KEPERAWATAN KELUARGA
OLEH :
WAWAN KURNIAWAN
14420202180
d. Manifestasi Klinis
Menurut Nanda Nic-Noc (2016). Tanda dan Gejala Hipertensi adalah :
1) Mengeluh sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak Nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
e. Patofisiologis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor
inibermula saraf simpatis, yang berlanjut berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini,neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi
(Smelttzer, 2014).
Pada saat bersamaan dimana sistemsimpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan streoid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yanng mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi
angiotensin 2, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air di tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mengakibatkan keadaan
hipertensi (Price)
f. Komplikasi
Komplikasi hipertensi menurut Triyanto (2014) adalah :
1) Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung
2) Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler - kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya membran
glomelurus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik
koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema
3) Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah
yang diperdarahi berkurang.
4) Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
5) Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan
penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan ateroklorosis dan
arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah)
g. Pencegahan
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya Hipertensi, yaitu;
1. Cek kesehatan secara berkala
2. Hindari kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol
4. Hindari stress
5. Olahraga teratur
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat yang cukup
8. Diet Hiperteni
h. Penatalaksanaan Medis
Menurut Triyatno (2014) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua
yaitu secara nonfarmakologis dan farmakologi.
a. Terapi non farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan
obat,terapi non farmakologi diantaranya memodifikasi gaya hidup
dimana termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan
langkah awal yang harus dilakukan. Penanganan non farmakologis
yaitu menciptakan keadaan rileks, mengurangi stress dan menurunkan
kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan
mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya
b. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan
yang dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah pada pasien
hipertensi seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker,
calcium chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya
pengobatan dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung tidak
stabil.
2. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya
(Musliha, 2018). Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
a) Nama kepala keluarga (KK)
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga
f) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
g) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
i) Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
j) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan keluarga menurut
(Musliha, 2018) adalah :
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan
keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga Inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan
serta
riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya Menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic
tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c) Mobiltas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup, fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial
atau dukungan dari masyarakat setempat.
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
b) Struktur kekeuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
c) Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan denga kesehatan.
5) Fungsi-fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
Berapa jumlah anak
Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi
keluarga adalah :
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan
Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
f) Stres dan koping keluarga
Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi / stresor.
Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi
permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
h) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
b. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual dan potensial Salvari Gusti (2013) dalam (YUANA,
2020) Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian, komponen diagnosa keperawatan meliputi :
1) Masalah (Problem,P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
(individu) keluarga.
2) Penyebab (Etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga,
yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat
anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
3) Tanda (Sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawatan dari keluarga secara langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab.
Secara umum faktor-faktor penyebab / etiologi yaitu : ketidaktahuan,
ketidakmampuan. Ketidakmampuan yang mengacu pada 5 tugas keluarga,
antara lain :
1) Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
2) Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
3) Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidak mampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Setelah data dianalisa dan dtetapkan masalah keperawatan
keluarga, selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada perlu
diprioritaskan bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya
dan sumber dana yang dimiliki keluarga. Prioritas masalah asuhan
keperawatan keluarga dibuat dengan menggunakan proses skoring.
Jenis-Jenis Diagnosa Keperawatan Keluarga :
1) Diagnosa Aktual,menunjukkan keadaan yang nyata dan sudah terjadi
saat pengkajian keluarga
2) Diagnosa Resiko / Resiko Tinggi, merupakan masalah yang belum
terjadi pada saat pengkajian, namun dapat terjadi masalah aktual jika
tidak dilakukan tindakan pencegahan dengan cepat
3) Potensial / Wellness, merupakan proses pencapaian tingkat fungsi yang
lebih tinggi, atau suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga
telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai
sumper penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan
(Suprajitno, 2012) dalam (YUANA, 2020)
Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan berdasarkan (Nanda, 1995 Cit Harmoko, 2012)
1) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan.
a) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (hygiene
lingkungan)
b) Resiko terhadap keluarga
c) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
2) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
(komunikasi keluarga disfungsional)
3) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran
a) Berduka dan antisipasi
b) Berduka disfungsional
c) Isolasi sosial
d) Perubahan dalam proses keluarga (dapat adanya orang yang sakit
terhadap keluarga)
e) Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
f) Perubahan penampilan peran
g) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharan rumah.
h) Gangguan citra tubuh
4) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif.
a) Perubahan proses keluarga
b) Perubahan menjadi orang tua
c) Potensial peningkatan menjadi orang tua
d) Berduka yang di antisipasi
e) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmapuan
f) Resiko terhadap tindakan kekerasan
5) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan sosial
a) Perubahan proses keluarga
b) Perilaku mencari bantuan kesehatan
c) Konflik peran orang tua
d) Perubahan menjadi orang tua
e) Potensial peningkatan menjadi orang tua
f) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
g) Perubahan pemeliharaan Kesehatan
h) Kurang pengetahuan
i) Isolasi social
j) Kerusakan intekrasi social
k) Ketidak patuhan
l) Gangguan identitas diri
6) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
a) Perubahan pemeliharaan kesehatan
b) Potensial kesehatan peningkatan pemeliharaan
c) Perilaku mencari pertolongan kesehatan
d) Resiko terhadap penularan penyakit
e) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik atau
pengobatan keluarga
f) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping
g) Potensial peningkatan koping keluarga
h) Koping keluarga tidak efektif, menurun
i) Koping keluarga tidak efektif, ketidak mapuan
j) Resiko terhadap tindakan kekerasan.
Skala Prioritas Masalah Keluarga
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
Skala:
a. Aktual (tidak/kurang 3
sehat) 2 1
b. Ancaman 1
c. Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah
Skala:
a. Mudah 2
b. Segian 1 2
c. Tidak ada 0
3 Poensial masalah untuk
dicegah
Skala:
1
a. Tinggi 3
b. Cukup 2
c. Rendah 1
Skoring:
a. tentukan skor untuk setiap kriteria
b. skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Intervensi
Luaran (SLKI)
(SDKI) (SIKI)
(D.0077) (L.08066) Setelah Manajemen Nyeri
Nyeri dilakukan intervensi Observasi
Akut keperawatan selama 1. Indentifikasi lokasi, karakteristik,
1 x 24 jam maka durasi, frekuensi, kualitas,intesitas
tingkat nyeri nyeri
menurun dengan 2. Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil : 3. Identifikasi factor yang
Keluhan nyeri memperberat dan memperingan
menurun nyeri
Meringis 4. Identifikasi factor yang
menurun memperberat dan memperingan
Gelisah nyeri
menurun Terapeutik
Kesulitan tidur 5. Berikan teknik nonfarmakolgis
menurun untuk mengurangi rasa nyeri
Frekuensi nadi ( mis. TENS, hypnosis, akupresur,
membaik terapi music, biofeedband, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres air
hangat/dingin, terapi bermain)
Edukasi
6. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian obat
analgetik, jika perlu
(D.0055) (L.05045) Setelah Dukungan Tidur
Gangguan dilakukan intervensi Observasi
pola tidur keperawatan selama 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
1 x 24 jam maka 2. Identifikasi factor pengganggu tidur
pola tidur membaik Terapeutik
dengan kriteria hasil 3. Modifikasi lingkungan
: 4. Tetapkan jadwal tidur rutin
Keluhan sulit 5. Lakukan prosedur untuk
tidur menurun meningkatkan kenyamanan
Keluhan sering Edukasi
terjaga menurun 6. Jelaskan pentingnya tidur cukup
Keluhan tidak selama sakit
puas tidur 7. Anjurkan untuk menghindari
menurun makanan/minuman yang
Keluhan pola mengganggu tidur
tidur berubah
menurun
Keluhan istirahat
tidak cukup
menurun
(D.0009) (L.02011) Setelah Perawatan sirkulasi
Perfusi dilakukan intervensi Observasi
perifer keperawatan selama 1. Periksa sirkulasi perifer
1 x 24 jam maka 2. Identifikasi factor resiko gangguan
tidak
perfusi perifer sirkulasi
efektif meningkat dengan 3. Monitor panas,kemerahan,nyeri
kriteria hasil : atau bengkak pada ekstremitas
Denyut nadi Terapeutik
perifer 4. Hindari pemasangan infus atau
meningkat pengambilan darah vena diarea
Warna kulit keterbatasan perfusi
pucat menurun 5. Hindari pengukuran tekanan darah
Akral membaik pada ekstremitas dengan
Turgor kulit keterbatasan perfusi
membaik 6. Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area
yang cedera
7. Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
8. Anjurkan berhenti merokok
9. Anjurkan berolahraga rutin
10. Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan
darah,antikoagulan,dan penurun
kolestrol, jika perlu
11. Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
12. Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter &
Perry, 2010).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
(Dinarti & Muryanti, 2017)
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya (Padila,
2012).
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
perencanaan (Setiadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck., dkk. (2013). (n.d.). Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi
Keenam (Mocomedia).
Dinarti & Muryanti (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi Keperawatan 1 –
172. http://kemenkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/II/praktika-
dokumen-keperawatan-dafis.pdf
Potter, Perry (2010). Fundamental Of Nursing 7th edition. Jakarta. Salemba Medika
Padila (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu: Nuha Medika
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI.Jakarta Selatan.