya rendah.
(g) Secara kultural, sangat dianjurkan dinegara- negara dimana
wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau
kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.
(3) Kerugian
(a) Diperlukan tindakan operatif.
(b) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti
perdarahan atau infeksi.
(c) Belum memberikan perlindungan total sampai semua
spermatozoa, yang sudah ada didalam sistem reproduksi
distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
(d) Problem psikologis yang berhungan dengan perilaku
seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif
yang menyangkut sistem reproduksi pria (Hartanto, 2004).
(4) Efek samping
Efek samping MOP jarang terjadi dan bersifat sementara
misalnya bengkak, nyeri dan infeksi pada luka operasi. Pada
vasektomi infeksi epididimitis terjadi pada 1-2 % pasien. Pada
tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan
komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA Tn. H
TERHADAP Ny.I DENGAN TIDAK KB BERUPA PENYULUHAN
DI DESA SARI BAKTI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PENGKAJIAN DATA
Tanggal pengkajian : 19 Februari 2023
A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
1. Struktur
Nama Kepala Keluarga : Tn. H
Umur : 33 tahun
Nikah / Lamanya : 10 Juli 2011/ 12 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun 5, Desa Sari Bhakti
No Hp : 081367245511

2. Daftar anggota keluarga

JK Hubungan
NO Nama USIA Pendidikan Pekerjaan
L P Keluarga
1 Tn. M 33 th L Kepala SLTP Petani
Keluarga
2 Ny. I 31 th P Istri SLTA IRT
3 An. M 11 th L Anak SD Belum
bekerja
4 An. F 9 th L Anak SD Belum
bekerja
5 An. A 2 bln P Anak Belum Belum
sekolah bekerja
3. Genogram
Keterangan

: Laki – Laki

: Perempuan

: Garis perkawinan

…………….. : Keluarga (serumah)

4. Sifat keluarga
a. Anggota keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan :
Suami
b. Hubungan keluarga dengan anggota keluarga : Harmonis
5. Kegiatan sehari – hari
a. Kebiasaan makanan
1) Jenis makanan : makanan bergizi seimbang
2) Komposisi makanannya : Nasi, sayuran dan lauk pauk
3) Pola makan : 3x sehari
b. Kebiasaan tidur / istirahat
1) Kebiasaan tidur / istirahat : teratur
2) Tidur Malam : 7 Jam dan Tidur Siang : 2 Jam
c. Kebiasaan rekreasi
Rekreasi keluarga jarang dilakukan keluar rumah, hanya nonton tv
bersama dirumah
d. Kebiasaan hidup sehari – hari
Ibu mengatakan melakukan aktifitas rumah seperti memasak, menyapu
dan bersih –bersih rumah
e. Kebersihan diri
Kebiasaan mandi : Ibu mengatakan mandi 2x sehari

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


1. Penghasilan dan pengeluaran
a. Pekerjaan kepala keluarga : Petani
b. Besar uang yang dihasilkan : 500.000 per bulan
c. Pemenuhan kebutuhan : suami
d. Penentu keuangan : istri
2. Suku dan agama
Suku Jawa dan Agama Islam
3. Peran anggota keluarga
a. Suami : Bertanggung jawab mencari dan memberikan nafkah
untuk istri
b. Istri : Bertanggung Jawab Mengurus Rumah Tangga
c. Anak : Anak
4. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Ibu mengatakan keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan
masyarakat

C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Rumah
Bentuk rumah : Rumah berlantai tembok semen dengan tipe rumah semi
permanen, dimana terdapat 4 ruangan yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu
dan 1 ruangan dapur. Jendela dan ventilasi terdapat di ruang tamu dan
kamar tidur sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan baik serta terjaga
kebersihannya. Dibelakang dapur terdapat sumur dan kamar mandi milik
sendiri
DENAH RUMAH

2 3

Keterangan :
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur 1
3. Kamar tidur 2
4. Dapur
5. Kamar mandi + sumur
 Ventilasi rumah cukup baik, pertukaran udara keluar masuk cukup baik
 Ruangan dalam rumah cukup mendapatkan cahaya
 Keluarga mempunyai kamar mandi sendiri
2. Sumber air bersih
Sumber air bersih keluarga berasal : Sumur
3. Tempat sampah
a. Pembuangan sampah : di buatkan lubang di belakang rumah
b. Pembuangan air limbah : di buatkan saluran pembuangan air limbah
yang terbuka
c. Lingkungan rumah : bersih
4. Fasilitas hiburan
Fasilitas Hiburan Keluarga : televisi
5. Fasiitas social dan kesehatan
a. Lingkungan social keluarga : tersedia
b. Fasilitas Kesehatan : Mempunyai kartu BPJS

D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan anggota keluarga : ibu mengatakan bahwa tidak ada
anggota keluarganya yang menderita penyakit menular, menurun dan
menahun
2. Keluarga Berencana : ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi

E. PENGKAJIAN/PEMERIKSAAN FISIK ( Pengkajian seluruh Keluarga)


1. Tn. “H” (KK)
TD : 110/80 mmHg
N : 80 ×/menit
S : 36 °C
P : 21 X/ menit
2. Ny. “I” ( Istri)
TD :90/60 mmHg
N : 80×/menit
S : 37 °C
P : 22 x/menit
3. Anak I
a. Lahir tahun 2012 ditolong oleh bidan
b. Jenis kelamin laki – laki
c. Berat badan 3600 gram
d. Anak tersebut tampak sehat
4. Anak II
a. Lahir tahun 2014 ditolong oleh bidan
b. Jenis kelamin laki – laki
c. Berat badan 3800 gram
d. Anak tersebut tampak sehat
5. Anak III
a. Lahir tahun 2022 ditolong oleh bidan
b. Jenis kelamin perempuan
c. Berat badan 3500 gram
d. Anak tersebut tampak sehat

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Status emosi
Tingkat emosi anggota keluarga : Stabil
2. Pola interaksi/komunikasi
Pola interaksi keluarga : Baik
3. Pola pertahanan dalam keluarga : Baik

G. PENGKAJIAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG TUMBUH


KEMBANG ATAU KESEHATAN KELUARGA
Ibu tidak mengetahui pentingnya ikut ber-KB untuk menunda kehamilan

H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP BIDAN


Dapat membantu keluarga dalam memberikan solusi kesehatan terhadap
masalah kesehatan yang ada di keluarganya, seperti pentingnya ikut ber-KB

I. ANALISA MASALAH
TINDAK LANJUT
NO ANALISA sesuai dengan
DATA EVALUASI
. DATA evidance based DAN
RASIONALISASI
1 DS: Ketidaktahuan 1. Periksa keadaan 1. Keadaan umum
Ibu mengatakan ibu tentang umum ibu ibu baik (cek
belum pernah pentingnya 2. Melakukan TTV ibu)
menggunakan ber-KB penyuluhan untuk 2. Psikologi ibu
alat kontrasepsi meningkatkan sudah
sejak setelah pengetahuan ibu mulai terpengaruh
melahirkan anak tentang jenis-jenis 3. Ibu sudah
pertama hingga alat kontrasepsi mengerti
sekarang Berdasarkan pentingnya ber-
DO: 1. Indonesian Journal KB
Ibu tidak of Community 4. Ibu mulai
memiliki kartu Dedication (IJCD) bertanya tentang
control Vol 5, No 1, KB yang cocok
keanggotaan Januari 2023 : 7-12 untuk dirinya
akseptor dengan judul
Edukasi
2. Jurnal Penyuluhan
Vol. 17 (01) 2021,
60-72 dengan judul
Peran Penyuluhan
Keluarga
Berencana Dalam
Meningkatkan
Pengetahuan KB
pada Pasangan
Usia Subur (PUS)
Kelompok
Masyarakat Miskin

J. PERIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil perumusan maka urutan peroiritas masalah kebidanan
kesehatan keluarga, masalah perioritasnya sebagai berikut :
A. Ibu belum menjadi akseptor KB dan tidak mengetahui jenis-jenis alat
kontrasepsi
B. Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit menular seksual

K. INTERVENSI
DS : Ibu belum menjadi akseptor KB dan tidak mengethaui jenis-jenis
alat kontrasepsi
Keluarga tidak mengetahui tentang penyakit menular seksual
DO : Ibu tidak memiliki kartu control akseptor KB
Tujuan : Ibu mengetahui tentang pentingnya menjadi akseptor KB
Keluarga memahami tentang penyakit menular seksual berupa
jenis-jenis PMS dan penyebabnya
Kriteria : Ibu mempunyai kartu akseptor KB dan keluarga dapat
menjelaskan tentang penyakit menular seksual berupa jenis-jenis
PMS dan penyebabnya
Intervensi :
1. Berikan informasi kepada ibu tentang kondisi kesehatannya
Rasional : Agar ibu mengerti tentang kondisi kesehatannya
2. Jelaskan pada ibu apa itu KB
Rasional : Agar Ibu mengetahui apa itu KB
3. Beritahu ibu manfaat dari ber-KB
Rasional : Agar ibu mengetahui tujuan ber-KB
4. Beritahu penyuluhan pada keluarga tentang PMS
Rasional : Agar keluarga mengetahui apa saja PMS

L. IMPLEMENTASI
Tanggal 28 Maret 2022
1. Memberikan informasi kepada ibu tentang kondisi kesehatannya dan
keluarganya.
a. Memberitahu ibu bahwa kesehatannya dalam kondisi yang normal
tidak ada masalah
b. Memberitahu kepada keluarga bahwa kondisi kesehatnnya normal
tidak ada masalah
2. Menjelaskan pada ibu apa itu KB
Kelyarga berencana merupakan suatu gerakan yang diinisiasi oleh
pemerintah sebagai salah satu upaya mengatasi masalah kependudukan
dan secara khusus guna mewujudkan keluarga keluarga yang sehat
sejahtera. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan
alat kontrasepsi untuk membatasi kelahiran atau penanggulangan
kelahiran (Fatchiya, 2021)
3. Memberitahu ibu manfaat ber-KB
Manfaat ber-KB yaitu
a. Meningkatkan derajat kesehatan ibu
b. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
c. Meningkatkan keharmonisan keluarga
d. Mengoptimalkan tumbuh kembang anak
e. Gizi anak lebih terjamin
f. Keadaan ekonomi keluarga akan semakin baik (Fatchiya, 2021)
4. Memberikan penyuluhan tentang PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui
vagina, oral maupun anal. PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang
harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat
menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan,
kemandulan dan kematian. Dan seringkali berakibat lebih parah karena
gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap
lebih parah.
Cara menghindari PMS adalah
a. Tidak begonta-ganti pasangan seks
b. Hindrari hubungan seks yang tidak aman atau beresiko
c. Gunakan kondom untuk mencegah penularan
d. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin
M. EVALUASI
Tanggal 28 Maret 2022
1. Ibu mengerti tentang kondisi kesehatannya
2. Ibu sudah mengerti apa itu KB
3. Ibu sudah mengerti manfaat dari ber-KB
4. Keluarga sudah mengerti tentang PMS
CATATAN PERKEMBANGAN
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
BINAAN PADA KELUARGA Tn. H TERHADAP Ny.I DENGAN
TIDAK KB BERUPA PENYULUHAN DI DESA SARI BAKTI
KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
TANGGAL MARET 2023

Perencanaan/
Kunjungan
Subjektif Objektif Diagnose pelaksanaan/
ke-
evaluasi

KUNJUNGAN KE-2
DATA SUBJEKTIF ( S )
Ibu ingin menjadi akseptor KB namun tidak tahu jenis KB yang cocok untuk
dirinya

DATA OBJEKTIF ( O )
1. Tingkat pendidikan rendah
2. Tingkat pengetahuan rendah

ASSESMENT ( A )
Ibu belum menjadi akseptor KB

PLANNING ( P )
Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis KB
Rasionalisasi : jenis-jenis KB antara lain:
1. Kondom
Adalah selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat
penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Angka kegagalan dari penggunaan kondom ini 5-
21%
2. Senggama terputus
Adalah menghentikan senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat
suami menjelang ejakulasi, risiko kegagalan dari metode ini cukup tinggi.
3. Pil KB
pil atau tablet yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil
Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Mini
pil dapat dikonsumsi saat menyusui.
4. Suntik KB
Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3
bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat
terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan,
pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.
5. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)/IUD
Adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit tembaga
(Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya
hanya berisi hormon progesterone. Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya
1%.
6. Tubektomi
Tubektomi Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum
dengan cara mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi
(pembawa sel telur ke rahim), efektivitasnya mencapai 99%.
7. Vasektomi
Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma
dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga
sel sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%
BAB IV
PEMBAHASAN

Keluarga Tn. H tinggal dirumah sendiri dengan kondisi rumah tidak


permanen dengan lantai semen. Keluarga Tn. H merupakan kumpulan keluraga
inti. Dalam keluarga Tn. H memiliki beberapa masalah yaitu mengenai kurangnya
pengetahuan keluarga tentang PHBS dan kehamilan istrinya yang beresiko.
Setelah dilakukan identifikasi masalah, lalu muncul masalah utama dalam
keluarga Tn.H yaitu masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang KB, kemudian
dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi salah satu dari masalah tersebut,
yaitu dengan melakukan pendekatan ataupun asuhan. Dan setelah dilakukan
pendekatan keluarga Tn.L terutama pada Ny. I sudah mengetahui mengenai
pentingnya ber-KB dan mengetahui PMS cara menghindari PMS.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan pada
setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian
pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut
tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian
bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan mampu
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan kesehatan mereka
sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga dengan keluarga Tn. H
khususnya Ny. U setelah dilakukan beberapa asuhan keluarga sudah lebih
memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.

B. Saran
1. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai
kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada keluarga

2. Kepada Keluarga dan Klien


Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali
masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri serta
mau meriksakan kesehatan ditenaga kesehatan

3. Kepada Institusi Pendidikan


Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai